Prakata dan Prolog
Hallo Semua, cerita Pendar dan Rainer mulai update awal bulan depan.
Rencana awal ingin menulis Sang Pengantin Tawanan, tapi ternyata otak saya sedikit nge-lag karena kebanyakan nulis cerita kriminal. Jadi, kakaknya Dante diundur dulu.
Cerita ini katagore dewasa, 21+, bijaklah dalam membaca.
Terima kasih, jangan lupa masukkan ke perpustakaan.
Btw, kalau ada yang bilang kok duda lagi? Skip aja, nggak usah baca!
.
.
.
.
.
Prolog
"Om, kayaknya ada yang nyangkut."
"Apanya?"
"Gigi."
Rainer mengangkat wajah dan mengernyit. "Gigi nyangkut?"
Pendar mengangguk. "Iya, bunyi gemeletuk."
Rainer terperangah lalu tertawa terbahak-bahak. "Ya ampun, Pendar. Mana ada orang lagi ciuman malah bahas gigi gemeletuk."
"Ya, emang gitu. Kayaknya, Om nggak pro. Ciuman aja masih nyangkut ! Ouch, apa apaan ini?"
Pendar tidak menyelesaikan kata-katanya, saat Rainer mengangkat wajah dan melumat bibirnya dengan panas. Senyum dan tawa lenyap digantikan oleh rasa panas yang menjalar dari bibir menuju hati.
"Pendar-Pendar, jangan menggodaku. Ingat, aku bisa sangat-sangat ganas kalau lagi mau."
Pendar meneguk ludah, dengan jantung berdetak tak karuan. Di depannya sekarang bukan Rainer yang dulu pernah ia kenal. Pemuda tampan dengan senyum menawan dan baik hati. Rainer sekarang menjelma menjadi laki-laki dewasa yang membuat denyut nadinya berdetak lebih cepat, karena sebuah ciuman.
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro