Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

Bab 8 : Menyelamatkan Ethan

Paginya Ellen langsung mendatangi kamar Ethan untuk menceritakan semua yang telah terjadi. Namun ia terlambat, Ethan telah berangkat ke sekolah pagi-pagi sekali karena ada tambahan pelajaran pagi ini. Ellen pun akhirnya berangkat ke kampus dan menceritakan semuanya pada Samuel.
Samuel berusaha berpikir positif jika Ethan pasti bisa terhindar dari kutukan itu karena Ellen bisa setelah menjalani ritual.

Siang harinya dengan sabar, Ellen menunggu Ethan di depan sekolah. Sopir yang biasa menjemput Ethan pulang, disuruhnya kembali ke rumah karena Ellen beralasan hendak mengajak Ethan jalan-jalan.

Setelah Ethan keluar dari sekolahnya, Ellen mengajak bicara Ethan di sebuah taman tak jauh dari sana. Akhirnya Ellen pun menceritakan semuanya sedetail-detailnya. Ia berusaha agar Ethan mau percaya.

"Kak, benarkah aku yang akan Oma Dini tumbalkan?" Ethan berkata tak percaya. Selama tinggal bersama Oma Dini, Ethan merasakan sayang tumbuh di hatinya untuk neneknya itu.

"Ethan, tolong percayalah sama Kakak sekali ini saja demi keselamatanmu! Kakak tidak tahu lagi jika kehilangan kamu."

"Baiklah, Kak. Lalu kapan kita akan mulai menjalani ritual itu?" tanya Ethan yang masih tampak syok dengan semua cerita dari Ellen.

"Sekarang juga kita pergi ke rumah Pendeta Salim. Aku yakin ia mau menolong," ajak Ellen yang langsung diikuti oleh Ethan.

Sesampainya di rumah Pendeta Salim, Ellen dan Ethan pun menceritakan semua yang telah terjadi. Tampak Pendeta Salim berpikir.

"Bagaimana, Pak Salim?" tanya Ellen bingung harus bagaimana.

"Ellen, sepertinya situasi sudah berbeda. Dulu kasus kamu kan kita sudah mulai mengantisipasi dengan ritual duluan, kalau sekarang Bapak tidak terlalu yakin. Terus terang Bapak mungkin tidak bisa menanganinya sendirian," ucap Pak Salim ragu.

"Kita minta bantuan siapa, Pak?" tanya Ellen lagi.

"Saya akan meminta bantuan teman-teman pendeta yang lain untuk melakukan ritual penyucian ini," ucap Pak Salim optimis.

"Baik, Pak. Saya hanya menyerahkan Ethan pada Pak Salim."

"Kita mulai besok ya, setiap hari agar kita cepat bisa menghilangkan kutukan itu," kata Pak Salim tersenyum.

"Baik, Pak," Ellen dan Ethan berkata berbarengan.

Selama seminggu kemudian, Ethan menjalani ritual penyucian sama seperti Ellen sebelumnya, namun bedanya kini ada 2 orang pendeta yang membantu Pak Salim. Selama dilakukannya ritual, Samuel dan Kakek Madi juga selalu datang menemani.

Ritual ini terasa sangat berat. Banyak sekali kejadian aneh saat ritual. Ethan sering sekali mengalami kesurupan, padahal selama ini belum pernah kesurupan. Belum lagi setiap malam, Ellen harus selalu menemani Ethan tidur karena setiap malam Ethan selalu mengalami mimpi buruk.
Ethan berkata bahwa ia ingin menyerah saja, namun Ellen, Samuel, Kakek Madi dan Pendeta-pendeta selalu menguatkan Ethan agar terus berjuang.

Di Minggu kedua ritual penyucian, Ethan kesurupan. Iblis yang berada dalam tubuh Ethan mengaku bahwa ia lah yang telah melakukan perjanjian dengan Oma Dini dan apa yang dilakukan para pendeta ini hanyalah sia-sia.
Dan benar saja, keadaan Ethan tidak berubah sama sekali. Ia tetap mimpi buruk setiap malam dan bayangan hitam selalu mengikutinya.

Ellen kemudian menanyakan keadaan Ethan yang sepertinya belum menunjukkan hasil dan pendeta mengatakan jika mungkin saja Ethan dalam hatinya masih belum mempercayai sepenuhnya. Karena semua ritual yang dilakukan memang tergantung hati masing-masing orang, mau percaya ataukah tidak.

Suatu sore yang mendung, Ellen, Samuel dan Kakek Madi sedang membicarakan masalah Ethan. Kakek Madi tampak berpikir keras, sepertinya ia menemukan jalna keluar.

"Kek, bagaimana menurut Kakek? Apakah masih ada jalan keluar?" tanya Samuel khawatir.

"Ehm ... Mungkin satu-satunya cara untuk memutus kutukan rambut iblis selamanya adalah dengan menghancurkan dan membakar rambut iblis yang disimpan Oma Dini," ucap Kakek Madi yakin.
Ellen dan Samuel saling berpandangan, tak mengerti bagaimana mungkin dan bagaimana cara untuk menemukan rambut iblis itu.

"Tidak mungkin, Kek! Bagaimana bisa aku menemukan rambut iblis itu?" tanya Ellen bingung.

"Kakek rasa, Oma kamu menyimpan rambut iblis itu saat membuat perjanjian pada awalnya. Sebenarnya rambut iblis ini diambil dari rambut mayat yang sudah dikubur yang matinya terjadi saat Jumat Kliwon. Bukan sembarang mayat, mayat itu harus berjenis kelamin laki-laki dan berusia antara 20 hingga 50 tahun. Rambut ini kemudian diambil sedikit untuk mengikat perjanjian dengan iblis. Begitulah yang Kakek ketahui," jelas kakek Madi yang membuat Ellen dan Samuel mulai mengerti asal muasal rambut iblis ini.

"Jadi aku harus menemukan rambut itu dan membakarnya, Kek?" tanya Ellen lagi.

"Ya. Rambut iblis biasanya disimpan oleh si empunya dengan dibungkus kain mori dan selalu diberi bunga kantil," jelas Kakek Madi menambahkan.
Ellen tampak berpikir, kira-kira dimana tempat Oma Dini menyimpan rambut iblis itu.

"Dan ingat, Ellen! Kau dikejar waktu. Jika ingin Ethan selamat, kamu harus cepat bertindak. Kakek memperkirakan waktumu hanya tersisa satu Minggu ini," ucap Kakek Madi menatap lurus mata Ellen. Ia sangat ingin membantu Ellen dan Ethan, namun ia tidak bisa berbuat apa-apa karena kunci dari semua ini berada di tangan Ellen dan Ethan sendiri.

"Baiklah, Kek. Aku dan Ethan harus menemukannya secepat mungkin," tekad Ellen dengan semangat.

Sampai di rumah, Ellen langsung menceritakan semuanya pada Ethan. Ellen menyuruh Ethan agar juga ikut mencari keberadaan rambut iblis yang disimpan Oma Dini selama ini.

"Menurut Kakak, rambut iblis itu disimpan di mana?" tanya Ethan sambil terus memikirkan berbagai kemungkinan.

"Kalau menurut Kakak sih pasti ada di dalam kamar oma. Tapi masalahnya, sekarang Oma pasti mengunci kamarnya jika dia pergi. Sepertinya Oma sudah mulai curiga jika kita curiga dengannya," kata Ellen.

"Berarti kita harus mengambil kunci kamar Oma," sahut Ethan.

"Tapi bagaimana caranya?"

"Kak, aku punya ide. Kunci kamar di sini kan hampir sama. Saat pagi sesudah Oma mengunci kamarnya sebelum berangkat kerja kan pasti sarapan dulu. Kakak berusaha mengalihkan perhatian Oma sedangkan aku akan menukarnya dengan kunci lain. Setelah itu kakak menduplikat kan kunci itu lalu Kakak pura-pura datang ke kantor Oma dan menukar kuncinya lagi. Ajaklah kak Sam buat mengalihkan perhatian Oma. Bagaimana?" tanya Ethan yang mengungkapkan idenya sedetail mungkin.

Ellen tampak berpikir. Sebenarnya rencana ini beresiko tinggi tapi apa boleh buat. Ia harus berani mengambil resiko karena ia tidak punya banyak waktu dan nyawa adiknya lah yang menjadi taruhannya.

"Oke, Ethan. Kakak setuju. Kita jalankan rencana ini besok pagi dan kita harus berhasil," ucap Ellen yakin.

Kemudian Ellen memeluk Ethan dengan sayang. Ia berjanji akan melakukan apapun untuk menyelamatkan adiknya ini.

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro