Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

3. Ancaman

Ken sedang bermain game PS di rumahnya. Ia bermain dan berkali-kali kalah, tak seperti biasanya. Ken pun membanting stik PS itu karena kesal tidak menang-menang. Ken beranjak berdiri menuju kulkas lalu mengambil air dingin dan meneguknya, berharap bisa mendinginkan kepalanya yang sangat panas.

Ken meletakkan kembali botol air itu ke dalam kulkas lalu bersandar di depan meja. Ia menengadahkan kepalanya, "itu cewek lama-lama nyebelin!"

Kriiing!

Ken mengangkat teleponnya, "halo?"

"Lagi ngapain lu?" terdengar suara Basuki di seberang sana.

"Lagi galau."

"Galau napa lu?"

"Apa sih? Lu interogasi gue?" tanya Ken mulai tersulut emosi.

"Santai bro! Kan gue cuma nanya."

"Ck! Soal Mia!"

"Kenapa lagi?"

"Ya itu. Dia deket-deket banget sama si Danang!"

"Terus apa hubungannya sama lu?"

Glek.

Ken menyadari pertanyaan Basuki. Iya, ya. Kenapa gue peduli amat ama mereka?

"Woi! Lu masih di sana?" terdengar suara Basuki tak sabaran.

"Iya! Masih!"

"Terus kenapa diem lu? Jangan-jangan lu.."

"Apaan!"

"Nggak usah sewot gitu, belom juga diomongin!"

"Makanya gue tanya apaan?"

"Nggak jadi deh."

"Gaje!"

"Tapi gue ingetin, kalo udah berurusan ama Danang mending lu nyerah aje! Cari target lain kan bisa!"

"Ogah! Gue cuma mau Mia yang jadi target gue!"

"Ngotot amat sih lu? Diguna-guna lu ama Mia?"

"Bodo!"

Klik.

Ken meletakkan hpnya ke meja lalu menggaruk-garuk kasar kepalanya. "Akh! Gue kenapa sih?"

***

Tampak Basuki sedang celingukan di depan kelas Mia.

"Cari siapa?" tanya Ratna si ketua kelas yang tiba-tiba nongol dari belakang.

"Eh? Ng.. hai!" sapa Basuki malu-malu melihat gadis cantik di depannya.

"Oh.. itu, ada Mia?" tanya Basuki sambil memutar rambut kriwilnya.

"Mia? Ke kantor guru buat bawain tugas anak-anak. Kenapa?" tanya Ratna penasaran.

Basuki mengibaskan tangannya, "oh.. nggak! Nggak papa, cuma ada urusan sedikit."

Ratna manggut-manggut lalu akan memasuki kelas namun ditahan Basuki. "Eh, lu.. nama lu siapa?"

Ratna menoleh, "ah gue.."

"Ki!" teriak Ken dari jauh.

Basuki menoleh sebentar pada Ken lalu menoleh lagi pada Ratna menunggu Ratna menyebutkan namanya.

"Basuki! Sini lu!" omel Ken mulai panas.

"Aish!" Basuki menoleh pada Ratna, "maaf, kita lanjutkan nanti. Bye!"

Basuki pun meninggalkan Ratna dan berjalan menuju tempat Ken berada sambil menggerutu. "Mau kenalan aja, susah! Rese!"

"Napa lu?" tanya Ken mencurigai Basuki.

"Nggak! Ehm!" sahut Basuki sambil memegangi tenggorokannya pura-pura serak.

"Mana Mia?"

"Gak ada. Ke kantor guru dia!"

"Cih! Ngehindar lagi!" gerutu Ken lalu melengos pergi mencari Mia.

"Heran gue! Obsesi banget dia sama Mia!" ujar Basuki menggeleng-gelengkan kepalanya.

Di lapangan, Ken segera menarik Mia ke tempat yang sepi.

"Eh! Lu ada hubungan apa sama Danang?" tanya Ken dengan sinis.

"Hah?" Mia terkejut lalu sedikit canggung mengingat pria tampan yang telah menolongnya bagaikan pangeran.

"Lu budeg hah? Gue tanya, lu ada hubungan apa sama si Danang?" ulang Ken sambil menunjuk pundak Mia dengan keras.

Mia meringis kesakitan, "ng.. nggak ada."

"Jangan bohong lu!"

Mia menggeleng, "nggak kok.."

Cih!

Ken berdecih lalu mengacungkan jarinya ke wajah Mia, "lu gak boleh deketin Danang lagi! Awas lu, sampe ketauan deket-deket lagi sama dia! Apalagi kalo Danang sampai ikut campur, gak hanya lu yang terluka. Tapi.."

"Danang juga bakal jadi target gue!" bisik Ken sambil menyeringai.

"Ja-jangan!" sahut Mia mulai panik, "jangan sakiti Danang. Cukup gue aja."

Ken mengusap kepala Mia, "nah begitu dong puss. Jadi kucing itu harus nurut sama majikannya!"

"Awas, sampe lu ngelanggar!" sambung Ken sambil menjambak rambut Mia. Mia hanya diam mengangguk sambil meringis kesakitan.

***

Mia kembali menjalani aktivitas sehari-harinya yaitu disuruh ini itu oleh Ken. Danang melihatnya dan saat ada kesempatan, Danang menarik Mia ke tempat yang aman dari penglihatan Ken.

"Danang?" Mia heran melihat Danang tampak sedikit panik.

"Lu ngapain begini lagi?" tanya Danang sambil melirik bungkusan yang dibawa oleh Mia.

Mia menyadarinya, "oh.. gue nggak papa kok. Udah biasa juga."

"Nggak bisa gitu!" seru Danang dengan wajah kecewa. Mia hanya diam terkejut melihat ekspresi Danang.

Danang memegangi pundak Mia dan menatapnya lekat-lekat, "lu jangan deketin Ken lagi!"

"Eh?"

"Lu bukan milik siapa-siapa!" sambung Danang, "lu.. jangan buat gue khawatir sama lu!"

Mia menunduk, "maaf.. gue gak maksud.."

Danang melepaskan tangannya, "gimana pun caranya, gue.. gue bakal bebasin lu dari Ken!"

Mia mendongak, "Danang?"

Danang tersenyum, "gue gak mau liat lu tersakiti."

Danang pun pergi meninggalkan Mia. Mia masih berdiri menatap Danang, hatinya merasa tersentuh oleh kebaikannya. "Makasih.. Danang!"

***

Tampak Ken sedang asyik membaca komik di atap sekolah sambil ngemil snack jagung.

Brak!

Ken terkesiap dan melihat ke arah pintu yang terbanting dengan keras. Ken mengernyitkan dahinya melihat Danang begitu berapi-api datang ke arahnya.

Danang menghampirinya dan menarik kerah Ken, "eh, lu lebih baik jauhi Mia!"

"Apaan nih!" Ken berusaha menepis tangan Danang namun cengkraman Danang cukup kuat.

"Gue gak sudi Mia jadi target lu! Bebasin dia!" perintah Danang dengan mata elang.

"Hah?" Ken melepas paksa tangan Danang lalu merapikan kerahnya, "cih! Bodo amat!"

Ken berbalik ingin melanjutkan baca komiknya yang tertunda namun ditarik oleh Danang. "Gue bilang lepasin Mia!"

Aaaaaakh!

Ken mulai geram lalu berbalik dan menghajar Danang.

Buk!

Danang jatuh tersungkur sambil memegangi pipinya, "lu berani sama gue?"

"Ngapain gue takut sama curut kek lu!" seru Ken sambil kembali menghajar Danang.

Buk! Buk!

"Ken!" teriak Dahlan, Basuki dan Ronaldo yang tiba-tiba nongol. Mereka segera menarik Ken menjauh dari Danang.

"Bego banget sih lu! Udah gue bilang jangan nyentuh Danang!" omel Basuki dengan wajah panik.

Ken hanya meronta-ronta dan dibawa menjauh dari Danang. Danang kembali berdiri sambil memegangi mulutnya yang berdarah, "cih! Awas lu Ken!"

***

Tampak Ken sedang frustasi karena dilabrak Danang. "Sial! Dia berhubungan lagi sama Danang? Minta diapain sih tuh anak!"

Ken mencoba berpikir dalam beberapa waktu dan tiba-tiba ia memiliki sebuah ide.

Ting!

Ken tersenyum menyeringai. Dirinya mulai mengikuti Mia diam-diam. Mencari sebuah peluang yang cocok untuk menaklukkan Mia.

"Nah itu dia!" kata Ken dengan lirih lalu mengeluarkan hpnya.

Ckrek!

Ken memotret Mia yang sedang berganti pakaian!

Siang harinya...

"Mia! Sini!" panggil Ken di bawah pohon dengan senyuman menawan yang menyimpan kelicikan.

Mia merasa heran, tak biasanya Ken bersikap baik begitu. Jarang sekali Mia melihat Ken tersenyum menawan begitu. Sempat dalam pikiran Mia terpesona dengan Ken, namun ia segera menghapusnya karena tidak mungkin baginya untuk bersama dengan seorang Ken Arok yang bengis itu.

Mia berjalan mendekati Ken, "ya, ada apa?"

"Lu kan udah gue bilangin, jangan deket-deket sama Danang!" ucap Ken dengan tersenyum namun mata melotot.

Mia menelan ludahnya dan mulai panik, "ah.. ng.."

"Biar lu bisa nurut sama gue, gue udah siapin hadiah spesial buat lu!" Ken mengeluarkan hpnya lalu ditunjukkan pada Mia.

Mia membelalakkan matanya, "i-itu.."

Ken mendekatkan kepalanya ke telinga Mia dan berbisik, "kalo lu deket-deket sama Danang lagi, gue jamin Danang bakal liat foto ini!"

Glek!

Mia menggeleng-gelengkan kepalanya, "jangan, jangan!"

Mia memandangi Ken dengan mata berkaca-kaca, "jangan kasih liat Danang. Gue mohon!"

"Kalo lu nurut, gak bakal gue kasih kok," sahut Ken lalu mengusap kepala Mia.

"Gak bakal gue biarin lu deket sama Danang. Lu itu milik gue!" gumam Ken.

***

Di rumah, Mia sedang memandangi bulan sabit yang cantik. Air matanya mulai menetes dan terus menetes semakin deras. Ia menangisi nasibnya yang begitu malang. "Kenapa gue harus terlibat sama Ken? Kenapa dia harus sejahat itu? Huhuhu.."

"Mia..."

Mia menoleh dan melihat ibunya memandangi Mia dengan tatapan sedih. Mia segera mengusap air matanya, "a-ada apa Bun?"

Ibu Mia mendekati putrinya lalu mengusap kepalanya, "kamu kenapa sih Nak? Apa yang terjadi di sekolah?"

Mia menggeleng, "nggak kok. Nggak ada apa-apa."

"Mia.. kamu jangan bohong sama Bunda. Bunda tau, kamu menyembunyikan sesuatu dari Bunda kan?" tanya ibu Mia menyelidik.

Mia hanya diam dan mengalihkan pandangannya. Mia merasa tidak mungkin menceritakan pada ibunya bahwa dirinya sedang dibully bahkan sesuatu yang sangat memalukan menimpanya. Mia tidak ingin ibunya menjadi sedih.

"Kamu.. nggak lagi dibully kan?" tanya ibu Mia lagi.

Mia melebarkan matanya, ia terkejut ibunya bisa menebak apa yang terjadi padanya. Namun Mia tetap tidak ingin membuat ibunya khawatir dan ia tersenyum memaksakan, "nggak lah Bun! Ngapain juga aku dibully?"

"Yakin?"

Mia mengangguk, "yakin kok."

"Terus, kenapa kamu nangis?"

"Ng itu..," Mia memutar otaknya, "itu.. cuma sedih aja nilai pelajaran Sejarah Mia jelek Bun."

"Memangnya kamu dapat berapa?"

"Cuma dapat 80 aja, Bun," jawab Mia dengan lesu.

Ibu Mia mengusap kepala Mia lagi, "udah nggak papa. Kan bisa belajar lagi."

"Makasih, Bun."

***

"Nang, gimana?" tanya seorang pria bertubuh sedikit lebih gemuk. Dia adalah teman sekelas Danang- Bagus.

"Gimana apanya?" tanya balik Danang yang tak mengerti maksud sahabatnya.

"Itu, si Mia," bisik Bagus sambil memainkan alisnya.

Danang tersenyum tipis, "gue bakal ngerebut dia dari Ken!"

"Yakin lu?"

Danang menoleh, "maksud lu apaan nih? Remehin gue?"

"Bukan. Maksudnya, lu bener-bener suka sama si Mia?" tanya Bagus heran.

Danang membulatkan mulutnya, "iyalah! Dia itu unik, sehobi lagi sama gue. Kurang apa coba?"

Bagus manggut-manggut, "ya udah sih kalo itu emang keputusan lu. Tapi lu jadi harus berhadapan sama Ken."

"Justru itu poin menariknya!"

"Aneh lu!"

"Biarin!" Danang melihat Mia lewat tak jauh dari tempatnya, "eh, gue pergi dulu!"

"Ceile.. ngeliat gebetan langsung nge-gas aja lu! Ya udah sono!"

Danang pun pergi menghampiri Mia, namun Mia tak menoleh sedikitpun.

"Mia!" Danang memanggilnya tapi Mia masih saja berjalan tak mempedulikannya.

Danang semakin gemas dan meraih tangan Mia, "Mia! Lu kenapa?"

Mia berhenti namun tak melihatnya. Danang merasa Mia aneh lalu berpindah dan berdiri di hadapannya. Danang melihat Mia, "Mia lu kenapa?"

Mia mengalihkan pandangannya dan tetap diam.

"Mia.. lu marah sama gue?" tanya Danang kebingungan.

Mia menoleh dan menatap Danang cukup lama. Maaf Nang, gue gak bisa deket-deket lagi sama lu. Gue gak mau lu dibully. Gue juga gak mau kalo foto itu sampe lu liat. Gue malu banget, Nang! Pikir Mia.

"Mia?"

"Maaf. Jangan dekati gue lagi. Gue gak mau ketemu lu lagi." Mia pun pergi meninggalkan Danang.

"Mia.. lu kenapa sih?"

Bersambung~

Published 19 Juni 2019

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro