Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

Where Will You Go? (Nijimura x Reader)

Genre: Crime (Yandere!Nijimura x Girlfriend!Reader)
Rate: T

Kali ini saya bawa Niji~ Ini part buat @FlowerStarButterfly yang request Yandere!Niji x Girlfriend!Reader sama @aozorayuki yang request Yandere!Niji x Reader. Saya jadiin satu lagi karena gak begitu beda request-nya—and too lazy to do it twice *slapped*

  Kelopak mata terbuka, menampakkan sepasang iris (Eyes colour) milik seorang gadis yang baru saja tersadar dari pingsannya. Gadis itu mendudukkan diri. Suara gemerincing rantai di kaki kirinya mengiringi setiap pergerakkan yang ia lakukan.

  Mengedarkan pandangan ke segala arah, (Your name) mendapati dirinya berada di sebuah sel—masih sama seperti beberapa hari yang lalu. Helaan nafas keluar. Seperti inilah kehidupannya semenjak ia menerima pernyataan cinta dari seorang pemuda yang sempat menjadi pujaan hatinya.

  Semenjak (Your name) menjadi kekasih Nijimura Shuuzou, kehidupannya bagaikan burung dalam sangkar—secara literal.

  Ia dikurung dalam sebuah sel yang berada di basement kediaman Nijimura. Dengan kaki kiri yang dirantai dan pencahayaan hanya dari bohlam yang berpendar redup dengan warna kuning. (Your name) sendiri tidak tahu bagaimana bisa Nijimura melakukan semua itu. Bagaimana dengan kedua orangtuanya? Sejak awal, (Your name) tidak begitu mengetahui latar belakang maupun asal-usul pemuda berambut hitam tersebut.

  Yang (Your name) tahu, Nijimura merupakan seorang pemuda teguh pendirian, tegas, dan disegani banyak orang karena leadership-nya yang hebat. Manifestasi dari impian setiap perempuan yang menginginkan sosok lelaki idaman. Nijimura merupakan perwujudan dari perumpamaan yang sering orang sebutkan—ksatria dengan kuda putihnya. Nijimura merupakan pemuda paling hebat yang pernah (Your name) temui. Jikalau sebuah kesempurnaan memang ada, (Your name) sendiri yakin kalau Nijimura merupakan salah satunya.

  Tapi, itu dulu.

  Sekarang (Your name) baru menyadari bahwa ksatria berkuda putih yang ia miliki telah berubah menjadi naga raksasa yang tamak. Manifestasi impian yang ia maksud sekarang telah berubah menjadi mimpi buruk dalam wujud khayalan.

.

  Pintu basement terbuka, menampakkan sosok pemuda berambut bak jelaga yang tengah berjalan ke arah (Your name) dengan sebuah nampan berisi makanan di tangan.

  (Your name) hanya menatap pemuda itu kosong.

  (Your name) tak tahu sudah berapa lama kehidupannya berubah menjadi seperti ini. Sudah berapa hari bahkan bulan yang berlalu, (Your name) pun tak tahu. Bahkan ia lupa bagaimana bentuk kehidupan di luar sana.

  Sinar matahari?

  (Your name) tak lagi kenal dengan itu. Ia hanya mengerti pencahayaan dari bohlam kuning di ruangan. Karena selama entah-sudah-berapa-lama yang dilihatnya hanyalah ruangan minimalis basement milik Nijimura.

  “Saatnya sarapan, (First name)” suara Nijimura memecahkan lamunan (Your name) ketika pemuda itu sudah berada satu sel dengannya.

  Jadi, sekarang pagi?

  (Your name) sendiri tak akan tahu waktu jika Nijimura tidak membawakannya makanan setiap hari. Hanya waktu sarapan, makan siang dan malam yang ia tahu. Sedangkan untuk pukul berapa saat itu, (Your name) tak lagi ambil pusing. Dapat mengetahui pagi, siang atau malam pun sudah cukup baginya.

  “Doumo arigatou, Shuuzou-kun,” ucapan terimakasih bernada lirih (Your name) lontarkan bersamaan dengan sebuah senyum tipis yang dipaksakan keluar.

  Nijimura tak pernah menghiraukan senyuman dipaksakan itu. Ia tak pernah memikirkan betapa tersiksanya (Your name) karena perlakuannya. Nijimura tak pernah mau ambil pusing. Yang terpenting baginya hanyalah (Your name) yang selalu berada di sisinya. Dan tak akan pergi kemanapun. Tak akan pernah ia biarkan pergi kemanapun.

  “Kalau begitu buka mulutmu. Aaa...,” Nijimura tersenyum, sebuah potongan roti berselai ia arahkan ke depan mulut (Your name).

  (Your name) terdiam, hanya menatap roti di depannya tanpa emosi. Sebenarnya gadis itu tidak lapar. Diperlakukan seperti ini membuat nafsu makannya hilang jujur saja. Ia sudah kenyang melihat interior basement milik Nijimura selama ini. Ruangan tidak begitu terang yang membuatnya pengap dan sel yang terus mengurung pergerakannya. (Your name) sudah merasa cukup dengan semua itu hingga tak lagi merasa butuh untuk mengisi perutnya.

  Namun toh pada akhirnya ia membuka mulut juga—dengan berat hati.

  Karena (Your name) tak mau peristiwa itu terjadi lagi.

  Terakhir kali (Your name) menolak memakan makanan yang Nijimura berikan, ia harus pingsan setelah sebelumnya merasakan tenggorokan dan hidungnya panas akibat suapan paksa dari Nijimura. Makanan yang ia tolak dimasukkan secara paksa ke mulutnya lalu tanpa belas kasih lehernya dicekik, sementara ia diharuskan untuk menelan. Belum lagi setelah itu kepalanya ditenggelamkan ke dalam baskom berisi air selama beberapa lama hingga (Your name) mau tak  mau harus bernafas di dalam air.

  Cukup.

  Kejadian itu cukup sekali saja terjadi seumur hidupnya.

  “Oh. Sudah habis,” tanpa terasa satu porsi sarapan yang Nijimura bawa kini telah habis tak bersisa. Ia segera membereskan bawaannya lalu keluar dari sangkar (Your name). “Hei, (First name). Setelah ini aku akan ke supermarket. Kau ada sesuatu yang ingin aku membelinya untukmu?” tanya pemuda itu ketika sampai di depan pintu basement.

  “Tidak,” balas (Your name) singkat.

  “Baiklah… Kalau begitu aku pergi dulu. Kau jangan pergi kemanapun, ok?”

  Blam.

  Lalu pintu basement ditutup. Setelahnya suara kunci yang diputar terdengar.

  (Your name) menatap datar pintu basement kemudian mendengus geli. Dengan keadaan seperti ini bisa kemana dia? Nijimura terkadang bisa juga tak berpikir rasional. Lagipula (Your name)  itu pintar. Ia tahu apa yang akan terjadi jika dirinya kabur lalu tertangkap oleh sang kekasih.

  Tapi, karena (Your name) memang pintar. Ia hanya perlu mencari cara supaya dapat pergi tanpa diketahui oleh Nijimura, ‘kan?

  Sebuah seringai terkembang di wajah manis (Your name). Tubuh yang sedari tadi menyembunyikan sesuatu kini digeser, menampakan jepit rambut yang tadi entah-karena-apa terjatuh dari kantung celana Nijimura.

  Yah, sepertinya hari ini (Your name) akan melanggar larangan Nijimura untuk tidak pergi kemanapun.

.

  (Your name) dengan nafas yang mulai memburu terus berlari mencari pintu utama rumah Nijimura. Ia merutuki nasibnya karena terus dikurung sehingga membuat kemampuan fisiknya pun ikut menurun. Belum lagi ingin sekali rasanya gadis itu mengumpat karena luas rumah kekasihnya yang tidak biasa. Tapi setidaknya (Your name) bersyukur karena masih mengingat seluk-beluk ruangan di rumah yang terlampau luas itu.

  Wajah (Your name) berubah cerah seketika saat mendapati pintu yang ia cari kini sudah berada di depan mata. Langkahnya secara otomatis dipercepat. Ketika sampai di depan pintu besar yang terbuat dari kayu dengan ukiran yang indah itu, (Your name) segera mengeluarkan jepit rambut dari sakunya lalu dengan tergesa-gesa membuat duplikat yang pas dengan lubang kunci di depannya.

  Melakukan semua itu butuh waktu yang tidak singkat tentu saja. Namun (Your name) langsung menghembuskan nafas lega saat mendengar bunyi ‘klik’ dari lubang pintu di depannya. Demi Tuhan, ia berhasil. Sungguh (Your name) merasakan dirinya sebagai orang paling bahagia sedunia saat ini.

  Tanpa basa-basi (Your name) segera membuka pintu besar itu sekuat tenaga. Akhirnya pintu itupun terbuka. Namun apa yang ia lihat bukanlah apa yang diharapkannya. Memang, cahaya matahari yang hangat berhasil menyinari kulit pucatnya. Akan tetapi sosok yang berdiri di hadapannya kini sukses membuat seluruh kulit baik tubuh maupun wajahnya yang sudah pucat semakin pucat saja.

  Nijimura berdiri dengan sebuah paper bag berisi belanjaan. Tapi apa yang membuatnya tampak begitu mengerikan di hadapan (Your name) ialah seringai tidak wajar yang terpatri di wajah tampannya.

  “Jadi, kau mau pergi kemana, (First name)?”

.

Omake:

  Nijimura berbaring di kasur dengan lengan kiri sebagai tumpuan. Sementara itu tangan kanannya menyusuri helaian (Hair colour) milik gadis yang tengah berbaring di sampingnya. Selama beberapa saat pemuda itu hanya tersenyum sambil terus membelai lembut rambut gadis di sampingnya sebelum kemudian menghela nafas pelan.

  “Kenapa kau melanggar ucapanku? Aku hanya berbaik hati supaya kau selalu berada di sisiku, tapi kenapa kau meninggalkanku? Kau tidak mencintaiku lagi?”

  Hening.

  “Hahaha… Maaf, maaf. Maaf karena telah meragukan cintamu. Bodohnya aku. Seharusnya aku tahu kalau saat itu kau hanya ingin menyusulku ke supermarket, ‘kan?”

  Tak ada jawaban.

  “Ayolah… Jangan bahas itu lagi. Aku benar-benar minta maaf, (First name). Saat itu aku benar-benar lepas kendali,” kini Nijimura kembali membelai surai (Hair colour) di sampingnya. “Tapi, setidaknya dengan begini kau tidak akan pernah mencoba pergi lagi, kan? Kau akan terus di sisiku karenanya,” kemudian sebuah senyuman lebar terkembang.

  “Aku mencintaimu, (First name).”

  Lalu perlahan-lahan Nijimura mencondongkan tubuhnya hingga akhirnya bibirnya pun bertemu dengan bibir sang kekasih yang kini terasa dingin. Selama beberapa saat ia terus berada dalam posisi itu, merasakan dingin dari tubuh penuh jahitan milik sang kekasih yang semakin kaku dan pucat.

.

Apaan ini, Gusti? (ノへ ̄、)
Niji nya sakit. Yang buat tambah sakit (':
Tauk dah. Semoga tidak mengecewakan.
Saa, jaa mata, readertachi!

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro