Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

Wager (Kasamatsu x Reader)

Genre: Romance
Rate: T

Request dari @Emperornoise . Gomen kalau absurd seperti biasa. But, hope you will like it! Douzo~
Saa, jaa matta na, readertachi~!

Seperti biasanya, siang itu suara pantulan bola memenuhi bagian dalam gym SMA Kaijou. Suara decitan sepatu dengan lantai juga memeriahkan latihan rutin anggota tim basket yang saat itu dilakukan.

"Minna! Lima menit lagi kita istirahat!", seru seorang gadis bersurai (Hair colour) yang merupakan manager tim basket sekolah itu.

Lima menit kemudian suara tiupan peluit yang cukup memekakan telinga pun terdengar, membuat anggota yang tadinya masih berlatih menghentikan gerakannya dan berjalan menuju bench.

"Douzo, minna!", ujar sang manager sambil menyerahkan handuk ke masing-masing anggota tim yang baru saja mendudukan diri.

"Arigatou, (Last name)cchi", tutur Kise Ryouta, yang merupakan ace dari tim basket SMA tersebut.

"Douitashimashite, Kise-kun. Demo, kenapa kau terlihat lesu?", tanya (Your name) heran mendapati si surai blonde tak menampakan keceriaannya seperti biasa. "Tidak, tidak. Maksudku, kenapa kalian semua terlihat lesu?", tambahnya dengan penekanan pada kata 'kalian'.

"Mou, (Last name)cchi. Kita lelah-ssu. Sudah banyak tugas yang kita dapat setiap harinya, tetapi kita masih harus berlatih. Itu sangat melelahkan-ssu!", jelas Kise mewakili anggota yang lain.

Mendengar penjelasan si blonde membuat (Your name) tersenyum penuh misteri.

"Jadi itu alasan kalian? Maa, bagaimana jika kita taruhan saja?", tawar sang manager. "Jika kita kalah di Interhigh esok, aku akan meneriakan nama orang yang kusuka di sekolah ini. Dan jika kita menang, kalianlah yang akan meneriakan nama orang yang disukai"

"Apa?!"

Tawaran dari (Your name) sontak membuat anggota tim basket yang mendengarnya berseru penuh kekagetan.

"Tawaran macam apa itu-ssu?!"

"Kau benar-benar gila, (Last name)"

Ungkapan komplain pun mulai terdengar dari setiap anggota. Bagi mereka, taruhan yang (Your name) ajukan benar-benar sebuah tawaran yang gila. Seluruh anggota tim basket memang ingin mengetahui siapakah orang yang disukai oleh manager mereka, tapi jika hal itu mengharuskan mereka untuk kalah dalam pertandingan, siapa yang mau?

Begitu pula dengan pilihan kedua. Mereka jelas ingin menang, tapi jika kemenangan membuat mereka harus meneriakan nama orang yang disukai, maka hal tersebut juga bukanlah pilihan bagus.

"Kenapa? Kalian takut?", tanya (Your name) sambil tersenyum meremehkan. "Sepertinya aku harus menulis nama kalian dalam daftar orang penakut"

"Jangan bodoh, (Last name)", ujar seorang pemuda bermahkota hitam cepak yang kini berdiri dari duduknya.

"Hm? Aku tidak bodoh, Kasamatsu-senpai", balas gadis itu dengan polosnya.

Raut penuh kekesalan pun tergambar jelas di wajah Kasamatsu. "Berani kau melakukan hal itu, kupastikan tidak akan ada manager lagi di tim basket sekolah kita", tambahnya sambil menatap (Your name) tajam.

Namun hal tersebut tak berdampak sedikitpun bagi (Your name). Justru hal itu membuat senyuman di wajahnya semakin lebar.

"Kau mengancamku, senpai? Hal itu justru membuat senpai terlihat benar-benar takut dengan taruhanku", ujar (Your name) sambil memandang remeh Kasamatsu.

Perempatan muncul di dahi pemuda bersurai gelap tersebut. Tetangga sekaligus adik kelasnya itu benar-benar membuatnya kesal. Selain karena ucapan nya yang berhasil membuat Kasamatsu bungkam, juga karena senyumannya yang benar-benar terkesan menyebalkan. Ingin sekali rasanya ia memberi pelajaran kepada manager tim nya itu. Seandainya (Your name) adalah laki-laki, bisa dipastika bahwa sekarang ia sudah mendapat tendangan eksklusif dari seorang Kasamatsu Yukio.

"Ck. Baiklah. Aku setuju", ucap Kasamatsu kemudian.

"Deal?", tanya (Your name) memastikan, ia ulurkan tanganya kedepan, meminta jabatan tanda setuju dari sang kapten.

"Hn", jawab Kasamatsu singkat sambil menjabat tangan gadis di depan nya.

Dan pada akhirnya, anggota tim basket yang lain pun mau tak mau mengikuti taruhan itu juga.

.

Beberapa hari kemudian kompetisi yang ditunggu-tunggu setiap pemain basket pun tiba. Interhigh, pertandingan basket dimana tim dari setiap sekolah se-Jepang berkompetisi, salah satunya SMA Kaijou.

"Sebelumnya, selamat atas keberhasilan kalian masuk quarter-final, minna! Love you, guys!", seru (Your name) riang dengan ucapan asalnya yang membuat seluruh anggota seketika membeku dengan wajah sedikit memerah.

Di Interhigh, Kaijou memang berhasil memasuki perempat final dalam kompetisi, dan hari itu mereka harus bertanding kembali supaya bisa memasuki final.

"Jangan asal bicara, baka!", sang kapten yang tadinya akan minum pun melemparkan pandangan kesal ke manager yang dengan seenaknya berbicara tersebut.

"Nani? Aku 'kan memang mencintai kalian semua", balas (Your name) polos.

"Apa?!", dan seluruh anggota pun kembali berteriak tak percaya.

"Maksudku sebagai rekan. Tapi tentu saja hanya ada satu orang yang benar-benar kucintai lebih dari sekedar teman", jelas sang manager. "Nee, langsung saja. Lawan kita hari ini adalah Akademi Touou, sekolah dimana Aomine Daiki, sang ace dari Kiseki no Sedai berada. Kurang lebih inilah data anggota tim mereka", tambahnya sambil menyerahkan selembar kertas ke masing-masing pemain.

"Baiklah. Sekarang aku hanya bisa berharap yang terbaik untuk kalian. Ganbarimasu yo, minna-san!", seru (Your name) sambil mengepalkan tinju nya ke udara.

Setelah itu anggota tim basket Kaijou pun segera melangkahkan kaki menuju lapangan. Seluruh anggota sudah berjalan lebih dulu, terkecuali kapten mereka yang kini tengah berdua dengan manager tim nya.

"Ganbarimasu, senpai", tutur (Your name) pelan sambil tersenyum, masih dengan pandangan yang terfokus pada jalan di depannya. "Kuharap senpai nanti tidak menendang Kise-kun saat di lapangan jika ada kesalahan yang ia buat", lalu gadis itu tertawa lecil.

"Aku tidak akan melakukannya, baka", balas Kasamatsu. "Tapi akan kutendang dia belasan kali seusai pertandingan jika ia membuat kesalahan", lanjut pemuda berambut hitam tersebut sambil menunjukan wajah jengkel, yang mana membuat gadis di sampingnya tertawa kembali.

"Kau kejam, senpai", ucap (Your name) kemudian menepuk pundak Kasamatsu pelan. "Nee, senpai jangan terlalu membebankan segalanya kepada diri sendiri, ok? Saa, mou ichidou, ganbarimasu, Kasamatsu-senpai!", tambahnya dengan senyuman riang khas seorang (Your name).

Pada awalnya Kasamatsu hanya menanggapinya dengan gumaman, namun setelah gadis itu berlari menuju lapangan terlebih dahulu, sebuah senyuman pun terkembang tanpa ia sadari.

.

"(Last name)cchi, kau tidak pulang bersama-ssu?"

(Your name) menggeleng pelan. "Masih ada yang ingin kuurus, Kise-kun. Jaa", ucap gadis itu lirih sambil berjalan menjauhi pemuda blonde yang kini menatapnya dengan sendu.

(Your name) melangkahkan kakinya dengan gontai. Ekspresi penuh keceriaan yang biasa tampak kini menghilang entah kemana. Pertandingan quarter-final saat itu baru saja selesai. Dan hasilnya sukses membuat gadis itu shock berat.

Kaijou kalah. Dengan selisih 12 poin dimana Kaijou mendapat 98 dan Touou mendapat 110. Hal tersebut membuat gadis bersurai (Hair colour) itu hanya bisa menahan tangisnya sekarang. Hatinya terasa sakit, bukan hanya karena kekalahan Kaijou, namun juga karena ekspresi penuh kesedihan yang ia lihat di wajah rekan-rekannya.

Kini gadis yang menjabat sebagai manager tim basket Kaijou itu telah sampai di depan pintu locker room. Sekarang ia sudah bersiap-siap menggapai knop pintu di hadapannya. Namun baru saja knop itu tersentuh, pintu di depannya sudah terbuka lebih dulu, menampakan sesosok pemuda berambut hitam dengan raut wajah yang kacau.

"(L-Last name)?"

Kasamatsu hanya bisa menunjukan ekspresi kaget sekaligus heran melihat gadis di depannya. Ia pikir (Your name) sudah pulang bersama teman-temannya yang lain beberapa saat tadi.

"K-Kasamatsu-senpai?", balas (Your name) tak kalah kaget.

Namun kemudian (Your name) menyadari bahwa ia sedang menahan air mata nya sejak tadi, sontak saja gadis itu segera bersiap untuk pergi dari sana.

"Tunggu", ujar Kasamatsu setelah berhasil menggenggam pergelangan tangan gadis itu, menahannya supaya tidak pergi. "Kau kenapa?", tanya Kasamatsu saat menyadari genangan air mata yang menghiasi wajah (Your name).

(Your name) hanya menunduk untuk menyembunyikan air mata nya yang sudah tumpah. Ia tidak ingin membiarkan Kasamatsu melihatnya saat menangis.

"(Last name), jawab pertanyaanku", titah Kasamatsu saat tak mendapati jawaban dari (Your name). Rasa khawatir perlahan mulai ia rasakan. Ia yakin gadis di depanya itu sedang tidak dalam keadaan baik.

"S-senpai.."

Perlahan (Your name) mengangkat pandangannya menatap Kasamatsu. Dan sekarang pemuda berambut hitam itu bisa melihat dengan jelas air mata yang mengalir dari kedua bola mata manager nya. Ia juga bisa melihat wajah (Your name) yang mati-matian menahan tangis.

"Kenapa kau menangis, baka?", tanya Kasamatsu sambil menepuk pelan kepala (Your name). Sebenarnya ia sudah tahu alasan mengapa gadis di depan nya itu menangis.

Dan pertanyaan Kasamatsu justru membuat tangis (Your name) semakin menjadi. Wajahnya semakin terlihat kacau. Kasamatsu yang melihatnya menjadi bingung antara harus merasa sedih ataukah tertawa karena ekspresi kouhai nya itu benar-benar tampak lucu sekarang.

"Huaa.. Senpai.. Hiks.. Hiks.. Kaijou kalah..", rengek gadis bersurai (Hair colour) itu seperti anak kecil. Lalu tanpa diduga, (Your name) tiba-tiba saja memeluk Kasamatsu erat, membuat pemuda di hadapannya itu membulatkan mata seketika.

"B-baka. Kenapa kau harus menangis? Tak ada yang perlu ditangisi. Kita sudah melakukan yang terbaik", ujar Kasamatsu berusaha menenangkan, padahal dirinya sendiri ingin menangis kembali saat itu.

"Hiks.. Aku menangis bukan hanya karena itu, senpai..", tutur (Your name) sambil membenamkan mukanya di dada Kasamatsu. "Jangan lupakan taruhan kita beberapa hari yang lalu! Huaa.."

Kasamatsu yang tadinya ingin bertanya pun mengurungkan niatnya. Ia sudah tahu jawabannya sekarang. Pasti (Your name) juga menangis karena kekalahannya dalam taruhan yang ia buat sendiri.

"Itu salahmu sendiri, baka", ucap Kasamatsu sambil memukul kepala (Your name) pelan namun cukup membuat gadis itu mengaduh. "Ayo pulang", sambung pemuda berambut hitam itu sambil melepaskan pelukan kouhai nya lalu berjalan lebih dulu.

"Ittai.. Senpai hidoi.. Hiks", respon (Your name) sambil memegangi kepalanya.

Namun pada akhirnya ia juga mengikuti langkah Kasamatsu, walau dengan beberapa gerutuan setiap kali melangkah.

.

"Um.. Bagaimana jika kita batalkan saja taruhan ini?"

"Tidak bisa. (Last name)cchi yang sudah memulainya sendiri-ssu", si surai blonde membantah.

"T-tapi aku kemarin tidak bilang harus meneriakan nya di gym"

"Salahkan dirimu sendiri yang tidak menyebutkan tempatnya", sang kapten ikut menimpali.

(Your name) menghela nafas pasrah. Siang itu ia harus melakukan hukumannya. Seperti yang gadis itu ucapkan beberapa hari lalu, jika Kaijou kalah maka ia harus meneriakan nama orang yang disukai. Dan sekarang, karena salahnya sendiri yang tidak memberitahu lokasi saat berteriak, alhasil ia pun harus melakukan hukumannya di gym, yang mana saat itu dipakai berlatih oleh semua murid ekstrakurikuler basket.

"Baiklah..", (Your name) mengambil nafas dalam-dalam. Dalam hati ia sudah berkata kepada dirinya sendiri untuk membuang rasa malunya. "Kasamatsu Yukio-senpai!"

Sontak seluruh murid yang berada di gym menghentikan kegiatannya. Bagi yang tidak mengetahui taruhan yang dilakukan (Your name), mungkin mereka hanya akan bertanya dalam hati 'apa yang dilakukannya?'. Namun bagi yang mengetahui taruhan tersebut, mereka pun hanya bisa terdiam, khususnya sang kapten tim basket Kaijou.

"W-wah..", Kise lah yang pertama tersadar dari keterkejutannya. "N-Nee, senpai. Bagaimana denganmu-ssu?"

Kasamatsu masih terdiam. Begitupula (Your name) yang masih setia mengatur nafas dengan wajah merona sambil menatap sang kapten.

"S-senpai sepertinya tidak merasakan hal yang sama, Kise-kun. S-saa, aku pergi-"

"Aku juga, bodoh"

"Eh?", respon (Your name) sambil menatap Kasamatsu yang kini tengah memalingkan wajah.

"A-aku tidak akan mengulanginya untuk yang kedua kali. Yang jelas kau adalah kekasihku sekarang", ucap Kasamatsu dengan semburat merah di pipinya. "Kenapa kalian diam saja?! Cepat mulai berlatih!", serunya garang kembali seperti biasa.

"H-Hai'!"

Dan anggota yang lain segera menuju ke lapangan, meninggalkan sang kapten berdiri bersebelahan dengan manager tim mereka.

"Arigatou, senpai. Aishiteru", tutur (Your name) pelan sambil tersenyum lembut.

"A-aa. Aku juga", balas Kasamatsu tak berani menatap gadis yang mulai saat itu menjadi kekasihnya tersebut.

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro