Unexpected (Sequel of "He Likes You")
Genre: Romance, Humor
Rate: T
A/N:
Aloha, readertachi~! Kali ini saya bawa genre humor yang semoga saja tidak garing karena sudah lama terkena angin(?) Ini dia request-an (Yang entah benar atau tidak) dari @smilingwtears
Saa, jaa matta, readertachi~! Douzo~
"Jadi, apa yang kita lakukan pertama-tama?"
"Mendata properti yang diperlukan?"
"Mencatat bahan yang harus dibeli?"
"Kupikir menentukan pemeran lebih baik"
Sekumpulan murid yang tadinya sedang bergerumun itu seketika menatap gadis bersurai (Hair colur) yang tiba-tiba saja ikut berkumpul.
"Aku setuju dengan (Last name)-chan!", seru seorang gadis berbadan 'wow' dengan surai pink nya. (Author geli sendiri waktu ngetik)
Siang itu seluruh murid Akademi Touou -khususnya kelas sang tokoh utama kita- tengah sibuk mempersiapkan pertunjukan untuk festival sekolah beberapa hari kedepan. Atas usul wali kelas mereka, murid-murid tersebut sepakat untuk mempersembahkan cerita dari negeri dongeng berjudul "Putri Molor" a.k.a "Putri Tidur" atau biar lebih keren kita sebut "Sleeping Beauty".
"Sumimasen! Tapi bagaimana cara kita menentukannya?", sang jamur light brown peminta maaf angkat bicara.
"Kita lakukan dengan undian saja!", saran si surai pink yang kita kenal dengan nama Momoi sambil menatap teman-temannya meminta pendapat.
Semua mengangguk setuju. Mungkin tidak buruk juga memilih pemeran dengan cara seperti itu, pikir mereka.
"Yosh! Sekarang ambil undian ini, minna!", Momoi berseru sambil menawarkan beberapa kertas yang sudah terlipat di tangannya.
Dengan segera seluruh murid yang ada pun mengambil kertas-kertas tersebut.
"Asdfghjkl#$@*-&%?!", gadis bersurai (Hair colour) segera misuh-misuh melihat isi kertas yang ia ambil.
"Anj*r! Apa-apaan neh?! #$%@&+-!", diikuti seruan kesal dari pemuda berambut navy blue.
(Your name) dan Aomine, pelaku pengeluaran suara-suara penuh sensor tersebut mulai mengeluarkan berbagai sumpah serapah dari mulut masing-masing, tidak terima melihat hasil dari kertas keduanya.
"S-sumimasen! Ini tidak benar! Sumimasen! Kenapa hasilnya seperti ini?!"
Rupanya bukan hanya (Your name) dan Aomine saja yang misuh-misuh, namun pemuda light brown yang biasanya nurut-nurut saja kini juga ikut-ikutan tidak terima.
Sebenarnya apa yamg membuat mereka seperti itu? Jawabannya jelas. Tentu saja karena peran yang mereka dapat. Memangnya mereka mendapat peran apa? Mari saya beritahu.
Pangeran untuk (Your name),
Peri ke-13 untuk Aomine, dan
Putri Tidur untuk Sakurai.
"Kenapa Ryou yang menjadi putri tidur sedangkan aku pangerannya?! Wut de hel is dat?!"
"Maa maa, rupanya (Last name)-chan ingin menjadi putrinya ya?", tutur Momoi yang mendapat peran sebagai ratu.
"Nani?! Bukan seperti itu!", (Your name) menyangkal, padahal jelas-jelas wajahnya merona. Dasar tsundere.
"Sumimasen! Apakah aku benar-benar harus seperti ini?! Sumimasen! Kalau boleh aku ingin ganti peran!", si jamur peminta maaf membungkukan badan berkali-kali.
"Sayangnya tidak ada yang boleh protes! Semua sudah sepakat 'kan?", tanya Momoi kepada teman-temannya yang lain. Mereka pun menyetujuinya, karena memang hanya (Your name), Aomine, dan Sakurai lah yang mendapat peran tak sesuai keinginan masing-masing.
"No! Aku tidak mau, Momoi! Tidak akan mau!", (Your name) masih belum mau menerima nasibnya menjadi pangeran.
"Sudah kubilang tidak ada yang boleh protes..", balas Momoi dengan suara rendah yang berbahaya, tak lupa aura hitam mematikan yang sudah stand by di belakang gadis pink itu. Rupanya Momoi telah memasuki rage mode nya, saudara-saudara. Berterimakasihlah kepada (Your name) yang sudah membangkitkan sisi lain dari si pink.
Hening.
Seketika kondisi kelas seperti di kuburan. Bedanya kalau kuburan berisi mayat, kalau ini berisi manusia bernyawa yang hampir seperti mayat. Kenapa? Karena semua murid yang merasakan aura penuh ke-horror-an dari Momoi langsung kicep, wajah pucat seketika, termasuk (Your name) yang tadinya berniat untuk protes lagi.
"Nah, kita bisa mulai latihannya besok! Tenang saja. Naskahnya biarkan aku yang mengurus. Jaa matta na, minna~! Ayo, Dai-chan!"
Baru saja beberapa detik yang lalu terlihat seperti setan, eh sekarang gadis berambut pink itu sudah kembali ke sikap semulanya. Sambil menggandeng (baca: menyeret) Aomine, Momoi mulai melangkahkan kaki meninggalkan kelasnya, membuat semua oramg yang berada disana cengo.
.
Tak lama setelah Momoi menghilang(?), (Your name) pun ikut menghilangkan diri juga. Bukan, bukan menghilang yang 'poof' seperti di acara-acara sulap itu. Anggap saja menghilang yang saya maksud itu pergi meninggalkan kelas.
"Nee, Ryou. Apa kau tidak apa-apa?"
Oh, rupanya tokoh utama kita tidak menghilang sendirian. Ternyata dia juga mengajak sang kekasih yercinta (eak).
"Sumimasen! T-tidak apa-apa! (F-First name)-chan sendiri? Sumimasen aku terlalu banyak bertanya!"
Helaan nafas terdengar dari mulut (Your name). Sebenarnya dibilang 'tidak apa-apa' juga tidak, dibilang 'apa-apa' juga tidak.
"Kalau boleh jujur aku ingin ganti peran", (Your name) mengerucutkan bibirnya kesal. "Aku ini perempuan tapi kenapa dapat peran jadi pangeran?! Ah, aku tahu! Ini pasti karena hari ini aku tidak membawa lucky item ku!", serunya kepada diri sendiri, entah mengapa gadis berambut (Hair colour) itu lama kelamaan jadi seperti si wortel dari Shuutoku. Udah tsundere, suka bahas lucky item pula. (Author dicium Midorima pake sandal sw*llow)
"Sumimasen! Sebenarnya aku juga ingin ganti peran! Sumimasen! Aku tidak mau crossdress!", ratap Sakurai.
"Tapi bukannya cocok ya, Ryou? Kamu kan uke", balas sang kekasih dengan POLOS SEPOLOS-POLOSNYA.
Jleb.
Right in the kokoro.
Dikatain uke sama cewe sendiri.
Kebayang gak rasanya kek gimana?
Sakit, bro.
Hening seketika melanda. Namun tiba-tiba saja saat Sakurai berniat memecahnya, keheningan tersebut sudah lebih dulu dipecah oleh suara dari handphone (Your name). Setelah dicek, rupanya (Your name) mendapat pesan dari Momoi.
From: Momoi Satsuki
To: (Last name) (First name)
(Last name)-chan! Tolong belikan barang-barang untuk keperluan properti drama kita ya?! Daftar belanjaannya akan kukirim setelah ini!
Tak lama kemudian Momoi kembali mengirimkan pesan berisi daftar barang-baramg yang dibutuhkan. Dan hal itu seketika membuat (Your name) tepuk jidat. Untungnya dia baru saja beberapa meter keluar dari sekolah, setidaknya ia bisa langsung membelinya tanpa harus ke rumah dahulu. Tapi sayangnya barang yang harus dibeli cukup banyak. Sekarang yang menjadi pertanyaan adalah 'akankah uang (Your name) cukup?'.
"Ada apa, (First name)-chan? Sumimasen jika pertanyaanku mengganggu!", Sakurai bertanya setelah melihat wajah kusut kekasihnya.
(Your name) menggeleng pelan, lalu menatap Sakurai terus menerus.
"Maukah kau menemaniku berbelanja keperluan drama?"
Sudah diduga. Jika (Your name) menatap terus menerus, pasti ujung-ujungnya ada apa-apa. Sakurai sudah hafal dan sudah kebal dengan sikap kekasihnya itu.
"B-baiklah! Sumimasen! Lebih baik kita segera membelinya! Sumimasen! Aku tidak mau (Fiest name)-chan pulang terlalu malam!"
Untuk sesaat gadis manis itu hanya terdiam, kemudian seulas senyum terkembang di bibirnya.
"Yosh! Ikuzo!", dan tanpa aba-aba apaun tiba-tiba saja (Your name) menarik lengan Sakurai menuju supermarket yang dituju.
.
Beberapa hari kemudian, seperti yang sudah biasa dilakukan, (Your name) dan kawan-kawannya melakukan latihan. Dengan gym sekolah sbagai tempat berlatih, merekapun memulai latihannya.
"Sebelumnya mari kita cek pemain!", Momoi memulai latihan dengan semangat seperti biasa. Jelas saja, secara si pink itu mendapat peran sebagai ratu. (Yang sayangnya gak bakal jadi ratu si raja bergunting dari Rakuzan karena dia udah milik Om Masaomi sama Tante Shiori)
Semuanya beesorak menyetujui. Momoi pun memulai pendataan rutinnya.
"Ikan!"
"Ada!"
"Pangeran!"
"Hn"
"Putri tidur!"
"Sumimasen! Hadir!"
"Peri ketiga belas!"
Krik. Krik. Bunyi backsound ala suara jangkrik pun terdemgar.
"Aku yakin dia sedang molor di atap", tutur (Your name) yakin seratus persen. Peri ketiga belas yang dimaksud memang seorang pemalas sejati, karena ia adalah Aomine, si unstable -ralat, masud saya unstoppable ace dari Akademi Touou yang tidak kapok-kapoknya membolos sejak hari pertama latihan.
Akhirnya beberapa saat kemudian Aomine sudah berada di gymnasium. Walau dengan keadaan tak sehat sepenuhnya, setidaknya pemuda berkulit eksotis itu masih hidup. Sekali lagi, berterimakasihlah kepada heroine kita yang merupakan seorang pemegang sabuk hitam di karate.
"Saa, hajimemashou!", seru Momoi penuh semangat.
Murid-murid lain pun mengikuti. Mereka bersiap di tempat dan menunggu giliran dari peran masing-masing. Cerita diawali dengan narator yang membacakan kisahnya, disusul murid yang mendapat peran raja serta Momoi yang berperan sebagai ratu memasuki arena mencurahkan isi hatinya karena tak kunjung memiliki anak. Saat hal itu terjadi, murid yang berperan sebagai ikan memasuki stage.
"Tenang, ratu. Apa yang kamu inginkan akan segera terpenuhi. Dan kau akan segera memiliki anak", tutur seorang murid yang memakai kostum ikan koi.
Kemudian dalam cerita, apa yang diucapkan si ikan menjadi kenyataan. Sang ratu akhirnya melahirkan seorang putri(?) yang *ehem*cantik*ehem*. Karena senang, sang raja pun mengadakan sebuah pesta besar-besaran. Raja mengundang seluruh rakyatnya. Peri-peri di kerajaannya pun ikut diundang, kecuali si peri ketigabelas dengan alasan piring emas yang tidak mencukupi. Padahal kita semua tahu yang namanya raja itu kaya nya minta ampun.
"Huahaha.. berani-beraninya kau tidak mengundangku, br*ngsek!"
Ketika pesta sedang berlangsung, Aomine -a.k.a peri ketigabelas- dengan seenak jidatnya memasuki stage sambil mengatakan kalimat yang melenceng dari dialog.
"Kudoa'akan semoga dadamu rata!", sambung si navy blue lebih parah lagi.
Pletak.
Sebuah papan ujian sukses mencium kepala sang peri ketigabelas.
"Aho! Dialogmu bukan seperti itu! Dan lagi, Sakurai memang berdada rata, bodoh!"
(Your name) mencak-mencak kembali. Stres berat menghadapi kelakuan Aomine yang kelewat absurd.
"As@#3$&%! Sakit, baka!", Aomine mengelus kepala berjambul navy blue nya yang baru saja mendapat hadiah. Dengan langkah yang dihentak-hentakan sambil mencincing gaun yang ia pakai, Aomine berjalan ke arah (Your name), bersiap mengutuk pangeran cantik itu mungkin.
"Bisakah kalian berhenti?"
Aura horror seketika memenuhi gym. Setelah ditelaah lebih rinci, rupanya Momoi kembali memasuki rage mode nya. Hal itu seketika membuat seluruh orang yang ada disana menghentikan kegiatan masing-masing. Sakurai yang baru saja ingin mengucapkan 'sumimasen' menggangtungkan perkataannya di tengah jalan.
"S-saa, lebih baik kita kembali berlatih! Haha, sampai dimana kita tadi?"
(Your name) berusaha memecah ketegangan yang diakibatkan oleh Momoi. Dan untungnya dia berhasil, sehingga latihan pun kembali dilanjutkan.
"Semua cerita itu tidak akan menakutkanku. Aku akan pergi ke istana sang raja dan membangunkan putri tidur", ucap (Your name) dengan suara dibuat se-manly mungkin ketika sudah waktunya ia berdialog. Gadis itu kini terbalut pakaian khas seorang pangeran serta wig pendek yang membuatnya terlihat mirip seperti laki-laki.
(Your name) memasuki stage dimana Sakurai atau sang putri tidur tengah tertidur pulas. Perlahan si pangeran mendekati putri tersebut. Dan seperti yang ada pada narasi, (Your name) mendekatkan wajahnya pada Sakurai. Semakin dekat. Terus mendekat. Bisa dilihat wajah keduanya yang semakin memerah. Lalu...
"T-tidak bisakah kita skip lagi adegan ini?", tanya (Your name) menghentikan aksinya yang tadi.
Gubrak.
Momoi bergubrak ria di tempat. Padahal tadi hampir saja ia mendapat scene dari OTP nya.
"Tidak bisa! Ini 'kan gladi resik! Pokoknya cepat cium saja Sakurai-kun!"
"E-eh? B-baiklah.."
Mau tak mau (Your name) pun kembali melakukan apa yang tadi ia lakukan. Kepalanya ia dekatkan ke arah Sakurai.
"S-sumimasen. Jika (First name)-chan tidak ingin melakukannya, d-dekatkan saja ke bagian samping kepalaku. S-sumimasen! Kita tipu saja mereka", ucap Sakurai setengah berbisik. Jujur saja, dia ingin latihan ini segera berakhir dan melepas gaun laknat yang dengan terpaksa ia pakai.
"Kau benar! Arigatou, Ryou", (Your name) juga berkata setengah berbisik.
Baru saja gadis itu ingin mendekatkan wajahnya ke sisi samping Sakurai, tiba-tiba saja bagian kepalanya mendapat dorongan.
"Kau terlalu lama, baka", ujar Aomine yang ternyata merupakan pelaku pendorongan kepala tersebut.
Berkat perbuatan sang ace dari Akademi Touou, sebuah adegan romantis 13+ pun terjadi. Yup. Bibir (Your name) dengan suksesnya mendarat di bibir sang putri tidur.
"BakaAhomine Daikidiot! Kemari kau, ganguro!", seru (Your name) garang dan sesegera mungkin berlari ke arah Aomine.
Dan setelah itu bisa dibayangkan apa yang terjadi kepada sang unstoppable ace. Sedanhkan Sakurai? Dia masih cengo dengan kejadian yang baru saja ia alami. Masih dengan gaun yang melekat pada tubuhnya, Sakurai menyentuh bibirnya yang baru saja mendapat kecupan tak sengaja dari sang kekasih.
'F-First kiss ku', batin Sakurai bingung harus bereaksi seperti apa.
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro