Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

The Tsundereman is Mine! (Kasamatsu x Reader)

Genre: Romance
Rate: T

Yey! Update cepet! (Tumben)
Well, ini request dari NaomakiAyaru
Hope you'll like it! Maaf kalau judul gak nyambung dan (mungkin) Kasa jadi OOC.
Oh iya! Satu lagi! Happy (late) anniversary untuk buku ini! *digebuk massal(?)*
Wah, gak kerasa sudah satu tahun. Saya jadi terhura(?)
Nah, sekian saja. Saya bingung mau ngapain di satu tahunnya buku ini. Mungkin ada yang punya usul?
Saa, jaa mata, readertachi!

  "Senpai itu tsundere-ssu! Jika dia bilang 'tidak', maka itu berarti 'iya'!"

  Ucapan dari seorang pemuda blonde membuat gadis di sampingnya tertawa kecil. Kala itu Kise —si pemuda blonde— tengah berjalan bersama kakak kelasnya di koridor untuk menuju gymnasium. Kebetulan mereka berpapasan tadi, dan akhirnya memutuskan untuk pergi ke gym bersama.

  "Kalau begitu kau deredere 'kan, Kise?" Balas (Your name) sambil terus berjalan. Gadis itu  merupakan siswi kelas tiga di SMA Kaijou yang sekaligus menjabat sebagai ketua tim basket putri disana.

  "(Last name)-senpai hidoi-ssu! Aku ini tidak termasuk dere apapun!" Sangkal si pirang dengan wajah cemberut, yang mana justru mengundang tawa (Your name) kembali.

  "Ya. Baiklah. Tapi kau itu pengidap narsisme." Ujar gadis (Hair colour) itu kemudian berlari memasuki gym terlebih dahulu. Tak terasa rupanya mereka sudah sampai di sana.

  "Eh?! Senpai hidoi-ssu! (Last name)-senpai!" Seru Kise ikut berlari memasuki gym menyusul (Your name).

.

  Tim basket putri SMA Kaijou tengah beristirahat setelah beberapa menit yang lalu berlatih dengan cukup keras. (Your name) mendudukkan diri di bench pinggir lapangan, menatap permainan para anggota tim putra dengan sebotol air mineral di tangan. Mungkin lebih tepatnya (Your name) sedang memperhatikan Kasamatsu, sang kapten tim basket putra di sekolahnya. Karena sejak tadi pandangan gadis (Hair colour) itu selalu tertuju kepada si surai hitam.

  Mungkin sudah menjadi suatu kebiasaan bagi (Your name) untuk memandangi Kasamatsu. Entah itu secara sadar maupun tanpa sengaja. Baik itu ketika latihan maupun di kelas. Dan akhir-akhir ini ia baru sadar bahwa dirinya telah menaruh rasa pada pemuda berambut hitam cepak itu.

  "Kapten! Ayo kita latihan lagi!" Seru seorang kouhai kepada (Your name) yang rupanya tengah melamun.

  "O-oh. Iya. Ayo!" Jawab sang kapten setelah berhasil mengembalikan kesadarannya.

  Dan latihan tim basket putri pun dimulai lagi. Saat tim putri memulai latihan kembali, tim putra baru saja mengistirahatkan badan. Kasamatsu segera melangkahkan kakinya ke bench dan mendudukkan diri. Pandangannya ia arahkan kepada sang kapten tim basket putri sekolahnya. Menatap intens gadis yang baru saja berhasil memasukkan bola kedalam ring dan kini tengah berseru senang. Melihat hal itu tanpa sadar membuat Kasamatsu tersenyum.

  "Senpai! Jangan lupa berkedip!"

  Disaat Kasamatsu sedang menikmati pemandangan seorang (Your name) yang tampak bahagia, kouhai blonde nya yang kelewat berisik itu dengan santai berdiri di hadapannya. Kasamatsu menggeram kesal. Sebuah perempatan imajiner mungkin sudah bersarang di kepala pemuda bermahkota hitam itu.

  "Berisik! Kau ingin kutendang, hah?!" Seru Kasamatsu jengkel. Tak biasanya ia menawari dahulu. Biasanya sang kapten akan langsung saja menendang punggung kouhai blonde nya itu.

  "Uwo... Senpai jangan marah dulu-ssu..." Ujar Kise, si kouhai blonde, dengan kedua tangan berada di depan dada, memberikan gestur kepada Kasamatsu untuk menahan diri supaya tak menendangnya.

  "Lalu apa maumu?" Balas Kasamatsu ketus, masih kesal karena Kise tak kunjung enyah dari hadapannya.

  "Aku hanya ingin memastikan sesuatu-ssu." Ucap si pirang setelah sebelumnya tertawa tanpa dosa, tak kunjung beranjak dari tempatnya berdiri.

  "Apa yang ingin kau pastikan, Kise? Dan bisakah kau tidak berdiri di hadapanku seperti itu? Aku ini senpai mu." Ujar Kasamatsu kemudian menenggak air mineral di tangannya. Ah ya, kenapa ia tadi tidak melemparkan botol itu ke arah si blonde?

  Kise menurut. Ia langsung mendudukkan diri di samping sang kapten.

  "Apa senpai menyukai (Last name)-senpai?" Tanya Kise sambil menatap lurus ke depan, mungkin ke arah sang kapten tim basket putri yang kini sedang bersiap melakukan three point.

  Uhuk.

  Seketika Kasamatsu tersedak minumannya sendiri berkat pertanyaan yang keluar dari mulut sang kouhai.

  "Apa maksudmu?! Jangan aneh-aneh!" Seru Kasamatsu jengkel kemudian melenggang pergi ke lapangan, bersiap memulai latihan kembali.

  Ah, senpainya satu itu benar-benar tsundere. Hanya untuk bilang "iya" saja sepertinya susah sekali. Jangan dikira Kise tak tahu jika sejak tadi Kasamatsu terus memandangi (Your name). Dan jangan kira pula jika Kise tak tahu pandangan penuh arti yang berada di kedua bola mata Kasamatsu saat menatap si surai (Hair colour).

.

  "Senpai."

  "Apa?"

  "Apa kau suka (Last name)-senpai?"

  Kasamatsu menggeram kesal. Kedua tangannya terkepal erat menahan amarah. Tapi sepertinya ia gagal menahan emosinya karena beberapa detik setelah itu ia justru mendaratkan sebuah tendangan di punggung si blonde.

  "Berapa kali aku harus menyuruhmu berhenti menanyakannya, bodoh?!"

  "Huaa... Senpai hidoi-ssu! Sekali ini saja jawab pertanyaanku dan aku tak akan menanyakannya lagi!" Rengek Kise sambil bangkit setelah terjerembab di depan loker ganti gymnasium. Kala itu latihan telah usai dan mereka tengah bersiap untuk pulang. Anggota yang lain sudah pulang terlebih dulu tadi.

  Sang kapten mendengus kesal. Kemudian ia menatap kouhainya yang berisik itu dengan tatapan iritasi.

  "Aku menyukainya dan berhenti bertanya karena sekarang kau sudah tahu jawabannya lalu jangan beritahu siapapun tentang ini." Ujar Kasamatsu dengan sekali tarikan nafas dan tanpa titik maupun koma.

  Kise mengerjapkan matanya seperti orang bingung. Untung saja ia paham ucapan senpainya itu. Kemudian ia tersenyum cerah, merasa senang karena sudah mendapat jawaban, yah walaupun tak begitu jelas.

  "Arigatou, senpai! Saa, aku pulang dulu-ssu!" Seru Kise sambil melangkah keluar dari ruang ganti.

  "Aa. Hati-hati." Balas Kasamatsu setelah sebelumnya menghela nafas. Pemuda bersurai hitam itu tak menyadari bahwa sejak tadi Kise memegang sesuatu.

.

  Aku menyukainya dan berhenti bertanya karena sekarang kau sudah tahu jawabannya lalu jangan beritahu siapapun tentang ini.

  (Your name) mengerjapkan matanya tak paham, belum bisa mencerna maksud dari rekaman yang Kise bawa dengan sepenuhnya. Kise yang sejak tadi menatap senpainya itu kembali menyalakan rekamannya. Saat ini mereka hanya di atap berdua. Jadi, tak masalah jika pemuda blonde itu memutar rekaman suara kaptennya berulang-ulang.

  Aku menyukainya dan berhenti bertanya karena sekarang kau sudah tahu jawabannya lalu jangan beritahu siapapun tentang ini.

  "Senpai sudah mengerti-ssu?"

  "Itu benar suara Kasamatsu?"

  "Maji hyaku paasento."

  Dan (Your name) tertawa mendengar jawaban kouhainya. Tapi ia masih meragukan rekaman tadi. Apa benar Kasamatsu menyukainya?

  "Senpai tak usah khawatir-ssu. Kasamatsu-senpai pasti akan menyatakan perasaannya kepada senpai. Yah, tapi senpai harus sabar-ssu. Kasamatsu-senpai 'kan tsundere." Ujar si pirang sambil menatap langit siang itu.

  Mendengar ucapan Kise membuat (Your name) mulai berharap. Sepertinya tak salah ia menceritakan semuanya kepada Kise. Karena setelah itu si pirang langsung dengan semangat berjanji akan membantunya. Dan benar saja. Kise benar-benar membantunya. Bahkan ia rela mendapatkan sebuah tendangan hanya supaya (Your name) tahu bagaimana perasaan Kasamatsu kepadanya.

  "Baiklah. Kupikir aku akan menunggu. Semoga saja ia segera menyatakan perasaannya kepadaku." Ucap si (Hair colour) sembari menundukkan kepalanya dan tersenyum lembut. Ah, semoga ia tidak salah karena sudah memilih untuk menunggu pemuda temperamen berambut hitam itu.

  "Ganbatte, (Last name)-senpai! Aku akan berusaha membuat Kasamatsu-senpai segera menyatakan perasaannya-ssu!" Seru Kise penuh semangat. "Saa, ayo kita kembali-ssu!" Ajak si blonde sambil bangkit dari duduknya dan mengulurkan tangan, mengajak sang senpai untuk ikut bangun.

  "Baiklah. Doumo arigatou, Kise." (Your name) menerima uluran tangan itu. Kemudian mereka pun kembali ke kelas masing-masing.

.

  Satu hari setelahnya (Your name) menunggu.

  Dua hari kemudian gadis itu masih menunggu.

  Tiga hari ia mulai merasa tak sabar.

  Empat hari pernyataan perasaan tak kunjung ia dapatkan.

  Dan sudah genap tujuh hari gadis itu menunggu sang pujaan hati untuk menyatakan perasaannya.

  (Your name) mulai jengah. Sejujurnya ia bukanlah tipe gadis yang mempunyai kesabaran tinggi. Sebenarnya temperamen yang ia miliki bisa saja menyaingi sang kapten tim basket putra sekolahnya.

  "Cukup! Aku tak bisa menahannya lagi! Masa bodoh dengan gengsi! Pokoknya hari ini aku yang akan maju lebih dulu!" Serunya kepada diri sendiri, melupakan fakta bahwa saat ini ia masih di kelas. Alhasil pandangan seluruh murid satu kelas kini tertuju padanya.

  "E-eh. G-gomennasai. Abaikan saja ucapanku tadi." Ucapnya sambil tersenyum malu. Astaga, semoga saja tak ada yang mendengar seruan tak jelasnya tadi.

.

  Bel pulang sekolah berbunyi. Sontak seluruh murid segera berkemas untuk pulang. Terkecuali bagi siswa-siswi yang mengikuti ekstrakurikuler di hari itu, salah satunya (Your name).

  Gadis manis itu mulai melangkahkan kakinya menuju gym. Ia berniat untuk menyatakan perasaannya seusai latihan. Namun setelah melihat Kasamatsu yang juga berjalan menuju gym, niatnya pun berubah. Ia akan menyatakan perasaannya sekarang. Berhubung orang yang bersangkutan ada di depan mata.

  "Kasamatsu!"

  Pemuda yang mendengar namanya diserukan pun menghentikan langkahnya dan menatap ke arah asal suara. Saat mengetahui bahwa orang yang memanggilnya adalah orang yang ia suka, perasaan gugup pun mulai tumbuh. Apalagi setelah menyadari bahwa si pujaan hati mulai melangkah ke arahnya.

  "A-apa yang—"

  "Ayo ikut aku sekarang!" Potong (Your name) sembari menarik kerah baju pemuda berambut hitam itu.

  "Oi! Apa yang kau lakukan?!"

  (Your name) menulikan telinganya untuk sesaat. Barulah saat ia sudah sampai di halaman belakang sekolah, ia melepaskan cengkeramannyabdari kerah baju Kasamatsu dan mulai berbicara.

  "Aku ingin berbicara sesuatu."

  "K-kalau begitu langsung saja katakan."

  Hening sesaat. (Your name) sedang mengumpulkan keberaniannya. Serta ia juga sedang mengendalikan rasa gugupnya.

  "A-apa kau mau menjadi kekasihku?"

  "Tidak."

  Kasamatsu langsung menjawab pertanyaannya. Yah, walaupun dengan wajah yang dipalingkan. Tapi hal itu cukup untuk membuat kedua manik (Your name) menampilkan sebuah kesedihan.

  "K-kalau begitu apa suka padaku?" Tanya (Your name) lagi. Kali ini ada pengharapan dalam nada bicaranya. Tempo hari yang lalu ia sudah mendengar sendiri suara Kasamatsu yang mengatakan bahwa ia menyukainya.

  Hening kembali melanda. Perasaan was-was mulai menghantui gadis itu.

  "Tidak."

  Dan kini liquid bening telah berkumpul di pelupuk mata (Your name). Kasamatsu yang melihat hal itu seketika menjadi gelagapan.

  "A-aku tidak bermaksud seperti itu! B-bukannya Kise sering bilang kepadamu bahwa apa yang kukatakan selalu berkebalikan dengan apa yang kupikirkan?"

  (Your name) mengerjap bingung. Sebenarnya apa yang mau pemuda di depannya ini katakan?

  "Argh... Baiklah baiklah! Akan kukatakan yang sebenarnya!"

  Dan keduanya kembali terdiam. Kemudian Kasamatsu menghela nafas, menetralkan perasaan gugupnya yang semakin parah.

  "Sebenarnya aku menyukaimu. Ah, bukan. A-aku mencintaimu. Dan yah... Kau tahu 'kan aku tak mungkin menolak perasaan orang yang kucinta? Aargh... Cukup! Yang jelas mulai sekarang kau kekasihku!" Seru Kasamatsu untuk terakhir kali sebelum ia melangkahkan kakinya pergi dari sana. Namun belum sempat menjauh, tangannya sudah di genggam oleh (Your name), mencegahnya pergi dari halaman belakang sekolah.

  "Jadi, kau mau menjadi kekasihku?" Tanya (Your name), masih meragukan ucapan Kasamatsu tadi.

  "Entah." Jawab Kasamatsu berusaha seketus mungkin.

  Ah, sifat tsundere nya kambuh ternyata. (Your name) hanya tersenyum menanggapi hal itu. Namun tiba-tiba sebuah pikiran untuk mengusili Kasamatsu terlintas di benaknya.

  "Tunggu dulu. Jadi, selama ini kau menguping pembicaraanku dengan Kise?" Goda (Your name) sukses membuat pemuda di depannya itu salah tingkah.

  "A-apa maksudmu? Aku hanya mendengarnya tanpa sengaja." Ucap Kasamatsu tanpa memandang (Your name).

  Dan (Your name) kembali tersenyum. Sepertinya ke-tsundere-an pemuda berambut hitam itu tak bisa disembuhkan.

  "Maa, ii ya. Aku tak peduli." Ujar (Your name) melepaskan genggaman tangannya pada Kasamatsu. "Yang jelas this tsundereman is mine!" Serunya kemudian sambil memeluk pemuda berambut hitam itu dengan erat.

  "O-oi! Apa yang kau lakukan?!" Protes Kasamatsu. Namun setelah melihat (Your name) yang sama sekali tak bergeming dan tampak bahagia, Kasamatsu pun hanya bisa mengulum senyum pada akhirnya. Dan setelah itu ia justru membalas pelukan (Your name), yah walaupun dengan bercampur rasa malu dan ragu.

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro