Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

Rose (Akashi x Reader)

Genre: Fantasy, Friendship

Rate: T (or K+?)

  "Mawar seperti itu saja kau bawa pulang?", tanya seorang anak laki-laki dengan nada mencemooh.

  "Hahaha. Kau belum pernah melihat mawar ya?", tawa mengejek dari anak-anak lain menyusul.

  "Biar kurawat sini!", seorang anak laki-laki merebut mawar tersebut lalu menginjaknya berulang-ulang.

  "Iie! Hiks.. Kenapa kalian menginjaknya? Kalian jahat..", gadis kecil si pemilik mawar menangis tersedu-sedu melihat mawarnya yang sudah rusak.

  Melihat si gadis yang menangis, kawan-kawannya yang lain justru pergi meninggalkannya begitu saja. Tak ada rasa bersalah sedikitpun di hati mereka.

  Dengan air mata yang masih mengalir, gadis kecil bernama (Full name) itu berjalan pulang sendirian. Mawar yang kini sudah rusak tersebut tetap dibawanya pulang.

.

  "T-Tadaima"

  (Your name) telah sampai di rumahnya. Bekas air mata belum sepenuhnya menghilang dari pipinya. Dan pelupuk matanya kini menjadi sembab akibat menangis.

  "Okaerinasai", sang ibu datang dari dapur. "Astaga, (Fist name)-chan, apa yang terjadi padamu?", tanya wanita itu sambil menghampiri (Your name).

  Dengan air mata yang mulai mengalir lagi, gadis berumur tujuh tahun itu menceritakan semuanya kepada sang ibu.

  "Sou ka. Tapi, (First name)-chan jangan membenci mereka ya? Mereka teman (First name)-chan juga 'kan?"

  Sang ibu menasihati (Your name) dengan senyuman, dibelainya rambut lembut milik sang anak. Sejak kecil (Your name) selalu diajarkan oleh kedua orang tuanya untuk tidak membenci siapapun yang telah melukainya. Tentunya hal itu susah bagi anak kecil seumuran (Your name). Tapi, bagaimanapun juga, gadis kecil itu tak mau mengecewakan kedua orang tuanya. Sehingga, dia lebih memilih menangis dan pulang ke rumah daripada membalas perbuatan teman-temannya.

  "H-hai', okaa-san. A-arigatou", ucap (Your name) sambil memeluk ibunya. "A-aku ke kamar d-dulu", kemudian gadis kecil itu meninggalkan ibunya ke kamar.

  Sang ibu hanya tersenyum sendu melihat anaknya. Kenapa gadis semanis dan sebaik (Your name) justru mendapat perlakuan yang kurang menyenangkan dari teman-temannya?

.

  Sesampainya di kamar, (Your name) kecil langsung menaruh tas nya di meja belajar. Dilangkahkan kakinya menuju kasur empuk yang ia miliki. Mawar yang kini hanya tersisa beberapa mahkota dan tangkainya pun ia bawa ke kasurnya.

  "Nee, Bara-san. Aku tidur dulu ya? Bangunkan aku ketika jam makan siang, ok?", tanya (Your name) kepada mawar yang ia taruh disamping bantalnya. Seolah-olah mawar itu mengerti apa yang ia ucapkan.

  Tak lama kemudian, gadis manis itu terlelap dalam tidur. Dan beberapa saat kemudian, tepat ketika waktu makan siang, dia terbangun.

  "Uum..", (Your name) kecil mengusap matanya lalu bangkit dari tidur. "Bau apa ini?", tanyanya kepada diri sendiri ketika hidung kecilnya mencium bau harum bunga mawar.

  Tapi ketika (Your name) kecil akan mencari asal baunya, bau tersebut menghilang.

  "Eh? Hilang? Ya sudahlah. Bara-san, aku makan siang dulu ya?"

  Lalu gadis kecil itu melangkahkan kaki keluar kamar karena ibunya sudah memanggilnya untuk makan siang.

.

  Kini (Your name) tengah duduk termenung didepan meja belajarnya. Dia bingung akan melakukan apa sekarang. Mandi, makan malam, mengerjakan tugas, dan belajar pun sudah ia lakukan.

  "Bara-san. Maafkan aku. Aku tidak bisa menjagamu tadi. Apakah kau sakit?", akhirnya (Your name) memilih untuk berbicara dengan mawar yang telah rusak itu. Terbesit rasa khawatir pada nada bicaranya.

  Baginya, semua yang terjadi kepada mawar itu adalah salahnya. Seandainya saja dia tidak mengambil mawar itu. Mawar yang tiba-tiba saja ada di tas nya saat ia akan pulang dari taman tadi. Namun, gadis kecil itu tertarik akan indahnya mawar tersebut. Jadi, pada akhirnya dia pun membawanya pulang, yang justru membuatnya diganggu anak-anak lain.

  "Tidak. Aku baik-baik saja, (First name)"

  Sebuah suara tiba-tiba terdengar dari belakang si gadis kecil. Sontak saja (Your name) menengokkan kepalanya. Lalu kedua bola mata (Eyes colour) miliknya membulat sempurna.

  "K-kamu siapa?", tanyanya sedikit takut.

  Didepannya kini ada seorang anak seumurannya, dengan rambut berwarna merah seperti mawar tadi, dan bola mata berwarna senada.

  "Aku adalah mawar itu", jawabnya sambil tersenyum. "Kau kesepian bukan? Ayo bermain, (First name)"

  Awalnya (Your name) ragu dengan ajakan anak kecil tersebut. Namun, kemudian setelah melihat senyum lembut dari anak itu, (Your name) menjadi percaya dan akhirnya memutuskan untuk bermain dengannya.

  Rupanya anak tadi menyenangkan. Dia tidak seperti anak laki-laki lain yang lebih suka mengganggunya. Anak kecil itu ramah, dia lebih seperti kakak bagi (Your name).

  "Oaahm..", (Your name) menguap. Tak terasa sekarang jam telah menunjukan pukul sembilan malam. Saatnya bagi (Your name) kecil untuk tidur. "Aku mau tidur, Bara-san"

  Anak laki-laki itu tersenyum lalu menggandeng tangan kecil (Your name) ke tempat tidur.

  "Saa, oyasuminasai, (First name)", ucapnya sambil tersenyum.

  "Hai'.Oyasuminasai, Bara-san", ucap (Your name) sambil menyelimuti tubuhnya sendiri. "Ano, Bara-san akan kesini lagi 'kan besok?", tanya gadis itu penuh harap.

  Anak berambut semerah mawar itu menggeleng. Tampak rasa bersalah di kedua bola mata indahnya.

  "Gomenne. Aku tidak bisa", ucapnya sambil membelai surai lembut milik (Your name). "Tapi kita akan bertemu lagi suatu saat di taman tadi"

  Walau sebenarnya gadis kecil itu merasa sedih, tapi ia berusaha tersenyum. Dia harus mengerti, mungkin anak laki-laki itu punya urusan penting. Atau mungkin orang tuanya suka marah, pikir (Your name) kecil.

  "Daijoubu desu. Saa, arigatou, Bara-san", kemudian (Your name) benar-benar terlelap.

  "Jangan bersedih, (First name). Kita pasti akan bertemu lagi. Tunggu saja aku"

  Dan perlahan, anak laki-laki tadi menghilang bersamaan dengan mawar yang tergeletak di meja belajar (Your name).

.

  Waktu terasa cepat berlalu. Hingga tanpa sadar sekarang (Your name) telah berumur tujuh belas tahun. Itu berarti sudah sepuluh tahun sejak pertemuannya dengan anak laki-laki itu. Dan itu juga berarti bahwa (Your name) telah setiap hari mengunjungi taman dimana ia menemukan mawar tersebut selama sepuluh tahun.

  "Mungkin anak laki-laki itu hanyalah khayalan masa kecilku saja"

  (Your name) mendesah pelan saat melihat jam tangannya. Sekarang sudah pukul sepuluh pagi. Waktu yang sama ketika ia menemukan mawar itu di tasnya dulu. Setiap hari gadis kecil yang kini telah tumbuh menjadi remaja yang cantik itu selalu menunggu di taman selama satu jam. Walaupun waktu berkunjungnya berbeda-beda, dia selalu menyempatkan diri pergi kesana.

  "Aku akan membeli snack dulu saja", kemudian gadis itu bangkit berdiri dari kursi yang ia duduki.

  Dilangkahkan kakinya ke kedai makanan ringan yang berada tak begitu jauh dari taman. Pikirannya terus mengulang-ulang kejadian dimana ia bertemu dengan anak laki-laki berambut merah itu. Jujur saja, dia senang bersamanya. Karena menurut (Your name), dialah satu-satunya teman yang benar-benar memahaminya. Bahkan, dia lebih seperti kakak sendiri bagi (Your name).

  "S-sumimasen!", seru gadis itu ketika tanpa sengaja menabrak orang lain di depannya. "A-aku akan menggantinya", tambah (Your name) ketika ia menyadari telah membuat mawar yang dibawa orang itu jatuh ke tanah.

  "Tak perlu. Lagipula mawar itu untukmu", sebuah suara yang terkesan dingin terdengar.

  (Your name) menatap ke arah sumber suara. Iris (Eyes colour) miliknya bertemu dengan manik dwiwarna milik pemuda yang ia tabrak. Dan ekspresi terkejut tampak jelas di wajahnya ketika ia menyadari siapa orang yang telah ditabraknya.

  "B-Bara-san?!"

  Rupanya, pemuda yang ia tabrak adalah anak laki-laki yang dulu ia rindukan. Walau dia telah tumbuh besar, (Your name) masih bisa mengenalinya. Sekalipun kedua iris yang dulu berwarna crimson kini telah menjadi heterochrome. Tapi rambut sewarna mawar milik pemuda itu tak akan bisa ia lupakan.

  Sebuah dengusan geli terdengar. "Ohisashiburi nee, (First name)", ucapnya sambil mengulurkan tangan. "Akashi Seijuurou desu"

  (Your name) membalas uluran tangan tersebut. Kemudian senyuman bahagia terkembang di bibir ranumnya.

  "Ohisashiburi, Akashi-kun!", serunya bahagia.

  Dan akhirnya, (Your name) bertemu dengan orang yang ia dambakan. Dia yakin ia tak akan kesepian lagi. Karena kini, sosok teman yang ia rindukan ada didepan matanya. Yah walaupun dengan penampilan yang sediki berbeda dengan terakhir kali mereka bertemu.

.

A/N:
Hallo, readertachi~! O genki desu ka? Kalau saya sih baik-baik saja. Nee, readertachi, fanfic kali ini bagaimana? Gomen kalau genre nya friendship. Bagi yang minat sama romance Akashi x Reader, sabar ya? Sedang dalam tahap pembuatan kok. Yosh, vote and comment selalu ditunggu!
Saa, jaa matta, readertachi~!

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro