Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

It's You (Mayuzumi x Reader)

Genre: Angst, Romance (Senpai!Mayuzumi x Kouhai!Reader)
Rate: T

Yep. Saya bawa Mayu~ Part ini saya buat untuk @FlowerStarButterfly yang request Senpai!Mayu x Kouhai!Reader dan HisanoNashi yang request Mayuzumi x Reader
Saya jadiin satu gapapa 'kan, ya? Pokoknya harus gapapa *slapped*
Douzo! (Warning: OOC-ness, an angst-that-make-no-senses (?))
Saa, jaa mata, readertachi!

  (Your name) sudah mengenal Mayuzumi sejak awal dirinya menjadi murid di SMA Rakuzan. Ia ingat betul awal pertemuannya dengan pemuda surai kelabu itu. Waktu itu (Your name) berniat menghabiskan bekalnya di atap. Dan ia bingung sendiri saat melihat seorang pemuda jangkung tengah berbaring dengan sebuah light novel menutupi wajahnya.

  Sejak saat itu pula (Your name) jadi dekat dengan pemuda yang dua tingkat lebih tua darinya tersebut.

  Lalu, bukankah sebuah hal yang wajar jika kita menyukai orang yang selalu berada di sisi kita selama hampir satu tahun?

  Itulah hal yang (Your name) rasakan sekarang terhadap Mayuzumi. Si pemilik surai (Hair colour) menyukai pemuda bermahkota sewarna abu. (Your name) menyukai sosok Mayuzumi Chihiro, kakak kelas yang terkenal minim ekspresi dan hawa keberadaan.

.

  Suara derap langkah dari kaki ramping seorang gadis terdengar mendekati gymnasium SMA Rakuzan. (Your name) dengan perlahan membuka pintu gym, mengedarkan pandangan guna mencari sosok familiar sang kakak kelas yang ia sukai.

  Hari ini sudah (Your name) putuskan. Ia akan menyatakan perasaannya kepada Mayuzumi. Memendam rasa sukanya selama ini terasa menyiksa juga. Ia sendiri jadi merasa salah tingkah setiap berada dekat-dekat dengan pemuda itu.

  “Huh? Kosong?” (Your name) bermonolog tatkala dirinya mendapati gymnasium yang sepi. Melirik jam di pergelangan tangan kirinya, (Your name) membuat kesimpulan bahwa ia sudah terlambat. Latihan basket pasti sudah selesai saat itu.

  “Mencari siapa, (Last name)-chan?”

  Sontak (Your name) menengokkan kepala ke arah sumber suara yang menyebut namanya. Dan kini ia mendapati tiga orang anggota tim basket inti sekolahnya. Trio kelas dua sekaligus Uncrowned Kings di SMA Rakuzan—Mibuchi Reo, Hayama Koutarou dan Nebuya Eikichi. Dan suara yang (Your name) dengar tadi berasal dari kakak kelasnya yang berparas cantik, Mibuchi Reo.

  “Ano… Senpaitachi tahu Mayuzumi-senpai ada dimana?”

  Jangan heran jika (Your name) bisa mengobrol santai dengan tiga orang itu. (Your name) sudah sering melihat Mayuzumi berlatih. Jadi tak heran jika banyak anggota tim basket yang mengenalnya.

  “Dia masih di locker room. Ada apa?” kali ini Hayama yang menjawab.

  “T-tidak ada apa-apa! K-kalau begitu permisi, senpai! Doumo arigatou!” balas (Your name) gugup.

  Tidak mungkin ‘kan ia mengatakan alasannya mencari Mayuzumi karena untuk menyatakan perasaan? (Your name) kemudian melenggang menuju tempat yang disebutkan, setelah sebelumnya membungkukkan badan.

.

  (Your name) segera mendatangi locker room guna mencari sosok Mayuzumi. Kini gadis itu telah sampai di depan pintu locker room. Baru saja ia akan mengetuk pintu, sebuah suara yang terdengar dari dalam ruangan menghentikan kegiatannya, membuat tangan yang tadinya akan mengetuk pintu jadi mengambang di di depan muka.

  “Kau sedang suka dengan seseorang, Chihiro?”

  Itu suara Akashi. Terdengar jelas dari nada penuh kuasa yang tertangkap indra pendengarnya. Satu-satunya anggota tim basket yang memiliki nada penuh perintah mutlak hanya Akashi. (Your name) tahu betul itu.

  “Memangnya kenapa?”

  Dan yang barusan (Your name) dengar adalah suara Mayuzumi. (Your name)  sudah terlampau hafal dengan nada bicara minim intonasi tersebut.

  “Hanya tebakan. Konsentrasimu saat latihan sedikit menurun akhir-akhir ini.” Suara Akahi menjawab pertanyaan yang terdengar oleh (Your name). “Jadi, kembali ke pertanyaanku. Kau sedang suka dengan seseorang?”

  (Your name) kini berharap Mayuzumi mengelak pertanyaan yang terdengar lebih mirip pernyataan yang Akashi lontarkan.

  “Ya.”

  Dan sekarang (Your name) merasakan sebuah kilat baru saja menyambarnya.

  “Siapa gadis itu?”

  “Dia gadis tercantik yang pernah kutahu.”

  Lalu sebuah tawa yang ditahan terdengar.

  “Baiklah. Kuperintahkan kau segera menyatakan perasaanmu kepadanya agar konsentrasimu saat berlatih kembali penuh, Chihiro.”

  “Aku berniat menyatakannya hari ini. Kau tak perlu menyuruhku, Akashi.”

  (Your name) masih berdiri mematung di depan pintu locker room. Apa yang baru saja ia dengar masih terngiang di benaknya. Mayuzumi sudah memiliki orang yang disukai. Itu berarti ia tak mungkin menyatakan perasaannya kepada Mayuzumi. Kesempatannya sudah lenyap. Ia sudah tidak memliki harapan untuk menjadi kekasih pemuda berambut kelabu itu.

  Tanpa sadar airmata telah mengailir dari manik (Eyes colour) milik (Your name). Membayangkan Mayuzumi yang tidak menyukainya saja sudah menyakitkan. Apalagi ketika (Your name) harus membayangkan pemuda kelabu itu menjadi kekasih orang lain. Bisa runtuh dunianya.

  Cklek.

  Tiba-tiba pintu di depan (Your name) terbuka, menampakkan sosok teman sekelas gadis itu yang merangkap sebagai kapten tim basket. Akashi sempat terkejut melihat pemandangan di hadapannya. (Your name) yang sedang berdiri mematung dengan kedua mata sembab dan linangan airmata di pipi merupakan hal yang jauh di luar ekspetasi.

  “(First—)”

  Suku kata pertama dari nama depan gadis di hadapannya baru berhasil ia lontarkan namun (Your name) sudah terlebih dahulu berlari pergi dari tempatnya berdiri. Melihatnya membuat Akashi menengok ke eksistensi lain yang berada di locker room selain dirinya. Dan belum sempat kalimat lain terucap, Mayuzumi sudah terlebih dahulu berlari keluar guna mengejar (Your name).

.

  (Your name) terus berlari menjauhi gymnasium. Sambil terus menghapus airmatanya yang tak mau berhenti mengalir, ia menaiki tangga menuju atap sekolah. Entah apa yang gadis itu pikirkan, ia justru berlari ke atap dan bukannya ke kelas kemudian pulang.

  Brak.

  Pintu terbuka dengan kasarnya.

  Sepi.

  Tentu saja. Sekarang sudah lewat dari jam pulang. Semua murid pasti sudah kembali ke rumah. Jikalau pun ada yang masih tinggal, kemungkinan besar mereka berada di ruang klub ekstrakurikuler masing-masing.

  (Your name) melangkah dengan gontai menuju pinggiran pagar besi di depannya. Namun baru sampai di tengah jalan, ia sudah menjatuhkan diri ke lantai. Kedua tangannya ia gunakan untuk menutupi muka. Lalu untuk kedua kalinya di hari itu, ia kembali menangis.

  Bayangan tentang pembicaaan yang ia dengar tadi masih terngiang jelas di benaknya. Orang yang ia sukai ternyata sudah menaruh hati kepada orang lain. (Your name) merasakan dadanya sesak seketika saat membayangkan Mayuzumi bersama gadis lain.

  ‘Dia gadis tercantik yang pernah kutahu.’

  Kalimat itu melintas begitu saja di kepala (Your name). Gadis itu sontak menggelengkan kepala, menghilangkan rangkaian kata yang membuat hatinya sakit. Mendengar Mayuzumi memuji orang lain membuatnya ingin menangis.

  Tercantik? Itu jelas tidak mungkin dirinya. (Your name) tidak pernah mengganggap dirinya cantik. Sekarang (Your name) menyesali keputusannya untuk mendatangi locker room hari itu. Ia menyesal, kenapa pula percakapan tersebut yang harus ia dengar tanpa sengaja?

  “Siapa gadis beruntung yang Mayuzumi-senpai suka?” tanya (Your name) kepada dirinya sendiri. Apakah kakak kelas dari klub musik yang pandai bermain biola? Atau anggota klub jurnalis yang terkenal dengan kepintarannya? Ataukah ketua cheerleader yang sangat dikagumi mayoritas siswa di sekolah?

  Sebuah tepukan di kepala (Your name) rasakan tiba-tiba. Membuatnya mau tak mau menghentikan kegiatan mengira-ira yang ia lakukan dalam hati kemudian mendongakkan kepala, berniat melihat pelaku penepukan yang dilakukan kepada kepalanya.

  Dan kedua bolamata (Your name) sukses membulat sempurna tatkala mengetahui siapa orang yang telah menepuk kepalanya.

  “S-senpai! Bagaimana kau ada disini?!” tanya (Your name) sambil secepat mungkin menghapus airmatanya.

  Mayuzumi yang tengah berdiri hanya menundukkan kepala memandang adik kelasya itu datar seperti biasa. Tangan yang tadi ia gunakan untuk menepuk kepala (Your name) kini dimasukkan ke saku celana.

  “Bagaimana aku tidak tahu tempat yang sering dikunjungi gadis yang kusuka?” Mayuzumi bertanya balik masih dengan raut wajah tanpa ekspresi.

  Untuk kedua kalinya bola mata (Your name) membulat sempurna. Wajahnya memerah mendengar ucapan kakak kelasnya. Tapi otaknya masih menyangkal. Tidak, ia pasti salah dengar. Atau mungkin senpai-nya itu sedang bercanda?

  “T-tapi… Tadi… Senpai… Suka… Tercantik… Itu…”

  Mayuzumi mengambil posisi berlutut di depan adik kelasnya. Ia paham inti dari kalimat dari (Your name) yang tidak becus penuturannya tersebut. Sang pemuda minim ekspresi kemudian menepuk kepala gadis di depannya untuk yang kedua kali.

  “Sok tahu.” Dua kalimat mengejek terlontar dengan intonasi datar.

  “A-apa?! Sok tahu bagaimana?! A-aku dengar sendiri—“

  “Kau.”

  “Huh?”

  “Yang kumaksud tadi adalah kau.”

  Hening.

  Baik (Your name) maupun Mayuzumi bungkam. Tak ada satupun suara yang keluar dari dua remaja itu selama beberapa saat.

  “B-begitu… Lalu?”

  Akhirnya (Your name) buka suara. Walau sebenarnya ia masih tidak yakin jika gadis yang Mayuzumi suka adalah dirinya. Di waktu yang sama, Mayuzumi menghela nafas berkat pertanyaan adik kelasnya. (Your name) bisa jadi benar-benar clueless di saat-saat tertentu. Dan sialnya, kenapa gadis itu harus jadi clueless sekarang? Mayuzumi merutuki nasibnya.

  “Kau mau jadi kekasihku?” telapak tangan yang tadinya di atas kepala kini berpindah ke salah satu pipi (Your name).

  “H-hah?” Dengan tidak elitnya (Your name) merespon. Semburat merah tipis menghiasi wajah gadis itu berkat perkataan pemuda di depannya.

  “Tidak adakah reaksi lain?” dua tangan Mayuzumi mencubit gemas pipi adik kelasnya. “Kalau tidak mau ya sudah.” Lanjutnya masih dengan nada datar. Kemudian Mayuzumi berdiri, bersiap pergi dari sana.

  “Tentu saja aku mau!” (Your name) tanpa sadar berseru sambil memegangi pipinya yang sehabis mendapat cubitan dari Mayuzumi. Sepersekian detik kemudian tangannya berpindah untuk menutup mulut karena kalimat yang baru saja ia ucapkan tanpa sengaja.

  Senyum tipis menghiasi wajah pemuda berambut sewarna abu yang tengah berdiri. Lalu tangannya terulur, menawarkan bantuan untuk gadis di depannya berdiri. Yang ditawari menerimanya dengan ragu. Setelah itu tanpa aba-aba apapun Mayuzumi menarik (Your name) ke arahnya, membuat tubuh gadis itu sukses berada di rengkuhan sang senpai.

  “Jangan dekat-dekat dengan laki-laki lain saat aku lulus nanti, (First name)” ujar Mayuzumi dengan tatapan sepenuhnya terkunci ke kedua manik (Eyes colour) di depannya. Salah satu tangan pemuda itu melingkari pinggang si kouhai yang kini wajahnya sudah semerah ceri.

  “S-senpai juga jangan dekat-dekat dengan perempuan manapun setelah lulus nanti!” balas (Your name) sambil mendorong Mayuzumi kuat, membuatnya terlepas dari pelukan pemuda itu. “A-aku pulang dulu!” kemudian berlari menuju pintu.

  “(First name)”

  (Your name) mendengar panggilan Mayuzumi, sehingga iapun menghentikan langkahnya saat ia berada di depan pintu lalu menengokkan kepala. Mayuzumi kini sedang berjalan ke arahnya. Tepat ketika pemuda itu berada di belakangnya, Mayuzumi membalikkan tubuh (Your name) menghadap ke arahnya. Lalu sang pemuda kelabu mencuri sebuah ciuman sekilas dari bibir ranum milik gadis di depannya.

  “Kau dijemput ‘kan? Hati-hati kalau begitu.” Lalu dengan begitu saja Mayuzumi membuka pintu dan meninggalkan (Your name) di belakangnya mematung. Untuk kesekian kalinya rona merah menghiasi paras manis sang gadis bersurai (Hair colour).

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro