Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

He Likes You (Sakurai x Reader)

Genre: Romance, Humor(?)

Rate: T

Readertachi~ Kembali lagi dengan saya, author yang agak-agak gimana gitu (lah emang gimana?). Kali ini saya bawa request dari Emperornoise. Sebelumnya gomen kalau humor nya garing, segaring keripik nya Murasaki(?). Saa, douzo, readertachi! And hope you'll like it, Do-chan!

  Di suatu pagi yang cerah, secerah warna kulit sang mantan ace Kiseki no Sedai(?), suatu keributan telah terjadi di rumah keluarga (Last name).

  Plak. Dung. Plak. Dung. Des. Prang. Meoong(?)

  Kurang lebih seperti itulah bunyi keributan yang terjadi. Dalang dari semua suara aneh tadi adalah sang tokoh utama kita, siapa lagi kalau bukan (Full name).

  Kini gadis manis itu sedang maraton menyiapkan diri berangkat ke sekolah. Karena hari ini dia bangun kesiangan. Berterimakasihlah kepada okaa-san karena masih bisa membangunkan anaknya, walaupun dengan cara yang tidak elite, yaitu disiram air.

  "Ittekimasu, kaa-san!", seru (Your name) dengan suara yang tidak terlalu jelas karena mulutnya terisi penuh selembar roti.

  "E-eh? Y-ya. Hati-hati", balas sang ibu sambil ber-sweatdrop ria.

  Segera setelah itu, (Your name) pun berlari secepat kilat ke sekolahnya. Karena terburu-buru, ia bahkan tidak sadar kalau kaos kaki yang ia kenakan panjang sebelah. Bahkan gadis itu juga lupa menyisir rambutnya. Alhasil sekarang surai (Hair colour) tersebut mencuat kemana-mana layaknya landak.

  Lari. Lari. Lari. Tendang dan berla— ralat, maksud author, lari lari lari, (Your name) terus berlari. Walau sebenarnya ia sangat ingin berhenti sejenak untuk mengatur nafas, namun gadis itu terus memaksakan dirinya melangkahkan kaki. Karena sebentar lagi bel masuk sekolahnya berbunyi.

  "Yokatta!"

  Seruan senang bak orang yang baru menang undian pun terdengar dari mulut (Your name) karena bel masuk berbunyi ketika ia telah sampai di gedung sekolahnya, Akademi Touou. Namun seketika wajah gembira nya berubah tatkala ia mengingat sesuatu.

  "Baka! Aku 'kan belum sampai kelas!"

  Dan setelah itu, (Your name) kembali melangkahkan kaki menuju kelasnya.

  Gadis itu berlari dengan kecepatan penuh. Bahkan sampai di koridor, ia tidak sedikitpun menurunkan kecepatannya. Entah karena terlalu asyik berlari atau karena memang dia tidak fokus, (Your name) tidak menyadari bahwa beberapa langkah didepannya kini telah ada orang lain. Alhasil sebuah tabrakan pun terjadi.

  Duagh. Bruk.

  Kedua orang yang saling bertabrakan itu jatuh dengan tidak elite nya. Pantat merekalah yang jatuh terlebih dulu. Tapi tidakkah hal itu masih lebih baik daripada wajah dulu yang mendarat di lantai?

  "Ittai..", ucap keduanya bersamaan.

  (Your name) yang kemudian menyadari waktunya sudah tidak lama lagi segera bangkit berdiri. (Tolong positive thinking)

  "Sumimasen! (Last name)-san! Sumimasen!", seru orang yang tadi ditabtrak (Your name). Loh, kok justru yang ditabrak yang meminta maaf? Itu karena meminta maaf adalah hobi(?) dari korban tabrakan tersebut.

  "Daijoubu, Sakurai! Jaa!", dengan itu (Your name) pun kembali berlari.

  Dan sesampainya ia di kelas, gadis itu ingin sekali memakan orang lain. Mengapa? Karena saat (Your name) sampai di kelas, rupanya guru yang seharusnya mengajar itu absen.

  'Lalu untuk apa aku tadi berlari-lari seperti orang yang dikejar anjing?!', teriak batin (Your name) penuh rasa kesal.

.

  "(Last name)-chan! Ayo! Ayo!"

  Seorang gadis dengan surai pink tengah menarik paksa siswi berambut (Hair colour) dengan santainya. Tanpa merasa bersalah sedikitpun, si pink terus saja membawa gadis itu menuju gym.

  "Ada apa, Momoi? Kenapa kau membawaku kemari?!"

  "Mou mou. Kantoku sedang absen. Jadi aku yang me-manage semua kegiatan. (Last name)-chan mau membantuku 'kan?", ujar Momoi diselingi puppy eyes no jutsu yang maksa.

  (Your name) menghela nafas. Daripada melihat puppy eyes gagal itu lebih lama, (Your name) memilih untuk menuruti ucapan Momoi.

  "Baiklah. Apa yang bisa kubantu?"

  Entah pendengaran anggota tim basket yang tajam atau memang suara (Your name) yang kelewat keras, karena setelah itu Imayoshi, Wakamatsu, Susa, Sakurai, dan Aomine mendatanginya. (Tolong jangan tanya mengapa si navy blue dakian itu mau berlatih)

  "Tolong ambilkan handuk", tutur Imayoshi.

  Dan (Your name) segera berangkat tanpa ba-bi-bu lagi. Takut mendapat senyuman tidak mengenakan dari sang senpai.

  "Hora", ujar (Your name) sambil menyerahkan handuk.

  "Bawakan air minum!", seru sang toa dari Touou, Wakamatsu.

  "Eh?! Kenapa tidak sekalian tadi?!", protes (Your name)

  "Aku ini senpai mu!"

  "H-hai'!"

  Dengan itu (Your name) kembali melangkahkan kaki pergi. Tidak mau mendapat omelan memekakan telinga dari sang senpai rambut uban(?)

  Tak lama kemudian (Your name) kembali membawa barang yang diinginkan. Baru saja ia mau menempatkan diri di bench, sebuah permintaan kembali terdengar.

  "Oi, (Last name)! Belikan aku majalah Mai-chan yang terbaru", pinta sang power forward sekaligus ace Akademi Touou dengan santainya.

  Mendengar permintaan yang diluar ambang kewajaran(?), (Your name) hanya bisa mengerutkan dahinya menatap Aomine.

  "Waa, tidak bisa! Aku tidak sudi membeli barang haram(?) macam itu! Beli saja sendiri!", tolak (Your name) mentah-mentah sambil menyilangkan tangan di depan dadanya.

  "Apa?! Berani-beraninya kau mengatai Mai-chan 'haram'!"

  "Memang! Lalu kenapa, ganguro?"

  "Apa katamu?! Dasar anak ayam!"

  "Apa?! Jadi kau mengatai kedua orangtua ku ayam?! Dasar anak macan kumbang!"

  "Apa?!"

  Dan perdebatan tidak penting antara kedua orang itu pun tak dapat terelakan. Setelah beberapa menit saat-saat jauh dari ketenangan, akhirnya Aomine dan (Your name) pun berhenti berdebat. Dengan (Your name) yang mengalah dan memilih untuk membeli barang haram yang ia maksud. Tapi bukan (Your name) yang pergi untuk membelinya, melainkan Aomine yang pergi dengan uang dari (Your name). (Poor, (Your name). Yang ta'bah ya, Nak)

  "Aku lelah dengan semua ini, Momoi", tutur (Your name) layaknya orang yang sudah tak punya semangat hidup.

  Momoi yang mendengar curhatan(?) temannya pun hanya bisa tersenyum tak enak. Baru saja gadis bersurai pink itu membuka mulut untuk memberi saran, tiba-tiba sebuah bola telah melayang kearah teman yang kini di depannya tersebut.

  Duagh.

  "@#$$*#&$*!"

  Seruan penuh kata-kata sensor pun keluar dari orang yang baru saja dicium oleh bola basket tadi. Sambil ngedumel sendiri, (Your name) memegang kepalanya yang sakit dan membalikan badan. Mencari tahu siapa pelaku pelemparan bola tersebut.

  Sontak seluruh anggota menunjuk seorang pemuda berambut light brown yang sedang membawa sebuah bola basket. Yang ditunjuk hanya bisa memintaa maaf berkali-kali.

  "Sumimasen! Aomine-san yang melakukannya! Sumimasen! Sumimasen! Bukan aku, (Last name)-san! Sumimasen!"

  Kini deathglare (Your name) beralih ke Aomine yang sekarang kewalahan mencari alasan.

  "O-oi! Bukan aku! S-Sakurai yang membawa bolanya, baka!", sangkal Aomine sambil menunjuk Sakurai.

  "Sumimasen! Aku hanya mengambilnya saja! Sumimasen! Aomine-san pelakunya, (Last name)-san! Sumimasen! Percayalah padaku!", seru Sakurai sambil membungkukan badan berkali-kali.

  (Your name) tak habis pikir, bagaimana bisa ya kepala Sakurai tetap di tempatnya padahal dia sering membungkuk-bungkuk seperti itu? Entahlah. Hanya Tuhan yang tahu(?).

  "A-ho-mi-ne!"

  Dengan itu (Your name) pun berlari mengejar sang ace. Aura hitam menguar dari dirinya. Matanya menyala merah dengan ekspresi layaknya seekor binatang buas yang mengamuk. (Ok, abaikan saja deskripsi ngawur dari saya)

.

  "Nee, (Last name)-chan. Kenapa kau percaya bahwa pelakunya Dai-chan?", tanya Momoi ketika latihan telah usai.

  Mendengar pertanyaan dari temannya, (Your name) jadi salah tingkah. Karena sebenarnya gadis itu menyukai sang shooting guard dari Touou. Selain itu, karena wajah Sakurai yang lebih meyakinkan(?), jelas saja (Your name) lebih mempercayainya.

  Kini dilema pun melandanya. Antara menjawab jujur namun rahasianya terbongkar, atau berbohong tapi rahasianya tetap aman.

  'Kalau jujur nanti Momoi tertawa. Tapi kalau bohong dosa. Duh gimana?'

  "K-Karena aku kasihan saja dengannya Lagipula mukanya lebih bisa dipercaya", dusta (Your name). "B-bukan berarti aku membelanya", dan virus tsundere dari sang shooting guard SMA Shuutoku pun tertular kepadanya.

  Momoi hanya ber-'oh' ria. Setelah itu mereka kembali bercakap-cakap. Mengabaikan topik sebelumnya.

  Sementara itu di dalam locker room, para anggota tim basket tengah bersiap-siap untuk pulang. Suara tawa yang ditahan memenuhi seisi ruangan. Mengapa? Karena wajah Aomine yang bonyok. Mengapa bisa bonyok? Karena sewaktu ia dikejar (Your name), dia tidak memperhatikan jalan hingga membuatnya nyungsep di semak-semak dekat gym sekolah.

  "Urusai!", seru Aomine jengkel sambil mengusap pelan hidungnya yang babak belur.

  Namun tak ada yang mendengarkan. Bahkan kini mereka justru terbahak-bahak. Semua kecuali seorang pemuda berambut light brown yang sejak tadi hanya duduk diam di bangku locker room. Sewaktu ditanya, ia justru curhat. Curhatan yang penuh dengan kata 'Sumimasen'.

  "..sumimasen! Jadi seperti itu! Sumimasen! Aku tidak bermaksud menyalahkan! Sumimasen! Sumimasen!"

  Ternyata sebenarnya Sakurai menyukai (Your name). Dan hari ini dia berniat untuk menyatakan perasaannya. Namun sejak pagi dia justru tersangkut masalah dengan yang bersangkutan. Sewaktu ia tabrakan tadi pagi, sewaktu (Your name) memarahinya karena lupa memberitahu bahwa guru kelas absen hari ini, dan saat Aomine melempar bola lalu semua menunjuk Sakurai yang melakukannya. Sakurai pikir (Your name) tidak akan mungkin juga menyukainya jika sudah seperti ini.

  "Maa, maa. Jadi seperti itu. Kalau begitu kita akan membantumu", sang kapten dengan senyum horror pun angkat bicara. "Hari ini kita akan pulang bersama. Dan saat itu nyatakanlah perasaanmu"

  "Sumimasen! Aku tidak berani! Sumimasen! Aku tidak akan melakukannya! Aku sudah menyerah! Sumimasen! Aku takut! Sumimasen! Sumimasen!", tolak Sakurai berusaha se-sumimasen mungkin(?).

  Seketika seluruh orang yang ada di locker room memberikan deathglare ke sang apologetic mushroom, membuatnya sontak seperti anjing chihuahua diantara singa. Akhirnya, demi keselamatan jiwa dan raga(?), Sakurai pun mau tak mau menurutinya.

.

  Saatnya bagi seluruh anggota tim basket, Momoi dan (Your name) untuk pulang. Awalnya perjalanan mereka hanya diisi keheningan. Tidak sepenuhnya hening karena (Your name) dan Momoi yang sedang asyik bercerita.

  "Oi, (Last name)", panggil Aomine tiba-tiba.

  (Your name) menolehkan kepala. "Ada apa?"

  "Sakurai menyukaimu", ucap Aomine entah dengan polos atau bodohnya.

  Dan keheningan tiba-tiba mengambil alih. Semua menghentikan langkah mereka. Berbagai macam sorot mata penuh berbagai ekspresi terlihat. Untuk anggota tim basket yang lain kecuali Sakurai, mereka menatap Aomine dengan tatapan yang seolah berkata 'Kau itu benar-benar Ahomine ya!'.

  "B-benarkah?", tanya (Your name) ragu sambil menatap Aomine.

  Aomine mengangguk. "Oi, Sakurai! Kemarilah! Segera nyatakan perasaanmu! Atau perlu aku juga yang menembaknya?"

  Pertama-tama Sakurai kaget dan bingung harus berbuat apa. Tapi kemudian ia telah membulatkan tekad. Setelah menarik nafas panjang, Sakurai pun mulai melangkahkan kaki mendekati (Your name) tanpa sepatah katapun sebelumnya. Bahkan tanpa 'sumimasen' nya.

  "Sumimasen!"

  Eh, akhirnya dia mengucapkan kata itu juga.

  "(L-Last name)-san, aku menyukaimu! Sumimasen! M-maukah kau menjadi kekasihku?"

  (Your name) berkedip dua kali. Belum sepenuhnya menangkap maksud ucapan Sakurai.

  "B-benarkah?", tanya gadis itu setelah menyadari apa yang barusan Sakurai katakan. Wajahnya memerah karena malu.

  "I-iya. Sumimasen!", Sakurai membungkuk. "Sumimasen! Su—"

  "Aku mau"

  Ucapan permintaan maaf dari Sakurai dipotong oleh jawaban gadis itu. Ia tersenyum. (Your name) tidak menyangka kalau ternyata Sakurai juga menyukainya. Begitupun sebaliknya, Sakurai juga tidak menyangka jika perasaannya akan terbalas.

  Kedua murid itu hanya saling memandang sambil tersenyum. Lalu karena bosan melihat pemandangan mainstream didepannya, Aomine dengan santainya menyerukan sesuatu.

  "Bersenang-senanglah!"

  Kemudian tiba-tiba Aomine mendorong Sakurai, membuat pemuda berambut light brown itu tanpa sengaja mendekap gadis di didepannya kini. Sontak kedua bolamata mereka membulat sempurna. Dan bisa dibayangkan setelah itu Sakurai meminta maaf berkali-kali sedangkan (Your name) sibuk mengejar Aomine, bersiap untuk membuat pemuda berkulit gelap itu menjadi lebih babak belur dari sebelumnya.

.

Bagaimana fic saya ini? Humor nya garing 'kan? Atau bahkan tidak terasa kalau ada humor nya? Maa, gomen gomen. Lain kali saya akan berusaha lebih baik lagi.
Saa, jaa matta, readertachi~!

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro