Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

Don't Spoil Her? (Mayuzumi x Reader)

Genre: Family, Romance (Father!Mayuzumi x Mother!Reader)
Rate: T

I'm back, readertachi~! Ada yang rindu author koplak ini? (Readers: Gaaak)
Hikseu. Ya sudahlah. Gapapa. Saya tetep update kok *pundung*
Oh iya, disini ada nyempil AoMomo/DaiTsuki dengan baby!Ryou. Dan Mayuzumi Nana sebagai anaknya readertachi! *spoiler*
Gapapa 'kan ya? Semoga aja readertachi suka. Khususnya uchihaamandaaaaa yang request ini cerita.
Saa, jaa mata, readertachi!

"Mama! Papa! Hari ini Nana menggambar bersama Kana-chan!"

  "Benarkah? Menyenangkan?"

  "Un! Saaangat menyenangkan!"

  Sepasang suami-istri tampak tengah berjalan bersama putri tercintanya. Hari itu jam sekolah Nana telah usai. Gadis cilik yang masih duduk di bangku Taman Kanak-kanak itu terlihat sangat senang ketika digandeng kedua orangtuanya sambil berjalan.

  "Nana-chan sangat senang 'kan? Mau lebih senang lagi?" Sang ibu, Mayuzumi (First name), bertanya sambil tersenyum.

  Kedua manik Nana berbinar senang. Langsung saja gadis itu mengangguk penuh antusiasme. "Un! Mau! Mau!"

  Senyuman sang Ibu kini tergantikan oleh seringai kecil penuh makna. Namun secepat kilat ia menggantinya kembali dengan senyuman manis khas seorang ibu. "Nah! Papa Chihiro, tolong gendong Putri Nana!" Sang Ibu berseru menatap pria bersurai abu-abu di sampingnya sembari tersenyum lebar.

  Sementara itu, Chihiro sontak mengeluarkan ekspresi terkejut walaupun hanya selama beberapa detik sebelum akhirnya kembali menunjukkan wajah datar. Pria bersurai abu-abu itu pada akhirnya menempatkan diri di depan sang anak dengan posisi berjongkok, bersiap menggendong putri tercinta bak seekor kuda.

  "Horee! Putri Nana naik kudaa!" Seru sang putri bahagia kemudian memposisikan diri di punggung sang Ayah.

"Baiklah, Putri Nana. Berpegangan yang erat! Kita akan menuju rumah dengan kecepatan penuh!" Kali ini sang ibu yang berseru setelah sebelumnya tertawa kecil —tampak puas mendengar suaminya dikatai kuda oleh anak sendiri.

"Aye, Mama!"

.

  Ding. Dong.

  (Your name) yang kala itu sedang sibuk menemani anaknya bermain segera menghentikan kegiatannya. Dengan langkah tergesa-gesa ia berjalan menuju pintu utama, bersiap membukakan pintu bagi tamu yang telah menekan bel rumahnya.

  Cklek.

  Pintu terbuka menampakkan sesosok perempuan seumuran dengan (Your name) yang tengah menggendong seorang anak kecil berusia kurang lebih tiga tahun. (Your name) tersenyum melihat anak kecil dalam gendongan tetangganya itu.

"Um... (First name)-chan, bisakah aku meminta tolong padamu?" Wanita bersurai pink bernama Momoi Satsuki itu bertanya dengan ekspresi tak enak hati.

  "Ada apa?"

  "Sebelumnya aku meminta maaf. Bisakah aku titip Ryou-kun sampai nanti malam? Aku dan Dai-chan ingin menyiapkan kepindahan kami." Ujar Satsuki sambil tersenyum tak enak hati.

  (Your name) membalasnya dengan senyuman manis. Ia mengangguk dan mengulurkan tangan untuk meminta izin mengambil alih atas Ryou. "Tak apa... Lagipula Nana pasti sangat senang jika ada Ryou-kun."

  "Benarkah? Terima kasih banyak, (First name)-chan!" Seru Satsuki senang.

  "Saa, Ryou-kun jangan nakal ya? Kaa-chan tinggal dulu. Mata  ne." Pamit sang ibu kemudian mengecup kedua pipi anaknya yang berada di gendongan (Your name). "Jaa, (First name)-chan!" Dan Satsuki pun pergi.

  Kini tinggal (Your name) beserta Ryou yang berada di ambang pintu. "Nah, Ryou-kun. Ayo masuk! Kita bermain bersama Hiro ji-chan dan Nana-nee!" Setelah itu (Your name) pun membawa Ryou masuk ke rumahnya, mendatangi Chihiro dan Nana yang berada di ruang tengah.

.

  "Waaa... Ada Ryou-chan!" Nana berseru senang tatkala bola matanya menangkap sosok Ryou.

  Gadis kecil itu segera berlari ke arah Ibunya. Ia berjingkrak senang berkat kehadiran si anak tetangga.

  "Ryou-chan! Ayo main! Ayo main!" Serunya riang. "Mama! Turunkan Ryou-chan!"

  (Your name) tersenyum memaklumi tingkah putri tunggalnya. Nana memang suka jika ada Ryou. Sejak dulu mereka sudah sering bermain bersama, bahkan ketika Ryou masih di dalam kandungan pun Nana sudah sering mengobrol dengannya. Tentunya dengan bahasa yang belum bisa dimengerti orangtua masing-masing.

  "Baiklah... Ryou-kun turun ya..." (Your name) menurunkan Ryou dari gendongan. "Um... Nana-chan, Papa wa doko ni imasu ka?"

  Nana yang sedang asyik bercerita kepada Ryou langsung menengokkan kepala ke Mama nya.

  "Papa? Papa wa heya ni imasu." Jawabnya kemudian kembali asyik dengan Ryou.

  Urat marah mulai tampak menghiasi pelipis (Your name). Ia benar-benar tidak suka jika Chihiro lebih memilih pekerjaan dibandingkan menghabiskan waktu bersama keluarga. Karena merupakan hal langka apabila Chihiro bisa berada di rumah barang sehari penuh sekalipun.

  "Papa Chihiro! Temani kami!"

  Dengan santainya (Your name) berteriak dari lantai bawah. Beberapa saat kemudian terdengar suara langkah kaki menuruni tangga. Chihiro masih dengan wajah minim ekspresinya berjalan mendekati (Your name) yang berada di ruang keluarga.

  "Ada apa?" Tanya pria bersurai abu-abu itu.

  "Tinggalkan berkas-berkas memusingkan milikmu sebentar lalu temanilah Nana-chan dan Ryou-kun bermain. Aku mau menyiapkan makan siang." Pinta (Your name) dengan nada lembut.

  Sebagai gantinya Chihiro hanya mengangguk dan mengecup sekilas pelipis (Your name) kemudian mendatangi Nana dan Ryou yang kini sudah bermain plastisin di dekat kaki sofa.

.

  Jarum jam menunjukkan pukul tujuh malam. Masih di ruang keluarga, kini (Your name) dan Chihiro tengah duduk di sofa ditemani televisi yang menyala dan dua anak yang tertidur di pangkuan masing-masing. Nana terlelap dengan kepala di paha Mamanya dan Ryou yang tertidur pulas di pangkuan Chihiro.

  Disela-sela suasana yang sepi itu, tiba-tiba bel pintu rumah keluarga Mayuzumi berbunyi. Dengan hati-hati (Your name) memindahkan kepala Nana ke sofa. (Your name) sempat menahan nafas was-was saat Nana bergerak setelah ia berdiri. Ketika dirasa Nana kembali terlelap, (Your name) segera berjalan pelan menuju pintu.

  "Aku ke depan sebentar." Ujar (Your name) dengan suara sepelan mungkin.

  Chihiro mengangguk, mengiyakan perkataan istrinya.

  "Ah! (First name)—"

  "Sst!"

  Satsuki segera menutup mulutnya dengan kedua tangan.

  "Nana-chan dan Ryou-kun sedang tidur."

  Satsuki menganggukkan kepala dalam diam.

  "Kamu yakin akan mengambil Ryou-kun sekarang? Ryou-kun sedang tertidur pulas."

  "Sebenarnya tidak...  Hanya saja kami sudah siap. Selain itu departure time dari penerbangan yang diambil Dai-chan  sekitar dua jam lagi." Jelas Satsuki dengan raut melas.

  (Your name) hanya bisa menghela nafas pasrah. Ia ajak Satsuki untuk masuk ke rumahnya menuju ruang keluarga. Chihiro yang melihatnya dengan perlahan-lahan mengangkat Ryou dari pangkuannya dan menyerahkannya ke Satsuki. Akan tetapi Ryou terbangun tiba-tiba ketika telah berada di gendongan sang Ibu.

  "Ssh... Ssh... Ryou-kun tidur lagi saja..." Satsuki berujar pelan sambil mengelus-elus punggung sang anak.

  Ryou kembali tertidur dan Satsuki segera mengucapkan terimakasih. Wanita bersurai merah muda itu membalikkan badan lalu berjalan menuju pintu depan diikuti (Your name).

  "Terimakasih banyak, (First name)-chan. Nah, kami pergi dulu. Esok akan kubawakan oleh-oleh untuk kalian." Ucap Satsuki. "Saa, sa—"

  "Ryou-chan!"

  Suara seruan dari Nana seketika terdengar. Disusul suara tangis kencang beberapa detik setelahnya. Berkat suara itu, Ryou yang tadinya tertidur di gendongan sang Ibu seketika terbangun. Menyadari jika yang menangis adalah Nana, Ryou pun ikut menangis.

  "Ryou-chan tidak boleh pergi! Nana mau sama Ryou-chan!" Seru Nana yang kini sudah berada di samping sang Ibu. "Huaaa! Mama! Ryou-chan tidak boleh pergi!"

  "Sst... Nana-chan... Ryou-kun pergi karena orangtua Ryou-kun harus pergi..." (Your name) berusaha menenangkan.

  "Tidak! Ryou-chan tidak usah pergi! Ryou-chan tidur disini saja!" Nana masih merengek.

  Suasana malam itu menjadi ramai seketika. Nana tak berhenti merengek agar Ryou tidak jadi pindah, sedangkan Ryou sendiri terus-menerus menangis sambil memanggil Nana. Karena tuntutan waktu, mau tak maupun kedua orang tua tadi harus menjauhkan anak masing-masing.

  "Huaaa! Ryou-chan! Ryou-chan!" Nana terus merengek dalam gendongan sang Mama.

  "Nana-chan! Sst... Sudah, sayang... Ryou-kun harus pergi... Lagipula Nana 'kan bisa bertemu lagi minggu depan..."

  Nana seketika terdiam, mencerna maksud perkataan sang Ibu. Beberapa detik berikutnya Nana justru meronta-ronta, meminta diturunkan dari gendongan.

  "Huaaa! Tidak mau! Mama lepas!"

  Mau tak mau (Your name) menurunkan anak semata wayangnya. Setelah diturunkan, Nana segera berlari ke arah ruang keluarga dimana Papanya sedang duduk tenang di sofa. (Your name) pun mengekori sang anak.

  "Papa! Mama jahat!" Adu sang anak perempuan ke Papanya.

  Chihiro menanggapi aduan anaknya dengan menyejajarkan diri dengan sang anak yang tengah berdiri di depan sofa. Pria bersurai abu-abu itu membelai pelan rambut anaknya.

  "Mama tidak jahat, Nana... Coba dengarkan penjelasan Mama mu dulu."

  "Tidak mau! Mama—"

  "Mayuzumi Nana! Dengarkan penjelasan Mama dulu!" Tanpa sadar (Your name) membentak anaknya, membuat Nana seketika terdiam dan mata yang mulai berkaca-kaca.

  Melihat hal itu membuat (Your name) seketika merasa salah tingkah. Wanita itu menghela nafas panjang guna menenangkan diri terlebih dahulu sebelum kemudian menjelaskan semuanya ke sang anak dengan tenang. Wanita bermanik (Eyes colour) itu mulai menjelaskan tentang alasan Ryou pergi dan kapan ia akan pulang.

  "Nana paham sekarang?"

  Nana hanya diam sembari menatap sang Ibu takut-takut. Sepertinya bentakan (Your name) tadi masih terbayang di benaknya —mengingat sang Mama bukanlah orang yang suka membentak.

  Untuk kedua kalinya (Your name) menghela nafas.

  "Baiklah... Begini saja. Nana ingin apa supaya mau memaafkan Mama?"

  Wajah gadis kecil itu mulai berbinar mendengar tawaran sang Ibu. Tetapi Chihiro menyelanya.

  "Jangan terlalu memanjakannya, (First name)."

  Binar bahagia di kedua manik kecil itu seketika meredup.

  "Untuk kali ini abaikan saja ucapan Papa. Nah, sekarang Nana mau apa?"

  Merasa ucapannya tak dihiraukan, Chihiro memilih untuk meninggalkan ruang keluarga. Namun baru tiga langkah menjauh, ia sudah berhenti lebih dulu ketika mendengar jawaban sang anak.

  "Adik."

  "Eh?"

  "Nana mau adik, Mama..." Ulang Nana kali ini dengan senyuman.

  "Ap—"

  Belum sempat (Your name) menyelesaikan kalimatnya, salah satu tangan Chihiro sudah membungkam mulutnya lebih dulu dari belakang.

  "Nana mau adik berapa?" Tanya Chihiro tanpa ekspresi, walau sebenarnya dalam hati bertolak belakang. Tentunya ia merasa senang mendengar permintaan anaknya.

  "Dua!" Seru Nana sambil menunjukkan jari telunjuk dan tengah yang ia acungkan. "Laki-laki dan perempuan!"

  "Mmph!" (Your name) berontak.

  "Baiklah. Putri Nana tidur saja. Papa ada urusan dengan Mama. Mengerti?" Titah Chihiro setelah melepaskan bungkaman tangannya dari mulut sang istri. Pria itu kemudian menggendong sang anak dengan satu tangan, sedangkan tangan yang satunya menggandeng sang istri.

  "Chihiro! Apa maksudmu?!"

  "Un! Mengerti!" Nana mengangguk.

  Chihiro mulai berjalan ke arah tangga sambil menarik (Your name) pelan.

  "Hei! T-tapi kau tadi bilang—"

  "Papa tadi bilang apa, Putri Nana?"

  "Um..." Sang gadis kecil menggeleng. "Putri Nana tidak tahu."

  "Eh?!"

  Dan Chihiro pun menatap istrinya dengan wajah dihiasi seringai penuh kemenangan. Oh, jika sudah seperti ini (Your name) tahu pasti akan ada apa-apa yang terjadi kepadanya. Dan hal itu pasti membahayakan. Bahkan membayangkannya saja (Your name) sudah bergidik ngeri. Tapi, yah... Ia hanya bisa pasrah saja jika sudah seperti ini. Demi Nana, demi Nana, demi Nana, ujar wanita cantik itu terus menerus dalam hati.

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro