What If [1] Mereka Menjadi Pengawas Ujian
Judul : Bagaimana Jika Mereka (VS) Menjadi Pengawas Ujian
Genre : Humor
Chara : Vorpal Sword
***
Kuroko Tetsuya
Guru berambut baby blue memasuki ruangan 22 untuk peserta ujian. Ya, dia adalah pengawas ujian ruangan 22 itu. Terlihat beberapa siswa masih berbicara ataupun memulai nulis untuk contekan.
"Diam, anak-anak," kata Kuroko datar sambil menaruh ujian dimeja. Tapi, malah diabaikan.
"Woi! Letak Astronomis ASEAN apa?"
"Bego! Dibuku ada!!"
"Diam, anak-anak."
"Woi! Faktor pendorong dan penghambat-nya apa?!"
"Santai saja. Paling nanti pengawas-nya gak jalan."
"Santai sekali lo!!"
'Tak ternotiskan LAGI.'
SPAAALSH!!
Para siswa terdiam dan melihat kedepan untuk melihat suara tadi dan menjadi kaget.
"Pak Kuroko?!"
"Ya lord ... Pak Kuroko, jangan kagetin kami!!"
"Pak, jangan kayak hantu!"
"Jantung gue untung selamat!"
"Diam." Suara yang terucap dibibir Kuroko terdengar sedikit menakutkan. "Ayo, dimulai ujian ini."
Kuroko membagikan kertas soal ujian dengan cepat. Sudah selesai, Kuroko pun duduk dan melihat siswa dan siswi yang sedang mengerjakan ujian.
1 jam berlalu, para siswa terlihat gelisah dan lirik sana sini seperti menahan 'sesuatu'. Dan, inilah siswa melancarkan aksinya.
"War, lo tau no 1-15?" tanya siswa yang bernama Budi ke teman sebangkunya.
"Jadi lo mau nyontek semua soal ini?!" tanya balik siswi yang bernama Mawar dengan kesal.
"Alah ... lihat saja," mohon Budi sambil melihat lembar jawaban Mawar.
Plak!
"Aduh! Iya gue tahu lo akan nyontek, tenang saja," kata Budi tidak melirik siapa yang memukul kepala-nya.
"Woi!" Mawar melirik kedepan untuk meng-kode-kan Budi untuk melihat kedepan.
"Apa sih?!" Budi melihat dan langsung kaget.
"Pak Kuroko?!"
"Anjir! Kenapa beliau udah ada disini?
"Tadi kan didepan!"
"Jangan menyontek," lirih Kuroko dan mengambil lembar jawaban Budi lalu merobek lembar jawaban itu. "Dan ini berlaku untuk kalian."
Dan, setelah itu, beberapa siswa tidak bisa menyontek karena kalau menyontek, siap-siap kemunculan Kuroko Tetsuya dihadapan siswa yang sedang menyontek.
Nilai para siswa dan siswi pun menjadi rendah.
***
Kagami Taiga
"Yosh! Ayo, dimulai ujian-nya!" Guru berambut gradasi mulai membagikan lembar soal ujian dengan semangat.
Guru yang bernama Kagami Taiga itu menjadi pengawas di ruangan 22 tersebut. Dia langsung duduk dan mengambil sesuatu ditas. Dan, yang diambil adalah ... burger.
Ujian berlangsung tenang. Walaupun, ada beberapa siswa yang sedang menyontek.
"Psst! No 1 sampai 10 apa yak?"
"Eh? Fungsi teks iklan apa?"
"Terjadi kebaran di hutan dan blablabla ..."
Kagami yang sedang makan burger dan tidak sengaja melihat ada siswa yang sedang menyontek pun terdiam dan tersenyum.
'Masa sekolah gue dulu ...'
'Gue pernah nyontek ke bayangan gue ...'
"Teruskan bakat kalian, anak-anak," lirih Kagami sambil bertepuk tangan melihat siswa yang menyontek.
Nilai para siswa dan siswi menjadi tinggi semua.
***
Aomine Daiki
"Hoam ... kenapa gue jadi pengawas ujian?" tanya guru berambut navy blue diri sendiri dan memasuki ruangan 22 tersebut.
"Eh? Pak Daiki datang!!"
"Njir! Hot Teacher yang jadi pengawas ujian ini?!"
"Mudah-mudahan gak jalan ..."
Aomine Daiki, yang menjadi pengawas ujian ruangan 22 itu. Dia membagikan soal ujian sambil melirik siswi atau lebih tepatnya ... *pp*** semua siswi di ruangan itu. 'Lumayan ...'
Aomine langsung duduk dan mengambil buku di tas. Buku itu adalah ... Majalah Mai-chan.
Tiba-tiba ...
"Pak! Boleh lihat buku?"
"Anjir! Si Damar frontal amat!"
"Awas! Ditonjok ama Pak Daiki kelar lo!"
"Lihat buku?" tanya Aomine mengalihkan pandangan ke siswa yang bernama Damar. "Mending tidak usah mengerjakan ujian."
"Hah?!"
"Pak! Entar gak dapat nilai lah ..."
"Tidak penting. Mau melihat majalah Mai-chan saya?" tanya Aomine sedikit menyeringai. "Limited edition nih."
"Apa?! Ayo!!"
Para siswa langsung menghampiri Aomine dan mulai membaca majalah Mai-chan. Wajah para siswa langsung memerah melihat isi majalah tersebut. Sedangkan, para siswi hanya sweatdrop.
Nilai para siswi menjadi tinggi. Sedangkan, nilai para siswa langsung rendah semua.
***
Murasakibara Atsushi
"Kraus ... kraus ... baiklah, ini ujian-nya," kata guru berambut ungu dan membagi soal ujian sambil makan camilan.
"Eh? Tinggi amat Pak Mura itu."
"Itu manusia atau tiang?"
Murasakibara Atsushi, pengawas ujian ruangan 22 tersebut. Dia langsung duduk dan makan camilan segunung itu dan membuat seluruh siswa dan siswi sweatdrop.
Tapi ...
"Pak Mura! Boleh nyontek gak? Mau nyontek ama Melati nih!"
"Kraus ... boleh ... kraus ... silahkan," jawab Murasakibara malas sambil makan camilan.
"Boleh lihat buku?"
Murasakibara mengangguk.
"Yey!!"
"Rezeki anak sholeh nih!"
Nilai para siswa dan siswi tinggi semua.
***
Midorima Shintarou
Guru berambut hijau membagikan soal ujian tanpa mengucapkan apapun. Dia langsung duduk dan melihat siswa-siswi di ruangan 22 tersebut.
"Weh ... ternyata Pak Shin yang jadi pengawas ujian."
"Parah ... beliau sedikit killer."
Midorima Shintarou, pengawas ujian di ruangan 22 itu. Dia akan memberikan hukuman kepada siswa atau siswi yang sedang menyontek.
Tidak sengaja, Midorima melihat ada siswa yang menyontek lalu menghela napas. 'Dasar jaman kodomo-tachi now(?)'
Midorima melirik lucky item berupa batu yang sedikit besar. Dia langsung mengambil dan melemparkan ke siswa yang sedang menyontek. 'Tidak akan meleset.'
Pluk!
"Aduh! Sakit sekali," gumam siswa sambil memegang kepalanya yang kena lucky item Midorima.
"Jangan menyontek-nanodayo. Kalau tidak, saya akan melempar batu ke kalian yang menyontek. Bukan berarti saya ingin memberitahukan ke kalian-nanodayo," jelas Midorima mengambil batu dan duduk.
"Waduh ... gak bisa nyontek nih ..."
"Apa salah gue?"
Nilai para siswa dan siswi rendah. Walaupun ada yang tinggi.
***
Akashi Seijuurou
Hening.
Ruangan 22 langsung hening karena pengawas ujian itu adalah guru ter-killer disekolah ini. Dia bernama Akashi Seijuurou.
'Njir, kenapa pengawasnya Pak Sei? Malah bawa gunting kesayangan lagi.'
'Doa gue gak terkabul.'
'Mudah-mudahan nyawa gue selamat sampai ujian ini selesai.'
Akashi mulai membagikan soal ujian sambil melihat siswa dan siswi yang sepertinya ... takut?
Akashi duduk lalu melihat siswa dan siswi mengerjakan ujian sambil memainkan guntingnya.
Hening.
Tapi ...
"Eh? No 2 apa?" tanya siswi yang bernama Citra dengan nada sedikit pelan ke teman sebangkunya.
Syuut!!
"AAAAHHH!!"
"Njir, Pak Sei sudah melemparkan gunting kesayangan."
"Parah ..."
"Nyawa gue ..."
Akashi menatap tajam ke Citra karena sudah menyontek. "Kenapa lirik-lirik? Mau nyontek?"
"Ti-Tidak, Pak Sei," jawab Citra menunduk karena takut.
"Bohong." Akashi mengambil lembar jawaban Citra dan langsung merobek lembar itu. "Kau tidak usah ikut ujian ini!"
'Aduh ... gak bisa nyontek nih.'
'Kelar udah ...'
Akashi langsung menatap tajam ke siswa dan siswi di ruangan 22 tersebut. "Kalian ingin nyontek juga kan?!"
Respon hanya diam.
"Kalau mau nyontek, tidak usah ikut ujian! Malu-maluin sekolah ini saja!!"
Siswa dan siswi menunduk. Tidak ada yang mengerjakan ujiannya.
"Kumpulkan lembar jawaban kalian!!" perintah Akashi sambil mengacungkan guntingnya yang lain.
"Pak Sei, saya belum selesai."
"Pak, saya tidak nyontek."
"Buat apa, Pak Sei?"
Akashi langsung merebut semua lembar jawaban siswa dan siswi dan langsung merobek satu-persatu.
"Jangan disobek!"
"Tidak!!"
"Kasih kami kesempatan, Pak! Kami tidak akan nyontek lagi!"
"Salah gue apa?"
Akashi mengabaikan siswa dan siswi yang memohon kepadanya.
Nilai para siswa dan siswa tidak rendah dan tidak tinggi. Tapi, langsung dikasih telur merah (?).
***
Kise Ryouta
"Ayo! Kerjakan ujian ini-ssu," kata guru berambut kuning membagikan soal ujian itu.
"What? Pengawasnya Pak Kise?"
"Beliau suka selfie yah?"
"Hooh."
Kise Ryouta, pengawas ujian di ruangan 22 tersebut. Dia langsung duduk dan mulai memainkan ponselnya.
"Weh ... peluang nih."
"Pak Kise fokus ke ponsel beliau. Kuy langsung nyontek."
Siswa dan siswi langsung menyontek dengan cepat. Merera tertawa didalam hati karena mendapat kesempatan
Tiba-tiba ...
Secara tidak sengaja, Kise melihat para siswa dan siswi yang menyontek dan langsung kaget.
"KALIAN JANGAN NYONTEK! ITU TIDAK BAIK-SSU! AKAN SAYA LAPORKAN KALIAN KE AKASHI-CCHI!!"
Suara Kise yang sangat cempreng membuat para pengawas lain menuju ke ruangan 22 tersebut.
"Ada apa, Ryouta?" tanya Akashi datar sambil memainkan guntingnya. "Itu mengganggu konsentrasi siswa."
Kise langsung menunjuk seluruh siswa dan siswi di ruangan 22 itu. "Mereka menyontek-ssu."
'Ternyata Pak Kise diam-diam menghanyutkan.'
'Njir, beneran lapor ke Pak Sei.'
'Aduh ... habislah gue.'
Nilai para siswa dan siswa nol besar.
***
...
A/N : Anggap saja sekolahnya di Indonesia, oke?
Mau request "What If"? Atau request "Oneshoot" (yang humor ya? :'v)
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro