Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

18. Master Owen

HAPPY READING!

Kamalia dan Lee akhirnya berhasil setelah mereka menjalankan apa yang direncanakan. Keduanya terengah-engah dan segera mencari tempat sembunyi takut nanti orang-orang itu akan menemukan mereka lagi.

"Lo tadi dateng sendiri?" tanya Kamalia saat dirinya bisa beristirahat sebentar di tempat yang menurut mereka aman.

Lee menjawab, "Tadi sama Kare, terus kita di serang di desa Ikriman."

"Kare sendiri sepertinya selamat, cuma gue yang dibawa," ujar Lee mulai bercerita. Kamalia menaikkan alisnya.

"Terus, lo bisa lolos?" tanya Kamalia memastikan, agak ragu karena bocah ingusan itu bisa mengelabui preman-preman yang menyebalkan tersebut.

Lee mulai membuka mulutnya dengan agak ragu. Dia bingung harus menceritakan mulai darimana karena apa yang dia alami tadi saja, dia masih tidak bisa percaya.

"Kalau gue cerita, lo harus percaya." Lee memulai pembukaan ceritanya dengan kata-kata tersebut kalau Kamalia tidak memberikan respon bagus, dia tidak akan memulai ceritanya.

Diluar dugaan Kamalia langsung mengangguk setuju. Lee tersenyum dan mulai menceritakan kejadiannya. "Mereka nyerang gue ramai-ramai. Gue dibawa ke desa ini dalam kondisi enggak sadar. Waktu itu, gue mimpi di ruangan kosong dan ada seseorang yang bahkan gue enggak pernah ketemu sebelumnya. Tapi, gue tau kalau orang yang gue lihat itu orang penting dan berkuasa." Lee menjeda ceritanya, Kamalia senantiasa mendengarkan sembari melihat kondisi sekitar.

Mereka belum bisa melarikan diri sepenuhnya dari sana. Lee mulai melanjutkan ceritanya. "Lo tau, kan master Owen?" tanya Lee membuat Kamalia mematung seketika. Nama master Owen adalah nama sakral bagi Kamalia. Perempuan itu mengangguk pertanda tahu nama tersebut.

"Dia yang ketemu sama gue," ujar Lee setelah melihat Kamalia menganggukan kepalanya. Kamalia terkejut dan sedikit kecewa mengapa dirinya tidak pernah dipertemukan dengan master Owen meskipun dalam mimpi?

"Dia bilang apa ke Lo?" tanya Kamalia dengan agak terbata-bata. Seharusnya tidak boleh dirinya bertanya seperti itu, master Owen adalah orang yang membicarakan hal-hal di masa depan. Rasanya lancang kalau dirinya bertanya kepada Lee tentang hal tersebut.

Lee tampak berpikir kemudian mulai membuka mulutnya. Belum sempat Lee berbicara, Kamalia langsung menahan Lee untuk menyebutkan hal yang dibicarakan oleh master Owen.

"Enggak usah di bicarain, gue enggak selancang itu." Kamalia langsung memotong membuat Lee tidak jadi untuk bicara lagi. 

Lee akhirnya memotong bagian itu lalu melanjutkan ceritanya kembali. "Master Owen bilang untuk segera bangun dan melarikan diri. Master minta gue ke arah tempat lo itu, katanya nyelametin legendaris nomor satu." Seketika saja Kamalia terperengah, kaget karena namanya diketahui oleh master Owen bahkan sebagai legendaris nomor satu.

Kamalia senang, dirinya merasa bahwa usahanya tidak sia-sia. Dirinya berhasil meskipun belum pernah bertemu dengan master Owen secara langsung sang master peduli padanya.

Air mata Kamalia tiba-tiba turun membuat Lee terkejut melihatnya. Ini kedua kalinya Kamalia menangis di hadapannya. "Hei, gue cuma cerita. Bukannya itu cerita seperti anak TK? Kenapa malah menangis?" Lee memeluk Kamalia dengan tangannya, merangkulnya sembari menepuk-nepuk punggung perempuan tersebut.

"Ayo, kita jemput Kare dan Mon. Mereka pasti sudah bertarung di tempat lain di desa ini." Kamalia berdiri kemudian menyeka wajahnya yang basah karena air mata.

Lee ikut berdiri dan mengikuti Kamalia. Suasana sudah sepi, sepertinya mereka pikir Lee dan Kamalia sudah pergi dari sana.

"Bisa naik ke atap?" tanya Kamalia membuat Lee membulatkan matanya terkejut.

"Gila, ya?" Lee reflek memprotes membuat Kamalia melotot tidak terima dirinya dibentak oleh pria yang baru dia kenal beberapa minggu sebagai penerus master Owen.

"Bodo amat. Ikutin gue, naik ke atas atap buat cari Mon dan Kare." Kamalia langsung naik ke salah satu atap setelah dirinya melihat peluang besar agar tidak cidera di sana.

Lee mengikutinya dengan agak susah payah, setidaknya dirinya tidak akan mati karena Kamalia tidak akan membiarkan itu terjadi.

Kamalia juga memelankan langkahnya agar Lee tidak terlalu tertinggal walaupun Kamalia tidak berbicara. Lee mengikuti Kamalia dengan baik sembari memperhatikan sekitar berharap Mon dan Kare dapat ditemukan oleh kedua bola matanya.

Lee jadi memikirkan kata-kata master Owen saat mereka bertemu di alam bawah sadar. Master Owen tampak bangga sekali dengan Kamalia terdengar dari perkataannya yang tampak khawatir saat Kamalia dikurung oleh tadi siapa, ya namanya?

Sial, Lee jadi lupa. Tambah lagi Kamalia sudah berteriak. "Cepetan lambat!" Lee jadi agak berlari untuk tidak terlalu jauh dari Kamalia.

"Lia, bukannya itu Mon?" tanya Lee menunjuk ke sebuah pepohonan, dirinya sedang beristirahat di sana sembari Mengibaskan tangannya di depan wajah tampak kepanasan.

Kamalia langsung berlari ke sana dan menghampiri Mon di sana. Lee mengikutinya dan Kamalia menepuk pundak Mon begitu dirinya sampai di atas pohon yang sama.

"Lia!" Mon langsung memeluk Kamalia sementara Lee mengikutinya dengan ngos ngosan.

"Dimana, Kare?" tanya Lee setelah dirinya sampai di pohon tersebut dengan sebuah pengorbanan karena jarinya jadi tergores oleh batang pohon di sana.

Mon menunjuk ke arah bawah, dimana Kare melambaikan tangan ke mereka. Akhirnya mereka semua turun dan berkumpul.

"Maaf Lee aku meninggalkanmu tadi," ujar Kare masih merasa bersalah sementara Lee langsung menjawabnya dengan mengatakan tidak masalah.

Kamalia kemudian melihat ke sekitar dan mengumpat. "Sial." reflek ketiganya melihat ke arah Kamalia melihat.

Ah, iya mereka masih berada di area musuh. Wajar saja musuh itu dengan cepat menemukan mereka.

***

Lanjut? Yes or No?

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro