Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

17. Penyelamatan Lee

HAPPY READING!

Kamalia memukul sebuah tralis besi yang ada di sana dengan keras-keras secara berulang. Menatap ke beberapa orang yang menjaganya dan seseorang yang sedang menatapnya dengan tatapan mengejek.

"Kau tau, aku bisa membunuhmu kapan saja," ujar Kamalia memukul teralis itu dengan keras, menyalurkan emosinya sendiri.

Tidak ada yang peduli dengan ucapan Kamalia, malah beberapa ada yang terus melayani sang master dengan sebuah kipas besar di sana.

"Kamalia, Kamalia. Berhentilah memberontak." Seseorang mendekati kemudian memasukkan tangannya ke dalam kerangkeng tersebut, meraih pipi Kamalia.

Kamalia yang melihatnya langsung menepisnya dan menggigit tangan orang tersebut dengan ganas.

"Kamu tau, selama master Fu mu tidak kesini, maka kamu akan terus di sini selamanya." Laki-laki itu tersenyum meremehkan, tangannya masih berusaha untuk membelai pipi Kamalia walaupun tetap tidak dia dapatkan.

Kamalia menatap orang itu dengan tatapan kesal, "Lo tau, master lo ke sini, gue juga enggak takut. Orang licik." Kamalia memberikan jari tengahnya. Selama master Fu tidak melihat, Kamalia akan mengumpat terus-terusan.

"Hei, jaga bicara mu. Kenapa gue lo sebut orang licik, sayang?" Pria itu tersenyum sinis lalu menatap Kamalia dengan tatapan menjijikan.

"Setan. Karena lo enggak bisa ngalahin gue secara jantan. Lo ambil cara licik buat bikin gue sama Mon tidur, terus lo culik kita? Banci." Kamalia mengumpat kemudian meludah ke wajah pria tersebut membuat pria itu mengamuk dan menghantam jeruji besi yang memisahkan mereka.

"Kalau master Ogward datang, mati lo." Orang itu  mengancam Kamalia yang menatap orang itu dengan tatapan galak miliknya.

"Kalau anak buahnya aja banci! Apalagi masternya!" Kamalia berteriak ketika orang itu pergi menjauhi dirinya. Benar saja, orang itu kembali ke arah Kamalia dengan perasaan marah.

Kamalia yang melihat laki-laki itu berbalik menyunggingkan senyumnya. "Kenapa? Banci marah?" Kamalia mulai menyulut kembali, seolah menyiram bensin yang banyak di api yang sudah berkobar besar.

"Ayo, kita duel. Buktiin siapa yang banci." Orang itu sudah mulai terpancing. Kamalia tersenyum meremehkan, kena kau.

"Jo, kita harus menunggu Master datang. Kamu tidak boleh terpancing dengan dia." Seseorang memberi peringatan membuat Kamalia berdecak sebal, ada saja pengganggu nya padahal dirinya sudah berhasil tinggal satu langkah lagi.

Laki-laki yang dipanggil Jo itu menyetujui ucapan temannya kemudian menatap Kamalia yang tampak kesal.

Dirinya tersenyum. "Hampir saja aku termakan trik busukmu."

Kamalia menatap kepergian Jo dengan perasaan kesal. Dirinya tidak segan untuk memukul tralis besi itu lagi. Kamalia akhirnya duduk di sana dan melipat tangannya di depan dada. Dirinya tidak bisa keluar dari sini,

"Pstt..." Kamalia merasa terganggu dan mencari sumber suaranya. Dirinya tidak menemukan siapapun dan memilih untuk menatap ke arah depan, tidak tahu harus berbuat apa.

"Kamaliaaa." Bisikan halus terdengar, menganggu pendengaran Kamalia membuat perempuan itu lagi-lagi mencari ke sumber suara.

Lee menampilkan wajahnya tepat di depan wajah Kamalia. Membuat perempuan itu reflek mundur beberapa langkah. "Sialan, lo Lee." Kamalia mengumpat membuat Lee nyengir.

Lee melihat ke sekitar dan tidak menemukan seseorang yang berjaga di sana. Segera saja dirinya mulai melihat jeruji yang menahan Kamalia. Sebuah gembok yang cukup besar menghalanginya. Lee mencoba untuk mencari kunci dari gembok tersebut, namun nihil tidak ada sama sekali kunci yang berada di sana. 

"Lee, cepat. Aku merasakan ada seseorang yang datang. Beramai-ramai." Kamalia memberikan isyarat membuat Lee akhirnya tidak punya pilihan lain. Dia mengambil ancang-ancang dan langsung menendang jeruji itu dan merusak gemboknya dalam tiga kali tendangan akhirnya gembok itu rusak dan pintunya terbuka. Kamalia buru-buru keluar dan mengajak Lee untuk bersembunyi karena perempuan itu mendengar suara yang semakin keras artinya orang yang datang semakin dekat. 

Lee dan Kamalia bersembunyi di sebuah sudut ruangan dimana mereka yakin tidak akan ditemukan. Pintu yang menghubungkan dunia luar hanya satu dan orang banyak itu sudah mulai masuk ke dalam. 

Tampak Jo dan seseorang dengan penampilan agung dan terlihat angkuh itu berbicara. Mereka berdiri di depan jeruji bekas Kamalia dikurung tadi dan betapa terkejutnya mereka karena tidak ada batang hidung dari Kamalia. Orang yang tampak angkuh itu marah dan menampar Jo dengan keras hingga laki-laki itu tersungkur dan terjebab ke lantai yang dingin. 

"Dia pasti tidak akan pergi kemana-mana master, secara pintunya hanya ada satu di sini." Jo berusaha menenangkan sang master sembari menangkupkan tangannya, meminta ampun setelah berhasil berdiri. 

Master Ogward menatap Jo dengan angkuh, "Bawa dia ke sini, maka aku akan mengurangi hukumanmu." Setelah mengucapkan itu, Sang master pergi dari sana. Sepertinya hendak kembali ke kamarnya sendiri untuk beristirahat setelah perjalanan jauh. 

Kamalia dan Lee berunding membahas bagaimana cara mereka keluar. "Serang saja semuanya," ujar Kamalia sudah siap untuk menghantam manusia yang jumlahnya banyak itu. 

Lee yang mendengarkan langsung panik dan menolak, "Aku belum sejago itu, tadi saja aku hampir mati," Lee memprotes sementara Kamalia menatap Lee dengan tatapan jengkel. Setelah menimbang beberapa aspek akhirnya Kamalia setuju untuk pergi dengan mengendap-endap dan melarikan diri. 

"Mereka pasti ada di sudut ruangan besar ini. Cari jangan sampai lepas !" teriak Jo mengomando dan semua orang di sana mengikuti arahan dari Jo. Lee melihat baju mereka yang seragam dan menemukan dua pakaian lengkap yang bisa mereka gunakan. 

"Pakai ini," ujar Lee kemudian menyodorkan pakaian berwarna biru itu ke arah belakang dimana Kamalia berada. 

Kamalia mengambilnya dan akhirnya dengan agak berat hati memakainya. "Jadi, rencanamu berbaur dengan mereka dan ikut mencari kita ?" tanya Kamalia setelah mereka sudah selesai memakai baju yang ada. 

Lee menganggukan kepalanya. "Setelah ada celah, kita akan langsung melarikan diri." Kamalia yang mendengar ide dari Lee akhirnya mengangguk setuju dan mereka melakukan hal yang sesuai dengan yang diperintahkan. 

"Cari sampai dapat ! Mereka tidak mungkin keluar dari sini," ujar Jo terus berteriak membuat Kamalia hampir ingin menyerangnya saja, membuat emosi. 

"Sabar, kita akan berjalan keluar secara alami," ujar Lee kemudian berjalan santai sambil sesekali mengikuti gerakan pencarian mereka. Kamalia mengikutinya, dirinya juga tidak yakin bisa mengatasi semua hal sendiri karena kaki kanannya yang cidera, dia baru sadar ketika dirinya keluar dari penjara tralis besi tersebut. 

***

Lanjut? Yes or No?

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro