Reinkarnasi Bulan Merah
Malam yang dingin dan larut, hingga bulan berada di puncak malam. Jarum jam berbunyi mengisi kamar Kira yang masih terjaga, diam dalam seribu bahasa. Gadis yang hidup sendiri jauh dari keluarganya di pedesaan. Hanya hidup menjalani pendidikannya di akademi sihir kerajaan seorang diri. Tanpa teman ataupun kenalan. Hanya guru-guru akademi saja yang bisa dia dekati. Gadis yang tergolong pintar dan jenius tidak memiliki teman di kelasnya atau kelas lain sangat menggangunya seakan dirinya ingin menghilang dari dunia.
dengan mentari cerah, melewati jendela kecilnya, mengenai wajah cantiknya yang tengah terlelap dalam mimpinya. Kira membuka matanya dan bangkit dari tempat tidurnya. "Selamat pagi, akademi. Aku harap hari ini aku bisa mendapatkan seorang teman." Doanya setiap bangun pagi
Pagi yang tiba di balkon kamarnya atau di gereja akademi. Liburan musim panas di akademi, terbiasa dengan suasana akademi yang bisa terbilang sepi. Rata-rata seluruh siswa akademi pergi berkeliling ke penjuru dunia yang berbeda. Kira sendiri memilih tetap di akademi untuk menjadi ahli sihir yang professional. Setiap harinya Kira pergi ke gereja di pagi atau sore harinya, memohon kepada tuhan untuk diberikan kekuatan selama di hidupnya.
Sore hari, seperti biasanya, pergi ke gereja untuk berdoa. Begitu selesai, Kira tertabrak dengan seseorang yang blm ia kenal.
"Aduh, maaf-maaf, kau tidak apa-apa kan?"tanya orang yang menabrak Kira dengan paniknya.
"Aku tidak apa-apa, yang penting tidak ada yang terluka dari kita bukan."jawab Kira sambil berdiri dan mulai berpikir, padahal dia jarang malah tidak pernah berbicara dengan orang lain selain guru-guru akademi. Kira sempat terdiam karena pertama kalinya dia berbicara dengan orang lain.
"halo, kau baik-baik saja?"ucap Rari yang membuat hancur sudah lamunannya dan langsung menjawab balik."ah, iya aku baik-baik saja. Dan omong omong siapa namamu?"
Orang tersebut sedikit terkejut dengan pertanyaannya."sepertinya kau tidak punya teman. Baik namaku Rari, senang bertemu denganmu."jawabnya dengan senyuman yang manisnya. Kira hampir tidak bisa berkata-kata, masih terdiam karena pertama kalinya berbicara dengan orang bukan teman baru sejak masuk ke akademi.
"um, halo?"sapa Rari dengan bingung. Kira pun tersadar kembali setelah mendengar Rari.
"oh iya, namaku Kira, maaf aku tadi melamun."jawab Kira yang tidak enak dengan Rari.
"tidak apa-apa, santai saja. Ini wajar karena kau terkenal di akademi dengan kejeniusan sifat anti sosialmu, ah tolong jangan tersinggung."
"jangan khawatir, omong-omong, kau sendirian?"
"tidak, aku hanya keluar untuk berdoa juga, dan setelah ini aku akan kembali ke teman-temanku. Hey, karena kau butuh banyak teman ikut aku, yang lain pasti akan senang denganmu."jawab Rari sambil menarik tangan Kira ke tempat yang belum dia tahu meski hafal dengan setiap isi akademi.
Rari membawa Kira ke sebuah taman yang belum dia lihat dari masuk akademi. Terlihat banyak anak di taman itu yang bercanda dan bermain, pertama kali suasana seperti ini Kira rasakan sejak masuk ke akademi. Anak-anak tadi menyapa Kira dan Kira membalas sapa mereka dengan sapa yang terlihat biasa saja tapi sebenarnya dalam hati Kira dia sangat gugup karena ini benar-benar pertama kalinya.
"hai, kau pasti teman baru Rari, ayo bergabung dengan kami.","iya, kemari kita bersenang senang selama musim panas ini.","benar-benar."itu yang di ucap teman teman Rari kepada Kira. Kira hanya mengangguk sebagai tanda setuju dan tersenyum dengan tulusnya karena doanya terkabul setelah sekian lama sejak masuk ke akademi.
Minggu demi minggu terlewati, hidup Kira yang semulanya hanya hitam putih sekarang penuh warna indah. Sampai kebahagiaannya sirna setelah mendapat surat dari pemimpin desa asalnya saat bersama temannya. Kira hanya bisa terisak setelah membaca isi suratnya. Rari dan yang lain hanya bisa menenangkannya untuk bisa menerima kenyataan. Hanya anggukan saja yang bisa Kira lakukan untuk menjawabnya, untuk menerima kenyataan, Kira memang sangat sedih tapi juga senang karena teman-temannya masih disisinya.
Minggu terakhir musim panas, Kira dan teman-temannya pergi ke bukit, menghabiskan hari-hari terakhirnya di musim panas dengan kenangan indah. Mereka bersenang-senang, masa-masa indah baru Kira yang dari fajar sampai senja telah disaksikan oleh bintang dan rembulan terang. Tertidur lelap dan berada di alam mimpi, yang tidak ada apa-apa selain latar putih dan suara samar.
"kau harus memilih yang mana yang terbaik untuk dirimu dan semua orang yang kau kenal dan sayangi."suara tersebut terus mengatakan hal yangn sama berulang kali hingga Kira tidak tahan dengan mimpinya dan terbangun. Kira sangat syok, semua teman-temannya berlumuran darah, bahkan Rari juga berlumuran tapi dia masih bernafas untuk mengatakan sesuatu kepada Kira.
"Kira, sepertinya waktu kami tidak banyak. Kami semua sebenarnya sudah tahu kalau kami akan tamat disini. Jadi aku berharap kita bisa bertemu kembali di kehidupan lain."kata-kata terakhir Rari, sebelum menutup matanya. Kira hanya bisa menangis, pertama keluarganya sekarang teman temannya.
Bulan yang di depan Kira, bulan yang merah bagai darah, darah teman-temannya dan keluarganya. Tidak tahan untuk sendirian lagi, Kira ingin bersama teman-temannya dan keluarganya di alam sana. Mengambil tongkat sihirnya dan mematahkannya. Tubuhnya merasa panas dan jantungnya merasa terbakar, Kira tahu akibat jika mematahkan tongkat sihir, pemiliknya akan kehilangan nyawanya, Kira melihat bulan merah itu dan berdoa untuk terakhir kalinya di hadapan sang rembulan merah.
"jika kami semua terlahir kembali, buatlah kami menjadi sebuah keluarga yang bahagia."doanya sebelum menutup mata di bawah rembulan merah, menunggu doanya terwujud suatu hari.
Kota yang ramai, dirumah yang besar di ujung kota, remaja-remaja ceria bermain-main di taman rumah besar itu. Mereka sangat bahagia seakan bahagia untuk selamanya. Meski kadang terasa ada yang aneh dengan diri mereka tapi mereka hanya menganggap itu sebuah perasaan yang menandakan kasih sayang mereka satu sama lain.
"hey, yang pertama ke ruang keluarga dia yang mendapatkan jus enak."
"Kira, ayo cepat, nanti kau tidak kebagian jus."
"baik, tunggu aku, Rari."
Mereka semua beristirahat minum jus dan tertidur lelap, mereka membuka matanya dan melihat mereka bersama, tapi di bawah mereka, ada sejumlah orang yang sama banyaknya dengan mereka. Wajah orang-orang itu juga tidak begitu asing tapi di tempat yang berbeda dan di terangi bulan merah di atas bukit, seperti kembali melihat masa lalu.
Mereka tiba-tiba terbangun dan sadar mereka tertidur hingga malam tiba, dengan rembulan merah yang menyinarinya. Kira dan semua teman-temannya berpikir tentang mimpi aneh mereka barusan, yang membuat mereka tertidur hingga malam tiba itu dan merasa seperti melihat masa lalu.
"apa kita pernah bertemu di kehidupan yang sebelumnya?".
••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••
Finally finish....
Gila berapa minggu baru selesai ini....
Ide udah lama alias dr bulan november tahun kemarin...
Tp baru kelar sekarang...
Ok, see you next time...
Bye bye...👋👋👋👋
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro