Senangnya Mendengarkan Nasehat Ibu
.
.
.
.
.
.
Cerita Dimulai......
Pada sore hari di teras depan rumah duduklah Ayah, Ibu, dan Dimas sambil meminum teh hangat. Tak lama kemudian turunlah rintik-rintik hujan.
Dimas : "hore hujan turun!" (Seru Dimas dengan senang)
Ayah : "Alhamdulillah. Dimas ayo bersama-sama membaca doa ketika turun hujan, nak." (Ajak ayah)
Dimas : "baik Ayah."
Kemudian Dimas, Ayah dan Ibu membaca doa ketika turun bersama-sama. (Bismillahirrahmanirrahim Allahumma Shoyyiban Naafi'aan) sebanyak tiga kali.
Ibu : "Dimas, hujan begini lebih baik main di dalam rumah saja ya nak."(Nasehat Ibu)
Dimas : "kenapa Bu? Main hujan-hujanan kan enak."( protes Dimas)
Ibu : "kalau terlalu lama bermain di tempat yang dingin di bawah air hujan nanti kamu bisa kena flu dan demam nak."
Dimas hanya mengangguk kepalanya mendengar nasehat Ibu. Lalu Dimas melihat Ayah dan Ibunya sedang asyik mengobrol bersama. Diam-diam Dimas pergi ke dalam rumah dan bermain hujan-hujanan di halaman belakang rumah.
Sesampainya di belakang rumah. Dimas mengambil bola dan memainkannya di bawah rintik-rintik hujan. Dimas bermain bola sambil hujan-hujanan sampai bajunya basah kuyup.
Ibu : "Dimas mana yah?" (tanya ibu sambil menengok kanan kirinya)
Ayah : "Lho, tadi main di sini? Mungkin masuk ke kamar Bu."
Ibu : "Yasudah, Ibu coba tengok dulu ke kamarnya Dimas."
Ibunya Dimas pun berjalan menuju ke kamar Dimas. Sesampainya di depan kamarnya Dimas, Ibu pun mengetuk pintu "tok-tok-tok...tokkk".
Ibu : "Dimas kamu ada di dalam nak?
Setelah pintu kamar Dimas di ketuk-ketuk dan di panggil namanya tetapi tidak mendapatkan jawaban dari Dimas. Ibu pun kemudian membuka pintu kamar Dimas dan masuk ke dalam kamarnya Dimas.
Ibu : (Tengok kanan, tengok kiri) "Dimas, kamu di mana, Nak"
Ibu pun mencari-cari Dimas di dalam kamar. Tak lama kemudian Ayah pun menghampiri Ibu yang sedang kebingungan mencari Dimas.
Ayah : "Kenapa, Bu?"
Ibu : "Dimas tak ada di kamarnya." (jawab ibu panik)
Ayah : (Mencoba menenangkan lbu) "Yasudah, kita cari Dimas bareng-bareng Bu."
Ayah dan Ibu mencari Dimas bersama-sama. Sampai akhirnya dari jendela, Ibu melihat Dimas sedang bermain bola hujan-hujanan di halaman belakang rumah. Ibu dan Ayah lalu bergegas menghampiri Dimas.
Ibu : "Astagfirullah. Dimas kamu mainan hujan-hujanan. Ayo, Nak sudah ya main hujan-hujanannya."
Dimas : "Sebentar Bu. Aku masih asyik mainan bola."
Ayah : "Ayolah Nak. Kamu sudah lama mainan hujan-hujanannya."
Ibu : "Iya Nak, tadi kan Ibu sudah bilang mainnya di dalam rumah saja."
Dimas : "Sebentar Bu , sebentar!"
Dimas pun masih meneruskan mainan tanpa menghiraukan nasehat Ibu dan Ayahnya. Sampai terdengar suara petir yang menggelegar "Dwerrr". Dimas pun takut dan berlari menghampiri Ayah dan Ibunya.
Tibalah pada malam harinya, Dimas pun kedinginan, dan badannya demam. Ibu pun mendekati Dimas dan mengompres badan Dimas agar demamnya cepat turun.
Ibu : "Kamu tidak apa-apa kan, Nak?" (Tanya ibu khawatir)
Dimas : "Badanku panas, kepalaku pusing. Maafin Dimas ya Bu. Dimas menyesal, Dimas tidak akan main hujan-hujanan lagi. Dimas tidak akan mengulanginya lagi. Lain kali Dimas akan mendengarkan nasehat Ibu."
Akhirnya Dimas pun menyesali perbuatannya. Mulai sekarang Dimas akan mendengarkan nasehat Ibunya. Dimas pun kemudian diantar Ibu dan Ayahnya berobat rumah sakit.
Selesai
(Selalu dengarkan nasehat Ibu jika kau ingin menjadi anak yang berbudi luhur)
.
.
.
.
.
.
Semoga bermanfaat....
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro