Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

Bima Sakti

.
.
.
.

***

Suatu hari di sebuah sekolah ada seorang anak yang pendiam namanya Sakit. Dia adalah anak yang pemalu namun memiliki bakat yang luar biasa. Dia bisa bermain biola dengan jari-jari lentiknya yang terlihat piawai. Padahal dia masih kecil umurnya masih lima tahun, namun dia sudah bisa memainkan biola dengan baik melebihi gurunya.

Di sisi lain ada anak yang memiliki suara yang merdu dia pandai bernyanyi namun dia termasuk anak yang sombong jadi banyak anak yang menghindarinya. Namanya adalah Bima, dia anak yang bertubuh tinggi dan berkulit sawo matang.

Kedua anak itu satu sekolah bahkan satu kelas namun karena sifat pribadi mereka yang membuat mereka berdua susah mendapat teman bahkan perhatian dari teman-teman mereka.

Suatu hari mereka ditemukan dalam sebuah kontes lomba keahlian anak. Mereka berdua latihan bernyanyi dan bermain biola bersama yang dibimbing satu guru. Guru mereka mengajak mereka berkenalan namun tidak ada yang mau menjabat tangan satu sama lain. Mereka berdua malu untuk berteman satu sama lain.

Bu Rita: "Nah anak-anak sebelum kita latihan kita berkenalan dulu. Nah nama bu guru adalah bu Rita. Kalian sudah kenal kan sama Bu Rita, lalu perkenalkan diri kalian berdua di mulai dari Sakti lalu Bima. Ayo di mulai!"  (Mereka berdua mengangguka paham tapi tetap melempar muka tidak ingin mengenal satu sama lain)

Tak ada suara yang muncul dari mulut mereka berdua. Mereka sama-sama menghadapkan pandangan ke tempat yang berbeda. Sakti menunduk dan Bima bersikap acuh dengan memandang ke samping.

Bu Rita bingung dengan kedua sifat mereka yang bertolak belakang satu sama lain. Lalu bagaimana cara agar mereka mau berteman padahal mereka satu kelas namun kenapa terlihat seperti tak pernah bertemu sekalipun.

Bu Rita: "Oya sekarang bagaimana kalau ibu guru saja yang tanya nanti kalian jawab jujur ya." (Mereka mengangguk lagi)

Bu Rita: "Ohh ya Sakti kamu suka makan apa?"

Sakti: "makan ikan Bu."

Bu Rita: "Bagus ikan mengandung banyak protein dan omega tiga jadi bagus untuk daya ingatmu dalam bermain musik terutama biola. Sekarang bagaimana sakti bisa suka sekali bermain biola?"

Sakti: "Bermain biola sangat mudah dan nadanya sangat indah, aku menyukainya."

Bu Rita: "Iya musik biola sangat menenangkan hati dan jiwa bagus sekali Sakti. Sekarang Bima yang mau ibu tanya, Bima suka minum apa?"

Bima: "Aku? aku suka minum jus jeruk."

Bu Rita: "Wah bagus sekali jeruk kaya vitamin c yang bagus untuk daya tahan tubuhmu sehingga kamu tidak gampang sakit waktu bernyanyi. Selanjutnya, kenapa Bima suka sekali bernyanyi?"

Bima: "Menyanyi adalah impianku!"

Bu Rita: "Hanya itu saja?"

Bima: "Tentu saja emang mau apa lagi!"

Bu Rita: "Yakin?"

Bima: "Emm, tentu saja untuk membuktikan kepada teman-temanku kalau aku bisa bernyanyi lebih baik dari mereka."

Bu Rita: "Bagus sekali, saya bangga padamu!" (Seru ibu Rita sambil memberi tepuk tangan kepada Bima. Bima yang mendengarnya merasa tersanjung lalu tersenyum tipis.)

Bu Rita: "Nah sampai di situ saja perkenalannya kalau mau tau lebih banyak lagi tentang teman kalian, kalian boleh saling bertanya satu sama lain. Sekarang ayo kita mulai latihannya."

Sudah seminggu mereka latihan namun tak ada interaksi antara mereka berdua. Latihan berjalan lancar mereka bisa meningkatkan bakat mereka masing-masing bahkan bu Rita selalu memuji kehebatan mereka sampai membuat mereka senang. Setelah selesai latihan masih saja seperti orang yang tak pernah kenal satu sama lain.

Bu Rita bingung dengan mereka yang dari awal masuk sekolah tak memiliki teman satupun. Bagaimana nantinya setelah mereka beranjak dewasa, apakah akan tetap seperti itu. Ibu Rita berusaha mencari cara agar mereka bisa berteman walau hanya satu teman saja.

Besoknya Bima tidak datang ke latihan karena sedang sakit demam dan batuk jadi dia tidak bisa berangkat sekolah maupun latihan. Bu Rita mengajak Sakti menjenguknya setelah latihan, awalnya Sakti tidak mau tetapi ibu guru menyemangatinya agar dia mau.

Di rumah tepatnya di kamar Bima, dia sedang tiduran di sana karena badanya masih panas. Bu Rita dan Sakti datang menjenguk Bima. Mereka masuk ke kamar Bima namun Bima merasa bingung kenapa mereka datang ke rumahnya.

Bu Rita: "Selamat sore Bima!"

Bima: "Bu Rita!" (Seru Bima kaget)

Bu Rita: "Hahaha, bagaimana kabarmu, Bima sudah baikan?"

Bima: "Iya."(sambil mengangguk, padahal panasnya masih naik turun)

Bu Rita: "Sakti sini kenapa kamu di situ terus, sini sapa Bima." (Panggil Bu Rita yang melihat Sakti malu-malu masuk ke kamar Bima untuk menjenguknya)

Sakti: "Sore Bima, kamu baik-baik saja kan, apa masih sakit." (Sapanya sambil menunduk malu)

Bima: "Tidak, aku baik-baik saja."

Sakti: "Sepertinya kamu masih sakit suaramu terdengar berbeda."

Bima: "Kamu tahu! Bentar lagi suaraku kembali normal kok."

Bu Rita yang mendengar percakapan mereka merasa senang baru kali ini mereka berinteraksi. Jadi dia berusaha pergi dan memantau perkembangan mereka.

Bu Rita: "Ibu tinggal dulu ya, ibu Rita mau berbicara dulu dengan ibunya Bima. Kalian lanjutkan saja ngobrolnya. Dah."

Mereka berdua hanya terdiam sambil melihat ibu gurunya pergi melangkah keluar dari kamar Bima. Suasana hening pun terjadi, mereka tak ada yang mau memulai bicara. Akhirnya sakti yang pemalu pun memberanikan diri bertanya.

Sakti: "Apa masih sakit tenggorokan mu."

Bima: "Iya, tapi tak apa-apa nanti juga sembuh."

Sakti: "Ini dari aku semoga cepat sembuh." ( Seru Sakti sambil memberikan segelas jus jeruk pada Bima)

Bima: "Jus jeruk? Aku sedang sakit tak boleh minum itu, aku harus minum obat bukan minum jus." (Bima kaget dia sedang sakit tapi Sakti malah memberinya minuman Jus jeruk)

Sakti: "Bukanya Bu Rita bilang kalau jeruk mengandung vitamin c yang bagus untuk daya tahan tubuh. Bukanya kamu akan sehat jika minum jus jeruk terus." (Seru Sakti polos)

Bima: "Iya, terima kasih." (Karena melihat wajah temannya yang terlihat sedih Bima menerimanya dan langsunh meminumnya)

Sakti: "Ayo minum."

Bima meminumnya sampai setengah dia merasakan enaknya jus jeruk dan badanya mulai terasa segar.

Sakti: "Bagaimana sudah sembuh."

Bima: "Belum tenggorokan ku masih terasa sakit."

Sakti: "Benarkah, apa masih panas badanmu." (Seru sakti sambil memegang kening Bima yang terasa hangat namun tak sehangat tadi, Bima hanya diam sambil melihat ke atas)

Sakti: "Iya masih panas."

Bima: "Tidak, rasanya lebih enak dan tak sepanas tadi. Jusnya enak."

Sakti: "Benarkah, aku ingin coba?"

Bima: "Jangan, nanti kamu ketularan sakit."

Sakti: "Benarkah. Aku pengen."

Bima: "Besok kalau aku sembuh, aku yang akan belikan kamu jus jeruk, mau kan." (Seru Bima yang merasa senang baru kali ini dia menemukan tema yang perhatian padanya)

Sakti: "Iya. Kamu sudah bisa nyanyi kan."

Bima: "Iya sedikit tapi kadang-kadang terasa gatal di tenggorokanku."

Sakti: "Aku ingin dengar nyanyianmu. Suaramu bagus sekali."

Bima: "Benarkah, kamu suka suaraku kan?"

Sakti: "Iya bagus sekali."

Bima: "Terima kasih." (Jawab Bima merasa senang karena Sakti memujinya, memuji suaranya yang bagus)

Sakti: "Sama-sama."

Hari sudah semakin sore bu Rita mengajak Sakti pulang. Bu Rita senang sekali melihat mereka berdua menjadi akrab sampai bisa saling tertawa. Padahal baru beberapa menit Bu Rita meninggalkan mereka namun mereka bisa sangat baik berteman. Mereka berdua berpamitan pulang, Bima merasa sedih ketika melihat Bu Rita dan Sakti pulang, dia ingin cepat-cepat sembuh dan bertemu mereka lagi.

Di sekolah tak sengaja sakti diganggu temannya. Pensil warnanya di ambil, jadi sakti tidak bisa mewarnai gambarnya. Bima yang melihatnya pun membagi pensil warnanya dengan sakti. Mereka mewarnai gambar mereka bersama terkadang mereka bercanda dan membantu mewarnai gambar mereka satu sama lain. Sampai kegiatan menggambar selesai, Bima mengambil pensil warna milik sakti yang dicuri temannya dan mengembalikannya ke Sakti. Sakti sangat senang pensil warna kesayangannya kembali lagi. Tak terasa mereka berdua sudah menjadi teman dekat.

Bima: "Ini punyamu."

Sakti: "Pensil warna kesukaanku. Terimalah Bima."

Bima: "Sama-sama. Ayo pulang."

Sakti: "Iya!"

Sampai pada waktu lomba keahlian anak pun sudah datang. Mereka berdua saling menyemangati satu sama lain. Sampai giliran mereka tampil. Sakti memainkan biola dengan sangat lembut dan indah. Bunyi yang terdengar bersimfoni merdu.

Bima pun bernyanyi selaras dengan alunan biola seakan dunia milik mereka berdua. Sampai mereka selesai tampil. Banyak yang memuji penampilan mereka. Sorak-sorai bergemuruh di seluruh ruangan seperti taburan bintang di langit yang menyaksikan penampilan mereka. Mereka sangat senang sekali banyak yang menyukai penampilan mereka.

Tak terasa lomba berakhir. Acara terakhir pembagian hadiah pemenang lomba, Bima dan sakit akhirnya bisa meraih juara satu. Mereka naik panggung bersama dengan senyum senang atas keberhasilan mereka berdua.

*The End*
.
.
.
Pelajaran apa yang bisa kalian dapat dari membaca cerita ini?
Tulis jawabanmu di kolong komentar 😉
*
*
*

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro