Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

RABU ACTION - THE CARRIER

Aku memacu kaki secepat mungkin. Tidak kupedulikan rasa lelah ataupun sakit yang luar biasa dari pundakku—ada peluru bersarang di sana. Aku harus keluar dari daerah dermaga ini! Tempat sepi seperti ini membuatku mudah ditemukan, sementara daerah yang ramai adalah pengalih terbaik. Seingatku beberapa blok dari sini ada pasar, mungkin aku bisa kabur di sana.

Aku menyelinap di antara kontainer. Hujan yang turun membatasi jarak pandang dan sangat menguntungkanku. Kudekap erat-erat tas selempang berisi cooler box kecil. Di dalam cooler box terdapat sebotol kecil cairan yang dapat menyelamatkan hidupku. Ya ... hidupku ....

***

Suatu pagi di hari Rabu yang dingin, aku diculik dan dibawa dalam mobil van hitam dengan kaca yang sudah dicat sehingga tidak tampak pemandangan di luar. Sebelum dikeluarkan dari mobil, kepalaku ditutup kain tebal hitam dan digiring dengan paksa.

Ketika kain kepala dilepaskan, aku mendapati diriku berada di ruangan temaram dikelilingi orang-orang berpakaian seperti astronaut. Dengan tangan diborgol, aku tidak bisa melawan ketika pakaianku dirobek dan digunting hingga tidak tersisa sehelai pun. Sedetik kemudian air dingin mengguyurku dengan sangat deras dari berbagai sisi lalu muncul embusan angin kencang. Setelahnya aku dipakaikan sehelai baju kaku berwarna putih yang terbuat dari bahan seperti kertas dan penutup kepala baru. Aku digiring lagi.

Begitu kain yang menutupi kepala kembali dilepaskan, aku sudah berada dalam bilik kecil berjeruji di ruangan serba putih. Di seberang bilik, dapat kulihat orang-orang asing berjas putih seperti dokter yang bekerja lalu-lalang. Ada yang melihat mikroskop, ada yang yang bermain cairan di deretan tabung-tabung, ada yang sibuk melihat layar komputer, juga ada yang berbincang dengan beberapa pria berjas hitam yang menculikku sebelumnya. Aku tahu ada sesuatu yang tidak baik jika berhubungan dengan kondisi dan pemandangan itu.

Baru saja mendekati jeruji bilikku, terdengar suara teriakan juga erangan di kanan dan kiri. Beberapa orang berbicara dalam bahasa asing yang tidak kupahami. Ada pula yang berbicara bahasa Inggris, tapi lebih banyak yang berbicara bahasaku.

"Hei! Keluarkan aku!"

"Aku tidak tahan lagi!"

"Sakit!"

"Bunuh saja aku!"

"Akan kulakukan apa saja! Lepaskan aku!"

Beberapa saat kemudian aku baru tahu mengapa orang-orang yang ditahan sepertiku berteriak kesakitan. Orang-orang berjas putih melakukan entah eksperimen apa padaku dan beberapa orang. Mereka menyuntikkan berbagai macam cairan secara berkala. Terkadang cairan itu langsung menyiksaku dengan menyakitkan, terkadang membuatku lemah seolah tengah sekarat.

Penderitaan demi penderitaan kualami. Aku memohon dan memaki. Namun, mereka seolah tak mendengar, tidak mengerti ucapanku, atau hanya masa bodoh padaku. Padahal ada seorang pria di antara orang-orang berjas putih yang kuyakini berasal dari negara yang sama denganku, tapi ia mengacuhkanku dan hanya tersenyum sinis tiap kami bertatap muka.

Beberapa waktu telah berlalu. Entah ada angin apa, pria sebangsa berjas putih tersebut mendatangiku. Ia memasang senyum menjengkelkan, tapi aku hanya memandang kosong padanya. Rasa sakit dan keputusasaan membuatku berhenti berharap untuk bisa kembali ke kehidupan lamaku.

"Berbanggalah saudaraku. Kau telah berkontribusi dalam perubahan dunia ini!"

"...."

"Karena kita berasal dari negara yang sama, aku akan memberitahumu. Kau sudah menjadi objek penelitian virus 'kami'."

"Virus? Kalian menyuntikkanku virus?!" Aku nyaris tidak peduli dengan siapa saja yang dimaksud dengan 'kami' olehnya. Sungguh makhluk-makhluk hina! Tega sekali menjadikan manusia bahan percobaan demi membuat virus yang akan digunakan untuk menyakiti manusia lainnya! Apa mereka punya hati? Atau apakah mereka penjelmaan iblis?!

Seolah tidak peduli dengan pertanyaanku, pria berjas putih tadi melanjutkan kata-katanya. "Penyebaran virusnya cukup cepat menyebar, tapi tidak langsung mematikan begitu terjangkit. Karenanya kau masih bisa hidup meskipun lemah. Sebenarnya ... obatnya telah ditemukan. Tapi aku yakin tidak ada yang tersisa untukmu, karena kami baru memproduksi sedikit."

Aku bangkit dan mencengkram jeruji besi bilikku. "Ada obatnya?!"

"Tentu saja! Kami pasti membuat penawarnya andaikan kami sendiri terjangkit. Seluruh orang di fasilitas ini sudah disuntikkan obat, karena itu kami bisa berkeliaran dengan bebas."

Si lelaki berjas menuju salah satu lemari pendingin dan mengambil sebuah botol seolah-olah sedang memamerkannya padaku. Botol kaca transparan berisi cairan yang juga berwarna bening.

Aku memohon-mohon untuk diberikan obat tersebut, tapi ia hanya tertawa. Mendadak tawanya hilang saat terdengar sirene dan pengumuman di pengeras suara yang diulang-ulang dalam berbagai bahasa, termasuk bahasaku.

'Peringatan! Peringatan! Subjek berbahaya telah lepas! Seluruh tim peneliti harap melakukan evakuasi melalui jalur yang ditentukan! Kami ulangi ....'

Suara di pengeras suara itu membuat pria berjas tampak panik dan bergegas pergi dari ruangan. Dari balik pintu yang sempat terbuka, dapat kudengar puluhan derap langkah kaki yang berlalu-lalang.

Sebuah keajaiban terjadi. Seluruh jeruji di ruangan ini terbuka! Aku dan beberapa orang lantas melangkah keluar dari bilik masing-masing. Kami saling memandang bingung.

Sedetik kemudian, aku langsung bergegas mengambil botol kaca yang tadi dipamerkan pria berjas putih. Kumasukkan botolnya ke dalam cool box kecil, lalu mengambil salah satu tas selempang di sudut ruangan. Ternyata masih ada beberapa botol obat serupa dan orang-orang dari bilik lain mengikuti apa yang kulakukan.

Kami pun mengendap-endap untuk kabur dari sana.

***

DOR!Sebuah peluru membuyarkan pikiranku akan kejadian yang membuatku harus melarikan diri dari beberapa orang berjas hitam. Merek memburuku karena berhasil kabur dari fasilitas mengerikan itu. Untunglah pelurunya meleset!

Aku kembali berlari. Sebentar lagi aku akan sampai di pasar dan orang-orang asing yang mencolok itu pasti tidak akan berani menembak di sana. Aku tahu, meskipun hujan, pasar yang kutuju selalu ramai. Aku pasti bisa selamat!

***

Di sisi lain ....

Salah seorang pria berjas hitam menekan tombol earphone di telinganya dan berbicara dengan seseorang di ujung sambungan.

"Subjek 88 menuju pasar seperti yang diinginkan."

Suara di seberang menjawab, "Bagus! Biarkan dia bebas!"

"Apa Anda yakin?"

"Dia tidak tahu jika selama ini kita hanya melemahkan tubuhnya dan obat yang ia perjuangkan itulah virus sebenarnya. Biar dia menyebarkan virus itu di sana. Semua sudah sesuai rencana."


-End-


Nb: cerita fiksi ini terinspirasi dari pandemi Covid-19. Mohon jangan dikaitkan dengan konspirasi dan lain sebagainya. Ini murni khayalan penulis.

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro