Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

Only You

BY: Haru

Taeyong melangkah gontai menuju apartemennya. Yang ia inginkan saat ini hanyalah tempat tidur. Ia benar-benar lelah dengan aktivitasnya seharian ini. Ia menekan password apartemennya itu dan pintu pun terbuka. Tapi begitu masuk, ia merasa ada yang aneh. Sepertinya kondisi apartemennya tidak sama seperti waktu ia tinggalkan terakhir kali.

Tubuhnya memutar ke arah ruang tengah, seperti tergesa mencari sesuatu atau mungkin seseorang. Melalui pintu belakang yang terbuka menuju balkon itu Taeyong melihat punggung seorang wanita, lalu sebuah senyuman pun tersungging di bibirnya. Wanita itu tampak tenang saat sepasang tangan kekasihnya melingkari pinggangnya, menyiratkan kejadian ini sudah ia perkirakan. Senyumnya mengembang saat ia merasakan kepala itu menerobos dari samping telinganya dan ciuman itu mendarat di pipinya.

"Apakah ini mimpi? Kenapa tidak memberi kabar? Aku bisa menjemputmu di bandara kalau kau meneleponku" kata Taeyong

Si wanita mencondongkan wajahnya ke belakang "Hmmm surprise?" katanya tak yakin. Ia membalikkan badannya, menatap manik kekasihnya itu lekat-lekat. "aku merindukanmu Taeyong-sshi".

Pipi Taeyong memerah "oh my god, look!" katanya mengalihkan. Ia membalikkan badan kekasihnya dan menunjuk punggungnya yang terbuka "sudah ku bilang, jangan memakai pakaian begini" ia memutar-mutar badan Nora, pandangannya mengabsen semua bagian tubuh wanita itu hingga ia berhenti di wajahnya. Ia melingkari kedua mata Nora dengan jarinya "mata ini milikku" katanya, lalu ia menunjuk hidung "ini" lalu beralih ke bibir "dan ini" lalu terakhir menggenggam pundak Nora "ini juga, semua ini milikku" katanya "kau tidak boleh membaginya kepada siapapun lagi"

Wanita itu tertawa "lalu apa? Kau dan tubuhmu itu semua bukan milikku. Milik semua fansmu. Benarkan? Not fair" cibirnya. Ia memberi pukulan kecil yang disambut pelukan hangat kembali kekasihnya.

"Tidak, ini semua milikmu. Milik kekasihku, Nora"

Kata-kata Taeyong terdengar tulus, namun wanita bernama Nora itu mencibir, "dasar pembual".

Amelia Nora kekasih Taeyong, gadis ini berasal dari Indonesia. Ia bertemu Taeyong jauh dari waktu sebelum Taeyong menjadi seorang idol terkenal. Enam tahun yang lalu, mereka bertemu di UNS tempat Nora menempuh program student exchange-nya.

"ah senang sekali kalau bisa seperti ini setiap hari" Taeyong menjadikan lengan Nora sebagai bantal kepalanya malam ini "haruskah kita menikah sekarang?" di wajahnya tidak tampak sedikit pun keraguan.

Nora menyambutnya dengan tawa kecil "Not funny. Bagaimana dengan fansmu?"

"no problem"

"really? Kau tidak ingat perjuangan kerasmu untuk sampai di posisi sekarang ini?" Nora mengambil beberapa helai rambut di kening Taeyong dan merapikannya ke belakang "sabar lah. Kita tunggu beberapa tahun lagi, sampai mereka sedikit bosan denganmu. Hm?"

Taeyong menatap wajah kekasihnya, mengumpulkan keyakinan "begitukah?"

Nora tersenyum, "tidur lah, sudah larut" katanya.

Taeyong mendekap kekasihnya itu dengan nyaman dan tidak membutuhkan waktu lama ia pun tertidur.

***

Ponsel Taeyong berdering saat Nora menghidangkan sarapan di meja. Ia hendak meraih ponsel itu namun tangan lembab Taeyong lebih dulu menyentuhnya "biar aku saja" katanya. Ia tampan sekali dengan rambutnya yang basah dan badannya yang hanya dibalut handuk kimono putih begitu keluar dari kamar mandi.

"who is that?" Tanya Nora
Taeyong memberi senyuman simpul "nothing," lalu menyimpan ponselnya di meja.

Tangan Nora masih sibuk menata piring "really?" tanyanya.

Taeyong mengangguk, lalu bergegas ke kamar mengganti pakaiannya.

***

Sorenya selepas syuting iklan, Taeyong lagi-lagi memanfaatkan kehadiran kekasihnya yang sangat jarang ia dapatkan itu. Ia bermanja-manja meletakkan kepalanya di pangkuan kekasihnya, sebelah kakinya ia naikkan ke sandaran sofa, sementara tangan kanannya sibuk menekan remote mengacak channel televisi.

"bagaimana hari ini?" Tanya Nora.

"Apanya?"

"syutingmu" Nora menyuapi Taeyong sepotong kentang goreng yang dicocol sambal.

Taeyong membuang nafas "artis pendatang baru itu benar-benar menyedihkan. Satu adegan sederhana saja dia harus menghabiskan waktu berjam-jam" kesalnya "aku juga tidak tahu dari sekian banyak artis kenapa Lee PD memilihnya. Padahal waktuku sangat berharga, aku ingin secepatnya pulang dan menghambur ke pelukan wanitaku ini" bibirnya mengerucut lucu sekali.

"apa kau sedang bertingkah imut?" tawa Nora. Tangannya meraih ponsel Taeyong yang tergeletak di meja, berniat melihat-lihat dokumentasi kegiatan Taeyong di gallery. Namun sebuah panggilan masuk menghentikan aksinya, nama 'Kim Yura' tertera di layar. "Ini siapa?".

Pada awalnya respon Nora biasa saja, namun melihat Taeyong yang tiba-tiba merebut ponsel itu dan cepat-cepat menutup panggilannya, ia jadi merasa terganggu.

"siapa itu? Tidak mungkin nama Kim Yura laki-laki" matanya tajam menatap lurus laki-laki yang kini duduk di hadapannya. Ada penekanan di kata-katanya yang terakhir.

Tapi Taeyong lagi-lagi hanya mengalihkannya dengan senyum, "bukan siapa-siapa"

"kau bercanda? Tulisan -aku-sedang-kedapatan-selingkuh- itu tertera jelas di keningmu"

Taeyong tertawa "benar bukan siapa-siapa, sudah ku katakan, tidak penting, sudah lah" kata Taeyong, lalu pergi ke kamar dengan membawa ponselnya.

Aroma hidangan makan malam yang disiapkan Nora sukses membuat Taeyong keluar dari kamarnya. Ia langsung duduk di kursi makan dengan wajah tanpa bersalahnya "hmmmm menu masakanmu selalu mengejutkanku" tangannya langsung menyambar makanan, tapi Nora menahannya lalu memukulnya.

Nora mendekati Taeyong, menarik tangannya untuk berdiri "kau ini jorok sekali, sana cuci dulu tanganmu" omelnya.

Alih-alih mencuci tangan, Taeyong malah menarik Nora dan memeluknya. "girl you are so one in a million you are, baby you are the best I ever had-" (Ne Yo - One in a Million).

Nora memotong nyanyian Taeyong dengan menutup hidangan makan malam itu "baiklah kalau kau tidak mau makan" katanya.

"aish arasseo" keluh Taeyong, akhirnya ia pergi menuju wastafel.

Nora menyimpan sendoknya di piring, "Oppa, kau benar-benar tidak akan menceritakannya?" akhirnya ia mengucapkan satu dua patah kata setelah dari tadi hanya mengisi makan malam mereka dengan diam.

Taeyong masih sibuk mengunyah makanannya, "tentang apa?"

"Kim Yura"

Taeyong tertawa dengan mulut penuhnya "kau bahkan mengingat namanya dengan jelas"

"kau selalu mengalihkannya, apa susahnya untuk menjawab?" nada Nora meninggi, itu membuat Taeyong tersadar bahwa saat ini bukan waktunya bercanda.

"aigoo sayang aku sudah menjawabnya, dia benar-benar bukan siapa-siapa" katanya ikut serius untuk saat ini.

Nora membuang nafas "baiklah kalau kau tetap tidak mau bicara" ia memundurkan kursinya, berdiri dan pergi ke kamar.

"aish Nora-ya.."

Nora berbaring malas di kamar Taeyong, ia sempat melihat jam di ponselnya, pukul 21.15 saat beberapa menit setelahnya panggilan dari Taeyong masuk "kenapa?" ketusnya.

"aigoo ini sudah dua jam yang lalu dan kau masih marah? Come on Amelia Nora" bujuk Taeyong di seberang.

"sudah lah, aku mau tidur, bye" Nora hendak menutup panggilannya tapi-

"wait!" tahan Taeyong "aku tunggu di Namsan Tower, jangan lupa pakai jaketmu"

"Apa?"

"cepat lah, aku kedinginan"

Nora sempat tidak yakin beberapa saat, namun akhirnya ia merapikan diri dan bergegas.

"Ya tuhan!" Nora terkejut dengan pemandangan laki-laki di hadapannya yang walaupun mengenakan kumis palsu dan kacamata, Nora tetap saja mengenali Taeyong dengan baik. Ia tertawa "Oppa, bagaimana kalau ada yang mengenalimu?" bisiknya, ia memastikan kumis palsu itu terpasang dengan benar "kau benar-benar terlihat seperti om-om" tawanya.

"ini lah hidupku" kata Taeyong terdengar menyedihkan, lalu merangkul Nora "ayo".

Taeyong menuntun Nora hingga ke spot yang tidak terlalu ramai namun pemandangan malam kota Seoul masih bisa terlihat dengan indahnya. Ia meraih tangan kanan Nora dan memberinya setangkai bunga.

Nora berusaha menyembunyikan rasa tersentuhnya di balik ekspresi marah yang dibuat-buatnya "di matamu aku terlalu mudah dirayu bukan?"

Taeyong tersenyum, memegang pangkal lengan Nora "itu lah yang membuat aku menyukaimu"

Nora mendengus, lalu memberi Taeyong pukulan kecil salah tingkah.

"kita jarang sekali bertemu, sayang sekali kalau waktu kita dihabiskan untuk bertengkar" kata Taeyong, ia menarik Nora ke pelukannya "percaya padaku, aku hanya mencintaimu seumur hidupku"

***

Baru saja tadi malam Nora melupakan kekesalannya pada Taeyong, kali ini raut kekesalan itu muncul kembali saat Nora tak sengaja membaca pesan Kim Yura untuk Taeyong, mereka berencana untuk bertemu. Nora tak habis pikir kenapa Taeyong bertingkah hingga sejauh ini namun tetap terlihat nyaman dengan wajahnya yang tak bersalah?

Cepat-cepat Nora meletakkan kembali ponsel Taeyong ke tempatnya semula begitu kekasihnya keluar dari kamar.

"hari ini apa agendamu?" Tanya Nora mengetes, ia meraih dasi yang akan dipasangkan di kemeja Taeyong.

Taeyong mendongakkan sedikit kepalanya "bertemu dengan Lee PD" katanya.

Nora berhenti dari kegiatannya, "liar!" sergahnya.

Taeyong menatap Nora heran.

"aku tahu kau akan menemui perempuan itu. Kenapa kau harus terus-terusan berbohong? Apa menurutmu aku terlalu mudah dibohongi?"

Taeyong mendesah "apa maksudmu? Aku tidak berbohong, aku memang bertemu dengan Lee PD"

"Kim Yura. Tidak usah berbohong lagi"

Taeyong seperti bingung harus mengatakan apa, "setelah bertemu Lee PD, ya" katanya pada akhirnya.

"untuk apa dia menemuimu?"

Jelas sekali Taeyong terlihat tidak nyaman dengan situasi saat ini "membicarakan pekerjaan baru"

Nora menggeleng "tempo hari kau mengejeknya, aku tahu dia artis pendatang baru, kenapa dia bisa memberimu -idol senior- pekerjaan baru? Apa kau percaya dia akan menemuimu untuk alasan konyol itu?"

Taeyong memalingkan muka "ya, mungkin.."

"oh aku sudah muak denganmu"

"tunggu, bagaimana kau tahu kalau aku akan bertemu dengannya?" kali ini Taeyeong menatap Nora "kau tidak mungkin.." kata-katanya terdengar tidak yakin "mengecek ponselku?"

Nora terdiam selama beberapa saat, tapi akhirnya ia mengangguk "ya. Aku mengecek ponselmu. Kau terus-terusan berbohong kepadaku, dan itu menggangguku"

"sudah aku bilang aku tidak berbohong!" nada Taeyeong meninggi. "aku tidak memberitahumu tentang pertemuan hari ini karena kau selalu marah padaku gara-gara perempuan itu sejak kemarin. Nora-ya, aku dan perempuan itu, tidak ada apapun yang terjadi di antara kita berdua"

"oh sekarang mulai ada istilah kita berdua untuk kalian"

"Amelia!" Taeyong menyeru "kau tidak mempercayaiku?"

Nora hanya diam membuang muka.

"Inilah kenapa aku menyembunyikan semuanya darimu, aku sudah mengira kau pasti akan seperti ini. Kalaupun aku jelaskan semuanya sekarang kau tetap akan menganggapnya hanya alasan kan?"

Nora masih diam, tidak memberi jawaban apapun.

"baiklah, terserah kau saja" Taeyeong meraih jasnya dan langsung bergegas keluar pergi meninggalkan Nora.

Mata Nora basah, hatinya sakit sekali, bayangan Taeyeong yang membentaknya tadi terus-terusan terputar ulang di memorinya. Sebelumnya Taeyeong tak pernah seperti ini, karena itu Nora berpikir perempuan itu pasti benar-benar ada sesuatu dengan Taeyong, hingga kekasihnya berubah sebanyak ini. Nora menyeka air matanya, ia bergegas ke kamar mengemas barang-barangnya, berniat untuk pulang ke negara asalnya, Indonesia.

***

"ada apa Taeyong? Kau tidak sehat?" Lee PD menyodorkan kopi ke hadapan Taeyong.

Taeyong menggeleng "tidak PD-nim, bisa kah kita mulai?"

"baiklah, soal skandal kau dengan Kim Yura, kau sudah melakukan awal yang baik, namun sayang media yang mempublikasikan hanya di pihak kita saja, itu akan terlihat sedikit mencurigakan. Kita perlu gerakan yang lebih massive mulai sekarang"

Taeyong merasa ada yang tidak beres "maksudnya?"

"nanti sore kau akan menemui Kim Yura di apartemennya, media pasti akan lebih sensitif kalau gerakan kita sejauh ini"

"tapi PD-nim" protes Taeyong.

Lee PD menyodorkan foto-foto Taeyong bersama Nora di balkon apartemennya yang entah siapa yang berhasil mengabadikan momen itu dengan sangat jelasnya "jangan lupa, aku sangat dekat dengan direktur Dispatch"

Taeyong menggeram dalam hati, ia tak menyangka Lee PD akan sepicik ini. Demi ketenaran artis barunya Kim Yura, ia rela bermain kotor hingga menyeretnya untuk kasus ini. Taeyong ingin sekali membantah perintah Lee PD, tapi ia tidak ingin ada sesuatu yang buruk yang akan terjadi menimpa Nora kedepannya jika sampai media tahu tentang pacarnya itu. Ia tidak bisa membayangkan bagaimana gilanya reaksi fansnya nanti terutama di Korea yang notabene bersikap obsessif.

Taeyong mengambil semua foto-foto tadi dan menyimpannya "ini tindakanku yang terakhir PD-nim, setelah ini aku tidak akan lagi melihat perempuan itu dan bahkan kau" ia memberi tatapan muak, tapi Lee PD malah tersenyum jahat di balik asap rokoknya yang mengepul. 'baiklah Taeyong-ah, selesaikan urusanmu dengan baj*ngan ini secepatnya, lalu cepat kau temui kekasihmu, ia pasti menunggumu' batin Taeyong menguatkan diri.

Taeyong tersenyum saat tiba di depan apartemennya, ia membawa sebuket bunga lily putih kesukaan Nora di tangannya. Saat pintu terbuka dan ia masuk, senyum itu pudar. Ia meletakkan bunganya di meja, berlari mencari Nora ke dalam kamar, balkon, dapur, tapi Nora tak ditemukannya. Saat itu lah Taeyong sadar bahwa Nora telah pergi meninggalkannya.

Taeyong menjatuhkan dirinya di lantai, ia menangis menyesali setiap apa yang ia katakan pada Nora terutama yang terakhir kali. Ia meraih ponselnya, mencoba menghubungi Nora tapi tidak kunjung tersambung. Parahnya lagi, ia malah mendapatkan notifikasi banyaknya komentar negatif di akun SNSnya, skandalnya dengan Kim Yura tidak memerlukan waktu yang lama sudah tersebar ke hampir seluruh media se-Korea Selatan. Taeyong membanting ponselnya, tak dapat digambarkan seberapa besar penyesalannya atas segala tindakan yang ia buat.

***

Nora tengah berdiri menghadap jendela kamarnya saat ibunya mengetuk pintu "Nora, lihat siapa yang datang" katanya. Taeyong muncul setelah ibunya pergi.

Nora membalikkan badannya kembali, mengacuhkan Taeyong "what are you doing here?"

Taeyong mendekat "Nora-ya, let me explain-"

"everything is over. Just go. Please"

"I don't mean to do that Nora-ya, itu semua tidak seperti itu"

Nora berbalik, menatap tajam Taeyong "I shouldn't say it twice right? Get out"

Hati Taeyong sakit sekali, "Fine.." ucapnya dan pergi.

Beberapa hari setelahnya, saat Nora membuka cuitter, tagar Taeyong muncul menjadi trending no 1. Tak sengaja ia mengklik satu link berita, membacanya hingga usai artikel hoax itu hingga ke komentar-komentar yang dilontarkan netizen. Fokusnya teralih pada satu komentar netizen yang mengungkapkan bahwa ia mengenal baik sosok Kim Yura, ia menyertakan link berita media China yang mengulas tentang perempuan itu. Melalui pencariannya, Nora baru tahu kalau Kim Yura itu merupakan artis asal China yang memang sejak dulu sering membuat sensasi dengan cara mendekati idol terkenal untuk meningkatkan popularitasnya. Dari sana juga Nora baru sadar, sesuatu yang buruk pasti telah menimpa Taeyong. Ia merasa bodoh sekali selama ini selalu meragukan apa yang Taeyong katakan.

Tanpa pikir panjang, Nora mengemas barangnya, berniat terbang ke Korea menemui kekasih tercintanya. Ia tahu Taeyong sedang dikecam habis-habisan oleh rakyat Korea Selatan dan ia harus ada di sisinya, menguatkannya.

Nora tiba di apartemen Taeyong, kondisinya sangat berantakan, banyak botol minum kosong, botol obat tidur dan-

"oppa!" Nora berlari, menjauhkan pecahan botol minuman yang hampir mengenai kepala Taeyong.

Taeyong mengangkat kepalanya, "Oh here is my girl.." katanya dengan kesadaran minim

"Oppa.. What's going on?"

"just.." Kepala Taeyong jatuh di lahunan Nora. Ia tampak sangat menyedihkan. Nora tak bisa lagi menahan air matanya melihat pemandangan itu.
Sekuat tenaga ia bopong badan kekasihnya menuju ranjang. Dibersihkannya wajah Taeyong dengan lap air hangat, dirapikannya rambut berantakkannya dan mengusapnya. Masih dengan air matanya yang terus turun deras Nora menatap wajah Taeyong, lama sekali. Hingga Taeyong tersadar tengah malam, ia kaget melihat potongan wajah Nora tertidur di sampingnya. "Nora-ya?"

Nora terbangun, meregangkan tangannya yang kaku. "oh oppa, kau sudah bangun?"

Taeyong tidak mengatakan apapun, ia hanya diam memandang Nora.

Mata Nora yang masih terlihat sembab terbuka penuh "oppa are you ok?"

Tiba-tiba saja Taeyong menarik badan Nora, memeluknya dalam. "oh terimakasih tuhan.." lirihnya.

"maaf oppa aku tidak mempercayaimu" Nora menangis lagi.

"don't cry don't cry" Taeyong mengusap punggung Nora dan memeluknya semakin dalam "Nora-ya" katanya.

Nora mengangkat kepalanya "hm?"

"kau masih mau menerimaku? Aku kehilangan banyak pekerjaanku" seringai menyedihkan jelas tersirat di wajah Taeyong.

Nora menatap dalam wajah kekasihnya dan memberinya senyum teduh. "it's ok, bukankah kita jadi bebas mau pergi berdua kemanapun sekarang?" candanya.

Taeyong menepuk jidatnya "ah ya, kita bisa menikah sekarang. Benar kan? Siapa yang akan peduli?" senyumnya mengembang, mengembalikan jati diri Taeyong sebelumnya yang tak lagi rapuh.

Nora tertawa kecil "ya, who cares"

Senyum Taeyong masih belum pudar, ia meraih wajah Nora, mengecup bibir kekasihnya yang sudah lama sekali ia rindukan. "thanks for coming back" ucapnya lirih, seraya memeluk Nora, menghirup udara dengan tenang di balik matanya yang tertutup. Bagaimana pun keadaannya, seberapa berat pun masalah yang ia hadapi, jika ada wanita ini disisinya, Taeyong sudah sangat bahagia.


-FIN-

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro