Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

Buaya IPS 2

"Si Ace emang deket sama siapa-siapa, anjir. Masa akhir bulan kemarin dia baru putus, awal bulan ada kabar, katanya lagi deket sama cewek kelas sebelah," ujar Tiwi menggebu-gebu. Urusan menggosip, cewek itu yang paling bersemangat di antara yang lain.

Seperti biasa, bukannya ikut meramaikan kantin sekolah, beberapa siswi IPS 2 memilih menikmati makan siang di depan kelas. Duduk melingkar saling berhadapan dengan topik random yang selalu menarik untuk dibahas.

"Jangankan kelas sebelah, tuh, si Dini aja pernah jadi korban. Iya, 'kan, Din?"

Yang dipanggil mengangguk. Melepaskan sedotan dari mulut, ia berkata, "Iya, gila. Dia pernah deketin gue pas awal-awal MOS. Gue sering dianterin pulang padahal rumah kita nggak searah."

"Tapi semenjak lo jadian sama si Rendi, dia nggak ada deketin lo lagi, ya?" Citra menyela.

"Sama si Freya sempet deket juga, 'kan? Si Devi sama si Dila juga termasuk mantannya. Se-circle, tuh, dia deketin. Keknya emang niat banget koleksi mantan."

Sudah menjadi rahasia umum, Ace si peringkat pertama di kelas IPS 2 ini memiliki mantan yang bejibun. Entah bawaan dari sifat friendly-nya, atau memang dia tidak bisa jika tidak dekat dengan cewek manapun. Terlebih, Ace sangat pandai di pelajaran Matematika. Sebagian besar siswi di kelas mereka akan menghampiri meja Ace agar bisa diajarkan jika guru yang mengajar tidak bisa hadir.

Ace cukup bisa diandalkan.

"Yaa udah, sih, mau mantannya segudang juga biarin aja. Toh, sejauh ini dia ga rugiin kita juga. Kecuali Dini—itupun kalo dia merasa dirugiin." Pamela angkat suara. Ia agak jengah karena teman-temannya membahas hal yang tidak penting. Menurutnya, pembahasan tentang makanan jauh lebih menarik daripada menjadikan Ace sebagai bahan pembicaraan.

Bel berbunyi, satu persatu mulai membubarkan diri. Citra menyapu remahan makanan yang terjatuh di lantai. Sekolahnya membiarkan siswa-siswi membawa makanan ke dalam kelas, dengan syarat ruangan harus selalu bersih dan harum.

Pamela menghampiri meja paling depan di dekat pintu. Ia menjatuhkan bokong pada kursi dekat jendela. Dia menunggu Tiwi yang sebelumnya izin ke toilet sembari membenahi diri, merapikan meja, dan menyiapkan beberapa buku pelajaran berikutnya.

Namun, sampai Tiwi duduk di sampingnya, bu Reni belum juga memasuki ruangan. Hal itu membuat siswa-siswi berhamburan keluar dari tempat duduk kecuali Pamela.

Cewek itu menjatuhkan kepala di antara lengan yang ia lipat. Perutnya mendadak sakit, ia mengira dirinya sedang ada di masa PMS. Karena itu, alih-alih bergabung dengan teman-temannya, Pamela memilih berdiam diri berharap dapat meredakan nyerinya.

Pamela hendak menutup kelopak mata sebelum ujung mata menangkap seorang cowok yang tengah duduk bersandar di ujung yang berbeda. Mata mereka bertemu, dan tak ada satupun yang memutusnya.

Entah apa yang ada di pikirannya, karena yang Pamela pikirkan saat ini, kenapa banyak cewek yang kepincut oleh cowok yang detik ini masih memperhatikannya?

Tiba-tiba, Ace menghunuskan netranya. Pamela yang mendapati tatapan tersebut, refleks mengerutkan dahi bingung. Sebenarnya, apa yang sedang Ace pikirkan? Pamela sedikit mengangkat kepala. Memberi kode atas apa yang sedang Ace lakukan.

Sedetik kemudian, tawa mereka bergabung dengan riuh rendah yang mengudara. Mereka terbahak, untuk alasan yang tidak ternalar.

Nggak jelas. Kenapa gue malah ketawa?

***

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro