Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

#10 Kisah di atas Awan


🎶 Fiersa Besari - Tempat Aku Pulang
Fourtwnty - Puisi Alam

🥀🥀🥀

Sebelum fajar terbit di ufuk timur, Naura dan tim Mapala lain telah terjaga dari tidur lelapnya. Semua itu demi menikmati golden sunrise Prau yang konon katanya begitu menakjubkan. Mereka pun bersiap-siap, mengambil ponsel masing-masing, memakai jaket outdoor tebal, lalu keluar dari dalam tenda.

Tepat pada pukul lima lebih lima menit, Bara menginstrusikan pada anggota komunitasnya untuk berbaris rapi. Briefing pun dimulai dengan membaca doa bersama, kemudian menguji frekuensi semangat dengan bersorak 'Selamat pagi!' yang dijawab serempak dengan, "Pagi-pagi-pagi!".

"Oke, Guys. Apa kabar di pagi yang indah ini?"
"Siap, baik!" ucap mereka kompak, lalu kembali pada posisi istirahat di tempat.

Sebelum melihat pemandangan indah dari puncak Prau yang berada di atas 2645 mdpl, mereka melakukan stretching alias pemanasan terlebih dahulu. Sebab olahraga itu penting dan baik untuk kesehatan, apalagi setelah kemarin mendaki.

Menit demi menit pun berlalu, kabut pun berarak-arak pergi meninggalkan pelataran langit. Kentara sekali bentuknya yang seperti kapas dari atap gunung Prau ini. Indah. Dan perlahan-lahan, semburat fajar pun mulai menelisik ke bumi, lantas bersinar sepenuhnya.

Kini, udara dingin pun dapat terhalau dengan hangatnya cahaya mentari. Tubuh yang sempat menggigil sejak keluar dari tenda pun kini tidak lagi rasakan hawa dingin khas pegunungan. Hanya rasa puas dan syukur yang tercipta setelah perjuangan mendaki yang tidak semudah mengedipkan kedua mata.

Potret demi potret fajar pun telah diabadikan dengan sangat apik dengan kamera milik Bara, si pria es yang punya passion di bidang fotografi itu. Cantiknya bunga daissy pun tidak luput jadi objek bidikan kamera Bara. Selepasnya, ketua komunitas MAPAGAMA itu memotret kawan-kawannya yang tengah asyik menikmati golden sunrise sambil bercengkrama.

Beberapa dari mereka pun turut mengambil gambar sang surya lewat kamera ponsel masing-masing. Ada pula yang nge-vlog meskipun dalam durasi 4 menit. Ya, semua itu karena mereka tidak ingin kehilangan kesempatan menikmati panorama alami nan indah dari atap Prau, hanya karena sibuk berswafoto dan menyampaikan titipan salam dari teman di kampus melalui kertas dengan latar belakang puncak gunung Slamet dan awan-awan.

"Keren, nih, hasilnya," decak Bara yang terkagum-kagum begitu melihat potret hasil bidikan kameranya. Diam-diam, ia pun membuat video dengan mode backlight dan modelnya adalah rekan-rekan komunitas pecinta alam di kampus impian.

"Bar, tadi loe buat footage?" tanya Bang Epy sambil menepuk pundak Bara.
"Exactly, Bang."

Setelah itu, mereka melakukan sesi foto bareng dengan beraneka pose keren. Deretan awan-awan putih di kanvas langit biru pun memperindah potret momen kebersamaan mereka yang memorable. Tak terlupakan.

Sebab beberapa kejadian mengesankan acapkali jadi hal tak terlupakan dan akan selalu tersemat di langit ingatan. Lantas untuk apa menciptakan kisah indah bila hanya untuk dikenang? Untuk dijadikan pelajaran, bahwa kesempatan tidak untuk diulang.

"Udah pada laper nggak, nih?" tanya Shilla.
"Ahelah, lu, Shil! Pake nanya lagi! Buruan masak, gih. Cacing-cacing di perut gue udah pada demo, nih," omel  Gio, anak Arsi semester tiga. Pria ini berkaca mata bulat, kulitnya eksotis tapi manis, dan berkumis tipis. Dia supel sekali orangnya, mudah ramah dan akrab sama orang yang baru kenal sekalipun. Tak ayal, teman-temannya banyak, mulai dari anak semester satu sampai mahasiswa semester akhir pun ada. Berbanding terbalik dengan Bara yang lebih banyak diam, super nyebelin karena ia terlalu cuek, dan jarang ngobrol. Pokoknya pria es itu begitu misterius.

Andai saja Bara jadi teka-teki di jagad raya ini, pasti dia akan menjadi teka-teki yang paling sulit dipecahkan oleh orang Jenius sekelas Einstein.

"Eits! Kan, udah dibagi-bagi tugas, Giooo! Enak aja nyuruh gue masak sendirian," ucap Shilla.
"Bubar nggak?!" seru Bara yang agaknya mulai naik pitam karena harus mendengar pertengkaran sepagi ini. Oh, bukan-bukan. Istilah yang lebih tepat untuk hal barusan adalah kesalahpahaman. Yaps. Misunderstanding is mainstream. Tapi akan jadi hal yang luar biasa, kalau sang ego berkuasa dan memecahbelahkan segalanya. Itulah sebabnya, kita dituntut untuk menurunkan kadar ego masing-masing dan berjiwa pemaaf. Pasalnya, jadi pemarah itu tiada gunanya. Cuma buang-buang energi dan menimbulkan penuaan dini, katanya.

Akhirnya, mereka pun menyiapkan sarapan pagi dengan menu telur rebus, nasi liwet, sambal beledag alias sambal dengan level tinggi, kerupuk, dan mentimun sebagai tambahan. Momen memasak bersama pun jadi menyenangkan karena diisi dengan obrolan seru dan canda tawa. Hal itu pun jadi bahan bidikan kamera yang masih setia menggantung di leher Bara. Akan tetapi, kebersamaan kala itu mengingatkan pria es ini pada momen di masa silam. Hatinya seketika tertusuk sembilu rasanya. Kepedihan itu pun hadir kembali ke bilik hatinya yang hampa. Oleh karenanya, sebelum masakan itu tersaji, Bara menepi sejenak dari lingkaran kegiatan itu. Kakinya yang dibalut sepatu outdoor itu terus melangkah, sampai akhirnya ia tiba di hamparan bunga Daisy yang tumbuh banyak di atap Prau.

Tatapan matanya berubah jadi sayu ketika menatap atap gunung di seberang sana. Padahal langit sedang tak sendu, tapi makhluk bumi ini tampaknya sedang dibekuk oleh pilu yang lebih dari satu. Ada apa dengan Bara?

Mengapa pria es ini bersedih? Ya, karena dia juga manusia. Dia punya perasaan, dan keterdiamannya itu adalah tabir dari rahasia yang selama ini berhasil ia simpan rapat-rapat. Karena di belahan bumi mana pun, ada saja beberapa manusia yang pandai bersandiwara di balik diam dan senyuman. Padahal semua itu demi menutupi luka dan rahasia yang ia punya, sekalipun dengan memendamnya akan terasa semakin menyesakkan.

🥀🥀🥀

Bersambung.

Bara punya rahasia apa ya? Kisah lama apa sih yang membuat pria es itu galau?

Nantikan jawabannya di part-part selanjutnya. 🤗

With Love,

Hime.

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro