7. Botak Polos
Kopral jam sepuluh pagi. Patra dan Pak Johan duduk saling berhadapan. Sesi curhat bagian kedua. Kali ini, Patra hanya membawa tas selempang kecil tak seperti kemarin. Namun, raut wajahnya masihlah sama. Bahkan bisa dibilang, saat ini ekspresinya lebih mengenaskan.
“Kenapa lagi sih lu, Patra? Pasti demo kemarin gagal total,” ledek Pak Johan sedikit tertawa menggelengkan kepalanya.
“Berhasil kok, Pak Jo. Cuma kali ini ada masalah baru.” Patra menghela napasnya, lalu menyeruput sedikit kopi hitamnya.
Di tengah obrolan keduanya, tiga dari lima sekawan pejuang skripsi datang.
“Patra, Si Sarjana Ekonomi. Apa kabar, Brotak?” Gerald duduk di sebelah Patra dan merangkulnya seakan mereka sangat dekat.
Patra menundukkan kepalanya, tak menjawab pertanyaan Gerald.
Herlio pun duduk di sebelah Patra, sementara Okan duduk di sebelah Gerald.
“Lo kenapa, Bang?” tanya Okan menatap Patra sambil mengelus-ngelus rambut pendeknya yang berwarna keemasan seperti kuah gulai.
Patra mengeluarkan sebuah foto dari kantong jaketnya, kemudian meletakkannya di hadapannya. Foto itu adalah foto wanita yang akan dijodohkan ayahnya, padanya.
“Gue diizinin langsung kerja, tapi gue disuruh nikah.”
Sontak, Gerald, Herlio, Okan, dan Pak Johan pun melihat foto wanita itu secara bergantian. Ekspresi keempatnya sama. Sama-sama terpana. Namun, mereka heran melihat Patra justru lesu, seperti tidak bersyukur sudah dijodohkan dengan wanita secantik itu.
“Terus, masalahnya apa sekarang?” tanya Gerald agak gondok.
Dengan wajah datarnya, perlahan, Patra menatap Gerald.
“Gue belum pernah ‘mimpi’ itu. Jadi, gue belom boleh nikah, kan?”
Pertanyaan polos sekaligus menyebalkan Patra, membuat darah Gerald mendadak naik. Dengan kesalnya, Gerald pun mencengkram pundak Patra.
“Lo pernah enggak bangun tidur, terus tiba-tiba ‘basah’?”
“Pernah. Waktu itu, AC di kamar gue mati. Mangkanya baju sama celana gue basah.”
“Bukan basah yang itu, bangsat ….” Gerald pun melepaskan tangannya dari pundak Patra, menempelkan wajahnya ke meja.
“Bodo amat, Botak," ucap Okan, Herlio, dan Pak Johan serempak beda nada.
Trabble: 299 kata
11719
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro