Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

30. New Ludens

"Some resist the future,

some refuse the past.

Either way,

it's messed up if we can't unplug the fact.

That a world covered in cables,

was never wired to last.

So don't act so surprised,

when the program starts to crash."

■ Bring Me The Horizon - Ludens ■
____________

Seorang laki-laki paruh baya, melangkahkan kakinya masuk ke dalam Kopral, menghampiri anaknya dan berdiri tepat di hadapannya.

"Her," ucap laki-laki itu.

Herlio melangkah maju, berdiri tepat di hadapan laki-laki itu dan menatapnya tajam. "Bukannya tadi pagi, Bapak Baskara bilang ke Saya kalo enggak bisa?"

Baskara terdiam. Tertunduk mengepal kuat kedua tangannya. Momen canggung itu membuat yang lainnya tak tahu harus berbuat apa, karena tidak mau ikut campur.

"Maaf." Baskara tetap tertunduk, tak berani menatap langsung wajah Herlio.

Herlio pun mencengkram kuat pundak ayahnya, membuat ayahnya langsung menegakkan kepala dan menatap ke arahnya.

"Beberapa bulan yang lalu, Saya pergi ke makam ibu. Saya liat bapak minta maaf di hadapan nisan ibu dengan tulus dan penuh penyesalan. Sejak saat itu, Saya udah maafin bapak. Itu sebabnya, Saya coba perbaikin hubungan kita berdua dengan ngundang bapak ke wisuda dan dateng ke sini. Tapi, Saya tetep butuh waktu buat adaptasi."

"Makasih, Her." Baskara langsung memeluk anaknya dengan erat. "Soal adaptasi, mama dan dua adik kamu pasti bantu."

"Iya, pak." Herlio pun memeluk balik ayahnya.

Setelah momen mengharukan itu, kelima mantan pejuang skripsi berdriri melingkar dan memegang cangkir berisi kopi hitam di tangan masing-masing.

"Kalo dateng ke sini, kabarin jangan lupa. Ngopi sendirian itu enggak asik," ucap Gerald sedikit tertawa.

"Kalo dunia udah terlalu keras buat kita hadepin sendiri, jangan sungkan untuk hubungin satu sama lain." Herlio menatap satu-persatu keempat sahabatnya yang mengangguk pelan dan tersenyum menanggapi perkataanya.

Dari luar, senyuman mereka memang tergambar dengan sangat jelas. Tapi di dalam hati, mereka menangisi perpisahan ini. Segala macam emosi yang sudah mereka lalui bersama selama tiga setengah tahun, telah menjadi kenangan. Meskipun tetap saling berhubungan, rasanya tak akan sama seperti dulu.

Kini, kehidupan mereka berlima yang sesungguhnya barulah dimulai. Selamat datang di dunia yang sesungguhnya Gerald, Andre, Herlio, Marwan, dan Okan.

Trabble : 300 Kata
113019

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro