Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

19. Cemburu Bisu

Pensil terlepas dari genggaman Oscar. Pandangannya membeku, menatap dua orang yang baru masuk ke dalam Kopral. Yang satu adalah cinta pertamanya, Karima. Sedangkan yang satunya lagi adalah laki-laki tampan berbadan kekar. Keduanya bergandengan mesra layaknya sepasang kekasih yang tengah kasmaran.

Oscar menggunakan jurus seribu langkah menuju dapur belakang. Di sana, dia bertemu dengan Pak Johan yang tengah memasak air yang akan diisinya ke termos.

“Ngapain lu ke sini? Nanti di depan siapa yang jaga?” tanya Pak Johan menatap Oscar bingung.

Oscar memberikan bahasa isyarat pada Pak Johan, “Gantian.” Singkat. Hanya kata itu yang Oscar peragakan.

Namun, Pak Johan mengerti apa yang dimaksudkan anaknya. Wajah murung Oscar mudah sekali ditebak olehnya.

“Ya udah. Isiin, ya?” Pak Johan menepuk pundak Oscar, Oscar mengangguk.

Begitu tiba di pos yang dijaga oleh Oscar sebelumnya, Pak Johan tersenyum semringah. Tak menyangka bahwa anaknya bisa juga merasakan pahit manisnya cinta.

Setengah jam setelah Karima bersama dengan laki-laki itu pergi, Oscar masih termenung dalam lamunannya. Kertas di hadapannya masih kosong tak tersentuh. Di dalam kepalanya terbersit pikiran, “Andai aja, gue ketemu lebih cepet sama Karima.

Brak!

Andre menggebrak meja di hadapan Oscar. Namun, Oscar tetap diam. Andre dan Herlio duduk saling bertatapan. Mencoba mencari tahu apa yang sedang dialami serigala penyendiri di hadapan mereka ini.

“Kenapa, Kar?” tanya Andre.

Oscar menulis dengan cepat, menunjukkan pada Andre dan Herlio bahwa dia bertemu dengan Karima beserta pacarnya yang terlihat sangat jantan.

Herlio geleng-geleng kepala, memasang earphone di kedua telinganya karena malas menjelaskannya pada Oscar. Karena itu, Andre dengan sangat terpaksa menunjukkan sebuah akun instagram ke hadapan Oscar.

“Ini bukan cowoknya?”

Oscar menatap ponsel Andre. Mengangguk cepat setelahnya.

“Doi belok. Sefakultas juga udah tau. Mangkanya temennya kebanyakan perempuan.”

Oscar berdiri, mengangkat tangannya tinggi-tinggi. “Masih ada harapan!” teriaknya dalam hati.

“Bodo amat,” ucap Andre dan Herlio senada.

Trabble: 300 kata
111919

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro