16. Keserimpet Galau
Kopral terasa sunyi meskipun saat ini adalah jamnya lapar brutal mendera. Hari ini adalah hari terakhir di susunan kalender, semua orang libur.
Datanglah Patra, namun dia tidak sendiri. Ada Gerald, Herlio, Marwan, dan juga Okan mengikutinya di belakang. Kelimanya saling tegur sapa. Itu artinya, pertemuan mereka terjadi tanpa disengaja. Bersamaan, kelimanya duduk di hadapan Pak Johan. Sementara yang lainnya memesan minuman dingin, Patra justru memesan kopi pahit.
Dengan percaya diri, Gerald merangkul pundak Patra seakan tahu sahabatnya itu tengah didera kegalauan.
“Ada apa, Brotak? Enam pasang telinga di sini siap mendengar.”
“Thanks, Brokal. Tunggu kopi gue jadi dulu, ya?”
Lima minuman telah diterima pemilik masing-masing. Semua ponsel bersemayam di hadapan pemiliknya, tak dimainkan. Semua mata dan telinga juga fokus pada Patra seorang.
“Calon mertua gue, bapaknya Renata, minta dibeliin motor sebelum nikah,” ucap Patra lesu.
“Gila! Matre banget. Belum juga resmi,” keluh Gerald kesal.
“Wajar. Dia udah didik anaknya dari kecil ampe segede gitu. Kasarnya, dia minta upah karena udah ngebesarin jodoh lu, Patra.” Pak Johan tersenyum agar Patra mengerti maksud dari perkataannya.
“Gue sih enggak masalah soal motornya. Bokap gue juga setuju untuk talangin dulu karena emang perjodohan ini ide dia. Tapi yang jadi permasalahan, dia mau pernikahannya pake adat Jawa sesuai sukunya Renata sekeluarga. Terus bokap maunya pake adat Manado. Jadilah perselisihan tiada akhir. Pusing.”
Okan menyenggol siku Patra. “Coba ajak bokap sama calon mertua lo minum teh manis bareng, Bang. Pasti masalahnya kelar,” ucap Okan sedikit tertawa.
“Yang penting mesra,” saut Marwan.
Semua tertawa, terkecuali Gerald. Hal itu tentu membuat mereka bingung.
“Kenapa, Ger?” tanya Herlio.
“Kira-kira kalo gue sama Clara nikah, bakal seribet itu enggak, ya?”
Sontak, semuanya galau berjamaah. Membayangkan kalau suatu hari mereka semua harus menikahi anak gadis orang yang tingkat keribetannya bermacam-macam. Karena nikah itu tak semudah membalik Menara Eiffel.
Trabble: Pas 300 Kata
111619
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro