Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

Bagian 13

Penjual cenil yang semaput ketika mendekati pusat perhatian semua orang yang berkumpul di perempatan jalan dekat pasar kecamatan itu kini telah bisa berdiri. Dengan terhuyung-huyung perempuan tua itu hendak pulang ke rumahnya yang cukup jauh, mungkin ada sekitar dua kilometer dari sini. wanita muda yang tadi mengipasinya membantunya berdiri dan menggandeng perempuan tua itu pergi meninggalkan pelataran toko Koh A Fung. Langkah mereka menuju Selatan, kira-kira lima puluh meter kemudian mengambil jalan pintas dengan melewati gang padat penduduk. Mereka menyusuri jalan paving block yang rapi itu ke arah Timur.

Rumah di kanan dan kiri jalan rata-rata tertutup rapat, bahkan tidak tampak aktifitas manusia di dalam rumah-rumah itu. Mungkin mereka semua berkumpul di perempatan jalan bersama ribuan manusia yang lain dari berbagai penjuru. Rumah-rumah di gang ini hampir semua menanam bunga dalam pot-pot maupun di secuil tanah yang mereka miliki. Suasana terlihat asri dan sejuk, pelataran rumah pun rata-rata bersih . Tidak ada sampah-sampah yang dibuang sembarangan.

"Simbok, masih kuat jalan?" Tanya wanita muda .

"Masih, Nduk. Tapi pelan-pelan saja."

"Iya, Mbok. Yang penting sampai rumah."

Setiap berjumpa dengan orang yang melewati gang, hampir semua tergopoh-gopoh ke arah Barat, menuju perempatan jalan. Muka-muka mereka seperti mengisyaratkan kecemasan dan memendam kekhawatiran yang sangat. Tidak ada tegur sapa di antara mereka. Orang-orang itu tampak buru-buru ingin cepat mencapai titik yang dituju. Ingin membuktikan berita yang mereka terima. Mereka ingin segera apa yang menjadi kekhawatiran mereka terkonfirmasi setelah mencapai titik yang dituju.

Hampir lima ratus meter  penjual cenit dan wanita muda yang menemaninya berbelok ke arah Selatan. Sebuah gang menuju ke jalan utama pasar kecamatan ke desa mereka. Gang itu pun tertata rapi. Paving block di cat warna warni, menjadikan gang itu tampak lebih indah dan artistik. Rumah-rumah tertata rapi meski tidak semua bangunan permanen. Berbagai bunga juga menghiasi pekarangan dan teras rumah.  Sampai di jalan utama mereka langsung berjalan ke arah Timur lagi, kali ini menyusuri jalan utama. Warga berbondong-bondong menyusuri jalan utama itu ke arah Barat menuju perempatan jalan yang kian ramai di padati manusia.

Suara peluit tukang parkir dadakan mengarahkan kendaraan ke kantong-kantong parkir dadakan pula. Halaman rumah yang luas dimanfaatkan oleh anak-anak muda untuk kantong parkir dadakan, mereka mengais rejeki dari peristiwa yang menyedot banyak perhatian ribuan manusia dari berbagai penjuru. Untuk menembus perempatan jalan yang banyak dituju orang makin susah, bahkan ada jasa untuk mengantarkan orang-orang yang memaksa harus sampai pada titik itu. Peluang bisnis dadakan itu dimanfaatkan dengan seksama oleh puluhan pemuda berbadan kekar. Mereka mendulang rejeki dari menjual tenaga mengantarkan orang-orang hanya untuk menangis tersedu-sedu di perempatan jalan itu. Setelah puas menangis mereka keluar dari kerumunan lautan manusia untuk kembali ke rumah mereka.

Melepaskan kesedihan menjadi ritual yang paling banyak dilakukan orang-orang di kabupaten ini sekarang. Mereka seperti melepaskan hasrat seks, oragasme, dan relaksasi dengan menangis tersedu-sedu, setelah puas mereka kembali ke kehidupan normal. Apakah mereka benar-benar berempati terhadap apa yang dilihat di perempatan jalan itu atau hanya berwisata batin, melepaskan hajat, puas, dan refreshlah otak-otak lelah mereka.

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro