Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

16. KONTRAS 🍵

- Etika -

🍵🍵🍵

"Hal kecil yang dianggap biasa saja, bisa jadi hal luar biasa di mata orang."
- Kontras -

Risha membanting tubuhnya ke kasur. Matanya menatap nyalang ke langit-langit kamarnya yang tertutup kelambu.

"Orang itu ke sini mau ngapain, sih? Tuman banget ke sininya gak ingat waktu!" gerutu Risha. Decakan berkali-kali keluar dari mulutnya.

Bukan. Risha kesal bukan karena dia gagal menonton televisi, tetapi memang karena ayah tirinya itu yang ke sininya tidak lihat waktu.

Pasalnya, sekarang ini masih suasana magrib. Bahkan, beberapa musala baru saja menyelesaikan ikamah-nya. Ya, walaupun banyak pula yang sudah selesai dari tadi. Namun, tetap saja. Tidak bisakah menunggu sampai isya terlebih dahulu?

Apalagi kebiasaan keluarganya adalah makan setelah selesai salat magrib--yang artinya--sekarang. Lalu kenapa masih ke sini? Tidak tahu? Atau, lupa? Tidak mungkin! Risha sangat tahu kalo ayah tirinya itu bukan orang yang pelupa.

Sekarang hanya ada dua faktor kenapa orang itu ke sini; ikut makan bareng, atau mau memberikan kabar hoax lagi kepada kedua simbahnya.

Bukan tanpa sebab Risha beranggapan demikian, tetapi memang karena sebelum-sebelumnya tujuan orang itu ke sini di waktu seperti ini memang begitu.

Risha menghela napas. Tangannya bergerak mengambil ponsel yang berada di atas bantal.

Baru saja Risha membuka data selulernya, tetapi bermacam-macam notifikasi sudah langsung menumpuk dari berbagai aplikasi. Mereka seolah sudah tidak sabar untuk segera keluar dari tempat persembunyiannya.

Mata Risha menyipit. Dari deretan notifikasi yang muncul, ada satu yang membuat Risha mengerjap berkali-kali guna meyakinkan diri.

Di sana, tepat di atas chat seseorang yang akhir-akhir ini selalu Risha tunggu kabarnya, terdapat nama kontak yang sangat familier. Nama seseorang yang akhir-akhir ini seakan menjauh dan baru muncul kembali tadi sore dengan tingkah anehnya. Ardan.

Eh!

Ngomong-ngomong tentang Ardan, Risha jadi teringat kalau nanti habis isya ia ada janji dengan cowok itu. Pantas saja hari ini dia mengirim pesan singkat.

Buru-buru Risha membuka pesan itu.

Depan Rumah 👺
Habis isya jgn lupa!

Dahi Risha kembali mengernyit. Tumben sekali Ardan berkata demikian. Biasanya cowok itu langsung masuk rumah dengan teriakan. Bahkan tidak segan untuk langsung menggedor pintu kamar Risha tanpa basa-basi terlebih dahulu.

"El hari ini aneh banget. Dia mau ngomong apa, sih?"

Risha bangkit dari tidurnya. "Mau ngajak ke mana, cob--"

"Nala ... Nduk ...."

Suara dari Parmin itu seketika menghentikan monolog Risha. "Ya, Pak?"

"Sini keluar bentar."

Mau tidak mau, Risha pun akhirnya beranjak membuka pintu. Dirinya sedikit tersentak saat melihat Parmin sudah berada persis di depan pintu kamarnya.

Risha mengalihkan pandangan saat matanya tidak sengaja bertatapan dengan mata Parmin. Entah mengapa, Risha tidak suka dengan tatapan itu.

"Ada apa?"

Parmin terlihat merogoh saku celananya. "Nih, tadi Bapak kerja. Yang separuh udah Bapak kasih adik kamu. Ini separuhnya lagi buat kamu." Pria berkulit sawo matang itu memberi uang di tangannya ke tangan Risha.

"Oh, iya, makasih, Pak."

"Iya, itu terserah mau buat beli apa."

"Iya, Pak. Makasih."

Setelah berkata demikian, Risha langsung kembali masuk ke dalam kamar.

Berbeda dengan orang lain, yang pasti akan langsung menghitung uang yang didapat dengan wajah berseri-seri. Risha malah seolah tak peduli. Gadis itu malah langsung memasukkan uang tadi ke dalam tas tanpa mau repot-repot menghitung nominalnya, dan malah kembali menyibukkan diri dengan ponselnya yang masih menyala.

Gadis itu bahkan tidak tahu kalau setelah ia masuk, ayah tirinya itu langsung berpamitan untuk pulang. Ia terlalu tidak peduli.

"Nala!"

Panggilan itu berhasil membuat Risha kembali menggerutu. Gadis itu mau tidak mau akhirnya bangkit untuk menemui si pemanggil.

"Ada apa, Mbah?"

"Dikasih uang berapa?"

"Gak tau. Belum aku hitung."

"Kok bisa?"

"Males. Nanti aja."

Mata Mbah Kakung seketika membulat. Pandangan yang tadi mengarah ke televisi kini mengarah sepenuhnya ke arah Risha. "Begitu caranya terima kasih sama orang?" tanyanya.

Risha seketika menoleh. Sorot mata tidak suka yang tadi ia perlihatkan seketika meredup, berganti dengan kegugupan.

"Bapakmu itu udah ngasih gajinya separuh buat kamu. Lho kok kamunya malah nerima dengan seenaknya gitu!"

Risha bergeming. Rasa takut kini melingkupi dirinya.

"Liat tuh tadi. Bahkan pas kamu ngucapin terima kasih aja kayak gak iklas gitu," katanya, sambil membayangkan ucapan Risha tadi. "Kalo kamu gak mau nerima, jangan terima daripada kayak gitu!"

Risha masih bergeming. Intinosi yang semakin meninggi membuat gadis itu semakin menunduk dalam-dalam.

"Itu gak cuma bikin kecewa, tapi juga bikin orang jadi gak peduli!" katanya lagi, "kalo aku yang jadi Parmin, udah tak tampar mulut gak sopan itu!"

Deg!

Jantung Risha berpacu berkali-kali lipat setelah mendengar kalimat itu.

Seperti inilah saat Risha terkena omelan. Semua orang seketika bungkam. Tidak ada yang berani bersuara.

Sial! Risha merasa hari ini sangat sial! Kenapa dirinya bisa bersikap seperti tadi? Kenapa dirinya bisa bersikap setidak sopan itu? Kenapa? Kenapa!

"Kalo--"

"Assalamualaikum! Nalaaa ...."

Suara sapaan itu berhasil memotong perkataan Mulyadi, membuat Risha diam-diam bersyukur. Omelannya akan berakhir sampai di sini.

"Nal-a ...." ucapan Ardan melirih di akhir kalimat. Cowok itu seperti tengah sadar kalau dirinya masuk di waktu yang tidak tepat.

"Eh, anu, Nal. Aku tunggu di depan, ya," katanya kepada Nala. Ia kemudian melirik Mulyadi. Senyum tidak enak terbit di bibirnya. "Mbah, ijin ngajak Nala keluar bentar, ya."

Setelah berkata demikian, Ardan langsung pergi meninggalkan Risha dan Mulyadi yang masih duduk di depan televisi. Dalam hati cowok itu merutuki dirinya yang masuk seenaknya saja.

Huwa! Lagi-lagi aku ngaret masa 😭 maapin akuuuu. Hiks🤧
Aduh, maap 😭
Mm, anu, aku lagi PAS soalnya 🤧 jadi ya gitu 🤧

Semangat buat kalian yang lagi Ujian juga, ya! 😭❤ jangan lupa belajar sama berdoa. Jangan nyontek! 😭

Oke, sekian.
Selamat menunggu lagi.
Jangan bosen, ya😭
Ditunggu komenannya 🤧❤

Salam lup-lup
Asa❤

Jumat, 27 November 2020
©Wishasaaa

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro