Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

1. KONTRAS🍵

- Gadis Aneh -

🍵🍵🍵

"Kadang, aneh itu perlu untuk menjadi istimewa."
- Kontras -

Seorang gadis berkaus oblong terlihat jongkok di pinggiran ranjang. Sesekali tangannya terulur untuk mengambil sesuatu yang berada dalam toples genggamannya.

"Hmm, enak ...," gumamnya dengan mulut mengunyah sesuatu.

"Bentar ah. Satu lagi," gumam gadis itu, lagi.

Sedari tadi mulutnya selalu bilang begitu, tetapi nyatanya, satu ditambah satu ditambah satu ditambah satu lagi dan seterusnya. Bisa sampai tandas sesuatu di dalam toples itu kalau dibiarkan.

"Nal ... teh kepyur yang kemarin Mbah beli, ada di mana, ya, Nduk?" Teriakan seseorang terdengar dari luar. "Kemarin Mbah Uti taro di atas kulkas, kok sekarang ndak ada," lanjutnya lagi.

Deg!

Gadis yang dipanggil "Nal" itu terlihat kelimpungan mencari tempat untuk menyembunyikan sesuatu yang ada dalam toples genggamannya. Tangannya bergerak tidak tentu dengan mata yang terus melirik ke arah pintu waspada.

"Di mana ini ... mau diumpetin di mana ini, Gustiii!"

"Astaghfirullah ... astaghfirullah ... Allahuakbar ... Allahuakbar ...."

Ceklek!

"Kamu lihat apa ndak, Nduk?" Seketika wajah wanita paruh baya itu dibuat kaget dengan apa yang tengah ia lihat. "Nduk? Kamu lagi apa di situ?"

Mata wanita itu melebar ketika mendapati cucu perempuannya, tengah jongkok di samping tempat tidur dengan posisi setengah sujud.

"Nduk, lagi apa kamu?" tanyanya lagi sembari mendekat.

Gadis berkaus oblong itu terlihat berdiri dengan cengiran lebar menghiasi bibirnya. Badan dengan tangannya tampak bergerak gelisah—tidak bisa diam. "Mmm ... Mbah Uti ... ada apa ke sini, ya?" tanyanya setengah linglung.

"Ini lagi cari teh kepyur yang kemarin Mbah beli. Tak kira ada di sini. Siapa tau Mbah lupa naro pas kemarin ke sini," ucap Marsinah—wanita yang dipanggil Mbah Uti—sambil mengedarkan pandangannya ke penjuru kamar. "Lha kamu kok ada di sini? Lagi apa? Ada yang hilang? Mau Mbah Uti bantuin?" Marsinah sudah ingin menunduk, tetapi segera ditahan oleh cucunya.

"Eh, ndak usah, Mbah. Tadi cuma ada cicak doang, kok. Ndak ada yang hilang." Perempuan berkulit kuning langsat itu masih kekeh menahan simbahnya.

"Oalah ...." Marsinah manggut-manggut. "Lha kamu lihat teh, ndak?"

"T-teh? Endak tuh, Mbah. Mungkin di lemari dapur." Gadis itu berujar sambil berjalan pelan-pelan ke arah pintu. Sedikit mendorong badan Marsinah agar keluar dari kamarnya.

"Lho? Apa iya, sih?"

"Iya. Coba cari dulu. Kalo ndak ada, nanti Nala beliin, deh," ucap gadis yang memanggil dirinya "Nala" itu sambil pelan-pelan menutup pintu. Mengabaikan Marsinah yang masih berada di sana.

"Untung ...." Sang gadis menarik napas lega. Sedetik kemudian, ia memekik girang. "Yeay! Teh itu buat aku!"

Cewek dengan kaus oblong membalut tubuhnya itu berlari-lari kecil menuju pinggiran ranjang kayunya. Tangannya bergerak mengambil toples yang ia selipkan di antara kayu penyangga ranjang dengan papan kayu meja belajar.

"Aduh, teh ... akhirnya kamu selamat!" ucapnya sambil menciumi toples kaca yang berada dalam genggamannya.

"Untung nggak ketahuan. Biarin Mbah Uti beli lagi, ah. Pokoknya ini punyaku!"

Gadis itu kembali membuka toples itu dan memakan isinya.

Ia sangat suka makan teh. Iya, makan. Bukan minum. Hal itu bermula dari saat dulu ia tidak sengaja memakannya sewaktu kecil. Ternyata, malah membuatnya suka sampai sekarang.

Daun kering beraroma wangi itu terlihat sangat enak di mulut gadis berkucir kuda itu.

Arisha Nazla Vita. Gadis dengan tinggi 160 sentimeter. Mempunyai iris mata berwarna coklat temaram. Pecinta green tea, apalagi daun keringnya. Favoritnya, tuh!

Gadis barbar dengan segala tingkah absurd bin aneh itu kerap disapa Risha di kalangan teman-teman sekolah menengahnya. Baik Menengah Pertama maupun Menengah Atas, semuanya memanggil dengan nama Risha.

Berbeda dengan teman-teman sekolah menengahnya, Risha malah sering dipanggil dengan nama Nala oleh tetangga sekaligus teman-teman dekat rumahnya. Entah dari mana nama itu berasal. Yang Risha tahu, nama itu sudah melekat di dirinya semenjak Risha dilahirkan di sini.

Kalau kalian bertanya kenapa Risha dipanggil berbeda saat masuk Sekolah Menengah Pertama dan seterusnya sampai sekarang, itu karena ada sesuatu yang membuatnya seperti itu. Suatu kejadian yang membuat ia sangat ingin melupakannya. Bahkan, Risha sendiri sering berhayal agar dirinya amnesia supaya hal itu tidak terulang di memorinya.

Baginya, Risha dan Nala itu seseorang yang berbeda. Ia tidak ingin menjadi Nala selain di rumah. Ia tidak ingin kejadian waktu masih duduk di bangku sekolah dasar itu terulang kembali. Ia tidak mau.

Namun, ternyata mempunyai dua panggilan berbeda tidak semudah yang ia bayangkan.

Apalagi saat ada teman yang mau ke rumah Risha. Kebanyakan dari mereka pasti bingung berputar-putar mencari alamatnya dan ujung-ujungnya tidak jadi datang. Ya jelas tidak akan ketemu, satu kampung yang tahu nama lengkapnya saja hanya satu dua orang. Hadeh ... memang susah punya banyak panggilan!

Di tengah kegiatan Risha yang sedang enak-enaknya makan teh, tiba-tiba, pintu kamar dibuka dengan paksa oleh seseorang.

"Nala!"

Keterangan:
Nduk: panggilan untuk Anak Perempuan semacam: Nak.

———
Ini penampakan teh kepyur, ya, guys


Oke, udah tau, kan? Jangan diikuti jejaknya Risha, ya. Wkwkwk:v

Salam lup-lup❤
©Wishasaaa
Repub: 24 September 2020

Jejaknya Zheyeng!
👇

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro