Permulaan..
Tengah hari di kediaman Tok Aba, Boboiboy bersaudara sedang berkumpul bersama diruang tamu. Kecuali si bungsu, Solar. Yang berada di kamarnya entah sedang apa.
Halilintar duduk diujung sofa, perhatiannya fokus pada benda pipih ditangannya, sementara dipangkuan nya ada Ice, yang tertidur sembari memeluk boneka pausnya. Gempa duduk disofa single, ia sedang asik membaca buku resep masakan.
Memang mereka berkumpul bersama tapi perhatiannya fokus pada kegiatannya masing-masing. Cuma Taufan, Blaze dan Thorn saja yang asik bercanda ria sembari menikmati kartun yang mereka nonton. Trio Trouble Makers itu duduk di lantai depan sofa yang diduduki oleh Bang Gledek.
Tap... Tap... Tap...
Suara tapakan kaki yang menuruni tangga terdengar, namun suara itu sama sekali tidak menggangu mereka yang berada dibawah. Setelah sampai diujung tangga terakhir, lelaki itu berhenti berlari, ia lebih memilih melanjutkan langkahnya dengan berjalan pelan menghampiri para kembarannya.
"Bang Hali, Bang Fan, Bang Gem?"Sapa si bungsu setelah sampai disebelah Kakak ketiganya, namun dapat membuat atensi semua orang yang berada disitu teralihkan, kecuali si polar bear tentunya.
"Apa?"
"Kenapa?"
"Hm?"
Ketiganya memiliki cara berbeda dalam menyahuti panggilan Solar. Sementara yang memanggil menatap satu-persatu wajah Trio Original itu.
"Solar mau minta persetujuan dari kalian,"Ujarnya melangkah ke depan, mendudukkan bokongnya disofa, tepatnya ia menggeser sedikit kaki Ice agar bisa duduk.
"Persetujuan apa?"Celetuk Thorn bertanya, ia menatap tepat di manik mata adiknya ini, yang tertutup oleh kacamata visor.
"Ah~ itu... Gimana kalo kita buat konten baru di Youtube channel ku?"Ucapnya mengeluarkan uneg-uneg yang sudah terpikirkan beberapa hari lalu.
"Oh, di Youtube channel elu yang udah terbengkalai berabad-abad itu ya?"Tawa Blaze, membuat Solar menatapnya datar. Taufan dan Thorn ikut tertawa, sementara Gempa hanya terkekeh pelan saja. Hali? Dia mah masih setia dengan wajah datarnya.
"Apaan sih yang lucu, sampai ketawa kek mbak kunti?"Semua pandangan penghuni ruangan itu teralih menatap seorang manusia yang masih dalam keadaan setengah sadar.
Pemuda itu, Ice. Ia terbangun saat mendengar tawa yang pecah memenuhi ruangan, membuat hibernasinya terganggu. Dengan mata yang masih setengah tertutup, dan nyawanya yang belum terkumpul semua, lelaki itu mengubah posisinya menjadi duduk.
Setelah menemukan posisi duduk yang nyaman, sang polar bear itu memandang semua wajah saudaranya satu-persatu. Sempat menguap beberapa kali, sementara yang dipandangi oleh dirinya hanya memasang ekspresi malas, minus Thorn, dia sendiri yang setia memasang wajah tersenyum manis.
"Apa?"Kata Ice, saat menyadari yang ia dapatkan adalah ekspresi malas dari kelima saudaranya.
Kelimanya sontak menggeleng, lain halnya dengan Thorn yang mengerjapkan matanya sambil menoleh ke kiri-kanan. Melihat wajah para kembaran nya, yang memiliki rupa sama seperti dirinya.
"Kalo bang Gempa sih setuju aja, asalkan konten barunya itu baik, bukan cuma sekedar hiburan semata. Kalau bisa di setiap kontennya itu mengandung pelajaran, kan bagus."Terang Gempa lalu meletakkan buku resepnya di meja.
"Bagus tuh ide lu, Gem. Tapi, gak semua juga gapapa, mungkin ada beberapa konten yang hanya untuk hiburan, bukannya baik jika bisa membuat orang tersenyum, terlebih lagi bahagia?"Kali ini Taufan lah yang mengeluarkan pendapat nya.
"Iya tuh! Kan ada sebagian orang yang mencari hanya untuk hiburan, niatnya sih ngilangin badmood."Tambah Blaze.
"Jadi kalian pada setuju kalau misalnya kita buat konten baru?"
"Setuju!"Seru Taufan dan Blaze bebarengan. Gempa hanya tersenyum, hingga tiba-tiba dahinya berkerut saat menyadari sesuatu.
"Eh? Entar... Kita?"Tanya Gempa, kepalanya ditolehkan menghadap si bungsu.
Solar mengangguk"Iya... Kita semua, bahkan Yaya, Ying, Fang dan Gopal, mungkin tetangga juga,"Balasnya santuy.
"Wah... Gw mah tambah setuju kalo gitu! Mayan bisa tambah terkenal,"Ucap Taufan, tersenyum lebar.
"Eh... Bentar Bentar, bisa jelasin ngga? Gw gapaham"Bingung Ice, yang sekarang sudah sepenuhnya sadar, ia menoleh ke Solar yang berada disebelahnya meminta penjelasan.
"Udah kalo elu kagak paham lebih baik diem aja!"Ketus Taufan, menatap Ice jengah, siapa suruh dia tidur mulu?! Kan kalo ada apa-apa dia jadi ngga paham.
Ice mendengus"Yakan gw juga pengen tau makanya gw nanya, kali aja bisa bantu,"Jawab Ice malas.
Taufan memutar bola matanya, malas meladeni adiknya yang pecinta tidur itu. Gempa hanya menggeleng-geleng kan kepalanya."Jadi gini bang Ice, Solar niatnya mau buat konten baru buat Youtube channel ku, yang bakalan diganti menjadi YouTube channel kita."Jelas si bensin. Ice hanya mangut-mangut sebagai balasannya, entah lah dia paham apa ndak, kan baru bangun tidur.
"Kalo saran dari gw sih... Penting jangan gaje"Setelah lama berdiam diri, Akhirnya Halilintar meluahkan pendapatnya didiskusi ini.
"Siap bang!"Seru Solar, sambil memberikan hormat kepada si sulung.
"Kapan mau dimulai?"Tambah Halilintar, membuat semua insan manusia di sini mengernyit.
"Mulai apa?"Tanya Solar pada akhirnya.
"Ck! Buat konten baru! Dan niatnya apa isi konten itu?"Jelas Halilintar geram. Karena adik bungsu nya yang dikatakan genius itu tidak paham maksud dari dirinya.
"Sebenarnya sih Solar udah mikir apa isi konten baru kita sebelum minta persetujuan dari kalian."Tutur Solar seraya memperbaiki kacamata nya yang sedikit turun.
"Jadi elu udah dapat ide untuk konten-konten kita?"Beo Blaze.
Solar hanya sekedar mengangguk"Iya, gw udah dapat... Cuma gw mau denger aja apa pendapat dari kalian,"
"Emang apa ide konten nya?"Taufan penasaran dengan pemikiran adiknya ini, yang dia fikirkan kalau sang adik mungkin akan membuat konten yang berhubungan dengan kepopuleran, ketampanan, kejeniusan, yah.. Yang membuat kepopuleran nya meningkat.
"Solar sih.. Sempat berpikir untuk membuat konten sama seperti Youtuber yang lain, hanya untuk menghibur, liburan, ketempat destinasi wisata atau game, dan masih banyak lagi, yang lagi populer sekarang itu loh.."Jelasnya.
"Tapi setelah dipikir-pikir lagi, konten kek gitu udah biasa, Solar maunya yang baru, dan yang dibilang bang Gempa harus mengandung pelajaran."Ke-enam saudaranya menyimak perkataan si bungsu dengan seksama.
Solar menarik nafasnya dalam bersiap mengutarakan semua pendapatnya,"Jadi Solar mutusin untuk membuat konten sosial gitu, bang. Contoh, kita kayak menguji seberapa pedulinya orang terhadap suatu hal. Kita bakal menyamar, entah jadi gembel atau apa-kek dan mengetes seperti apa reaksi masyarakat, dia mau membantu si gembel apa engga, menolongnya jika ada yang menyakiti gembel itu, kalo lebih jelasnya entar pas udah dipraktikkan kalian bakalan paham sendiri,"Jelasnya panjang lebar.
Mereka hanya membalasnya dengan mengangguk-anggukan kepala paham."Apa tujuan lu buat konten kek gitu?"Tanya Ice, menatap adiknya yang sedang tersenyum penuh makna.
"Solar banyak liat di jaman sekarang, orang-orang meremehkan yang lebih lemah, bahkan berani berbuat kasar, tidak peduli dia lebih muda darinya atau lebih tua. Kayak ngga mempedulikan apa-apa, jadi Solar pengen mencari tau apakah masih banyak orang baik di dunia ini? Yang masih peduli dengan hal tidak baik yang sedang terjadi disekitar nya?"Gempa tersenyum lembut kearah Solar, sepertinya pola pikir adiknya ini sudah bertambah dewasa.
Halilintar hanya tersenyum tipis, mengetahui niat baik sang adik yang narsis itu. Sejujurnya dia sedikit tak percaya jika Solar bisa berpikir sedewasa itu, sepertinya barusan kemarin dia main kejar-kejaran sama adik-adiknya ini di taman, tapi sekarang tidak disangka mereka sudah sebesar ini.
"Aku bangga bisa punya adik kek elu, Lar"Ujar Taufan terharu, ternyata semua perkiraannya salah. Solar justru memiliki niat yang baik untuk membuat konten baru, bukan demi menambah kepopuleran.. Eh tunggu, kepopuleran?
"Niat elu bukan untuk mendapatkan nama baik di masyarakat kan? Maaf bukannya gw mau nuduh yang engga-engga tapi, ada kan beberapa orang yang ngelakuin semua itu hanya untuk mendapat pujian dan nama baik di depan umum."Tutur Taufan hati-hati takut menyinggung si bungsu.
Solar tersenyum,"Engga kok, bang. Niat Solar terjamin 100% untuk kebaikan bukan demi mendapatkan nama baik di mata masyarakat atau sebagainya,"Jawabnya penuh keyakinan.
Semua tersenyum manis, bahkan Halilintar yang jarang tersenyum, mendengar pernyataan Solar,"Kita semua dukung kok, dan kita juga sedia membantu, bahkan menyamar jadi apalah untuk konten baru kita,"Ucap Gempa mewakili semua saudaranya. Halilintar, Taufan, Blaze, Ice dan Thorn mengangguk menyetujui perkataan Gempa.
"Kalo gitu kita siapin dulu semua keperluannya, bang Gem bisa ngga tolong telfon Yaya, Ying, Fang dan Gopal suruh mereka datang kesini, biar nanti Solar jelasin ke mereka. Soalnya kan kita butuh bantuan dari mereka,"Titahnya kepada semua saudaranya.
Semua mengangguk menuruti setiap perkataan Solar, Trio Trouble Makers bertugas untuk membeli beberapa peralatan yang dibutuhkan. Sementara Hali dan Ice membantu Solar mempersiapkan konten nanti. Gempa menelfon Yaya, Ying, Fang dan Gopal agar datang kemari.
"Solar?"Seru Gempa seusai mengerjakan apa yang dibilang oleh adiknya.
Solar menoleh ke belakang, karena orang yang memanggilnya berada dibalik dirinya, ia melangkah menuju Gempa,"Kenapa bang?"Tanaya-nya setelah sampai dihadapan sang abang.
"Kau sudah minta izin ama Tok Aba?"Gempa membalasnya dengan pertanyaan.
"Belum sih... Lagian gw juga yakin Tok Aba pasti ngizinin"Gempa hanya mengangguk.
"Tapi tetap aja lu harus izin, bagaimanapun dia adalah kakek kita yang sudah mengurus kita dari kecil, meskipun elu sudah beranjak semakin dewasa, jangan pernah melupakan jasa orang yang sudah merawat elu"Nasehat Gempa kepada adik bungsu nya yang sering dibilang Swag itu.
Solar tersenyum lalu mengangguk,"Itu pasti, bang"Katanya.
Gempa merangkul pundak sang adik,"Yaudah ayo kita lanjut, entar lagi Yaya, Ying, Fang dan Gopal akan datang kemari."
>T.B.C<
Assalamu'alaikum... 😁
Cerita baru gasy.... Padahal yang satunya belum end, tapi udh buat yg baru aja. Habisnya tanganku gatel pen publish cerita yang mengandung pelajaran, unsur kesosialan, kebaikan, atau mungkin pencerahan:v
Okaylah
bye...
Salam Solar_Ganz😎
Author Akiya out.
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro