Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

Bab 7: Sang Siluman Ketahuan

Spesial tag: wpdorm

***

"Kenapa kau di sini? Apa urusanmu di kantor polisi?"

Mengapa Lisha menanyakan hal yang seperti itu? Karena gadis itu merasa sangat bingung tatkala seorang lelaki yang tak asing lagi ditemui di kantor polisi, tak tahu apa yang akan dilakukan di situ.

"Urusanku di kantor polisi adalah mencari Nia, kan temanmu hilang tuh, lalu kau juga ingin ke sini, makanya aku sekalian ingin membantumu unt—"

"Darimana kau tahu kalau aku pergi ke kantor polisi? Apakah selama ini kau menjadi seorang stalker yang handal untuk mengulik ke manapun aku pergi? Ternyata dirimu selalu kepo akan urusan orang sehingga lebih memilih untuk mengikutiku daripada sibuk dengan urusan sendiri ya?" gerutu gadis itu kemudian.

Hingga pada beberapa saat kemudian, kakaknya Nia yang diketahui bernama kak Tari pun mencoba untuk menenangkan diri seorang gadis yang sedari tadi menggerutu pada seorang lelaki yang tak dikenal sebelumnya. "Sudahlah, Dik. Sabarlah. Mungkin dia hanya kebetulan mengetahui kem—"

"Kak, dia itu stalker-nya Lisha, Kak! Dia selalu kepo akan urusan orang lain. Dasar orang yang tak tahu diri dia tuh!" seru Lisha, seakan-akan dirinya kali ini merasa sangat kesal dan ingin memusnahkan makhluk berspesies seperti Randi sekarang juga.

Namun, meskipun Lisha bersikap seperti kekanak-kanakan, Tari tetaplah berkelakuan lebih dewasa. Beliau tetap mengelus-elus bahu Lisha dan menyayanginya sama seperti yang dilakukan pada adik kandung sendiri. Sedangkan Randi hanya menggeleng-gelengkan kepala ketika mendengar celotehan yang barusan. Tetapi sayangnya, beberapa saat kemudian, lelaki itupun menyaksikan sesuatu yang tak terduga, lagi.

Seseorang berjubah hitam yang tak dikenal diketahui sedang memanjat pohon, entah untuk apa. Apakah jangan-jangan dia ingin mencuri buah yang ada di sana?

"Dia mau mencuri buah?" tanya Randi tatkala kedua matanya terfokus pada orang tersebut. Namun tiba-tiba, reaksinya menjadi berbeda ketika orang itupun terjatuh dari pohon, dan alhasil tubuhnya ambruk dan tak bisa bangkit lagi. Maka, dia pun segera berlari ke arah sekitar pohon, diikuti oleh Lisha dan Tari.

Lisha dan Tari tak menyangka ketika mendapati orang itupun tiba-tiba terjatuh, mungkin karena tak mampu lagi memanjat pohon tersebut. Maka, ketika mereka mengikuti Randi dan sama-sama memeriksa luka yang ada di tubuh korban, alangkah terkejutnya dia ketika itu adalah penyihir yang waktu itu pernah ditemuinya.

"Astaga, jadi ini ...." Setelah itu, Lisha pun tak melanjutkan perkataannya. Dirinya merasa sangat tak beruntung hari ini. Gadis itupun hanya menemukan sang penculiknya, belum yang terculik. Ke manakah Nia sekarang?

Maka, Randi pun berkata, "Sudah tenanglah dulu, Lish. Duduklah di tempat yang aku tunjukkan padamu. Tenangkan diri dulu oke? Aku tahu kau masihlah merasakan kesedihan akan kehilangan Nia. Aku yakin dia pasti bisa ditemukan, dan dia pun mengakuinya, karena menurutmu, dia yang telah menculik Nia bukan?"

"Ya, aku mau dia mengakuinya setelah kejadian ini! Karena bagaimanapun juga, setiap tindakan harus ada pertanggungjawabannya!" seru Lisha, masih dengan emosi yang meluap-luap.

Maka, sang penyihir siluman itupun dibawa ke rumah sakit terdekat untuk diobati, setelah itu baru dilaporkan ke polisi atas kasus penculikan orang seperti Nia. Mereka meminta pertanggungjawaban dan berharap semoga saja orang itu tak meninggal lebih dulu, karena kondisinya lumayan parah dari biasanya.

***

"Jadi bagaimana dengan keadaan orang itu, Dok?"

"Dia mengalami luka-luka di bagian kepala, untung saja kepalanya tak bocor karena terjatuh dari pohon. Apakah adik-adik tahu berapa ketinggian pohon yang tadi dipanjatinya?" balas dokter itu, kepada Tari, Lisha, dan Randi.

Ketika ditanya seperti itu, tentu saja ketiganya tak tahu apa-apa. Mereka langsung mengidikkan bahu satu sama lain. Setelah itu, barulah salah seorang di antara mereka menjawab, "Maaf Dok, kami tak bisa memperkirakannya."

"Baiklah kalau begitu. Apakah kalian mengenal keluarga atau kerabat dekatnya? Jika kenal tolong dihubungi supaya kita dapat memberitahukan lebih jauh kepada mereka."

Maka, apakah yang akan terjadi selanjutnya?

***

To be Continued.

Mind to Vote and Comment?

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro