Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

Bab 24: Perkembangan Terbaru

Spesial tag: wpdorm


***


"Hah?!"

"Kedua kakinya bengkak seperti mengalami patah tulang. Ditambah lagi lukanya memarah dan dirinya harus diobati segera, atau akan diamputasi kalau tidak demikian," kata dokter itu kemudian. Sejujurnya, Randi tak terima akan apa yang terjadi pada Lisha. Kalau begini caranya, akan terasa sangat sulit bagi mereka untuk menyelesaikan kasus menghilangnya Nia, bahkan ke kantor polisi saja pun sulit.

Maka, Randi itupun langsung mengucapkan 'terima kasih' pada dokter tersebut. Setelah dokter itu pergi, lelaki itupun segera menelepon balik polisi yang tadinya menelepon karena ada hal penting yang perlu dibicarakan. Beruntung saja petugas yang bersangkutan cepat dalam mengangkat telepon.

"Halo, Pak. Ada sesuatu yang ingin saya bicarakan pada Bapak," kata Randi ketika memulai percakapan di telepon.

"...."

"Saya tak bisa datang dikarenakan teman saya lagi sakit. Ini sekarang kami lagi di rumah sakit sehingga tak dapat sampai di kantor polisi dalam waktu yang cepat, jadi kami berdua minta maaf ya, Pak," ujar Randi lirih, di mana dirinya menjelaskan alasannya tak datang ke kantor polisi seperti yang diperintahkan.

Sebenarnya Randi kecewa juga karena dirinya diberi cobaan yang seperti ini. Jikalau Lisha sudah menderita sakit seperti itu, dia takkan pernah bisa meninggalkan temannya sendiri. Lelaki itupun akhirnya menelepon dan mengutarakan ketidaksanggupannya untuk datang langsung ke kantor polisi.

Tak lama kemudian, polisi itupun membalas perkataan yang tadi, dan tak disangka, raut wajah Randi pun berubah seketika. "Hah, benarlah, Pak? Bapak akan datang langsung ke rumah sakit?"

"...."

"Bagus, Pak. Terima kasih banyak yaaa. Kami ada di Rumah Sakit Citra Harapan, lumayan jaraknya tak jauh dari kantor polisi Bapak. Berkenankah Bapak untuk datang menemui kami jikalau ada hal penting yang ingin dibicarakan?" balas Randi itu lagi.

"...."

"Oke Pak. Sampai nanti." Setelah itu panggilan telepon pun terputus. Timbullah raut muka yang menunjukkan kelegaan di wajah Randi itu. Maka, lelaki tersebut langsung duduk di bangku yang tersedia di depan ruang UGD, untuk menunggu kedatangan salah seorang petugas polisi yang akan membawa berbagai berkas penting terkait kasus menghilangnya Nia.

***

Beberapa menit kemudian, Randi dan salah seorang petugas polisi sudah bertemu. Mereka memutuskan untuk memperbincangkan hal yang penting di kafe sebelah rumah sakit, agar tak ada orang lain—maksudnya pengunjung dan pasien yang terganggu oleh mereka berdua.

"Jadi, apa yang ingin Bapak bicarakan? Ada sesuatu hal yang penting?" tanya Randi begitu dirinya dan petugas itu sudah memesan minuman sebagai tanda mereka telah mengunjungi kafe tersebut, bukan hanya sekadar numpang mengobrol di sana.

Petugas itupun menjawab, "Tentu saja ada hal yang penting. Saya sudah menemukan bukti perihal apa yang terjadi pada menghilangnya Nia itu, Dik. Selain surat yang diterima, saya juga berhasil meringkus orang yang waktu itu pernah temanmu permasalahkan. 'Penyihir siluman', itu kan katanya?"

"Oh ... iya. 'Penyihir siluman'. Apakah sudah ketemu memangnya Pak?" balas Randi itu lagi.

"Iya, tetapi sayangnya ada sesuatu yang absurd sehingga kita tak dapat menginterogasinya kembali. Tiba-tiba dia jatuh sakit lagi, sehingga saya dan yang lain membawanya ke rumah sakit yang sama dengan yang adik tempati tadi," jawab petugas polisi itu lagi.

Seketika, Randi pun langsung beranjak dari tempat duduknya. Dia tak menyangka tatkala lagi-lagi penyihir tersebut berada di tempat yang sama. Apakah nanti sang siluman itu akan bertemu dengan Lisha? Kalau begitu, apa yang akan terjadi?

"Ya Allah, apa yang harus kita lakukan, Pak? Saya takut tatkala dia bertemu dengan Lisha. Soalnya teman saya itu dirawat di rumah sakit, dan takutnya kedatangannya itu akan memperparah kondisinya, ketika dia bangun nanti ...," ujar Randi, di mana dirinya ketakutan akan kemungkinan apa yang akan terjadi nantinya.

Apa yang akan terjadi?

***

To be Continued.

Mind to Vote and Comment?

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro