Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

Bab 23: Ada Apa dengan Lisha?

Spesial tag: wpdorm


***


Keesokan harinya, Lisha dan Randi dipanggil ke kantor polisi, karena ada yang ingin dibicarakan. Sebelumnya, keduanya telah dihubungi masing-masing oleh pihak kepolisian karena memiliki nomor telepon mereka sebelumnya. Lisha dan Randi itupun sama-sama mengiyakan, dan tanpa janjian sebelumnya, mereka pergi sendiri-sendiri ke kantor tersebut, tetapi ketika satu orang sampai lebih dulu, dia pasti menunggu satu orang lainnya.

Contohnya si Randi, yang lebih sampai duluan daripada Lisha. Dia akan menunggu gadis tersebut sampai tiba di tempat yang sama. "Duh, mana si Lisha ya? Aku tak ingin berlama-lama, karena aku juga ingin tahu tentang apa yang akan mereka bicarakan."

Sambil menunggu Lisha, Randi menghidupkan ponselnya dan langsung menghubungi gadis tersebut via WhatsApp. Tak peduli apakah kuotanya bakal habis atau tidak, yang penting dirinya berhasil menghubungi gadis yang dipujanya sedari dulu. Tak lama kemudian, dia pun mengangkat telepon.

"Halo, Lish. Kau di mana?" tanya Randi begitu Lisha berhasil menjawab panggilan masuk.

"...."

"Aku sudah sampai. Memangnya ada masalah dengan apa? Motormu?" tanya lelaki itu lagi, di mana dirinya merasa sangat khawatir tatkala sudah mendengar kabar bahwa gadis itu terjebak oleh mogoknya motor yang dikendarainya.

"...."

"Ya sudah, tunggu ya. Aku ingin menjemputmu. Send your location, segera. Aku akan datang ke tempatmu, dan kita akan pergi sama-sama, ya." Setelah itu panggilan telepon pun terputus. Ternyata, motor Lisha mogok sehingga dia tak bisa pergi ke kantor polisi sesuai yang diharapkan.

Maka, Randi segera pergi ke lokasi tempat Lisha berada saat ini. Dirinya merasa yakin dapat menemukan gadis tersebut, tetapi takut juga ketika nanti dirinya sesat alias tak tahu jalan. Soalnya, gadis yang tadi pun tak bisa mengirim lokasi tempatnya berada saat ini, yang ada hanyalah sedikit petunjuk tentang keberadaan dirinya.

"Duh, Lish. Bisa-bisanya motormu itu mogok. Apakah kau lupa kalau kita bakal mengetahui nasib sahabatmu?" keluh sang lelaki, yang tentu saja tak didengar oleh siapapun, karena itu diucapkannya sembari mengendarai motornya sendiri.

Awalnya, perjalanannya lancar seutuhnya. Hanya saja, ada sedikit halangan tatkala terjebak macet yang cukup parah. Maka, dia pun segera turun dari motor, daripada berlama-lama lagi. Untung saja dia tahu bahwa Lisha juga terjebak di sana. "Lish, tunggu aku! Aku yakin kau pasti ada di sana, bukan?" seru Randi, tak peduli apakah ada yang bakal mendengar atau tidak.

Randi pun segera berlari, tak tahu bakal ke mana dia akan berlari, hingga pada akhirnya, ketemulah dia dengan gadis yang dicarinya sedari tadi. Diketahui Lisha sedang dalam kondisi yang tidak memungkinkannya untuk berjalan, apalagi menaiki motor yang mogok atau mendorongnya sekalipun. "Lish, kau baik-baik saja?!" tanya lelaki itu lagi dengan paniknya.

"Argh ...."

Diketahui kakinya terluka dan butuh diobati. Tetapi, Randi sendiri tak tahu harus meminta tolong kepada siapa. Maka, dirinya pun langsung berteriak untuk meminta tolong pada warga lain yang sekiranya bisa membantu mereka dengan ikhlas, dan didapati bahwa beberapa orang pria siap akan hal itu. "Bapak-bapak, tolong teman saya ya, dia kesakitan soalnya."

"Baik, Dik. Ayo kita bawa gadis ini ke rumah sakit!" seru salah seorang warga yang baru saja menghampiri Randi dan Lisha yang sedang terjebak suatu masalah sehingga sulit bagi mereka untuk menemui polisi saat ini.

Akhirnya, tujuan mereka bukanlah kantor polisi tetapi rumah sakit, itu semua karena masalah yang dialami oleh Lisha, dan itu sama sekali tidak direncanakan, tetapi sudah ditakdirkan oleh Tuhan Yang Maha Kuasa.

***

"Dok, jadi bagaimana kondisi teman saya Dok?"

Randi pun merasa gelisah untuk hari ini, entahlah dirinya akan baik-baik saja atau tidak setelah mendengar kabar selanjutnya tentang sang pujaan hatinya. Sedangkan dokter itupun menghela napas sejenak, barulah beliau berkata, "Kondisi kedua kakinya memburuk."

"Hah?!"

***

Ket: Bab 23 ini memakai kata kunci ke-26.

To be Continued.

Mind to Vote and Comment?

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro