Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

Bab 20: PDKT yang Tertunda

Spesial tag: wpdorm

***

"Orang itu ...."

"Hm?"

"Duduk di belakangmu."

Maka, Andre pun terkejut bukan main. Dirinya tak menyangka jikalau seorang siswi yang duduk di belakangnya, yang kini sendirian karena temannya menghilang tanpa jejak pun sudah dikejar oleh seroang teman sendiri.

"Itu sudah bagus, Ran. Lanjutkan, aku yakin kau dapat mengatasi perasaanmu yang tidak terduga tersebut. Kau sudah bertindak cukup baik pada teman kita. Kuyakin Lisha akan lebih senang jikalau dia menerimamu apa adanya, karena kau natural," kata Andre seraya menepuk-nepuk bahu temannya itu.

Sedangkan Randi hanya menggeleng-gelengkan kepala. Dia sendiri merasa tak terlalu bagaimana gitu perihal perasaannya. Tetapi kali ini perasaan lelaki tersebut kian hari kian menguat, dan semakin gelisah. Dirinya tak dapat lagi berkata-kata tatkala tadinya Lisha meninggalkannya begitu saja tanpa berbicara apa pun.

"Ran, dengarkan aku ya. Kalau kau sudah punya seseorang yang kau sukai, berarti kau sudah dewasa, jadi tak perlu dikhawatirkan lagi. Mengerti 'kan? Jangan terlalu dipikirkan. Kuyakin Lisha itu cocok untukmu," lanjut Andre itu lagi.

Randi pun kemudian merasa cukup tenang karena Andre meyakinkannya dengan perkataan tentang Lisha. Maka, dia pun segera mengucapkan terima kasih kepada Andre, dan segera pulang ke rumahnya, meninggalkan Andre yang kemudian hanya menggeleng-gelengkan kepalanya.

"Aku tahu, dia benar-benar sudah keras kepala."

***

"Jangan kau pikirkan dia terus-menerus, takkan ada gunanya, Lish."

"Tapi Bang, Abang tahu sendiri kalau Lisha dari tadi terlalu stress jikalau membahas soal Randi. Sifatnya benar-benar tak dapat ditebak. Dia tak mau membicarakan apa pun padaku. Jadi bagaimana? Lisha pun bingung," balas gadis itu, ketika dia sedang diinterogasi oleh abangnya sendiri.

Maka, abang itupun kemudian memberikan suatu saran pada adiknya sendiri. "Jangan terlalu dipermasalahkan soal itu, Lish. Mungkin saja dia sedang mengalami cukup banyak masalah jadinya tak ingin berbicara banyak padamu. Lalu tak mungkin dia bersikap seperti itu selamanya bukan?"

"Ah, Bang. Semoga saja Randi tak lagi seperti itu. Aku kesal sekali padanya," kata Lisha, di mana dirinya sebenarnya masih menggerutu akan sikap lelaki itu di waktu pagi tadi. Gadis itupun juga merasa kecewa tatkala dirinya merasa tak dibela oleh abangnya sendiri.

Kemudian, abangnya Lisha yang bernama Letto itupun hanya bisa mengangguk-angguk tanpa berbicara apa pun lagi. Dia pun kemudian pergi meninggalkan kamar Lisha. Namun sebelum itu, dia ingin menawarkan makanan kepada adik sendiri, dan beruntung, gadis itupun hanya mengangguk meski malas untuk mengatakan apa pun. Maka dari itu, Letto langsung beranjak ke dapur.

Sementara itu, Lisha membuka ponselnya dan mendapati bahwa sebuah pesan masuk ke aplikasi WhatsApp. Setelah dibuka, ternyata itu berasal dari Randi, orang itu lagi.

"Lish, aku ingin mengatakan sesuatu padamu."

Gadis itupun segera mengatasi hal tersebut dengan membalas pesan tadi.

"Hei, harusnya kau ingin mengetik sesuatu, bukan mengatakan. Bukankah ini media sosial, bukannya media langsung seperti yang kita biasa hadapi sedari tadi?"

Namun tak lama kemudian, pesan itupun segera dibaca oleh seorang Randi, dan pastilah tanda tersebut ketahuan oleh sang gadis. Tetapi sebelum dia akan melihat pesan berikutnya, tiba-tiba saja Letto kembali lagi ke kamarnya. "Ini abang buatin segelas teh dan sepotong roti untukmu. Jangan pula kau galau mulu kerjaannya ...," kata Letto sembari memberi makanan dan minuman yang dimaksud kepada adiknya sendiri.

"Iya Bang. Terima kasih banyak ya. Lisha sayang sama Abang," balas gadis itu, di mana dirinya tiba-tiba saja merasa bahagia karena diberi makan dan minum oleh abang sendiri. Lantas, Letto pun hanya menggeleng-gelengkan kepala melihat tingkah adiknya yang tiba-tiba berubah 180 derajat.

Setelah itu, sebuah panggilan telepon masuk ke telepon Lisha. Apa yang terjadi?

***

To be Continued.

Mind to Vote and Comment?

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro