Bab 2: Penghuni Baru
Spesial tag: wpdorm
***
"Randi ada di kelas kita?!" seru Lisha heboh setelah kembali keluar dari kelas. Entah mengapa setiap membahas seorang murid baru itu pasti dengan nada bicara yang semakin tinggi.
Jikalau banyak yang ingin mengetahui kisah sang murid baru itu, Randi adalah seorang lelaki yang memiliki postur tubuh yang lebih tinggi dari Nia namun lebih rendah daripada Lisha. Tubuhnya sedikit lebih tambun daripada Lisha, dan matanya termasuk dalam kategori sehat, bukan rabun. Lalu untuk soal atribut yang digunakan, sudah cukup rapi dan sesuai aturan, namun hanya saja sepatunya selalu berwarna putih di bagian bawahnya, padahal bertentangan dengan hukum yang berlaku di sekolah. Selain itu, dikabarkan bahwa Randi adalah seorang lelaki yang sangat menyukai materi IPA daripada Matematika. Terbalik jikalau dibandingkan dengan Lisha, lagi-lagi.
"Iya, Randi ada di kelas kita. Ayo kita masuk saja deh, nanti guru marah sama kita karena keluar kelas tanpa izin gitu," kata Nia kemudian.
Lantas, Lisha dan Nia segera pergi ke kelas untuk duduk di bangku masing-masing, dan kebetulan keduanya berada di meja yang sama, alias sebangku. Keduanya lalu saling membicarakan soal murid pindahan yang kini duduk menyendiri di pojok kelas. Maklum, hanya bangku itulah yang tersisa di kelas mereka.
Hingga pada akhirnya ... seorang guru masuk ke dalam kelas.
"Selamat pagi, anak-anak!" seru seorang kepala sekolah, yang kemudian dibalas dengan sapaan yang sama oleh Lisha, Nia, dan seluruh murid yang ada di kelas kecuali yang non Muslim.
Setelah itu, guru tersebut membicarakan soal murid baru yang baru saja datang ke kelas atas imbauan dari seorang kepala sekolah. "Hari ini kita kedatangan seorang murid baru, beragama Islam dan berasal dari kaum Adam. Duduknya di pojok sana, jadi silahkan memperkenalkan dirimu ke depan kelas, Nak."
"Ah ...." Setelah bergumam, Randi langsung berdiri dan maju ke depan kelas.
"Selamat pagi semuanya. Perkenalkan nama saya Randi, saya di sini berasal dari Jakarta dan baru pindah ke sini sekitar empat hari yang lalu. Saya tinggal bersama orang tua dan satu-satunya adik laki-laki. Mungkin sekian dulu perkenalan dari saya, terima kasih atas perhatian kalian semua," jelas Randi seraya mencoba untuk mengenalkan dirinya sendiri kepada penghuni kelas lainnya.
Begitu Randi selesai memperkenalkan dirinya, banyak yang antusias untuk menanyakan hal apa pun yang belum diberitahukan kepada publik. Terutama para siswi—tentunya kecuali Lisha—yang suka menanyakan status hidup Randi.
"Ran, kamu jomblo atau tidak nih?"
"Punya cewek gak? Kalau punya kenalkan dia pada kami dong!"
"Would you be mine, be my lovely friend?"
Begitulah kira-kira pertanyaan yang menjerumus ke status hidup si Randi. Maka apa yang direspons oleh lelaki itu? Tidak ada, melainkan hanya dengan senyuman manis yang tak terduga itu dapat membuat hati mereka masing-masing luluh pada siswa baru itu. Hingga pada akhirnya .... guru itupun mempersilahkannya untuk duduk kembali, dan suasana pun kembali hening seketika.
***
Pada saat waktu istirahat dimulai, Randi malah berdiam diri di pojok kelas. Namun ada saja hal yang dilakukannya dan menurut Lisha itu cukup aneh, yaitu menyemir sepatunya sendiri, padahal tampaknya sepatu yang digunakan saat ini masih cukup bagus untuk dipakai sampai sekarang.
"Ran, kau lagi ngapain?" tanya Lisha saking penasarannya.
Sementara itu, Randi yang ditanya pun langsung terkejut setengah mati begitu mengetahui bahwa kelakuannya saat ini ketahuan oleh salah seorang gadis yang kebetulan juga lebih memilih untuk berdiam diri dibanding mencari angin keluar kelas. "Eh ... eh ... ternyata kamu, ya."
"Iya, Randi. Oh ya, kami sudah mengetahui namamu, apakah kau ingin mengetahui namaku?" balas gadis itu lagi. Sedangkan Randi pun seketika sudah memasang tampang wajah yang cukup tenang. "Bukankah kita sudah memperkenalkan diri sebelum ketemu di kelas yang sama?"
Maka, Lisha pun memasang wajah masam.
***
To be Continued.
Mind to Vote and Comment?
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro