Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

Bab 19: Perasaan Seorang Randi

Spesial tag: wpdorm

***

"Lisha, aku itu memang lagi emosi, makanya aku minta putus darimu. Jangan terlalu dibikin ribet sampai ke manapun, Lish ...."

"Aku tidak peduli. Aku mau pergi ke perpustakaan. Jangan kejar aku sampai ke sana, oke?" balas Lisha yang ingin segera pergi dan mengakhiri pertengkaran untuk kedua kalinya dengan seorang Pablo. Maka, gadis itupun segera pergi meninggalkan lokasinya dan tak ingin berurusan lagi dengannya.

***

Kali ini, Lisha adalah seorang pemustaka untuk hari ini. Dia datang untuk mencari buku yang dapat menyegarkan pikirannya kembali sekaligus membaca dan meminjamnya. Karena jikalau suasana hatinya tidak segera diperbaiki, maka akan semakin parah dan ujung-ujungnya menimbulkan penyakit di dirinya.

Gadis tersebut pernah jatuh sakit setelah marah-marah pada seseorang, entah karena apa. Tetapi waktu itu dia pernah mengalami yang namanya demam dan stress, sehingga berdampak pada tidak masuknya sekolah selama sehari atau dua hari. Setelah itu, barulah dia kembali masuk seperti biasa.

Kembali ke kisahnya di perpustakaan, gadis itupun langsung menemukan sebuah novel yang berjudul "Cinta Beda Lokasi". Novel itupun mengisyaratkan tentang kisah cinta dua orang insan yang berada di kota yang berbeda. Seketika, gadis itupun teringat dengan seorang lelaki pindahan yang bernama Randi.

"Ehm ... apakah ini jangan-jangan mirip dengan aku dan Randi?" gumam Lisha yang suaranya tak mungkin kedengaran oleh orang lain yang juga bertindak sebagai pemustaka di hari ini.

Namun, dia segera menyingkirkan pikirannya itu dan mulai membaca novel itu secara sekilas. Gadis itupun mulai larut dalam ceritanya setelah beberapa saat, meski dia selalu bacanya meloncat-loncat untuk menghemat waktu.

Tetapi ketika bel masuk sudah berbunyi, Lisha pun menghentikan waktunya membaca buku dan segera meminjam ke meja pustakawan, dengan batas waktu tentu saja tiga hari agar dibalikkan ke tempatnya. Gadis itupun masih saja penasaran akan isinya, dan ingin membandingkannya dengan kisah dirinya dan Randi.

Hingga pada beberapa saat kemudian, Lisha pun segera kembali ke kelas tanpa berkata-kata lagi, dan duduk di tempatnya semula, sembari menunggu datangnya guru lain yang akan mengajar pelajaran lain di kelas tersebut.

***

"Hei, Ran. Kau memikirkan apa?"

Ceritanya setelah bel pulang berbunyi dan seluruh siswa diperbolehkan pulang, tersisalah Randi dan seorang teman lelakinya yang bernama Andre. Mereka pun juga berteman baik selain antara Randi dan Lisha, serta Tayo.

"Ah ... tidak kok Andre. Aku tidak memikirkan apa pun," jawab Randi yang sedang mencoba untuk menutupi segala yang dipikirkannya, karena yang ada di otaknya hanyalah Lisha, Lisha, dan Lisha.

Maka, Andre pun menggeleng-gelengkan kepalanya. Dia tahu dari raut muka dan kerutan dahi si Randi bahwa lawan bicaranya itupun pasti sedang memikirkan sesuatu. "Kau berbohong, Ran. Tidak biasanya kau begini."

"Eum ... sebenarnya aku ingin bercerita tetapi aku bingung mau mulai dari mana. Lagipula, ini mengenai seorang gadis ...," ujar Randi lirih. Seketika, Andre pun langsung bereaksi heboh, dan untung saja tak ada lagi orang yang ada di kelas tersebut selain mereka berdua, sehingga hanya Randi yang dapat mendengar suara temannya yang cukup keras sekarang ini.

"SERIUS, RAN? KAU SUKA SIAPA DI KELAS INI?"

"Ah jangan keras-keras, Ndre. Nanti banyak yang dengar. Sejujurnya aku tak ingin orang lain mendengar curhatanku ini," kata Randi sambil berusaha untuk menenangkan lawan bicaranya. Sementara Andre pun kemudian menutup mulutnya dengan tangan, dan meminta temannya untuk melanjutkan curhat tersebut.

Randi kembali berujar, "Sebenarnya aku sudah menyukainya semenjak kami bertemu pertama kali. Aku baru melangkahkan kaki di sekolah ini pun sudah ada seseorang yang membuatku tertarik di sini. Makanya aku bingung harus ngapain."

"Siapa orang itu, Ran? Tak ada salahnya kau memberitahukannya padaku 'kan?"

"Orang itu ...." Randi menghentikan ucapannya sejenak.

"Hm?" gumam Andre yang hanya bisa menyimak ucapan temannya.

"Duduk di belakangmu."

***

To be Continued.

Mind to Vote and Comment?

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro