Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

Bab 18: Ada Apa Dengan Randi?

Spesial tag: wpdorm

***

"Kau berbohong?" tanya Lisha lagi. Dia benar-benar bersikap serius kepada Randi sekarang ini.

"Aku tidak berbohong,  Lish. Aku hanya ingin bersikap normal padamu, itu saja. Lagipula tadi aku menanyakan hal tersebut hanya sekedar iseng doang, daripada tak ada topik pembicaraan di antara kita," kata Randi, di mana dirinya masih saja mengelas tak ada maksud apa pun dia menanyakan hal yang tadi.

Sedangkan Lisha masih saja tak percaya, hanya saja daripada dirinya bertengkar hebat dengan seorang Randi, dia pun menyerah dan tak ingin berkata macam-macam lagi. "Baiklah kalau begitu, Ran. Aku tak ingin bertanya lagi padamu. Terserah dirimu saja," kata gadis itu kemudian, lalu pergi meninggalkan Randi keluar kelas di menit-menit terakhir waktu istirahat pertama.

Sementara itu Randi hanya bisa terdiam, menatap punggung Lisha yang semakin menjauh selagi masih bisa dilihatnya, meski akhirnya tak lagi kelihatan. Lelaki itupun merasa tak enak pada seorang gadis seperti yang tadi, dikarenakan sifatnya yang lumayan keras dan serius tadi itu. "Lish, aku ingin ungkapkan sesuatu padamu, bahwa aku menyukaimu, Lish. Aku hanya ingin kau tak diambil oleh orang lain, tetapi aku bingung bagaimana caranya ...."

***

"Duh Randi orangnya gak jelas sekali sih! Masa sih Randi tak tahu apa yang mau diutarakannya. Ya kali aku selalu memaksanya untuk bicara. Dia yang mengajak bicara, dia pula yang diam. Ujung-ujungnya berhenti pula sampai di situ," omel Lisha, menyerocos begitu saja tanpa henti.

Namun beberapa saat setelah Lisha mendongkol sendiri, tiba-tiba saja ada yang membelikan sebotol air mineral untuknya. Tiba-tiba saja sebuah botol berisi air yang dingin melayang di sebelah kanannya, dan gadis itupun sudah menoleh ke arah botol tersebut. "Ini ...?"

"Aku belikan satu botol berisi air mineral untukmu. Ambil saja," ujar seorang lelaki itu.

"Suaranya seperti seorang Pablo," terka Lisha tanpa memandang lelaki itu terlebih dahulu. Dia takut jikalau terjadi hal-hal yang tidak diinginkan beberapa saat setelah menatap si lawan bicara yang merupakan seorang laki-laki.

Kemudian, dia mendengar suara lagi dari seseorang yang sama di belakangnya. "Kalau mirip Pablo, memangnya kenapa, Lish?" Maka, Lisha pun terkejut tatkala orang itu juga mengenal dirinya dengan sangat baik.

"Jadi ... kau Pablo?" balas gadis itu lagi, kemudian segera bangkit dari posisinya dan menjauh dari sumber suara dan membalikkan badannya. Sementara itu lelaki yang tadi pun malah mendekat ke arah Lisha.

Setelah membalikkan badannya, ternyata memang benar jikalau yang datang itu adalah mantannya Lisha sendiri. Maka, gadis itupun langsung memundurkan badannya ke belakang, entahlah akan sampai di seberang koridor atau tidak, yang penting lari saja ke manapun. Sementara Pablo malah berkata, "Hei, tenanglah, Lish. Aku tak akan menyakitimu, tahu! Kuhanya ingin kita berba—"

"Aku tidak mau berbaikan denganmu. Kau sudah keterlaluan, sehingga aku tak ingin respek lagi padamu!" seru Lisha setelah memotong ucapan seorang Pablo yang sudah diketahui sebelumnya dia mau membicarakan apa.

Setelah putus, ada yang namanya nyambung. Pablo ingin lagi menyambung tali silaturahim dengan Lisha, tetapi gadis itu malah menolak dan terus menghindar. Lelaki itupun tak pernah menyerah akan usahanya. Dia tetap melangkah, sementara gadis itu tetap mundur sembari melihat jalan di belakangnya, apakah ada suatu rintangan—seperti parit atau tidak.

"Tolong jangan mendekat ke arahku, Pab. Takkan ada gunanya kita berbaikan lagi."

"Pasti kita akan berbaikan, Lish. Jangan bicara seperti itu, seakan-akan tak ada lagi harapan untuk kita berdua. Aku sendiri tak menyangka jikalau kau masih kokoh pada pendirianmu untuk tak lagi mendekatiku di sisa masa putih abu-abu ini," kata Pablo lirih.

"Iya, dan tolong jangan lagi dekati aku, karena kau yang menginginkan kita putus, bukan?"

"Lisha, aku itu memang lagi emosi, makanya aku minta putus darimu. Jangan terlalu dibikin ribet sampai ke manapun, Lish ...."

Maka, pertengkaran pun kembali terjadi. Apa yang terjadi selanjutnya?

***

To be Continued.

Mind to Vote and Comment?

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro