Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

Bab 16: Nia Menghilang, Tayo Menderita

Spesial tag: wpdorm

***

"Kau ingin menyerah? Cupu sekali kamu tuh!" seru Pablo di mana dirinya hampir saja merasa senang karena telah berhasil menaklukkan seorang Tayo.

Tayo pun sedang dalam kondisi yang kritis. Hidungnya mengeluarkan darah dengan cukup deras, luka mulai bertebaran di beberapa bagian tubuh, semuanya menjadi sangat memburuk. Dia hampir dijadikan korban babak belur oleh seorang Pablo yang sangat kuat.

"Bagaimana, kau ingin menyampaikan pesan terakhirmu untuk dunia ini? Ini bukanlah tempatmu lagi, so say goodbye to world," kata seorang Pablo dengan segala kesombongan yang diutarakannya. 'Dia tak mungkin bisa ngapa-ngapain lagi bukan? Baguslah kalau begitu. Tak ada lagi yang patut dikhawatirkan. Aku sudah menang di atasnya,' ucapnya lagi, namun di dalam hati.

Hingga beberapa saat kemudian, Tayo pun pingsan seketika. Randi dan Lisha yang sedari tadi menyimak pembicaraan pun langsung berlari ke arah Tayo untuk mencoba membangunkannya dari ketidaksadaran yang mendadak itu. "Tayo, Tayo, bangun dong! Ini kami, ada apa denganmu?!" seru Lisha dengan sangat khawatirnya pada seorang lelaki yang merupakan pacar dari seorang Nia yang menghilang.

"Tayo, kenapa kamu?" tanya Randi singkat. Sekali giliran bicara, dia selalu irit suara.

Maka, setelah menanyakan kabar Tayo dan orang yang ditanya tak menjawab, ditambah lagi seorang Pablo langsung saja kabur dari lokasi kejadian, membuat kedua orang yang baru saja datang ke TKP pun merasa kesulitan untuk menangkap sang pelaku yang sebenarnya sudah ada di depan mata.

"Ran ... ayo kita bawa Tayo ke rumah sakit sekarang. Takutnya kondisinya semakin parah."

Akhirnya, Lisha dan Randi yang merasa sangat khawatir pun segera membawa Tayo sebelum semuanya terlambat. Hingga beberapa menit kemudian, setelah dibawa ke ruang UGD, keduanya menunggu di depan ruang tersebut, hingga Lisha merasa sangat ketakutan.

"Aku takut kondisinya seperti yang dialami sang siluman itu. Koma," ujar Lisha lirih.

"Ah tenanglah, Lish. Semuanya akan baik-baik saja. Jangan cepat putus asa seperti itu, takkan ada gunanya," kata sang lelaki, masih dengan sifat yang bijaknya, dapat menenangkan hati seorang gadis yang sedari tadi selalu saja labil karena mendengar kejadian yang mengejutkan.

Sedangkan Lisha hanya menggeleng-gelengkan kepalanya, menganggap bahwa semuanya baik-baik saja dan tak terlalu penting bagi Randi untuk memikirkannya. Tetapi lelaki itu berpendapat lain, bahwa apa yang gadis itu rasakan adalah dirasakan oleh dirinya juga. "Lish, apa yang kau takutkan saat ini, adalah yang ditakutkan olehku juga. Padahal aku pikir bahwa dia adalah orang yang baik-baik."

"Iya, dia emang orang yang baik, Ran. Kalau sampai nyawanya tak tertolong, aku bersumpah akan membunuh Pablo dengan tanganku sendiri," kata Lisha, di mana tiba-tiba saja emosinya mulai memuncak dan merasa geram akan apa yang dilakukan oleh Pablo itu tadi.

"Pablo mantanmu, bukan? Aku mendukungmu, Lish. Tetapi jangan langsun—"

"Aku tidak peduli akan hal itu, Ran. Nyawa harus dibayar dengan nyawa. Aku takkan pernah menganggap dia sebagai teman, setelah kami putus gara-gara pertengkaran dahsyat yang ditimbulkan sebelum itu," potong Lisha dengan cepat, sampai Randi pun tak tahu lagi harus berkata apa.

Hingga pada beberapa saat kemudian, seorang dokter datang menghampiri Randi dan Lisha setelah keluar dari ruangan UGD tempat Tayo baru saja dibawa ke situ gara-gara pingsan tadi. "Jadi adik-adik, saya ingin menginformasikan sesuatu pada kalian."

"Apa itu, Dok?" tanya Lisha dan Randi penasaran. Keduanya siap untuk mendengarkan apa pun yang dikatakan oleh sang ahli. Lantas, apa yang terjadi pada Tayo?

"Kondisi Tayo tak membaik, adik-adik. Dia koma, sehingga harus dirawat selama beberapa hari, tak tahu sampai kapan. Jadi ... kalian bersabarlah, semoga saja dia cepat sadarkan diri, sehingga bisa segera keluar dari rumah sakit ini," ujar dokter itu lirih.

Maka, keduanya pun terkejut setengah mati. Ternyata setelah Nia menghilang, Tayo pun menderita di rumah sakit. Apa yang akan terjadi selanjutnya?

***

To be Continued.

Mind to Vote and Comment?

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro