Bab 15: Masalah Semakin Memburuk
Spesial tag: wpdorm
***
"Iya, ini aku. Akhirnya kita bertemu kembali."
Sengiran pun terdengar dari seorang Pablo. Itulah yang membuat Tayo merasa sangat geram kepada seorang lelaki lain di hadapannya. "Buat apa kau di sini? Kau ingin menghancurkan hubungan kami, dan persahabatan mereka? Kau merasa keki pada kami bertiga, yang salah satunya menghilang karena kamu juga?!"
"Aku tidak merasa keki, maaf ya, dan kau jangan pernah sama sekali menghalang-halangi aku untuk menghancur—"
"Kau bodoh ya. Masih saja kau ingin menghancurkan hidup kami. Kau belum merasa puas atas apa yang kau lakukan waktu itu? Lagipula mantan pacarmu sangat menyayangkan sikapmu sehingga dia tak ingin lagi bertemu denganmu," kata Tayo di mana dirinya merasa sangat kecewa pada seorang Pablo dengan segala sifat buruknya.
"Ah sudahlah. Apakah kau mau berantem denganku? Ayo kita bertarung, untuk membuktikan siapa yang bakal ada di atas angin, dan yang bisa menentukan nasib ke depannya!" tantang seorang Pablo, mentang-mentang dirinya sangat meminati dunia pertinjuan, sehingga ketika bertengkar dengan orang lain, akhirnya selalu mengarah pada tinju-tinjuan.
Tayo yang mendengar pun seketika terkejut. Tak disangka, Pablo sampai ingin melawannya dengan cara yang kasar dan menyakitkan, serta dapat berdampak buruk pada fisik dan psikologis masing-masing individu. Maka, apa yang akan dikatakan Tayo? Untuk mencari aman, dia pasti menolaknya. Namun Pablo tetap ingin bertarung dengan lelaki yang ada di hadapannya itu.
"Kau cupu sekali, Tay! Apakah kau pikir kau bisa selamat dari aku? Kita lihat akan apa yang terjadi selanjutnya." Pablo tetap memaksakan dirinya untuk adu kekuatan dengan seorang Tayo. Maka, lelaki yang lain itupun merasa tak memiliki pilihan lain selain bertarung dengan seorang lelaki yang diketahui sangat kuat itu.
"Baiklah, aku setuju padamu. Mari kita bertarung untuk menentukan siapa yang terbaik. Bagaimana? Kau pasti tak sabar ya, ingin berkelahi denganku?" balas seorang Tayo yang akhirnya menyetujui apa yang diinginkan oleh Pablo. Maka setelah itu, mereka pun mulai berkelahi. Entah karena apa, kekuatan yang dimiliki keduanya sama besar sehingga sulit bagi Pablo untuk menyingkirkan seorang Tayo.
Pablo mengerahkan segala kemampuannya untuk menyingkirkan Tayo, tetapi lelaki yang lain pun masih dapat bertahan dari serangan sang "atlet" tinju. Namun sayangnya setelah tiga menit kemudian ....
"Ah ...."
***
"Pak, tolong kerahkan cara yang terbaik, agar kami dapat bertemu kembali dengan Nia, baik hidup ataupun mati. Tetapi kami sebenarnya sangat berharap semoga dia kembali dengan selamat, Pak ...," ucap Lisha lirih, di mana dirinya merasa sangat sedih dan kecewa karena seseorang yang diharapkan mampu mengklarifikasi semuanya, ternyata kabur begitu saja.
Polisi itupun akhirnya merasa sangat kasihan pada Lisha dan Randi yang berharap Nia kembali pada mereka. Hingga pada beberapa saat kemudian, beliau langsung izin pamit meninggalkan kedua insan remaja tersebut, dan melanjutkan pekerjaannya yang sempat tertunda.
Sementara Lisha mulai mengeluarkan air matanya, hampir saja dirinya merasa tak ada lagi harapan untuk kembalinya seorang sahabat yang sangat dicintainya. Hingga Randi pun langsung menepuk-nepuk bahu sang gadis dengan pelan, kemudian memeluknya, entah karena apa dia ingin melakukan hal tersebut.
"Lish, sabar ya. Semuanya akan baik-baik saja. Jangan putus harapan, entar yang ada kamu jadi makin terbebani," pesan seorang Randi dengan sangat bijaknya.
Lisha yang tiba-tiba dipeluk pun juga langsung memeluk seorang Randi, padahal sebenarnya tak ada yang namanya seorang lelaki dan seorang perempuan saling berpelukan.
Hingga pada beberapa saat kemudian, mereka mendengar suara orang yang berkelahi. "Eh, itu suara apa?" tanya Lisha, di mana dirinya langsung melepaskan diri dari pelukan yang Randi ciptakan.
Dirinya langsung pergi ke lokasi kejadian dan ternyata ... dia menemukan sesuatu yang buruk. "Tayo?"
***
To be Continued.
Mind to Vote and Comment?
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro