17 : Bren Kami
"Kalau bren lahir dari kesalahan, kenapa harus di lanjutin?"
Malam itu di jalanan yang sepi, Ayon sudah lama menunggu bis untuk pulang ke apartemen nya, sudah hampir 1 jam ia menunggu, namun nihil hasilnya, sepertinya bis sudah berhenti beroperasi, tentu saja sudah tidak menjemput lagi, ini sudah hampir tengah malam, bis mana yang mau mengambil penumpang pada jam segitu, bisa bisa Ayon di anggap hantu lagi.
"Ah sial, klo bukan karna Elestial, gamungkin gw pulang semalam ini" Ujarnya sambil memasang muka masam, belum sempat mencari taksi Ayon melihat seseorang jalan ke arahnya, ntah kenapa ia jadi memikirkan hal yang aneh
"Oh ayon" Kata orang tersebut, sepertinya ia kenal dengan ayon, namun ayon tak dapat melihat orang itu hingga ia benar benar keluar dari bayang bayang tersebut "Ah Gizan" Setelah melihat siluet itu keluar dari bayangan, ia baru sadar, ternyata itu adalah Gizan, anak ekonomi dan bisnis dari kampusnya.
"Ayon, lu gabisa di sini sendirian" Gizan melanjutkan perkataanya, ntah kenapa bisa Ayon lihat, kalau Gizan berjalan dengan sempoyongan, apa apaan ini apa dia mabuk? Di Indonesia? Mana boleh.
"Lu kenapa zan?" Gizan terjatuh, memaksakan Ayon harus menahan badan Gizan yang hampir jatuh tersebut
"A- gw mau pulang.." Gizan mengayau, Ayon yang tau langsung menanyakan Gizan dimana kendaraan yang ia pakai, dan tentu saja bak orang mabuk Gizan hanya bisa mengatakan dengan sejujurnya.
***
Ayon tiba di rumah yang cukup mewah tersebut, bisa ia pastikan, Gizan adalah anak dari orang yang berpangkat di kota kecil ini, karna tidak mungkin ada orang yang berani tinggal sendiri di rumah yang sebesar ini, selain emang mereka orang kaya.
Ayon memapih badan kekar itu ke kamar miliknya, setelah manggantikan baju sang Gizan ia pun langsung bergegas untuk pulang, sudah hampir pukul 1 dini hari, bukan waktu nya ia berlama lama di rumah ini, namun belum sempat melangkahkan kakinya, Ayon tertarik dan jatuh tepat di pangkuan sang Gizan.
***
Ayon membukan matanya, sebelum berdiri ia melihat ke sekitaran tempat yang ia tiduri tersebut, ia kaget ini bukan rumahnya kenapa ia bisa tidur di sini? Dan juga, dengan keadaan telanjang? Oh tidak.
Beberapa tahun yang lalu
(2015)
Bren : 12tahun
"AKU NGELAHIRIN BREN HANYA KARNA AKU TERPAKSA" Disana berdiri Ayon, dengan air mata yang berlinang ia menaikkan nada bicaranya pada sang Alpha
"AKU TAK MEMINTAMU UNTUK MELAHIRKAN ANAK ITU, DIA LAHIR ATAS KESALAHAN" Sang Alpha tak ingin kalah, ia bahkan beradu tekak sama sang Beta di hadapannya ini
Tak mereka sadari, sedari tadi Bren sudah mendengarkan semua yang mereka bicarakan, dari awal bagaimana orang tua mereka bertemu, memberikan kesan jelek, saling membenci, Ayon sadar ia hamil, dan akhirnya mereka terpaksa menyandang status pernikahan.
"KAU DULUAN YANG MENGAMBIL SEENAKNYA HIDUP KU, BAHKAN AKU SAMPAI TIDAK KULIAH KARNA ANAK MU ITU" Ayon memanas, ia merasa selama ini ia sudah sangat sabar atas orang ini, ntah kenapa, tak ada kata cinta di mata mereka berdua, bahkan dari awal tidak ada niattan untuk mencintai.
"Kalau Bren lahir dari kesalahan, kenapa harus di lanjutin?" Ucap Bren didepan orang tua nya
Ayon dan Gizan terdiam, memilih untuk tak mendengar perkataan sang anak dan membalikkan badan seakan akan kenyataan ini benar, mereka tak mau melanjutkannya, mereka hanya menunggu kapan hal ini akan meledak. Apakah besok? Atau tahun selanjutnya?
Tahun sekarang
(2022)
Bren : 19tahun
Kalau di ingat ingat, memori itu selalu melekat di otak Ayon, ia selalu mengingat keadaan di mana ia ketakutan atas perlakuan sang suami, lalu takut atas kebenaran kalau dia hamil anak suaminya, kadang dia berfikir, apakah hal itu dulu adalah keberuntungan atau kesialan yang tak berujung?
"Memikirkan kali pertama kita ngewe?" Gizan membuka pembicaraan, terlihat kalau sang pemilik surai hitam itu telanjang dada, berbeda dengan sang Uke yang memakai kemeja milik suami.
"Masih kepikiran, itu Keberuntungan atau kesialan sih?" Ayon terkekeh pelan
"Aku tak peduli juga sih, yang penting kita akhirnya sama sama sekarang, jujur aku takut waktu itu" Ayon melanjutkan percakapannya, Gizan yang gemas langsung mencium bibir plum sang Suami miliknya ini
"Maafkan aku, aku janji hal itu ga akan terulang" Gizan memeluk badan mungil tersebut, memberikan kehangatan kepada sang penumpu, mereka hanya bisa memikirkan apa yang terjadi kedepannya, tidak apa yang terjadi pada masa lalunya.
"Kadang Bren bingung, kenapa hanya Bren yang punya masalah keluarga, hufttt" -Bren
versi 18+ nya menyusul
Leggoooo
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro