Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

-Jumat ke-9

Tema 9: Old West

*

"Ini entah sudah Jumat keberapa kali ya, kita terbangun di dunia lain."

"Yah, ini bukan dunia lain, sih. Ini cuma Indiana. Masih di planet kita, bukan dalam game seperti waktu itu," ujar Kiina, membalasku sambil mengaduk sup dalam kuali besar.

Yah, toh, kami akan di sini selama satu hari saja. Aku melemaskan bahuku yang sedari tadi sibuk membuat adonan untuk membuat cookies. Setelah cookies, pemilik bar dengan daun pintu yg hanya menutupi setengah pintu ini menyuruhku untuk membuat roti tawar gandum, sementara Kiina memang spesialis membuat sup dan minuman, juga makanan kacang-kacangan dan kentang tumbuk.

Bar ini terbuat dari kayu, dan jika tebakanku benar, di hari Jumat ke-9 ini, aku dan Kiina sama-sama terdampar di suatu wilayah bernama Indiana, di tahun yang ... orang tuaku bahkan belum lahir, entahlah, aku tidak pasti tahun berapa, tapi sangat kuno sekali.

Pelanggan bar ini kebanyakan adalah para pria dengan topi yang mempunyai sayap yang lebar, mampu melindungi kulit mereka dari terik matahari, dan tentu saja, transportasi mereka adalah kuda, atau kereta kuda.

Yang aku tidak suka adalah udaranya yang penuh dengan debu, dan karena pintu bar ini hanya menutupi setengah bagian pintu, banyak debu masih bisa masuk ke dalam bar, sementara bagian teras, debunya sangat tebal.

"Aku punya ide gila." Kiina berkata padaku setelah mencicipi sedikit sup yang dia masak.

"Kapan idemu tidak gila." Ini bukan pertanyaan untuknya.

Kiina terkekeh kecil. "Coba cicipi sedikit supku dulu."

Aku mengangguk dan ... wah, sup asparagus yang dia bikin ternyata enak juga. Mungkin, mataku sudah berbinar sekarang.

"Lezat!" balasku.

"Terima kasih." Pipinya merona merah saat aku memujinya.

Aku memalingkan wajah. Curang! Dia manis banget!

Setelah mencetak cookies seukuran telapak tangan, aku menata makanan-makanan pipih itu di nampan besi.

"Jadi, apa idemu?" tanyaku, teringat kalau dia tadi sempat kepikiran sesuatu.

"Oh, gimana kalau kita menyajikan kopi dan mojito modern begitu? Apakah kita akan terlalu mengacaukan apa yang sudah terjadi di masa lalu?"

Aku berpikir sebentar. "Kurasa iya, tapi kopi dan mojito kan tidak terlalu kentara perbedaannya, jadi, bagaimana kalau kita coba?"

Kiina tersenyum cerah dan mengangguk. Aku segera menuntaskan pekerjaanku menbuat cookies, sambil mengadon roti gandum, aku mencium kopi racikan Kiina yang harum.

"Tuan, kau mau mencoba menu kopi terbaru kami?"

Aku melirik ke belakang, tuan bertopi lebar itu pun tampak berpikir sebentar sebelum meraih cangkir dan meminumnya. Kemudian, wajahnya menjadi cerah dan seulas senyum terlihat.

"Lezat sekali! Aku mau satu!"

"Baik!" Kiina kembali berjalan ke arahku. Aku nenyemangati dengan mengangat kepalan tinjuku ke udara.

Hari Jumat ke-9, kami selamat dari bahaya apapun. Justru, bagiku, aku tak menyangka, aku mendapat kesempatan untuk dekat dengan Kiina dan memasak bersama. Berbalur tepung di tangan dan baju, dengan aroma kopi dan alkohol yang menempel bersama peluh.

Mungkin, ini hari Jumat paling menyenangkan dalam hidup kami.

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro