Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

-Jumat ke-5

Tema 5: Melanjutkan dongeng

*

Setelah terbangun di dunia gim dan menjadi karakter NPC minggu kemarin, sekarang aku bangun dengan bertelanjang dada dan hanya memakai kain jarik sebagai penutup setengah tubuh bagian bawah.

Astaga, aku jadi apa lagi di hari Jumat ini? Padahal kupikir aku bisa menghabiskan waktu bersama Kiina di sekolah, tapi rasanya memang selamanya tidak mungkin.

Cuma, omong-omong nih, karena aku bertelanjang dada begini, aku jadi bersyukur karena rajin berolahraga ringan. Setidaknya ada tiga pasang bentuk kotak-kotak di bawah dadaku yang bidang, tidak terlalu kentara sih, tapi ini poin plus buatku, kurasa, hehe.

Semoga aku bertemu Kiina.

Aku berjalan keluar rumah yang dindingnya terbuat dari anyaman bambu dan memutuskan berjalan-jalan berkeliling sambil menyapa orang-orang. Aku terus berjalan sampai memutuskan untuk masuk ke jalan setapak yang membelah hutan.

Baiklah, Rio mungkin punya bentuk tubuh yang bagus, Rio juga tampan (penulis mohon ijin ke kamar mandi sejenak karena mual), tapi Rio bodoh. Bukannya sayang diri sendiri, malah masuk ke dalam hutan.

Rio, Rio, bisa diserang babi hutan kamu Rio. Kamu itu nggak ada bakat bertahan hidup di dunia yang liar! Cara bikin simpul saja nggak paham!

Jalan setapak ini masih terus memanjang membelah hutan, dan aku masih terus berjalan. Asal mengikuti jalan setapak ini aku bakalan selamat dan tidak kekurangan satu lenganku yang berotot bukan?

Namun, di kejauhan, dengan sinar matahari yang menerobos sela-sela daun yang rimbun, aku menemukan seorang gadis yang tengah tertidur, bersandar pada batang pohon beringin yang besar.

Wajahnya familiar.

"Kiina!" Aku memekik seraya berlari ke arah gadis itu.

Apakah dia sejak semalam tidur di hutan? Astaga, bukannya itu berbahaya?! Aku segera mengalungkan gembolan yang tadi ditaruh di samping tubuh Kiina, kemudian, dengan hati-hati, aku memasukkan tanganku ke lipatan dalam dengkulnya, tangan yang lain meraih bagian belakang bahunya.

"Baiklah." Kemudian aku memgangkat tubuhnya, menggendongnya menuju ke rumahku.

Aku tadi sudah berjalan cukup jauh, ditambah sekarang aku membawa Kiina, jadi makin jauh saja rasanya. Setelah sampai di dalam rumah, aku menidurkannya di kasur bambu.

Aku menghela napas lega, Kiina masih tertidur dengan napas teratur. Bagaimana kalau aku menyiapkan air panas? Di mana dapurnya ya ....

"Siapa?" Sesaat sebelum aku menuju ke bagian belakang rumah, aku mendengar Kiina bersuara, jadi aku menoleh.

"Udah bangun?" Aku tersenyum dan mendekat, menyamakan tinggiku dengan Kiina yang sekarang duduk di kasur.

Aku dapat melihat dia tertegun sesaat sebelum mulai berbicara.

"Tadi aku mimpi sudah kembali ke orang tuaku."

"Memangnya kau habis dari mana? Aku menemukanmu tertidur di kedalaman hutan."

"Melawan raksasa."

Mataku membulat.

"Serius," ujar Kiina. "Tadi aku melawan raksasa, yang itu jelas aku bukan mimpi, di dalam gembolan kain itu ada senjata-senjata yang aku gunakan. Ada biji timun ajaib, jarum, garam, dan sekotak bumbu masakan berbau udang."

Saat Kiina mengatakan itu, aku dapat melihat sisa-sisa senjata yang dia gunakan.

"Sebentar lagi hari gelap, mau kuantar ke rumah orang tuamu?"

Kiina mengangguk. "Ayo, aku tahu jalannya."

"Tapi kau tidak terluka kan?"

Kiina menggeleng. "Kemungkinan aku terlalu lelah, makanya sampai tertidur di hutan. Untung aku ditemukan olehmu, terima kasih." Ia tersenyum manis.

Kali ini, tanpa memalingkan muka, aku membalas ucapan dan senyumnya, dengan rasa geli di dalam perutku.

"Sama-sama."

Sepertinya, aku benar-benar jatuh cinta padanya.

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro