Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

第2章. 好きだよ (Aku Menyukaimu)

Keesokan harinya, Seijuurou sudah menunggu Yuuki di tempat biasa mereka bertemu.

"Sei-kun!."

Seijuurou menengok ke arah Yuuki.

"Sudah lama menunggu?." Tanya Yuuki berjalan ke arah Seijuurou

"Tidak juga."

"Syukurlah."

"Syukurlah? Kalau aku jawab tidak juga itu bukan berarti aku baru sampai kan?."

"Heh? Maaf maaf."

"Tidak semua masalah bisa selesai dengan kata maaf, Yuuki-chan."

"-Chan?."

"Kenapa?."

"Tidak. Tidak kenapa-kenapa." Kata Yuuki membuang muka ke sembarang arah, menyembunyikan wajahnya.

"Ayo kita pergi. Apa kau tidak bosan disini terus."

"Tidak juga. Tempat ini kan bagus."

"Dasar. Ya sudah ayo ke tempat lain."

"Memangnya mau kemana?."

"Kau ini. Sekarang kan sedang ada festival di Tokyo."

"Oh iya, lupa. Ayo kita kesana Sei-kun"

"Iya baiklah." Seijuurou dan Yuuki berjalan mendekati butler Seijuurou.

"Aku akan pergi sendiri. Lebih baik kau pulang saja. Aku akan pulang sendiri nanti."

"Baiklah tuan."

Seijuurou menunggu sampai mobil yang dikendarai butlernya itu pergi.

"Ayo."

~Koishikute~

Sesampainya di festival, terlihat begitu banyak pengunjung. Banyak stand permainan dan makanan berdiri di sepanjang jalan.

"Ramai sekali ya, Sei-kun."

"Namanya festival pasti ramai. Kau ini bagaimana?."

"Hehehe... iya sih."

Setelah berkeliling,

"Sei-kun, aku mau kesana." Yuuki langsung menarik tangan Seijuurou menuju sebuah stand.

"Silahkan kau coba, nona, jika kau bisa menembak botol yang ada disana, nona bisa membawa hadiah liontin ini."

"Aku tertarik. Aku ingin mencobanya."

"Dengan 10 yen, nona bisa mencoba 3 kali."

"Baiklah aku akan mencoba."

Seijuurou hanya melihat Yuuki dengan pandangan biasa. Yuuki sudah bersiap menembak ke arah botol yang jauh dan mungkin sulit dijatuhkan karena diisi sesuatu agar berat dengan begitu tidak mudah menjatuhkannya.

Tembakan pertama meleset.

"aku akan mencoba lagi."

Tembakan kedua mengenai botol tersebut hanya saja tidak menjatuhkannya.

"Ah.. padahal sudah kena. Aku ingin sekali liontin itu." Kata Yuuki frustasi.

"Sini, biar aku yang mendapatkannya." Kata Seijuurou mengambil tembakan dari tangan Yuuki.

Seijuurou sudah bersiap untuk menembak. Gaya Seijuurou sangat keren menurut Yuuki yang melihatnya

Dengan penuh konsentrasi, Seijuurou langsung melepaskan tembakan dan mengenai sasaran

Semua yang melihatnya langsung tercengang termasuk Yuuki.

"Aku sudah menjatuhkannya. Sekarang mana hadiahnya?."

"Selamat, adik kecil mendapatkan liontin ini." penjaga stand itu memberikannya pada Seijuurou.

"Aku bukan adik kecil." kata Seijuurou dengan nada tidak suka.

"Kita kan memang masih kecil."

Seijuurou hanya cuek. Sementara Yuuki hanya bisa sweatdrop.
Lalu Yuuki dan Seijuurou meninggalkan stand itu.

"Sugoi yo Sei-kun. Arigatou ne."

"Ah.."

Yuuki lalu mencium pipi kiri Seijuurou. Seketika wajah mereka berubah menjadi warna merah.

"Yuuki."

"Ha'i? Ada apa?."

"Aku menyukaimu. Maukah kau menjadi pacarku?."

"Hah?." Yuuki merasa wajahnya panas lagi.

"Ano... beri aku waktu." kata Yuuki.

Dipastikan wajahnya pasti berwarna merah mengalahkan rambut Seijuurou.

"Kau harus menerimanya!." kata Seijuurou kesal karena Yuuki lama berpikir.

Yuuki tersenyum. Dia senang mendengar pernyataan Seijuurou. Memang pada dasarnya dia juga menyukai Seijuurou. dengan begitu, ia tidak perlu susah-susah menyatakan perasaannya.

"Ha'i. Aku mau Sei-kun."

Dengan senang Seijuurou langsung memeluk Yuuki.

"Aku juga menyukaimu, Sei-kun." kata Yuuki membalas pelukan Seijuurou.

"Aku sudah tau. Dan kau tau, aku ini mutlak."

"Ya ya ya. Aku tau."

"Sini biar aku yang pasangkan." Seijuurou memasangkan liontin yang ia menangkan ke leher Yuuki.

"Cantik. Terimakasih sudah memberikannya untukku."

"Ya. Ayo kita ke tempat lain." Seijuurou menggandeng tangan Yuuki menuju stand lain.

~Koishikute~

Seijuurou bersama Yuuki mencoba banyak stand dan memenangkan hadiah yang Yuuki inginkan.

"Ini sudah cukup, Sei-kun. Maaf merepotkanmu."

"Itu resiko yang harus aku tanggung bila mempunyai pacar yang tidak bisa memenangkan hadiah yang diinginkannya sendiri."

Muncul perempatan pada dahi Yuuki karena Seijuurou secara tidak langsung mengatainya bodoh.

"Lalu mengapa kau memilihku yang BAKA ini menjadi pacarmu, Akashi Seijuurou-san?."

"Karena kau itu langka, Morikawa Yuuki-san."

"Kau kira aku ini hewan langka?."

Seijuurou terkekeh mendengarnya.

"Kau bukan hewan langka. Kau itu manusia langka. Mana mungkin aku mempunyai pacar seekor hewan."

Yuuki memutar matanya bosan.

"Ya ya terserah kau saja, Sei-kun. Oh ya Sei-kun.. Kau pulang naik apa setelah ini?."

"Aku akan naik kereta jam 7 malam. Tapi sebelum itu, aku akan mengantarmu pulang terlebih dulu."

"Ah tidak perlu, Sei-kun. Aku hanya perlu naik satu bis saja kok. Tidak perlu khawatir."

"Bukankah sebelum kita pacaran kau sudah tau kalau aku ini MUTLAK, Yuuki?."

"Ya tapi kan..."

"Sudah tidak ada tapi-tapian. Lagipula keretanya masih satu jam setengah lagi."

"Baiklah."

Mereka berdua pergi menuju halte untuk menaiki bis.

~Koishikute~

"Tadaima." Yuuki dan Seijuurou memasuki kediaman Yuuki.

"Okaeri, Nee-san. Ano siapa anda?." tanya Migi.

"Ini temanku, Akashi Seijuurou. Sei-kun ini adikku, Morikawa Migi." kata Yuuki memperkenalkan.

"Senang berkenalan denganmu." kata Migi sambil membungkukkan badannya.

Seijuurou menganggukkan kepala membalas sapaan Migi.

"Oh ya Migi-chan, Hidari-chan dimana?."

Tidak lama kemudian, Hidari muncul.

"Nee-san!! Nee-san sudah pulang?." Sambil berlari memeluk Yuuki.

"Tadaima, Hidari-chan."

"Ini siapa? Wah... Rambutnya merah." kata Hidari menunjuk rambut Seijuurou.

Seijuurou hanya mendengus. Sementara Yuuki dan Migi hanya bisa diam.

"Ini Akashi Seijuurou."

"Senang bertemu denganmu, Sei-kun!." kata Hidari senang.

"Tidak ada yang boleh menyebut namaku seperti itu, apalagi kau anak kecil."

"Aku bukan anak kecil. Aku sudah kelas 4."

Yuuki hanya bisa tersenyum garing melihat sikap childish Hidari.

"Nee-san, bonekanya bagus sekali. Untuk Hidari ya?."

"Ya untukmu saja."

"Arigatou, Nee-san."

"Oi. Aku memenangkan itu untukmu, bukan untuk diberikan pada orang lain."

"Tidak apa-apa lah. Aku kan memberikannya pada adikku bukan orang lain. Lagipula hadiah yang kau berikan padaku masih banyak."

"Tch." Seijuurou hanya mendecih tidak suka.

"Kau ingin juga, Migi-chan?."

"Tidak."

"Oh ya.. Tou-san dan Kaa-san dimana?."

"Katanya mereka ada urusan untuk beberapa hari ke depan." kata Migi

"Oh.. Sudah dulu ya, Hidari, Migi. Nee-san mau istirahat dulu. Sei-kun ayo!." kata Yuuki meninggalkan Hidari dan Migi diikuti Seijuurou.

~Koishikute~

"Ini kamarmu?."

"Bukan, ini ruang musikku."

"Kau suka bermain musik?."

"Iya, aku sangat suka."

Kamar musik Yuuki tidak terlalu besar dan tidak terlalu kecil. Alat musik di sana termasuk lengkap ada Piano, Gitar, Drum, speaker, alat perekam dan microphone.

Seijuurou duduk di kursi piano. Dia membuka penutup tuts piano Yuuki.

"Kau bisa bermain piano?." Tanya Yuuki.

"Ya."

"Coba kau mainkan satu lagu."

Seijuurou mulai menggerakkan jari-jarinya pada tuts piano. Mengalunkan satu lagu yang sangat lembut. Pergerakan tubuhnya mengikuti irama yang ia mainkan. Bahkan Yuuki tidak bisa berkata apapun. Dia hanya menikmati melodi yang dimainkan Seijuurou sampai selesai.

Prok prok prok... Yuuki menepukkan tangannya.

"Itu lagu yang indah. Ngomong-ngomong aku tidak pernah mendengar lagu itu, itu lagu siapa?."

"Aku tidak tahu. Tanpa aku sadari aku memainkan lagu itu."

"Jadi itu lagu buatanmu?."

"Mungkin."

"Hebat.. Kau suka membuat lagu sendiri ya?."

"Ya begitu saja."

Yuuki berlari ke arah alat perekamnya dan menyalakannya.

"Apa yang kau lakukan?."

"Aku menyukai lagumu. Maka dari itu aku ingin merekamnya. Bisakah kau mengulanginya? Kalau bisa menggunakan lirik lagunya."

"Aku tidak membuat liriknya. Lagu ini terangkai karena aku bosan."

Yuuki hanya sweatdrop sendiri.

"Baiklah kau ulangi saja, aku akan merekamnya."

Seijuurou menuruti keinginan Yuuki untuk mengulangi lagunya.

~Koishikute~

"Aku harus segera pergi ke stasiun."

"Eh? Kau sudah mau pulang?."

"Ya."

"Sou ka?." kata Yuuki sedikit kecewa.

"Kau tidak ingin berpisah denganku kan?."

"Tidak juga. Rasa percaya dirimu itu terlalu tinggi."

"Bukan rasa percaya diriku yang tinggi, tapi ucapanku selalu benar."

"Tidak juga."

"Memangnya kau bisa menyebutkan ucapanku yang salah?."

"Ya kuakui itu. Mungkin sekarang ucapanmu selalu benar. Tapi kita tidak tahu apa yang akan terjadi selanjutnya."

Seijuurou hanya tersenyum kecil mendengarkan ucapan Yuuki.

"Aku akan membuatnya sesuai dengan rencanaku."

"Baiklah.. Oh ya hampir saja lupa. Ini." Yuuki memberikan foto pada Seijuurou.

"Harusnya aku memberikannya padamu saat jalan-jalan tadi..."

"First date." kata Seijuurou meralat ucapan Yuuki.

"Hah terserah kau sajalah. Simpan di dompetmu ya." kata Yuuki sambil memutar matanya bosan.

Seijuurou tersenyum.

"Aku pinjam handphone mu."

"Untuk apa?."

"Sudahlah berikan saja."

Yuuki memberikannya pada Seijuurou.

"Untuk apa kau menguncinya?."

"Ya itu kan handphone milikku.. Ya terserah aku."

"Buka kan!."

"Baiklah."

Yuuki membukakan password handphone miliknya dan memberikannya lagi pada Seijuurou.

"Ayo kita berfoto bersama!."

"Eh? Baiklah."

Seijuurou merangkul Yuuki.

"Katakan cheese!." kata Seijuurou sambil mencium pipi kanan Yuuki.

Yuuki yang kaget menengok pada Seijuurou. Alhasil wajahnya tidak melihat pada kamera.

"Sei-kun!! Wajahku jelek sekali. Hapus!!."

"Kau tidak boleh menghapusnya!!."

"Tapi wajahku jelek sekali."

"Aku tidak akan mengulangi ucapanku."

"Dasar."

"Berikan handphone mu."

"Untuk apa lagi?."

"Mengganti passwordmu. Bukakan password lamamu."

"Untuk apa sih, Sei-kun?." rengek Yuuki.

"Cepat jangan banyak tanya."

"Huh." Yuuki memberikan handphonenya lagi pada Seijuurou

Seijuurou segera mengganti password handphone Yuuki.

"Ini." Seijuurou mengembalikan handphone Yuuki.

"Kau mengganti menjadi apa?."

"Namaku." kata Seijuurou sambil mengenakan jaketnya.

"Eh?."

"Tenang saja. Password handphone ku juga nama mu kok."

Yuuki blushing sendiri.

"Ya sudah.. Cepat kau ke stasiun."

"Kau mengusirku?."

"Kau ini bagaimana sih, Sei-kun? Tinggal 30 menit lagi. Kau ingin ketinggalan kereta?."

"Baiklah aku akan pulang."

"Aku antar kau sampai depan."

~Koishikute~

"Aku pulang dulu."

"Ya... hati-hati di jalan."

Baru saja Seijuurou berniat pulang, tiba-tiba ada mobil yang berhenti di depannya.

"Sudah selesai acaranya?." Tanya seorang wanita paruh baya.

"Okaa-sama?." Ucap Seijuurou.

"Ibunya Sei-kun?." Tanya Yuuki.

"Ya.. salam kenal, Morikawa Yuuki-chan."

"Bagaimana anda bisa mengenalku?."

"Sei-chan pernah bercerita tentangmu."

"Benarkah?." Tanya Yuuki.

"Tidak juga." Jawab Seijuurou.

"Itu benar, Yuuki-chan. Sei-chan hanya malu mengungkapkannya saja."

"Ayo kita pulang, Okaa-sama." Kata Seijuurou.

"Huh dasar... baiklah kami pulang dulu, kapan-kapan mainlah ke rumah Sei-chan."

"Baiklah, Akashi-san."

"Yuuki, aku pulang dulu."

"Ya, hati-hati."

Seijuurou bersama ibunya masuk ke dalam mobil dan menjalankannya menuju tempat tinggal mereka. Setelah mobil Seijuurou menghilang dari pandangan Yuuki, ia masuk ke dalam rumah.

"Nee-san, Sei-nii-san kemana?."

"Dia sudah pulang."

Hidari kecewa mendengarnya.

"Kenapa memangnya?."

"Dia tampan ya kak!." Seru Hidari.

"Ya." Yuuki bingung sendiri sebenarnya adiknya itu childish atau terlalu tua dari umurnya.

"Aku menyukainya." Kata Hidari tersenyum.

Yuuki hanya tersenyum dan mengelus kepala Hidari

"Ya sudah.. Nee-san ke kamar dulu ya."

"Nee-san tidak lapar?."

"Nee-san sudah makan di luar tadi, kau makan dengan Migi-chan saja ya."

"Baiklah." Kata Hidari meninggalkan kakaknya. Sementara Yuuki pergi ke kamarnya.

~Koishikute~

Yuuki menghempaskan tubuhnya ke kasur empuknya.

"Hah lelahnya." keluh Yuuki.

Yuuki mengecek handphone nya dan ternyata ada satu e-mail masuk.

From : Akashi Seijuurou
To : Morikawa Yuuki
"Kau pasti lelah.. istirahatlah."

Yuuki tersenyum membacanya.

From : Morikawa Yuuki
To : Akashi Seijuurou
"Ya baiklah.. kau juga ya."

Tak lama kemudian ada balasan dari Seijuurou.

From : Akashi Seijuurou
To : Morikawa Yuuki
"Ya baiklah saat aku tiba di rumah, aku akan langsung istirahat."

Yuuki mengernyitkan dahinya.

From : Morikawa Yuuki
To : Akashi Seijuurou
"Memangnya kau belum sampai rumah? Sejauh itukah jarak rumah ku ke rumah mu?."

From : Akashi Seijuurou
To : Morikawa Yuuki
"Tidak juga.. sebentar lagi juga sampai. Ya sudah maaf sudah mengganggu istirahatmu. Tidurlah. Daisuki da yo."

Yuuki tersenyum membacanya.

From : Morikawa Yuuki
To : Akashi Seijuurou
"Aku juga menyukaimu, Sei-kun."

Setelah mengirim pesannya, Yuuki meletakkan handphonenya di meja sebelah tempat tidurnya.

~Koishikute~

Beberapa hari ini, sekolah Yuuki sudah libur. Murid tahun terakhir sudah menyelesaikan ujian akhirnya dengan baik. Kini Yuuki sedang menenangkan pikirannya dengan bermain piano kesayangannya. Memainkan lagu-lagu yang ia sukai dengan penuh penjiwaan.

Drrt drrt... drrt drrt

Yuuki menghentikan permainannya. Memeriksa handphonenya dan membuka e-mail yang masuk.

From : Kitayama Kira
To : Morikawa Yuuki
"Yuuki-chan, hari sabtu ini sekolah mengadakan wisuda kelulusan. maaf aku lupa memberitahukannya padamu, aku juga baru tahu kemarin setelah diberitahu oleh temanku. Gomen ne Yuuki-chan."

Yuuki memasang wajah bingung. Hari sabtu berarti 2 hari lagi. Sementara orangtuanya masih ada di luar kota.

From : Morikawa Yuuki
To : Kitayama Kira
"Arigatou sudah memberitahu padaku Kira-chan."

"Kalau misalkan acaranya hari sabtu dan kaa-san belum pulang bagaimana?."

Yuuki langsung mengirim e-mail pada ibunya.

From : Morikawa Yuuki
To : Okaa-san
"Kaa-san kapan kembali? Hari sabtu ini ada acara wisuda.. Kaa-san bisa menghadirinya kan?."

From : Okaa-san
To : Morikawa Yuuki
"Hari sabtu ini? Wah Kaa-san kurang tahu.. sekarang ini Tou-san sedang menghadiri rapat penting. Tapi nanti akan Kaa-san usahakan. Kamu baik-baik di rumah ya sayang, jaga adiknya."

From : Morikawa Yuuki
To : Okaa-san
"Baiklah Kaa-san. Jaga dirimu. Aku menyayangimu Kaa-san. Cepat pulang."

Setelah mengirim pesan tersebut, Yuuki menutup penutup tuts pianonya dan meletakkan kepala diatasnya.

"Bagaimana ini? Apakah aku akan menghadiri acara wisuda ku sendirian?? Hah..."

Tak lama kemudian, terdengar bell pintu berdering. Migi segera membukakan pintu.

"Akashi-san??."

"Apakah ada kakakmu?."

"Dia ada di dalam. Silahkan masuk."

Setelah Seijuurou masuk ke dalam, tak lama kemudian Yuuki keluar dari ruang musiknya.

"Sei-kun? Silahkan duduk. Ada apa kemari? Kenapa tidak memberitahuku terlebih dahulu?."

"Tidak perlu, aku ingin langsung mengajakmu pergi sekarang."

"Eh? Memangnya mau kemana? Kenapa tidak duduk-duduk sebentar. Aku akan membuatkan sesuatu untukmu. Tunggu sebentar ya."

"Sudah kubilang tidak perlu. Aku ingin langsung pergi."

"Baiklah... setidaknya aku ganti baju dulu."

"Tidak perlu."

"Sei-kun."

"Aku sudah mengatakan tidak perlu bukan, Yuuki?."

"Baiklah."

Migi hanya cuek mendengarkan percakapan mereka berdua.

"Ah ya.. Migi-chan aku pergi dulu. Aku akan kembali dengan cepat. Jaga rumah ya."

"Ya baiklah.."

"Ayo Sei-kun."

Yuuki dan Seijuurou segera keluar dari rumah Yuuki dan menuju mobil Seijuurou.

"Silahkan Seijuurou-sama." Kata supir Seijuurou membukakan pintu mobil.

"Masuklah." Perintah Seijuurou.

"Baiklah." Yuuki segera masuk dalam mobil Seijuurou.

~Koishikute~

Dalam perjalanan tidak ada yang membuka percakapan. Yuuki merasa tidak nyaman dengan keadaan seperti ini.

"Memangnya kita mau kemana?."

"mencari buku."

"Hah?."

"Tidak dengar? Kau tuli ya?."

"Aku dengar! Hanya saja kenapa harus bersamaku? Kan bisa mencarinya sendiri."

"Kau tidak mau menemaniku?."

"Hah... aku memang harus bersabar bila bersama dengan orang ini." Kata Yuuki berbisik dan memalingkan wajahnya.

"Aku mendengar itu, Yuuki." Kata Seijuurou dengan senyum kemenangan mengembang menghiasi wajahnya.

Yuuki hanya melipat tangan kesal.

~Koishikute~

Supir Seijuurou memberhentikan mobilnya di pintu masuk sebuah mall.

"Ayo keluar.. kita sudah sampai."

Yuuki hanya menatap tidak percaya.

"Kenapa? Tidak mau keluar?."

"Kau jahat, Sei-kun!! Kenapa kau tidak bilang kalau ingin ke mall? Aku kan malu menggunakan baju rumah ini."

"Kenapa harus malu? Kau cantik dengan itu."

Yuuki yang mendengarnya hanya bisa blushing ria.

"Ayo keluar! Kau menghentikan barisan mobil yang ingin masuk." Kata Seijuurou sambil menjulurkan tangannya.

Yuuki menggapai tangan Seijuurou.

"Maafkan aku." Kata Yuuki menunduk.

"Permintaan maaf diterima. Tapi kalau kau lama akan aku tinggal." Kata Seijuurou meninggalkan Yuuki memasuki mall

"Eh... Sei-kun hidoi (jahat)."

~Koishikute~

Seijuurou dan Yuuki menyusuri jalan di mall itu. Melihat ke kiri dan kanan. Melihat-lihat apa yang dipajang di toko itu.

Kalau Seijuurou dengan santainya berjalan dengan cool nya, beda lagi dengan Yuuki. Dia malah sibuk menurunkan rok pendeknya. Menggunakan rok pendek memang biasa, tapi kalau yang Yuuki gunakan itu kelewat pendek. Karena sebenarnya hari ini Yuuki tidak berniat pergi kemanapun.

Karena mulai risih melihat tingkah Yuuki, Seijuurou langsung membelokkan diri masuk ke dalam sebuah toko. Walaupun Yuuki bingung, Yuuki tetap mengikuti Seijuurou masuk ke toko itu.

"Loh, Sei-kun? Kenapa masuk ke toko baju? Katanya mau mencari buku."

"Pilih mana yang kau suka."

"Hah?."

"Aku risih melihat kau tidak nyaman dengan baju itu."

"Eh? Oh maaf. Kamu sih bukannya membiarkan aku bersiap-siap dulu."

"Ya sudah karena sudah terlanjur kau pilih saja mana yang kau suka di sini."

"Sudahlah Sei-kun, ayo kita keluar."

"Kau tidak dengar ya, Yuuki? Atau kau mau aku pilihkan?."

"Baik, baiklah.. aku akan pilih."

Yuuki mencari mana pakaian yang ia sukai.

Saat Yuuki melihat celana levis selutut, ia mengecek harganya.

"Mahal sekali." Yuuki menengok ke arah Seijuurou yang sabar menunggu dirinya.

"Aku tidak boleh menyusahkan Sei-kun"

Akhirnya Yuuki memilih celana levis panjang yang harganya tidak terlalu mahal dan menghampiri Seijuurou.

"Aku pilih yang ini saja."

Seijuurou hanya mengangguk dan berjalan menuju kasir diikuti Yuuki di belakangnya.

~Koishikute~

"Terimakasih banyak." Yuuki menerima barang yang sudah Seijuurou bayarkan.

"Sekarang kau ganti pakaianmu."

"Eh? Aku harus ganti pakaian?."

"Iya.. lalu untuk apa aku membelikan celana itu? Sudah cepat sana."

"Huh.. baiklah,." Kata Yuuki menuju fitting room sementara Seijuurou menunggunya.

~Koishikute~

"Ayo kita pergi sekarang." Ajak Yuuki menggandeng lengan Seijuurou dengan ceria.

"Kau mulai nyaman?."

"Ya, aku jadi mudah bergerak dengan celana panjang ini."

Seijuurou hanya mengangguk dan berjalan menuju tempat tujuan utama mereka.

~Koishikute~

Sesampainya di toko buku, Yuuki dan Seijuurou sudah disambut dengan para rak buku yang menjulang tinggi penuh dengan buku-buku.

Mereka melangkahkan kaki mereka menelusuri rak-rak buku itu.

Seijuurou menemukan buku yang ia cari.

"Aku sudah menemukannya. Ayo kita ke kasir." Kata Seijuurou menunjukkan buku yang ia temukan.

"Kau mencari ensiklopedia? Wah bukunya tebal sekali." Kata Yuuki memegang buku yang akan dibeli Seijuurou

"Ya.. untuk mengisi waktu luang. Semua buku ensiklopedia yang ku punya, sudah selesai ku baca."

Yuuki ber'sweatdrop' sendiri.

'Anak kecil membaca ensiklopedia setebal itu hanya untuk mengisi waktu luang? Memang Akashi Seijuurou bukan anak biasa'

"Ayo kita pergi."

"Tunggu dulu.. karena sudah disini aku sekalian mencari buku tentang musik deh."

"Terserah kau." Kata Seijuurou melenggang pergi.

Yuuki pergi mencari buku yang mungkin bisa memperdalam ilmunya tentang permusikan.

~Koishikute~

Setelah menemukan buku, Seijuurou dan Yuuki membayar buku itu.

Kkruyuukkk...

'Ahh... membuat malu saja, perutku.' Pikir Yuuki sambil menunduk malu.

"Ayo kita makan dulu."

"Tidak perlu, Sei-kun. aku ingin langsung pulang." Kata Yuuki.

"Terserah kau saja."

Seijuurou langsung menuju ke mobilnya.

~Koishikute~

Di perjalanan, tetap saja tidak ada yang membuka percakapan. Sampai ke rumah Yuuki

"Ano..." Yuuki memulai percakapan.

"Terimakasih sudah mau menemaniku."

"Eh?."

Tumben sekali Seijuurou mengatakan itu.

"Perlu ku ulang lagi??."

"Ah tidak.... harusnya aku yang berterimakasih. Kau membelikan celana panjang dan buku baru. Kuucapkan Terimakasih."

"Baiklah aku pulang."

"Ya hati-hati." Yuuki melambaikan tangan hingga mobil Seijuurou tidak terlihat lagi

~Koishikute~

Hari Sabtu telah tiba, Yuuki sedang sibuk merapikan diri dibantu para maid yang ada di rumahnya. Ia bersiap-siap untuk menghadiri acara wisuda di sekolahnya.

Setelah yakin dengan penampilannya, Yuuki segera turun untuk sarapan bersama adik-adiknya.

"Ohayou."

"Ohayou Nee-san... Nee-san terlihat lucu dengan baju itu." Kata Hidari ceria walaupun masih pagi.

"Arigatou Hidari-chan. kau juga akan menggunakan baju ini saat kau lulus nanti. Oh ya dimana Migi-chan?."

"Dia masih ada di kamarnya."

"Kenapa tidak dipanggil? Biar kita makan bersama."

"Sebentar lagi juga keluar. Katanya ada janji dengan temannya."

"Oh." Yuuki langsung menyendok suapan pertamanya.

Tak lama kemudian, Migi menuruni tangga.

"Ohayou Migi-chan."

"Ohayou Nee-san." Berjalan santai menuju meja makan.

"Kau ingin pergi?."

"Ya, aku ada janji dengan teman."

"Yah kalo Nee-san dan Migi-chan pergi, aku dengan siapa?."

"Kan banyak orang di rumah, Hidari."

Hidari hanya cemberut.

"Jangan cemberut gitu dong, Hidari-chan. Migi-chan, kau pulang cepat kan?."

"Ya." Jawab Migi santai.

"Ah... aku harus pergi. Nanti aku bisa terlambat. Aku pergi dulu ya." Kata Yuuki menuju supir yang sudah menunggunya.

~Koishikute~

Di gedung acara wisuda sekolah Yuuki sudah ramai orang. Para siswa-siswi menggunakan baju resmi untuk acara sotsugyou shiki berwarna hitam dengan topi berwarna kuning.

"Tanaka-san, tolong jemput aku nanti. Mungkin acara ini selesai sekitar jam 3 sore nanti."

"Baik, Yuuki-hime."

"Terimakasih hati-hati di jalan."

Setelah mobil yang mengantarnya menghilang dari pandangannya, Yuuki berjalan masuk ke dalam gedung.

~Koishikute~

"Ramai sekali!!!."

"Yuuki-chan!!!."

Karena dipanggil, Yuuki menengok ke arah seseorang yang memanggilnya.

"Ah... Kira-chan."

"Omedetou (selamat)!!." Kata Kira sambil memeluk Yuuki.

"Omedetou untukmu juga ya."

"Ya... uh aku senang sekali. Kau akan melanjutkan kemana?."

"Um..."

'Kau harus masuk ke sekolah yang sama denganku, dan aku tidak menerima penolakan' Kata-kata Seijuurou berputar di otaknya.

"Aku akan masuk SMP Teikou." Kata Yuuki tersenyum menjawab dengan yakin.

"Wah Teikou? Enak sekali.. aku harus ikut ayahku keluar kota. Padahal aku ingin sekali satu sekolah denganmu."

"kau harus mengikuti orangtuamu."

"Ya, semoga kita bisa bertemu lagi ya."

"Ngomong-ngomong, orangtua mu mana, Yuuki-chan?."

"Mereka berhalangan hadir."

"Tidak masalah kan? Disini juga banyak orang. Kau tidak akan merasa kesepian."

"Iya. Kau benar. Terimakasih"

Acara wisuda pun dimulai. Yuuki duduk di kursi yang sudah disediakan. Mendengarkan runtutan acara yang sudah dipersiapkan dengan matang untuk kemeriahan acara hari ini.

"Selama 6 tahun kalian bersekolah di sekolah ini, banyak prestasi yang kalian torehkan. Selama 6 tahun ini, kami, para dewan guru dengan bangga memanggil salah satu murid terbaik sekolah ini. Morikawa Yuuki!!! Silahkan maju."

Prok Prok Prok

Tepukan tangan yang datang dari para tamu yang hadir mengiringi langkah Yuuki naik ke atas panggung.

Sementara seorang anak laki-laki menggunakan tuxedo yang melekat indah di tubuhnya duduk di antara anak laki-laki seumurnya sambil tersenyum.

"Kau kenapa, Akashi?." Tanya anak laki-laki bersurai hijau bertanya pada temannya.

"Tidak, tidak ada apa-apa. Hanya saja aku mengenal orang itu."

Anak bersurai hijau itu hanya menatapnya heran.

~Koishikute~

Yuuki membungkuk dan tersenyum bangga kepada guru-gurunya dan bersiap berpidato di antara teman-teman seangkatannya.

"Selamat pagi semuanya. Jujur saja saya terkejut dengan semua ini dan sekarang ini saya bingung ingin mengatakan apa. Tapi yang pasti, saya ingin mengucapkan terimakasih pada Kami-sama, sensei-tachi dan kalian semua. Dan juga orangtua saya yang berhalangan hadir hari ini.
Selama ini, kita bersama, bermain dan belajar bersama hingga tak terasa kita akan berpisah ke sekolah yang kita pilih masing-masing. Aku hanya berharap kalian tidak melupakan kenangan-kenangan selama bersekolah disini. Terimakasih banyak."

Prok prok prok.

Yuuki memberikan senyuman terbaiknya kepada semua teman yang pasti tidak akan ia lupakan.

Setelah turun panggung, Yuuki mengambil makanan yang telah disediakan.

Melihat teman-temannya berfoto bersama dengan orangtuanya masing-masing di hari spesial ini membuat Yuuki iri. Dia juga ingin berfoto bersama dengan orangtuanya saat ini.

"Hah..." Yuuki menghela nafas dan meminum sirup yang diambilnya.

Prok prok prok

Yuuki menoleh kepada orang yang bertepuk tangan secara perlahan itu.

"Yo!." Sapa orang itu.

"Sei-kun..." tanpa berpikir panjang Yuuki langsung memeluk orang yang sangat berharga di hatinya.

Seijuurou juga membalas pelukan Yuuki.

"Hiks syukurlah kau datang."

Deg... Seijuurou sungguh tidak menduga kalau Yuuki menangis.

'Kenapa dia menangis?' Itulah yang ada di pikiran Seijuurou.

"Syukurlah kau datang." Kata Yuuki mengelap air matanya dan tersenyum menghadap Seijuurou.

Seijuurou membalas senyumannya.

"Ya, aku datang. Selamat kau sudah menjadi lulusan terbaik."

"Arigatou."

"Oh ya kenapa kau bisa datang?." Tanya Yuuki.

"Aku punya teman disini."

"Siapa?."

"Selamat atas keberhasilanmu -nanodayo, Morikawa." Kata seseorang.

"Midorima-kun?."

"Ya. Katanya Akashi mengenalmu. Sejak kapan?."

"Ah... etto."

"Sudah lama, kami berpacaran." Kata Seijuurou mutlak.

"Hah? Kalian berpacaran?." Tanya Midorima.

"Hahaha... itu..." kata Yuuki mengelus kepala bagian belakangnya, sementara Seijuurou hanya terdiam.

Midorima terdiam.

Seijuurou menggandeng tangan Yuuki.

"Ayo Yuuki, kita pergi."

"Hei? Apa kau mau meninggalkanku!?." Kata Midorima Kesal.

"Sei-kun, apa tidak lebih baik kita mengajak Midorima-kun?."

"Kau ingin mengajaknya?."

"Kasian kan dia sendirian."

"Hah.." Midorima menghela nafas. "Tidak perlu, Morikawa. Aku akan pergi." Kata Midorima melangkah pergi.

"Midorima-kun, matte. Ano.. gomen ne." Kata Yuuki.

"Ya. Nikmati waktumu." Kata Midorima melambaikan tangan.

"Terimakasih."

"Sekarang kita mau kemana?." Tanya Seijuurou.

"Terserah, kemanapun boleh. Aku sedang bosan sendirian daritadi."

Seijuurou tersenyum. "Kemana saja asal kita berdua kan? Ayo ikut aku."

~Koishikute~

Seijuurou mengajak Yuuki ke sebuah ruang musik yang ada di sekolah itu.

"Daripada kau terdiam sendirian di aula yang dipenuhi orang-orang itu, lebih baik disini bukan?."

"Tapi acaranya kan belum selesai, Sei-kun."

"Itu hanya tinggal acara-acara tidak penting saja."

Yuuki membuka penutup piano. Menekan salah satu tuts pianonya.

"Tunggu apalagi? Mainkan."

"Jujur saja, Aku tidak tahu apa yang ingin ku mainkan. Hatiku sedang sedih sekarang."

"Kau sedih karena aku datang kesini?."

"Bukan, itu bukan karena Sei-kun. Malahan aku senang Sei-kun sudah bersedia datang."

"Aku datang bukan karena ingin bertemu denganmu. Aku ingin bertemu temanku."

"Kau jahat sekali."

Seijuurou melangkah maju memeluk Yuuki. Direngkuhnya tubuh Yuuki ke dalam pelukannya. Yuuki terkejut. Kaget bukan main.

"Tentu saja yang kuucapkan itu bohong. Aku datang kesini karena temanku mengatakan ada acara wisuda di sekolahnya yang ternyata juga sekolahmu. Karena itu aku datang. Aku ingin bertemu denganmu. Walau itu harus meninggalkan waktu les ku."

"Kau membolos?."

"Tidak, aku sudah mengatakannya pada ibuku, dan ibuku menyetujuinya."

"Kau nakal, Sei-kun. Kau tidak boleh meninggalkan les sehari pun."

"Aku sudah sering meninggalkan les. Kau menghitung berapa kali kita kencan?."

"Aku tidak pernah menghitungnya. Hei Sei-kun itu bukan kencan. Itu hanya jalan-jalan bersama."

"Kalau jalan hanya berdua itu namanya kencan, baka."

"Jahat."

"Jumlah kencan kita adalah waktu bolos ku."

"Karena kau mengatakan itu aku jadi merasa bersalah."

"Ini bukan salahmu, ba..."

"Gomen ne." Kata Yuuki mengeratkan pelukannya.

"Gomen.. aku sudah mengubah hidupmu menjadi...."

"Lebih baik." Kata Seijuurou melanjutkan kata-kata Yuuki.

"Kau salah, aku mengubah hidupmu menjadi lebih buruk. Jumlah hari kencan kita adalah jumlah hari bolosmu. Bukankah aku pacar yang buruk untukmu? Pacar yang baik itu adalah mengingatkan pasangannya tentang kepentingan hidupnya, apalagi pendidikan."

"Kalau seperti itu, aku akan menjadi pacar yang buruk karena tidak akan pernah bisa menemani pasangannya di kala pasangannya membutuhkan seseorang disampingnya seperti saat ini. Kau kesepian bukan? Karena tidak ada orangtuamu saat ini."

Yuuki terkejut.

"Kau benar.. aku benar-benar bersyukur bertemu denganmu dan menjadi pacarmu." Keberadaan Seijuurou memang sangat penting bagi Yuuki.

Seijuurou tersenyum.

"Waktu les ku adalah setiap hari. Tidak ada hari libur dijadwalku. Karena itu aku ingin sekali-kali liburan. Tanpa les pun aku bisa."

"Sombong sekali."

Seijuurou hanya tersenyum.

Tiba-tiba handphone Seijuurou berdering. Tapi Seijuurou enggan melepaskan pelukannya hanya karena handphonenya.

"Etto... Sei-kun, handphonemu bunyi."

"Aku sudah tau."

"Kalo sudah tau ya diangkat, baka!." Kata Yuuki marah-marah dan melepaskan pelukan Seijuurou.

"Cih." Dilihatnya layar handphonenya. Disana tertulis dengan tulisan kanji 'Midorima Shintarou'

"Ya."

"OI AKASHI!! KAU DIMANA!? ACARANYA SUDAH SELESAI TAPI KAU MASIH BELUM JUGA KEMBALI! AYO PULANG!!."

"Tanpa perlu berteriak, aku juga bisa mendengarmu, Midorima." Kata Seijuurou mengeluarkan aura menyeramkan sampai membuat bulu kuduk Midorima yang ada diseberang sana merinding.

"Huh." Seijuurou memasukan hp nya ke saku celananya.

"Ayo kembali." ajak Yuuki sambil memeluk lengan Seijuurou. Dia tau jika Seijuurou sedang mulai bad mood.

"Baiklah." mereka kembali bersama.

~Koishikute~

"KALIAN ITU HABIS DARI MANA SIH? AKU MENCARI KALIAN DARITADI TAU!." Kata Midorima yang masih kesal.

"bukankah aku sudah mengatakan tidak perlu berteriak-teriak, Midorima. Aku yakin telingamu itu bukan sekedar hiasan."

"KAU YANG SUDAH MEMBUATKU MARAH."

"Yang penting aku sudah kembali, kan."

Yuuki yang melihat keduanya bertengkar hanya terkekeh kecil.

"Semoga kita bisa satu sekolah ya." Kata-kata Yuuki berhasil membuat keduanya terdiam dan menoleh ke arahnya. Sementara Yuuki hanya tersenyum.

Tin tin.. bunyi klakson terdengar.

"Yuuki-chan!!." Teriak ibu Yuuki.

"Kaa-san?." Yuuki langsung berlari ke arah ibunya.

"Maafkan ibu tidak bisa hadir menemanimu hari ini."

"Aku yakin ibu datang."

"Ya sudah ayo kita pulang." Ajak ibunya, Yuuki pun memasuki mobilnya.

Diturunkannya jendela mobil dan melambaikan tangan ke arah Seijuurou dan Midorima.

~Koishikute~

Pagi ini cuacanya cerah, sinar matahari pagi masuk melewati celah jendela yang masih tertutup gorden membuat Yuuki terbangun dari tidurnya.

Yuuki merenggangkan tubuhnya dan bangkit dari tempat tidurnya lalu membuka jendelanya membiarkan sinar matahari mengajak udara segar pagi hari untuk masuk menghampiri dirinya.

Tok tok tok terdengar ketukan dari pintu kamar Yuuki.

"Nee-san.. Sudah bangun?." Itu suara Migi.

"Ya...aku sudah bangun."

"Turunlah.. Tou-san dan Kaa-san sudah menunggu."

"Baiklah... aku akan segera turun."

Minggu pagi yang cerah ini membuat Yuuki merasa malas untuk melakukan apapun. Dia segera merapikan dirinya. Berlari ke kamar mandi dan setelah selesai ia turun menemui keluarganya.

"Ohayou, Minna (pagi, semuanya)."

"Ohayou sayang. Ayo duduk sarapan dulu."

"Baiklah.. wah wah tumben semuanya rapi di pagi hari. Ada apa ini?."

"Hari ini kita akan berlibur untuk merayakan kelulusanmu." Kata Kaasannya.

"Eh? Kenapa Kaasan tidak bilang? Aku belum menyiapkan apapun." Kata Yuuki.

"Tidak apa-apa, Kaasan sudah siapkan semua. Sehabis sarapan kita langsung berangkat."

"Yey..." sorak Hidari gembira.

Setelah sarapan, Yuuki membantu memasukkan barang-barang bawaan ke dalam mobil.

"Sudah masuk semua? Tidak ada yang tertinggal?." Tanya Kaasan. Tousan dan Yuuki hanya mengacungkan jempolnya.

Mereka menaiki mobil dan langsung menuju tempat tujuan mereka.

~Koishikute~

Nanda kanda de ano hibi wa
ima mo zutto mune no naka tokubetsu nanda
Taimu mashiin ga nakutatte itsumademo seishun no ichi peeji da ne
Me wo tojireba soko ni nakama ga ite
Nanda kanda to ittekuru ano goro no egao no mama (Song : Time Machine ga Nakutatte by Kise feat. Kuroko)

Semua yang ada di mobil bernyanyi dengan riang gembira, kecuali Migi yang dari tadi hanya bersandar pada pintu mobil dan memandang keluar jendela.

Di saat Yuuki sedang asyik bernyanyi, handphone Yuuki bergetar di kantongnya.

'Sei-kun' pikirnya heran karena Seijuurou menelponnya. Sebenarnya dia ingin sekali mengangkat teleponnya, tetapi ia urungkan. Ia menolak panggilan dari Seijuurou.

"Ck!!" Kata Seijuurou kesal. Dia mengeluarkan aura menyeramkan di sekitarnya membuat para maidnya tidak jadi mendekat.

Seijuurou menyingkirkan handphonenya dari sampingnya.

"sedang apa sih dia?! Sampai tidak mengangkat teleponku?!." Kata Seijuurou kesal.

"Kamu kenapa, Sei-chan?." Tanya ibunya.

"Tidak, tidak kenapa-napa." Kata Seijuurou santai.

"Kali ini kau tidak bisa membohongi Kaa-san. Jelas kok." kata Ibunya.

Diam... Seijuurou hanya diam menanggapi Ibunya.

"Tentang Yuuki-chan?." Ya itu tepat sasaran. Hanya saja Seijuurou masih tetap diam dengan tenang.

"Kenapa? Dia tidak menghubungimu? Atau menolak panggilanmu?." Seijuurou akui bahwa kemampuan analisis ibunya luar biasa.

Walaupun Seijuurou diam, ibunya sudah mengetahui jawabannya.

"Mari kita positive thinking. Mungkin Yuuki-chan sedang sibuk hingga tidak bisa menjawab panggilanmu."

Seijuurou masih kesal tapi tetap tenang. Mungkin benar yang dikatakan ibunya.

"Sudahlah.. nanti bila Yuuki-chan sudah tidak sibuk mungkin dia akan menelponmu kembali." Kata Ibu Seijuurou mengelus kepala Seijuurou.

"Kaa-sama, aku bukan anak kecil lagi."

"Suka-suka Kaa-san. Mau Sei-chan berumur 30 tahun, 40 tahun, bahkan 50 tahun.. Sei-chan tetaplah anak kecil untuk Kaa-san. Sudah ya Kaa-san ke kamar dulu."

"Ya." Jawab Seijuurou singkat.

~Koishikute~

Lelah karena perjalanan yang cukup jauh membuat ketiga putri Morikawa tertidur dengan lelapnya. Morikawa Yuuhi memperhatikan anak-anaknya terlelap.

"Souji-kun, mereka kalau tertidur seperti itu sangat lucu ya. Jarang aku melihatnya." Kata Yuuhi tetap memperhatikan Anak-anaknya.

"Ya, karena itu aku mengajak semuanya berlibur. Kita akan menghabiskan waktu dengan anak-anak kita." Jawab Morikawa Souji.

"Ano ne, Souji-kun, aku merasa bersalah dengan Yuuki-chan."

"Ya, aku juga."

"Tapi aku bangga padanya. Dia anak pintar. Aku bangga mempunyai anak seperti dirinya."

"Ya, aku juga." Kata Souji membalas ucapan Yuuhi sambil tetap berkonsentrasi mengemudi.

~Koishikute~"Anak-anak, ayo bangun! Sudah sampai loh." Kata Yuuhi membangunkan anaknya.

"Mmm.." Yuuki dan adik-adiknya mengerjapkan matanya.

"Wah.. pantai!!!." Teriak Hidari senang.

Yuuki juga terkagum-kagum. Sementara Migi membantu orangtuanya mengeluarkan barang yang mereka bawa.

"Yuuki-chan." Panggil Yuuhi.

"ya?."

"Tolong bantu Kaa-san membawa barang-barang ini."

"Baiklah." Kata Yuuki menghampiri ayahnya.

"Hidari-chan!!! Ayo masuk villa dulu."

"Yah." Keluh Hidari kecewa.

"Sudah ayo masuk dulu." Kata Migi menghampiri Hidari

~Koishikute~

Yuuki's POV

Sudah lama aku tidak datang kesini. Kapan terakhir kali aku datang kesini ya? Seingatku saat aku masih kecil.
Ya, ini adalah villa milik ayahku. Dulu kami sekeluarga sering datang kesini, sebelum ayahku mulai sibuk mengurus perusahaannya.

Aku memasuki kamar yang sering aku tempati jika berlibur kesini. Tempat ini masih bersih dan rapi. Hah... aku sangat berterimakasih pada orang yang telah menjaga tempat ini dengan baik.

"Hah.." langsung saja aku melempar tubuhku ke tempat tidur. Aku benar-benar kelelahan karena perjalanan panjang. Aku mencoba untuk memejamkan mata, tetapi entah mengapa seperti ada yang kurang. Aku tidak bisa memejamkan mataku. Aneh, ada apa sebenarnya.

Ku lihat handphone ku tergeletak di meja kecil di samping tempat tidurku. Aku berkutat dengan pikiran ku kacau karena sesuatu.

"Oh iya!!!." Teriakku sambil menyambar teleponku. Bagaimana aku bisa lupa? Kami-sama.. apakah dia akan marah padaku? Kumohon jangan Kami-sama.

Ku lihat handphoneku. Ada puluhan panggilan tak terjawab di handphoneku yang berasal dari nomor yang sama. Nomor itu terdapat kanji 'Sei-kun'

Dengan cepat kuhubungi dia. Berharap dengan cemas. Setelah menunggu lama, tidak ada juga jawaban. Benarkah dia marah padaku? Ya Kami-sama.. bagaimana ini?

Ku coba hubungi lagi dia. Tut...tut... itulah yang kudengar dari handphoneku. Dia masih tidak menerima panggilanku.

Aku coba menghubunginya lagi. Aku tak menyerah. Rasanya tidak adil kalau aku menyerah karena dia tidak menerima 3 panggilanku sementara dia memanggilku puluhan kali seperti tidak ada kata menyerah dalam dirinya.

"Ha'i."

"Atta.." akhirnya Sei-kun mengangkat panggilanku.

"Ada apa?." Dia masih dengan nada yang bisa dibilang santai

"Ada apa? Harusnya aku yang bilang begitu."

"Kau sibuk? Kalau kau sibuk, aku akan memutuskan panggilanmu."

"Eh tunggu tunggu... Sei-kun, kau marah padaku?." Tanyaku. Aku benar-benar takut dia marah padaku.

"Tidak, aku tidak marah padamu."

"Ah yokatta." Aku mengelus dadaku. Rasanya lega sekali mengetahui kalau dia tidak marah denganku.

"Aku tidak mau ini terjadi lagi."

Mungkin telingaku salah mendengar. "Kenapa?."

"Lain kali kabari aku apapun yang kau lakukan. Aku sangat khawatir karena kau tidak menjawab puluhan panggilanku. Aku takut terjadi apa-apa denganmu."

Ku rasakan wajahku panas sekarang. Aku senang mempunyai kekasih yang perhatian denganku, peduli tentangku. Aku senang memiliki kekasih seperti Sei-kun.

"Maafkan aku, saat perjalanan aku tertidur. Karena itu aku tidak mengangkat teleponmu. Aku minta maaf."

"Memangnya kau pergi kemana?." Tanya Sei-kun.

Yuuki's POV end

~Koishikute~

Seijuurou's POV

Aku benar-benar khawatir. Dia tidak menjawab puluhan panggilanku. Aku hampir terlelap karena lelah menunggunya.

Aku dengar handphoneku berdering. Aku terlalu malas untuk mengangkatnya. Ku coba pejamkan mataku lagi.

Tak lama kemudian, handphoneku kembali berdering. Hah.. . Ku ambil handphoneku. Saat ingin mengangkat panggilannya, sambungannya malah terputus. Ku periksa siapa yang menelponku. Disana terdapat kanji 'Yuuki'

Dia sudah menghubungiku. Sebegitu sibuknya kah sampai tidak mengangkat semua teleponku? Saat ingin kusingkirkan handphoneku, aku merasakan getar dari handphoneku. Ku tarik nafas sebentar agar aku tetap tenang.

"Ha'i."

"Atta.." dia terdengar sangat senang karena aku menerima panggilannya.

"Ada apa?." Tanyaku dengan nada biasa.

"Ada apa? Harusnya aku yang bilang begitu." Inilah suara yang membuatku khawatir setengah hari

"Kau sibuk? Kalau kau sibuk, aku akan memutuskan panggilanmu." Bukan, bukan ini maksudku. Tapi mengapa aku mengatakannya?

"Eh tunggu tunggu... Sei-kun, kau marah padaku?."

"Tidak, aku tidak marah padamu." Mungkin sampai kapanpun aku tidak akan pernah bisa marah padanya.

"Ah yokatta." Dia terdengar lega.

"Aku tidak mau ini terjadi lagi."

"Kenapa?."

"Lain kali kabari aku apapun yang kau lakukan. Aku sangat khawatir karena kau tidak menjawab puluhan panggilanku. Aku takut terjadi apa-apa denganmu." Itu sebenarnya maksudku. Mengapa sulit sekali mengekspresikan perasaan khawatirku?

"Maafkan aku, saat perjalanan aku tertidur. Karena itu aku tidak mengangkat teleponmu. Aku minta maaf."

"Memangnya kau pergi kemana?." Tanyaku.

"Aku pergi ke pantai bersama keluargaku. Ini menyenangkan."

Kurasakan keningku berkedut. Aku benar-benar kesal. Dia bersenang-senang? Lalu untuk apa aku khawatir? Dasar, aku benar-benar merasa bodoh jika bersama orang ini.

Aku tersenyum mendengarnya. Perasaan kesalku menguap entah kemana. Ya, dia Morikawa Yuuki. Orang yang berhasil membuatku menjadi diriku sendiri. Aku sungguh beruntung mempunyai dirinya disampingku.

"halo Sei-kun?" dia bertanya karena aku diam terlalu lama.

"Ya?."

"Aku minta maaf. Salahku yang tidak memberitahukanmu. Kau mau kan memaafkanmu?."

"Ya..."

"Yeay.." ku dengar dia berteriak senang dan itu memekakkan telingaku. Tapi aku hanya tersenyum.

"Selamat bersenang-senang."

"Terimakasih."

Seijuurou's POV endKeesokan harinya, Seijuurou sudah menunggu Yuuki di tempat biasa mereka bertemu.

"Sei-kun!."

Seijuurou menengok ke arah Yuuki.

"Sudah lama menunggu?." Tanya Yuuki berjalan ke arah Seijuurou

"Tidak juga."

"Syukurlah."

"Syukurlah? Kalau aku jawab tidak juga itu bukan berarti aku baru sampai kan?."

"Heh? Maaf maaf."

"Tidak semua masalah bisa selesai dengan kata maaf, Yuuki-chan."

"-Chan?."

"Kenapa?."

"Tidak. Tidak kenapa-kenapa." Kata Yuuki membuang muka ke sembarang arah, menyembunyikan wajahnya.

"Ayo kita pergi. Apa kau tidak bosan disini terus."

"Tidak juga. Tempat ini kan bagus."

"Dasar. Ya sudah ayo ke tempat lain."

"Memangnya mau kemana?."

"Kau ini. Sekarang kan sedang ada festival di Tokyo."

"Oh iya, lupa. Ayo kita kesana Sei-kun"

"Iya baiklah." Seijuurou dan Yuuki berjalan mendekati butler Seijuurou.

"Aku akan pergi sendiri. Lebih baik kau pulang saja. Aku akan pulang sendiri nanti."

"Baiklah tuan."

Seijuurou menunggu sampai mobil yang dikendarai butlernya itu pergi.

"Ayo."

~Koishikute~

Sesampainya di festival, terlihat begitu banyak pengunjung. Banyak stand permainan dan makanan berdiri di sepanjang jalan.

"Ramai sekali ya, Sei-kun."

"Namanya festival pasti ramai. Kau ini bagaimana?."

"Hehehe... iya sih."

Setelah berkeliling,

"Sei-kun, aku mau kesana." Yuuki langsung menarik tangan Seijuurou menuju sebuah stand.

"Silahkan kau coba, nona, jika kau bisa menembak botol yang ada disana, nona bisa membawa hadiah liontin ini."

"Aku tertarik. Aku ingin mencobanya."

"Dengan 10 yen, nona bisa mencoba 3 kali."

"Baiklah aku akan mencoba."

Seijuurou hanya melihat Yuuki dengan pandangan biasa. Yuuki sudah bersiap menembak ke arah botol yang jauh dan mungkin sulit dijatuhkan karena diisi sesuatu agar berat dengan begitu tidak mudah menjatuhkannya.

Tembakan pertama meleset.

"aku akan mencoba lagi."

Tembakan kedua mengenai botol tersebut hanya saja tidak menjatuhkannya.

"Ah.. padahal sudah kena. Aku ingin sekali liontin itu." Kata Yuuki frustasi.

"Sini, biar aku yang mendapatkannya." Kata Seijuurou mengambil tembakan dari tangan Yuuki.

Seijuurou sudah bersiap untuk menembak. Gaya Seijuurou sangat keren menurut Yuuki yang melihatnya

Dengan penuh konsentrasi, Seijuurou langsung melepaskan tembakan dan mengenai sasaran

Semua yang melihatnya langsung tercengang termasuk Yuuki.

"Aku sudah menjatuhkannya. Sekarang mana hadiahnya?."

"Selamat, adik kecil mendapatkan liontin ini." penjaga stand itu memberikannya pada Seijuurou.

"Aku bukan adik kecil." kata Seijuurou dengan nada tidak suka.

"Kita kan memang masih kecil."

Seijuurou hanya cuek. Sementara Yuuki hanya bisa sweatdrop.
Lalu Yuuki dan Seijuurou meninggalkan stand itu.

"Sugoi yo Sei-kun. Arigatou ne."

"Ah.."

Yuuki lalu mencium pipi kiri Seijuurou. Seketika wajah mereka berubah menjadi warna merah.

"Yuuki."

"Ha'i? Ada apa?."

"Aku menyukaimu. Maukah kau menjadi pacarku?."

"Hah?." Yuuki merasa wajahnya panas lagi.

"Ano... beri aku waktu." kata Yuuki.

Dipastikan wajahnya pasti berwarna merah mengalahkan rambut Seijuurou.

"Kau harus menerimanya!." kata Seijuurou kesal karena Yuuki lama berpikir.

Yuuki tersenyum. Dia senang mendengar pernyataan Seijuurou. Memang pada dasarnya dia juga menyukai Seijuurou. dengan begitu, ia tidak perlu susah-susah menyatakan perasaannya.

"Ha'i. Aku mau Sei-kun."

Dengan senang Seijuurou langsung memeluk Yuuki.

"Aku juga menyukaimu, Sei-kun." kata Yuuki membalas pelukan Seijuurou.

"Aku sudah tau. Dan kau tau, aku ini mutlak."

"Ya ya ya. Aku tau."

"Sini biar aku yang pasangkan." Seijuurou memasangkan liontin yang ia menangkan ke leher Yuuki.

"Cantik. Terimakasih sudah memberikannya untukku."

"Ya. Ayo kita ke tempat lain." Seijuurou menggandeng tangan Yuuki menuju stand lain.

~Koishikute~Seijuurou bersama Yuuki mencoba banyak stand dan memenangkan hadiah yang Yuuki inginkan.

"Ini sudah cukup, Sei-kun. Maaf merepotkanmu."

"Itu resiko yang harus aku tanggung bila mempunyai pacar yang tidak bisa memenangkan hadiah yang diinginkannya sendiri."

Muncul perempatan pada dahi Yuuki karena Seijuurou secara tidak langsung mengatainya bodoh.

"Lalu mengapa kau memilihku yang BAKA ini menjadi pacarmu, Akashi Seijuurou-san?."

"Karena kau itu langka, Morikawa Yuuki-san."

"Kau kira aku ini hewan langka?."

Seijuurou terkekeh mendengarnya.

"Kau bukan hewan langka. Kau itu manusia langka. Mana mungkin aku mempunyai pacar seekor hewan."

Yuuki memutar matanya bosan.

"Ya ya terserah kau saja, Sei-kun. Oh ya Sei-kun.. Kau pulang naik apa setelah ini?."

"Aku akan naik kereta jam 7 malam. Tapi sebelum itu, aku akan mengantarmu pulang terlebih dulu."

"Ah tidak perlu, Sei-kun. Aku hanya perlu naik satu bis saja kok. Tidak perlu khawatir."

"Bukankah sebelum kita pacaran kau sudah tau kalau aku ini MUTLAK, Yuuki?."

"Ya tapi kan..."

"Sudah tidak ada tapi-tapian. Lagipula keretanya masih satu jam setengah lagi."

"Baiklah."

Mereka berdua pergi menuju halte untuk menaiki bis.

~Koishikute~"Tadaima." Yuuki dan Seijuurou memasuki kediaman Yuuki.

"Okaeri, Nee-san. Ano siapa anda?." tanya Migi.

"Ini temanku, Akashi Seijuurou. Sei-kun ini adikku, Morikawa Migi." kata Yuuki memperkenalkan.

"Senang berkenalan denganmu." kata Migi sambil membungkukkan badannya.

Seijuurou menganggukkan kepala membalas sapaan Migi.

"Oh ya Migi-chan, Hidari-chan dimana?."

Tidak lama kemudian, Hidari muncul.

"Nee-san!! Nee-san sudah pulang?." Sambil berlari memeluk Yuuki.

"Tadaima, Hidari-chan."

"Ini siapa? Wah... Rambutnya merah." kata Hidari menunjuk rambut Seijuurou.

Seijuurou hanya mendengus. Sementara Yuuki dan Migi hanya bisa diam.

"Ini Akashi Seijuurou."

"Senang bertemu denganmu, Sei-kun!." kata Hidari senang.

"Tidak ada yang boleh menyebut namaku seperti itu, apalagi kau anak kecil."

"Aku bukan anak kecil. Aku sudah kelas 4."

Yuuki hanya bisa tersenyum garing melihat sikap childish Hidari.

"Nee-san, bonekanya bagus sekali. Untuk Hidari ya?."

"Ya untukmu saja."

"Arigatou, Nee-san."

"Oi. Aku memenangkan itu untukmu, bukan untuk diberikan pada orang lain."

"Tidak apa-apa lah. Aku kan memberikannya pada adikku bukan orang lain. Lagipula hadiah yang kau berikan padaku masih banyak."

"Tch." Seijuurou hanya mendecih tidak suka.

"Kau ingin juga, Migi-chan?."

"Tidak."

"Oh ya.. Tou-san dan Kaa-san dimana?."

"Katanya mereka ada urusan untuk beberapa hari ke depan." kata Migi

"Oh.. Sudah dulu ya, Hidari, Migi. Nee-san mau istirahat dulu. Sei-kun ayo!." kata Yuuki meninggalkan Hidari dan Migi diikuti Seijuurou.

~Koishikute~"Ini kamarmu?."

"Bukan, ini ruang musikku."

"Kau suka bermain musik?."

"Iya, aku sangat suka."

Kamar musik Yuuki tidak terlalu besar dan tidak terlalu kecil. Alat musik di sana termasuk lengkap ada Piano, Gitar, Drum, speaker, alat perekam dan microphone.

Seijuurou duduk di kursi piano. Dia membuka penutup tuts piano Yuuki.

"Kau bisa bermain piano?." Tanya Yuuki.

"Ya."

"Coba kau mainkan satu lagu."

Seijuurou mulai menggerakkan jari-jarinya pada tuts piano. Mengalunkan satu lagu yang sangat lembut. Pergerakan tubuhnya mengikuti irama yang ia mainkan. Bahkan Yuuki tidak bisa berkata apapun. Dia hanya menikmati melodi yang dimainkan Seijuurou sampai selesai.

Prok prok prok... Yuuki menepukkan tangannya.

"Itu lagu yang indah. Ngomong-ngomong aku tidak pernah mendengar lagu itu, itu lagu siapa?."

"Aku tidak tahu. Tanpa aku sadari aku memainkan lagu itu."

"Jadi itu lagu buatanmu?."

"Mungkin."

"Hebat.. Kau suka membuat lagu sendiri ya?."

"Ya begitu saja."

Yuuki berlari ke arah alat perekamnya dan menyalakannya.

"Apa yang kau lakukan?."

"Aku menyukai lagumu. Maka dari itu aku ingin merekamnya. Bisakah kau mengulanginya? Kalau bisa menggunakan lirik lagunya."

"Aku tidak membuat liriknya. Lagu ini terangkai karena aku bosan."

Yuuki hanya sweatdrop sendiri.

"Baiklah kau ulangi saja, aku akan merekamnya."

Seijuurou menuruti keinginan Yuuki untuk mengulangi lagunya.

~Koishikute~"Aku harus segera pergi ke stasiun."

"Eh? Kau sudah mau pulang?."

"Ya."

"Sou ka?." kata Yuuki sedikit kecewa.

"Kau tidak ingin berpisah denganku kan?."

"Tidak juga. Rasa percaya dirimu itu terlalu tinggi."

"Bukan rasa percaya diriku yang tinggi, tapi ucapanku selalu benar."

"Tidak juga."

"Memangnya kau bisa menyebutkan ucapanku yang salah?."

"Ya kuakui itu. Mungkin sekarang ucapanmu selalu benar. Tapi kita tidak tahu apa yang akan terjadi selanjutnya."

Seijuurou hanya tersenyum kecil mendengarkan ucapan Yuuki.

"Aku akan membuatnya sesuai dengan rencanaku."

"Baiklah.. Oh ya hampir saja lupa. Ini." Yuuki memberikan foto pada Seijuurou.

"Harusnya aku memberikannya padamu saat jalan-jalan tadi..."

"First date." kata Seijuurou meralat ucapan Yuuki.

"Hah terserah kau sajalah. Simpan di dompetmu ya." kata Yuuki sambil memutar matanya bosan.

Seijuurou tersenyum.

"Aku pinjam handphone mu."

"Untuk apa?."

"Sudahlah berikan saja."

Yuuki memberikannya pada Seijuurou.

"Untuk apa kau menguncinya?."

"Ya itu kan handphone milikku.. Ya terserah aku."

"Buka kan!."

"Baiklah."

Yuuki membukakan password handphone miliknya dan memberikannya lagi pada Seijuurou.

"Ayo kita berfoto bersama!."

"Eh? Baiklah."

Seijuurou merangkul Yuuki.

"Katakan cheese!." kata Seijuurou sambil mencium pipi kanan Yuuki.

Yuuki yang kaget menengok pada Seijuurou. Alhasil wajahnya tidak melihat pada kamera.

"Sei-kun!! Wajahku jelek sekali. Hapus!!."

"Kau tidak boleh menghapusnya!!."

"Tapi wajahku jelek sekali."

"Aku tidak akan mengulangi ucapanku."

"Dasar."

"Berikan handphone mu."

"Untuk apa lagi?."

"Mengganti passwordmu. Bukakan password lamamu."

"Untuk apa sih, Sei-kun?." rengek Yuuki.

"Cepat jangan banyak tanya."

"Huh." Yuuki memberikan handphonenya lagi pada Seijuurou

Seijuurou segera mengganti password handphone Yuuki.

"Ini." Seijuurou mengembalikan handphone Yuuki.

"Kau mengganti menjadi apa?."

"Namaku." kata Seijuurou sambil mengenakan jaketnya.

"Eh?."

"Tenang saja. Password handphone ku juga nama mu kok."

Yuuki blushing sendiri.

"Ya sudah.. Cepat kau ke stasiun."

"Kau mengusirku?."

"Kau ini bagaimana sih, Sei-kun? Tinggal 30 menit lagi. Kau ingin ketinggalan kereta?."

"Baiklah aku akan pulang."

"Aku antar kau sampai depan."

~Koishikute~"Aku pulang dulu."

"Ya... hati-hati di jalan."

Baru saja Seijuurou berniat pulang, tiba-tiba ada mobil yang berhenti di depannya.

"Sudah selesai acaranya?." Tanya seorang wanita paruh baya.

"Okaa-sama?." Ucap Seijuurou.

"Ibunya Sei-kun?." Tanya Yuuki.

"Ya.. salam kenal, Morikawa Yuuki-chan."

"Bagaimana anda bisa mengenalku?."

"Sei-chan pernah bercerita tentangmu."

"Benarkah?." Tanya Yuuki.

"Tidak juga." Jawab Seijuurou.

"Itu benar, Yuuki-chan. Sei-chan hanya malu mengungkapkannya saja."

"Ayo kita pulang, Okaa-sama." Kata Seijuurou.

"Huh dasar... baiklah kami pulang dulu, kapan-kapan mainlah ke rumah Sei-chan."

"Baiklah, Akashi-san."

"Yuuki, aku pulang dulu."

"Ya, hati-hati."

Seijuurou bersama ibunya masuk ke dalam mobil dan menjalankannya menuju tempat tinggal mereka. Setelah mobil Seijuurou menghilang dari pandangan Yuuki, ia masuk ke dalam rumah.

"Nee-san, Sei-nii-san kemana?."

"Dia sudah pulang."

Hidari kecewa mendengarnya.

"Kenapa memangnya?."

"Dia tampan ya kak!." Seru Hidari.

"Ya." Yuuki bingung sendiri sebenarnya adiknya itu childish atau terlalu tua dari umurnya.

"Aku menyukainya." Kata Hidari tersenyum.

Yuuki hanya tersenyum dan mengelus kepala Hidari

"Ya sudah.. Nee-san ke kamar dulu ya."

"Nee-san tidak lapar?."

"Nee-san sudah makan di luar tadi, kau makan dengan Migi-chan saja ya."

"Baiklah." Kata Hidari meninggalkan kakaknya. Sementara Yuuki pergi ke kamarnya.

~Koishikute~Yuuki menghempaskan tubuhnya ke kasur empuknya.

"Hah lelahnya." keluh Yuuki.

Yuuki mengecek handphone nya dan ternyata ada satu e-mail masuk.

From : Akashi Seijuurou
To : Morikawa Yuuki
"Kau pasti lelah.. istirahatlah."

Yuuki tersenyum membacanya.

From : Morikawa Yuuki
To : Akashi Seijuurou
"Ya baiklah.. kau juga ya."

Tak lama kemudian ada balasan dari Seijuurou.

From : Akashi Seijuurou
To : Morikawa Yuuki
"Ya baiklah saat aku tiba di rumah, aku akan langsung istirahat."

Yuuki mengernyitkan dahinya.

From : Morikawa Yuuki
To : Akashi Seijuurou
"Memangnya kau belum sampai rumah? Sejauh itukah jarak rumah ku ke rumah mu?."

From : Akashi Seijuurou
To : Morikawa Yuuki
"Tidak juga.. sebentar lagi juga sampai. Ya sudah maaf sudah mengganggu istirahatmu. Tidurlah. Daisuki da yo."

Yuuki tersenyum membacanya.

From : Morikawa Yuuki
To : Akashi Seijuurou
"Aku juga menyukaimu, Sei-kun."

Setelah mengirim pesannya, Yuuki meletakkan handphonenya di meja sebelah tempat tidurnya.

~Koishikute~Beberapa hari ini, sekolah Yuuki sudah libur. Murid tahun terakhir sudah menyelesaikan ujian akhirnya dengan baik. Kini Yuuki sedang menenangkan pikirannya dengan bermain piano kesayangannya. Memainkan lagu-lagu yang ia sukai dengan penuh penjiwaan.

Drrt drrt... drrt drrt

Yuuki menghentikan permainannya. Memeriksa handphonenya dan membuka e-mail yang masuk.

From : Kitayama Kira
To : Morikawa Yuuki
"Yuuki-chan, hari sabtu ini sekolah mengadakan wisuda kelulusan. maaf aku lupa memberitahukannya padamu, aku juga baru tahu kemarin setelah diberitahu oleh temanku. Gomen ne Yuuki-chan."

Yuuki memasang wajah bingung. Hari sabtu berarti 2 hari lagi. Sementara orangtuanya masih ada di luar kota.

From : Morikawa Yuuki
To : Kitayama Kira
"Arigatou sudah memberitahu padaku Kira-chan."

"Kalau misalkan acaranya hari sabtu dan kaa-san belum pulang bagaimana?."

Yuuki langsung mengirim e-mail pada ibunya.

From : Morikawa Yuuki
To : Okaa-san
"Kaa-san kapan kembali? Hari sabtu ini ada acara wisuda.. Kaa-san bisa menghadirinya kan?."

From : Okaa-san
To : Morikawa Yuuki
"Hari sabtu ini? Wah Kaa-san kurang tahu.. sekarang ini Tou-san sedang menghadiri rapat penting. Tapi nanti akan Kaa-san usahakan. Kamu baik-baik di rumah ya sayang, jaga adiknya."

From : Morikawa Yuuki
To : Okaa-san
"Baiklah Kaa-san. Jaga dirimu. Aku menyayangimu Kaa-san. Cepat pulang."

Setelah mengirim pesan tersebut, Yuuki menutup penutup tuts pianonya dan meletakkan kepala diatasnya.

"Bagaimana ini? Apakah aku akan menghadiri acara wisuda ku sendirian?? Hah..."

Tak lama kemudian, terdengar bell pintu berdering. Migi segera membukakan pintu.

"Akashi-san??."

"Apakah ada kakakmu?."

"Dia ada di dalam. Silahkan masuk."

Setelah Seijuurou masuk ke dalam, tak lama kemudian Yuuki keluar dari ruang musiknya.

"Sei-kun? Silahkan duduk. Ada apa kemari? Kenapa tidak memberitahuku terlebih dahulu?."

"Tidak perlu, aku ingin langsung mengajakmu pergi sekarang."

"Eh? Memangnya mau kemana? Kenapa tidak duduk-duduk sebentar. Aku akan membuatkan sesuatu untukmu. Tunggu sebentar ya."

"Sudah kubilang tidak perlu. Aku ingin langsung pergi."

"Baiklah... setidaknya aku ganti baju dulu."

"Tidak perlu."

"Sei-kun."

"Aku sudah mengatakan tidak perlu bukan, Yuuki?."

"Baiklah."

Migi hanya cuek mendengarkan percakapan mereka berdua.

"Ah ya.. Migi-chan aku pergi dulu. Aku akan kembali dengan cepat. Jaga rumah ya."

"Ya baiklah.."

"Ayo Sei-kun."

Yuuki dan Seijuurou segera keluar dari rumah Yuuki dan menuju mobil Seijuurou.

"Silahkan Seijuurou-sama." Kata supir Seijuurou membukakan pintu mobil.

"Masuklah." Perintah Seijuurou.

"Baiklah." Yuuki segera masuk dalam mobil Seijuurou.

~Koishikute~Dalam perjalanan tidak ada yang membuka percakapan. Yuuki merasa tidak nyaman dengan keadaan seperti ini.

"Memangnya kita mau kemana?."

"mencari buku."

"Hah?."

"Tidak dengar? Kau tuli ya?."

"Aku dengar! Hanya saja kenapa harus bersamaku? Kan bisa mencarinya sendiri."

"Kau tidak mau menemaniku?."

"Hah... aku memang harus bersabar bila bersama dengan orang ini." Kata Yuuki berbisik dan memalingkan wajahnya.

"Aku mendengar itu, Yuuki." Kata Seijuurou dengan senyum kemenangan mengembang menghiasi wajahnya.

Yuuki hanya melipat tangan kesal.

~Koishikute~Supir Seijuurou memberhentikan mobilnya di pintu masuk sebuah mall.

"Ayo keluar.. kita sudah sampai."

Yuuki hanya menatap tidak percaya.

"Kenapa? Tidak mau keluar?."

"Kau jahat, Sei-kun!! Kenapa kau tidak bilang kalau ingin ke mall? Aku kan malu menggunakan baju rumah ini."

"Kenapa harus malu? Kau cantik dengan itu."

Yuuki yang mendengarnya hanya bisa blushing ria.

"Ayo keluar! Kau menghentikan barisan mobil yang ingin masuk." Kata Seijuurou sambil menjulurkan tangannya.

Yuuki menggapai tangan Seijuurou.

"Maafkan aku." Kata Yuuki menunduk.

"Permintaan maaf diterima. Tapi kalau kau lama akan aku tinggal." Kata Seijuurou meninggalkan Yuuki memasuki mall

"Eh... Sei-kun hidoi (jahat)."

~Koishikute~Seijuurou dan Yuuki menyusuri jalan di mall itu. Melihat ke kiri dan kanan. Melihat-lihat apa yang dipajang di toko itu.

Kalau Seijuurou dengan santainya berjalan dengan cool nya, beda lagi dengan Yuuki. Dia malah sibuk menurunkan rok pendeknya. Menggunakan rok pendek memang biasa, tapi kalau yang Yuuki gunakan itu kelewat pendek. Karena sebenarnya hari ini Yuuki tidak berniat pergi kemanapun.

Karena mulai risih melihat tingkah Yuuki, Seijuurou langsung membelokkan diri masuk ke dalam sebuah toko. Walaupun Yuuki bingung, Yuuki tetap mengikuti Seijuurou masuk ke toko itu.

"Loh, Sei-kun? Kenapa masuk ke toko baju? Katanya mau mencari buku."

"Pilih mana yang kau suka."

"Hah?."

"Aku risih melihat kau tidak nyaman dengan baju itu."

"Eh? Oh maaf. Kamu sih bukannya membiarkan aku bersiap-siap dulu."

"Ya sudah karena sudah terlanjur kau pilih saja mana yang kau suka di sini."

"Sudahlah Sei-kun, ayo kita keluar."

"Kau tidak dengar ya, Yuuki? Atau kau mau aku pilihkan?."

"Baik, baiklah.. aku akan pilih."

Yuuki mencari mana pakaian yang ia sukai.

Saat Yuuki melihat celana levis selutut, ia mengecek harganya.

"Mahal sekali." Yuuki menengok ke arah Seijuurou yang sabar menunggu dirinya.

"Aku tidak boleh menyusahkan Sei-kun"

Akhirnya Yuuki memilih celana levis panjang yang harganya tidak terlalu mahal dan menghampiri Seijuurou.

"Aku pilih yang ini saja."

Seijuurou hanya mengangguk dan berjalan menuju kasir diikuti Yuuki di belakangnya.

~Koishikute~"Terimakasih banyak." Yuuki menerima barang yang sudah Seijuurou bayarkan.

"Sekarang kau ganti pakaianmu."

"Eh? Aku harus ganti pakaian?."

"Iya.. lalu untuk apa aku membelikan celana itu? Sudah cepat sana."

"Huh.. baiklah,." Kata Yuuki menuju fitting room sementara Seijuurou menunggunya.

~Koishikute~"Ayo kita pergi sekarang." Ajak Yuuki menggandeng lengan Seijuurou dengan ceria.

"Kau mulai nyaman?."

"Ya, aku jadi mudah bergerak dengan celana panjang ini."

Seijuurou hanya mengangguk dan berjalan menuju tempat tujuan utama mereka.

~Koishikute~Sesampainya di toko buku, Yuuki dan Seijuurou sudah disambut dengan para rak buku yang menjulang tinggi penuh dengan buku-buku.

Mereka melangkahkan kaki mereka menelusuri rak-rak buku itu.

Seijuurou menemukan buku yang ia cari.

"Aku sudah menemukannya. Ayo kita ke kasir." Kata Seijuurou menunjukkan buku yang ia temukan.

"Kau mencari ensiklopedia? Wah bukunya tebal sekali." Kata Yuuki memegang buku yang akan dibeli Seijuurou

"Ya.. untuk mengisi waktu luang. Semua buku ensiklopedia yang ku punya, sudah selesai ku baca."

Yuuki ber'sweatdrop' sendiri.

'Anak kecil membaca ensiklopedia setebal itu hanya untuk mengisi waktu luang? Memang Akashi Seijuurou bukan anak biasa'

"Ayo kita pergi."

"Tunggu dulu.. karena sudah disini aku sekalian mencari buku tentang musik deh."

"Terserah kau." Kata Seijuurou melenggang pergi.

Yuuki pergi mencari buku yang mungkin bisa memperdalam ilmunya tentang permusikan.

~Koishikute~Setelah menemukan buku, Seijuurou dan Yuuki membayar buku itu.

Kkruyuukkk...

'Ahh... membuat malu saja, perutku.' Pikir Yuuki sambil menunduk malu.

"Ayo kita makan dulu."

"Tidak perlu, Sei-kun. aku ingin langsung pulang." Kata Yuuki.

"Terserah kau saja."

Seijuurou langsung menuju ke mobilnya.

~Koishikute~Di perjalanan, tetap saja tidak ada yang membuka percakapan. Sampai ke rumah Yuuki

"Ano..." Yuuki memulai percakapan.

"Terimakasih sudah mau menemaniku."

"Eh?."

Tumben sekali Seijuurou mengatakan itu.

"Perlu ku ulang lagi??."

"Ah tidak.... harusnya aku yang berterimakasih. Kau membelikan celana panjang dan buku baru. Kuucapkan Terimakasih."

"Baiklah aku pulang."

"Ya hati-hati." Yuuki melambaikan tangan hingga mobil Seijuurou tidak terlihat lagi

~Koishikute~Hari Sabtu telah tiba, Yuuki sedang sibuk merapikan diri dibantu para maid yang ada di rumahnya. Ia bersiap-siap untuk menghadiri acara wisuda di sekolahnya.

Setelah yakin dengan penampilannya, Yuuki segera turun untuk sarapan bersama adik-adiknya.

"Ohayou."

"Ohayou Nee-san... Nee-san terlihat lucu dengan baju itu." Kata Hidari ceria walaupun masih pagi.

"Arigatou Hidari-chan. kau juga akan menggunakan baju ini saat kau lulus nanti. Oh ya dimana Migi-chan?."

"Dia masih ada di kamarnya."

"Kenapa tidak dipanggil? Biar kita makan bersama."

"Sebentar lagi juga keluar. Katanya ada janji dengan temannya."

"Oh." Yuuki langsung menyendok suapan pertamanya.

Tak lama kemudian, Migi menuruni tangga.

"Ohayou Migi-chan."

"Ohayou Nee-san." Berjalan santai menuju meja makan.

"Kau ingin pergi?."

"Ya, aku ada janji dengan teman."

"Yah kalo Nee-san dan Migi-chan pergi, aku dengan siapa?."

"Kan banyak orang di rumah, Hidari."

Hidari hanya cemberut.

"Jangan cemberut gitu dong, Hidari-chan. Migi-chan, kau pulang cepat kan?."

"Ya." Jawab Migi santai.

"Ah... aku harus pergi. Nanti aku bisa terlambat. Aku pergi dulu ya." Kata Yuuki menuju supir yang sudah menunggunya.

~Koishikute~Di gedung acara wisuda sekolah Yuuki sudah ramai orang. Para siswa-siswi menggunakan baju resmi untuk acara sotsugyou shiki berwarna hitam dengan topi berwarna kuning.

"Tanaka-san, tolong jemput aku nanti. Mungkin acara ini selesai sekitar jam 3 sore nanti."

"Baik, Yuuki-hime."

"Terimakasih hati-hati di jalan."

Setelah mobil yang mengantarnya menghilang dari pandangannya, Yuuki berjalan masuk ke dalam gedung.

~Koishikute~"Ramai sekali!!!."

"Yuuki-chan!!!."

Karena dipanggil, Yuuki menengok ke arah seseorang yang memanggilnya.

"Ah... Kira-chan."

"Omedetou (selamat)!!." Kata Kira sambil memeluk Yuuki.

"Omedetou untukmu juga ya."

"Ya... uh aku senang sekali. Kau akan melanjutkan kemana?."

"Um..."

'Kau harus masuk ke sekolah yang sama denganku, dan aku tidak menerima penolakan' Kata-kata Seijuurou berputar di otaknya.

"Aku akan masuk SMP Teikou." Kata Yuuki tersenyum menjawab dengan yakin.

"Wah Teikou? Enak sekali.. aku harus ikut ayahku keluar kota. Padahal aku ingin sekali satu sekolah denganmu."

"kau harus mengikuti orangtuamu."

"Ya, semoga kita bisa bertemu lagi ya."

"Ngomong-ngomong, orangtua mu mana, Yuuki-chan?."

"Mereka berhalangan hadir."

"Tidak masalah kan? Disini juga banyak orang. Kau tidak akan merasa kesepian."

"Iya. Kau benar. Terimakasih"

Acara wisuda pun dimulai. Yuuki duduk di kursi yang sudah disediakan. Mendengarkan runtutan acara yang sudah dipersiapkan dengan matang untuk kemeriahan acara hari ini.

"Selama 6 tahun kalian bersekolah di sekolah ini, banyak prestasi yang kalian torehkan. Selama 6 tahun ini, kami, para dewan guru dengan bangga memanggil salah satu murid terbaik sekolah ini. Morikawa Yuuki!!! Silahkan maju."

Prok Prok Prok

Tepukan tangan yang datang dari para tamu yang hadir mengiringi langkah Yuuki naik ke atas panggung.

Sementara seorang anak laki-laki menggunakan tuxedo yang melekat indah di tubuhnya duduk di antara anak laki-laki seumurnya sambil tersenyum.

"Kau kenapa, Akashi?." Tanya anak laki-laki bersurai hijau bertanya pada temannya.

"Tidak, tidak ada apa-apa. Hanya saja aku mengenal orang itu."

Anak bersurai hijau itu hanya menatapnya heran.

~Koishikute~Yuuki membungkuk dan tersenyum bangga kepada guru-gurunya dan bersiap berpidato di antara teman-teman seangkatannya.

"Selamat pagi semuanya. Jujur saja saya terkejut dengan semua ini dan sekarang ini saya bingung ingin mengatakan apa. Tapi yang pasti, saya ingin mengucapkan terimakasih pada Kami-sama, sensei-tachi dan kalian semua. Dan juga orangtua saya yang berhalangan hadir hari ini.
Selama ini, kita bersama, bermain dan belajar bersama hingga tak terasa kita akan berpisah ke sekolah yang kita pilih masing-masing. Aku hanya berharap kalian tidak melupakan kenangan-kenangan selama bersekolah disini. Terimakasih banyak."

Prok prok prok.

Yuuki memberikan senyuman terbaiknya kepada semua teman yang pasti tidak akan ia lupakan.

Setelah turun panggung, Yuuki mengambil makanan yang telah disediakan.

Melihat teman-temannya berfoto bersama dengan orangtuanya masing-masing di hari spesial ini membuat Yuuki iri. Dia juga ingin berfoto bersama dengan orangtuanya saat ini.

"Hah..." Yuuki menghela nafas dan meminum sirup yang diambilnya.

Prok prok prok

Yuuki menoleh kepada orang yang bertepuk tangan secara perlahan itu.

"Yo!." Sapa orang itu.

"Sei-kun..." tanpa berpikir panjang Yuuki langsung memeluk orang yang sangat berharga di hatinya.

Seijuurou juga membalas pelukan Yuuki.

"Hiks syukurlah kau datang."

Deg... Seijuurou sungguh tidak menduga kalau Yuuki menangis.

'Kenapa dia menangis?' Itulah yang ada di pikiran Seijuurou.

"Syukurlah kau datang." Kata Yuuki mengelap air matanya dan tersenyum menghadap Seijuurou.

Seijuurou membalas senyumannya.

"Ya, aku datang. Selamat kau sudah menjadi lulusan terbaik."

"Arigatou."

"Oh ya kenapa kau bisa datang?." Tanya Yuuki.

"Aku punya teman disini."

"Siapa?."

"Selamat atas keberhasilanmu -nanodayo, Morikawa." Kata seseorang.

"Midorima-kun?."

"Ya. Katanya Akashi mengenalmu. Sejak kapan?."

"Ah... etto."

"Sudah lama, kami berpacaran." Kata Seijuurou mutlak.

"Hah? Kalian berpacaran?." Tanya Midorima.

"Hahaha... itu..." kata Yuuki mengelus kepala bagian belakangnya, sementara Seijuurou hanya terdiam.

Midorima terdiam.

Seijuurou menggandeng tangan Yuuki.

"Ayo Yuuki, kita pergi."

"Hei? Apa kau mau meninggalkanku!?." Kata Midorima Kesal.

"Sei-kun, apa tidak lebih baik kita mengajak Midorima-kun?."

"Kau ingin mengajaknya?."

"Kasian kan dia sendirian."

"Hah.." Midorima menghela nafas. "Tidak perlu, Morikawa. Aku akan pergi." Kata Midorima melangkah pergi.

"Midorima-kun, matte. Ano.. gomen ne." Kata Yuuki.

"Ya. Nikmati waktumu." Kata Midorima melambaikan tangan.

"Terimakasih."

"Sekarang kita mau kemana?." Tanya Seijuurou.

"Terserah, kemanapun boleh. Aku sedang bosan sendirian daritadi."

Seijuurou tersenyum. "Kemana saja asal kita berdua kan? Ayo ikut aku."

~Koishikute~Seijuurou mengajak Yuuki ke sebuah ruang musik yang ada di sekolah itu.

"Daripada kau terdiam sendirian di aula yang dipenuhi orang-orang itu, lebih baik disini bukan?."

"Tapi acaranya kan belum selesai, Sei-kun."

"Itu hanya tinggal acara-acara tidak penting saja."

Yuuki membuka penutup piano. Menekan salah satu tuts pianonya.

"Tunggu apalagi? Mainkan."

"Jujur saja, Aku tidak tahu apa yang ingin ku mainkan. Hatiku sedang sedih sekarang."

"Kau sedih karena aku datang kesini?."

"Bukan, itu bukan karena Sei-kun. Malahan aku senang Sei-kun sudah bersedia datang."

"Aku datang bukan karena ingin bertemu denganmu. Aku ingin bertemu temanku."

"Kau jahat sekali."

Seijuurou melangkah maju memeluk Yuuki. Direngkuhnya tubuh Yuuki ke dalam pelukannya. Yuuki terkejut. Kaget bukan main.

"Tentu saja yang kuucapkan itu bohong. Aku datang kesini karena temanku mengatakan ada acara wisuda di sekolahnya yang ternyata juga sekolahmu. Karena itu aku datang. Aku ingin bertemu denganmu. Walau itu harus meninggalkan waktu les ku."

"Kau membolos?."

"Tidak, aku sudah mengatakannya pada ibuku, dan ibuku menyetujuinya."

"Kau nakal, Sei-kun. Kau tidak boleh meninggalkan les sehari pun."

"Aku sudah sering meninggalkan les. Kau menghitung berapa kali kita kencan?."

"Aku tidak pernah menghitungnya. Hei Sei-kun itu bukan kencan. Itu hanya jalan-jalan bersama."

"Kalau jalan hanya berdua itu namanya kencan, baka."

"Jahat."

"Jumlah kencan kita adalah waktu bolos ku."

"Karena kau mengatakan itu aku jadi merasa bersalah."

"Ini bukan salahmu, ba..."

"Gomen ne." Kata Yuuki mengeratkan pelukannya.

"Gomen.. aku sudah mengubah hidupmu menjadi...."

"Lebih baik." Kata Seijuurou melanjutkan kata-kata Yuuki.

"Kau salah, aku mengubah hidupmu menjadi lebih buruk. Jumlah hari kencan kita adalah jumlah hari bolosmu. Bukankah aku pacar yang buruk untukmu? Pacar yang baik itu adalah mengingatkan pasangannya tentang kepentingan hidupnya, apalagi pendidikan."

"Kalau seperti itu, aku akan menjadi pacar yang buruk karena tidak akan pernah bisa menemani pasangannya di kala pasangannya membutuhkan seseorang disampingnya seperti saat ini. Kau kesepian bukan? Karena tidak ada orangtuamu saat ini."

Yuuki terkejut.

"Kau benar.. aku benar-benar bersyukur bertemu denganmu dan menjadi pacarmu." Keberadaan Seijuurou memang sangat penting bagi Yuuki.

Seijuurou tersenyum.

"Waktu les ku adalah setiap hari. Tidak ada hari libur dijadwalku. Karena itu aku ingin sekali-kali liburan. Tanpa les pun aku bisa."

"Sombong sekali."

Seijuurou hanya tersenyum.

Tiba-tiba handphone Seijuurou berdering. Tapi Seijuurou enggan melepaskan pelukannya hanya karena handphonenya.

"Etto... Sei-kun, handphonemu bunyi."

"Aku sudah tau."

"Kalo sudah tau ya diangkat, baka!." Kata Yuuki marah-marah dan melepaskan pelukan Seijuurou.

"Cih." Dilihatnya layar handphonenya. Disana tertulis dengan tulisan kanji 'Midorima Shintarou'

"Ya."

"OI AKASHI!! KAU DIMANA!? ACARANYA SUDAH SELESAI TAPI KAU MASIH BELUM JUGA KEMBALI! AYO PULANG!!."

"Tanpa perlu berteriak, aku juga bisa mendengarmu, Midorima." Kata Seijuurou mengeluarkan aura menyeramkan sampai membuat bulu kuduk Midorima yang ada diseberang sana merinding.

"Huh." Seijuurou memasukan hp nya ke saku celananya.

"Ayo kembali." ajak Yuuki sambil memeluk lengan Seijuurou. Dia tau jika Seijuurou sedang mulai bad mood.

"Baiklah." mereka kembali bersama.

~Koishikute~"KALIAN ITU HABIS DARI MANA SIH? AKU MENCARI KALIAN DARITADI TAU!." Kata Midorima yang masih kesal.

"bukankah aku sudah mengatakan tidak perlu berteriak-teriak, Midorima. Aku yakin telingamu itu bukan sekedar hiasan."

"KAU YANG SUDAH MEMBUATKU MARAH."

"Yang penting aku sudah kembali, kan."

Yuuki yang melihat keduanya bertengkar hanya terkekeh kecil.

"Semoga kita bisa satu sekolah ya." Kata-kata Yuuki berhasil membuat keduanya terdiam dan menoleh ke arahnya. Sementara Yuuki hanya tersenyum.

Tin tin.. bunyi klakson terdengar.

"Yuuki-chan!!." Teriak ibu Yuuki.

"Kaa-san?." Yuuki langsung berlari ke arah ibunya.

"Maafkan ibu tidak bisa hadir menemanimu hari ini."

"Aku yakin ibu datang."

"Ya sudah ayo kita pulang." Ajak ibunya, Yuuki pun memasuki mobilnya.

Diturunkannya jendela mobil dan melambaikan tangan ke arah Seijuurou dan Midorima.

~Koishikute~Pagi ini cuacanya cerah, sinar matahari pagi masuk melewati celah jendela yang masih tertutup gorden membuat Yuuki terbangun dari tidurnya.

Yuuki merenggangkan tubuhnya dan bangkit dari tempat tidurnya lalu membuka jendelanya membiarkan sinar matahari mengajak udara segar pagi hari untuk masuk menghampiri dirinya.

Tok tok tok terdengar ketukan dari pintu kamar Yuuki.

"Nee-san.. Sudah bangun?." Itu suara Migi.

"Ya...aku sudah bangun."

"Turunlah.. Tou-san dan Kaa-san sudah menunggu."

"Baiklah... aku akan segera turun."

Minggu pagi yang cerah ini membuat Yuuki merasa malas untuk melakukan apapun. Dia segera merapikan dirinya. Berlari ke kamar mandi dan setelah selesai ia turun menemui keluarganya.

"Ohayou, Minna (pagi, semuanya)."

"Ohayou sayang. Ayo duduk sarapan dulu."

"Baiklah.. wah wah tumben semuanya rapi di pagi hari. Ada apa ini?."

"Hari ini kita akan berlibur untuk merayakan kelulusanmu." Kata Kaasannya.

"Eh? Kenapa Kaasan tidak bilang? Aku belum menyiapkan apapun." Kata Yuuki.

"Tidak apa-apa, Kaasan sudah siapkan semua. Sehabis sarapan kita langsung berangkat."

"Yey..." sorak Hidari gembira.

Setelah sarapan, Yuuki membantu memasukkan barang-barang bawaan ke dalam mobil.

"Sudah masuk semua? Tidak ada yang tertinggal?." Tanya Kaasan. Tousan dan Yuuki hanya mengacungkan jempolnya.

Mereka menaiki mobil dan langsung menuju tempat tujuan mereka.

~Koishikute~Nanda kanda de ano hibi wa
ima mo zutto mune no naka tokubetsu nanda
Taimu mashiin ga nakutatte itsumademo seishun no ichi peeji da ne
Me wo tojireba soko ni nakama ga ite
Nanda kanda to ittekuru ano goro no egao no mama (Song : Time Machine ga Nakutatte by Kise feat. Kuroko)

Semua yang ada di mobil bernyanyi dengan riang gembira, kecuali Migi yang dari tadi hanya bersandar pada pintu mobil dan memandang keluar jendela.

Di saat Yuuki sedang asyik bernyanyi, handphone Yuuki bergetar di kantongnya.

'Sei-kun' pikirnya heran karena Seijuurou menelponnya. Sebenarnya dia ingin sekali mengangkat teleponnya, tetapi ia urungkan. Ia menolak panggilan dari Seijuurou.

"Ck!!" Kata Seijuurou kesal. Dia mengeluarkan aura menyeramkan di sekitarnya membuat para maidnya tidak jadi mendekat.

Seijuurou menyingkirkan handphonenya dari sampingnya.

"sedang apa sih dia?! Sampai tidak mengangkat teleponku?!." Kata Seijuurou kesal.

"Kamu kenapa, Sei-chan?." Tanya ibunya.

"Tidak, tidak kenapa-napa." Kata Seijuurou santai.

"Kali ini kau tidak bisa membohongi Kaa-san. Jelas kok." kata Ibunya.

Diam... Seijuurou hanya diam menanggapi Ibunya.

"Tentang Yuuki-chan?." Ya itu tepat sasaran. Hanya saja Seijuurou masih tetap diam dengan tenang.

"Kenapa? Dia tidak menghubungimu? Atau menolak panggilanmu?." Seijuurou akui bahwa kemampuan analisis ibunya luar biasa.

Walaupun Seijuurou diam, ibunya sudah mengetahui jawabannya.

"Mari kita positive thinking. Mungkin Yuuki-chan sedang sibuk hingga tidak bisa menjawab panggilanmu."

Seijuurou masih kesal tapi tetap tenang. Mungkin benar yang dikatakan ibunya.

"Sudahlah.. nanti bila Yuuki-chan sudah tidak sibuk mungkin dia akan menelponmu kembali." Kata Ibu Seijuurou mengelus kepala Seijuurou.

"Kaa-sama, aku bukan anak kecil lagi."

"Suka-suka Kaa-san. Mau Sei-chan berumur 30 tahun, 40 tahun, bahkan 50 tahun.. Sei-chan tetaplah anak kecil untuk Kaa-san. Sudah ya Kaa-san ke kamar dulu."

"Ya." Jawab Seijuurou singkat.

~Koishikute~Lelah karena perjalanan yang cukup jauh membuat ketiga putri Morikawa tertidur dengan lelapnya. Morikawa Yuuhi memperhatikan anak-anaknya terlelap.

"Souji-kun, mereka kalau tertidur seperti itu sangat lucu ya. Jarang aku melihatnya." Kata Yuuhi tetap memperhatikan Anak-anaknya.

"Ya, karena itu aku mengajak semuanya berlibur. Kita akan menghabiskan waktu dengan anak-anak kita." Jawab Morikawa Souji.

"Ano ne, Souji-kun, aku merasa bersalah dengan Yuuki-chan."

"Ya, aku juga."

"Tapi aku bangga padanya. Dia anak pintar. Aku bangga mempunyai anak seperti dirinya."

"Ya, aku juga." Kata Souji membalas ucapan Yuuhi sambil tetap berkonsentrasi mengemudi.

~Koishikute~"Anak-anak, ayo bangun! Sudah sampai loh." Kata Yuuhi membangunkan anaknya.

"Mmm.." Yuuki dan adik-adiknya mengerjapkan matanya.

"Wah.. pantai!!!." Teriak Hidari senang.

Yuuki juga terkagum-kagum. Sementara Migi membantu orangtuanya mengeluarkan barang yang mereka bawa.

"Yuuki-chan." Panggil Yuuhi.

"ya?."

"Tolong bantu Kaa-san membawa barang-barang ini."

"Baiklah." Kata Yuuki menghampiri ayahnya.

"Hidari-chan!!! Ayo masuk villa dulu."

"Yah." Keluh Hidari kecewa.

"Sudah ayo masuk dulu." Kata Migi menghampiri Hidari

~Koishikute~Yuuki's POV

Sudah lama aku tidak datang kesini. Kapan terakhir kali aku datang kesini ya? Seingatku saat aku masih kecil.
Ya, ini adalah villa milik ayahku. Dulu kami sekeluarga sering datang kesini, sebelum ayahku mulai sibuk mengurus perusahaannya.

Aku memasuki kamar yang sering aku tempati jika berlibur kesini. Tempat ini masih bersih dan rapi. Hah... aku sangat berterimakasih pada orang yang telah menjaga tempat ini dengan baik.

"Hah.." langsung saja aku melempar tubuhku ke tempat tidur. Aku benar-benar kelelahan karena perjalanan panjang. Aku mencoba untuk memejamkan mata, tetapi entah mengapa seperti ada yang kurang. Aku tidak bisa memejamkan mataku. Aneh, ada apa sebenarnya.

Ku lihat handphone ku tergeletak di meja kecil di samping tempat tidurku. Aku berkutat dengan pikiran ku kacau karena sesuatu.

"Oh iya!!!." Teriakku sambil menyambar teleponku. Bagaimana aku bisa lupa? Kami-sama.. apakah dia akan marah padaku? Kumohon jangan Kami-sama.

Ku lihat handphoneku. Ada puluhan panggilan tak terjawab di handphoneku yang berasal dari nomor yang sama. Nomor itu terdapat kanji 'Sei-kun'

Dengan cepat kuhubungi dia. Berharap dengan cemas. Setelah menunggu lama, tidak ada juga jawaban. Benarkah dia marah padaku? Ya Kami-sama.. bagaimana ini?

Ku coba hubungi lagi dia. Tut...tut... itulah yang kudengar dari handphoneku. Dia masih tidak menerima panggilanku.

Aku coba menghubunginya lagi. Aku tak menyerah. Rasanya tidak adil kalau aku menyerah karena dia tidak menerima 3 panggilanku sementara dia memanggilku puluhan kali seperti tidak ada kata menyerah dalam dirinya.

"Ha'i."

"Atta.." akhirnya Sei-kun mengangkat panggilanku.

"Ada apa?." Dia masih dengan nada yang bisa dibilang santai

"Ada apa? Harusnya aku yang bilang begitu."

"Kau sibuk? Kalau kau sibuk, aku akan memutuskan panggilanmu."

"Eh tunggu tunggu... Sei-kun, kau marah padaku?." Tanyaku. Aku benar-benar takut dia marah padaku.

"Tidak, aku tidak marah padamu."

"Ah yokatta." Aku mengelus dadaku. Rasanya lega sekali mengetahui kalau dia tidak marah denganku.

"Aku tidak mau ini terjadi lagi."

Mungkin telingaku salah mendengar. "Kenapa?."

"Lain kali kabari aku apapun yang kau lakukan. Aku sangat khawatir karena kau tidak menjawab puluhan panggilanku. Aku takut terjadi apa-apa denganmu."

Ku rasakan wajahku panas sekarang. Aku senang mempunyai kekasih yang perhatian denganku, peduli tentangku. Aku senang memiliki kekasih seperti Sei-kun.

"Maafkan aku, saat perjalanan aku tertidur. Karena itu aku tidak mengangkat teleponmu. Aku minta maaf."

"Memangnya kau pergi kemana?." Tanya Sei-kun.

Yuuki's POV end

~Koishikute~Seijuurou's POV

Aku benar-benar khawatir. Dia tidak menjawab puluhan panggilanku. Aku hampir terlelap karena lelah menunggunya.

Aku dengar handphoneku berdering. Aku terlalu malas untuk mengangkatnya. Ku coba pejamkan mataku lagi.

Tak lama kemudian, handphoneku kembali berdering. Hah.. . Ku ambil handphoneku. Saat ingin mengangkat panggilannya, sambungannya malah terputus. Ku periksa siapa yang menelponku. Disana terdapat kanji 'Yuuki'

Dia sudah menghubungiku. Sebegitu sibuknya kah sampai tidak mengangkat semua teleponku? Saat ingin kusingkirkan handphoneku, aku merasakan getar dari handphoneku. Ku tarik nafas sebentar agar aku tetap tenang.

"Ha'i."

"Atta.." dia terdengar sangat senang karena aku menerima panggilannya.

"Ada apa?." Tanyaku dengan nada biasa.

"Ada apa? Harusnya aku yang bilang begitu." Inilah suara yang membuatku khawatir setengah hari

"Kau sibuk? Kalau kau sibuk, aku akan memutuskan panggilanmu." Bukan, bukan ini maksudku. Tapi mengapa aku mengatakannya?

"Eh tunggu tunggu... Sei-kun, kau marah padaku?."

"Tidak, aku tidak marah padamu." Mungkin sampai kapanpun aku tidak akan pernah bisa marah padanya.

"Ah yokatta." Dia terdengar lega.

"Aku tidak mau ini terjadi lagi."

"Kenapa?."

"Lain kali kabari aku apapun yang kau lakukan. Aku sangat khawatir karena kau tidak menjawab puluhan panggilanku. Aku takut terjadi apa-apa denganmu." Itu sebenarnya maksudku. Mengapa sulit sekali mengekspresikan perasaan khawatirku?

"Maafkan aku, saat perjalanan aku tertidur. Karena itu aku tidak mengangkat teleponmu. Aku minta maaf."

"Memangnya kau pergi kemana?." Tanyaku.

"Aku pergi ke pantai bersama keluargaku. Ini menyenangkan."

Kurasakan keningku berkedut. Aku benar-benar kesal. Dia bersenang-senang? Lalu untuk apa aku khawatir? Dasar, aku benar-benar merasa bodoh jika bersama orang ini.

Aku tersenyum mendengarnya. Perasaan kesalku menguap entah kemana. Ya, dia Morikawa Yuuki. Orang yang berhasil membuatku menjadi diriku sendiri. Aku sungguh beruntung mempunyai dirinya disampingku.

"halo Sei-kun?" dia bertanya karena aku diam terlalu lama.

"Ya?."

"Aku minta maaf. Salahku yang tidak memberitahukanmu. Kau mau kan memaafkanmu?."

"Ya..."

"Yeay.." ku dengar dia berteriak senang dan itu memekakkan telingaku. Tapi aku hanya tersenyum.

"Selamat bersenang-senang."

"Terimakasih."

Seijuurou's POV end

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro