第1章. Akashi Seijuurou x Morikawa Yuuki
Akashi Seijuurou, anak bersurai crimson berumur 12 tahun itu sedang duduk di ayunan di sebuah taman kota. Raut wajahnya terlihat kesal karena sedari tadi dia sudah meminta butlernya untuk menunggunya di dalam mobil tapi butler itu tidak juga pergi. Butler itu tidak pergi karena ayah Seijuurou menyuruhnya untuk menjaganya.
Tiba-tiba Seijuurou merasa ada orang yang mendekat "hm?"
"Ah... kau sendirian?" Tanya seseorang.
Seijuurou melihat ke arah orang itu. Dia hanya anak perempuan yang seumuran dengannya. Anak perempuan itu setinggi dengannya dan bersurai cokelat.
"Hei... aku bertanya padamu"
"kau kan bisa lihat sendiri." ketus Seijuurou .
"kau ini menyebalkan sekali sih." anak itu melihat ke arah butlernya Seijuurou .
"Oh... ada paman rupanya. Senang bertemu dengan anda." kata anak itu sambil membungkuk memberi salam pada butler Seijuurou.
Seijuurou mengernyit karena ada orang lain yang membungkuk pada butler.
"Senang bertemu denganmu juga, anak manis"
Anak perempuan itu hanya tersenyum.
"Kau sedang apa disini?" kata Seijuurou sambil dengan nada ketusnya.
"kau kan tau kalau ini taman bermain, berarti aku sedang bermain disini. Tapi tidak enak kalau bermain sendirian. orang yang datang bersamaku sedang pergi sebentar. Kau mau bermain denganku?"
"Kenapa harus denganku?"
"Karena di taman ini hanya ada aku dan kau. Kau punya mata kan?"
Muncul perempatan di dahi Seijuurou. Baru pertama kalinya dia bertemu dengan orang yang berani berkata seperti itu.
"Karena hanya ada kau disini, aku jadi ingin bermain denganmu." kata anak itu sambil duduk di ayunan sebelah Seijuurou.
"Oh ya siapa namamu?" Tanya anak itu.
"Akashi Seijuurou"
"Oh namaku Morikawa Yuuki. Salam kenal, Sei-kun."
Muncul lagi perempatan di dahi Seijuurou. Yuuki adalah orang pertama yang berani memanggil nama kecilnya saat baru berkenalan dengannya.
"Nona Yuuki!." Panggil seorang maid disana.
"Aku disini."
"Ayo kita pulang, ini sudah hampir sore."
"Ah baiklah aku akan pulang. Oh ya Sei-kun aku pulang dulu. Besok aku ada disini kok. Kalau kau kesepian datang kesini lagi ya. Jaa ne Sei-kun." Kata Yuuki sambil pergi meninggalkan taman.
"Ayo kita pulang."
"Baik tuan muda."
~Koishikute~
Di dalam perjalanan pulang, Seijuurou melamun sambil melihat pemandangan lewat jendela mobilnya.
'kalau kau kesepian datang kesini lagi ya'
Kata-kata itu terus berputar dalam otak Seijuurou yang diberkahi kepintaran dan daya ingat yang sangat kuat. Terkadang dia merasa kesal dengan daya ingatnya.
Tapi entah mengapa, Seijuurou yang jarang sekali mengumbar senyum sekarang selalu tersenyum ketika mengingat Yuuki sehingga membuat butler Seijuurou tersenyum melihat tuan mudanya.
~Koishikute~
"Selamat datang, Tuan Muda Seijuurou."
Para maid dan butler membungkuk menyambut kepulangan Seijuurou .
"Ya" kata Seijuurou sambil naik tangga menuju kamarnya.
"Sei-chan... kamu habis darimana?." Tanya wanita separuh baya yang bersurai persis dengan Seijuurou .
"Aku habis bermain, Okaa-sama." Kata Seijuurou kepada ibunya.
"Eh? Tumben sekali Sei-chan bermain.. dengan siapa?." Tanya ibundanya.
"Dengan seseorang, Okaa-sama." Kata Seijuurou melanjutkan perjalanannya dengan senyuman terbaiknya.
"Eh?." Ibunda Seijuurou kaget melihat senyuman anaknya, tapi dia langsung pergi ke kamarnya.
~Koishikute~
"Nee-san! Nee-san sudah pulang."
Kata anak kecil yang berlari memeluk Yuuki.
"Iya... aku pulang, Hidari-chan. Kau tidak kemari, Migi-chan?."
"Setidaknya aku sudah tau Nee-san sudah pulang." Kata Migi.
Yuuki mempunyai 2 adik perempuan kembar.
Yang pertama bernama Morikawa Migi. Dia mempunyai sifat yang cuek, tegas, pendiam, dan agak tomboy. Berbeda dengan saudara kembarnya Morikawa Hidari. Dia mempunyai sifat periang, dan ceria. Kalau sifat Yuuki merupakan gabungan dari sifat adik kembarnya
"kakak mandi dulu ya." Yuuki pergi menuju kamarnya.
~Koishikute~
Makan malam di rumah Akashi sangat tenang hari ini. Semuanya berkumpul di satu meja makan. Ayah dan ibu Seijuurou ada bersamanya.
"Hei hei Sei-chan, ada apa denganmu? Kau sakit hari ini? Sampai tersenyum terus. Kau kelelahan hari ini? Karena bermain seharian?." Pertanyaan bertubi-tubi menyerang Seijuurou. Ibunya selalu menanyakan banyak hal, sampai-sampai Seijuurou bingung menjawabnya.
"Aku hanya bermain di Taman kota Tokyo saja, Okaa-sama." Kata Seijuurou.
"Kau jangan selalu bermain, Seijuurou. Kau harus belajar. Jangan sampai memalukan nama keluarga Akashi." Kata sang ayah yang kata-katanya selalu mutlak.
Sebenarnya dari dulu dia membenci sifat ayahnya. Bahkan dari kata-katanya tadi, Seijuurou sempat kesal. Dia sendiri bahkan baru pertama kalinya merasakan hangatnya memiliki seorang teman. Selama ini, ia ingin sekali bermain bersama teman-temannya seperti yang lain, tapi tuntutan menjadi seorang Akashi mengharuskan dia terus belajar.
"Sudahlah, suamiku. Kalau Sei-chan bermain itu wajar. Jangan belajar terus."
Seijuurou sangat bersyukur memiliki seorang ibu yang berbeda dengan sifat ayahnya. Sifat ibunya sangat hangat membuatnya merasa nyaman.
"Lagipula selama ini, nilai Sei-chan tidak pernah menurun, bahkan dia selalu menduduki peringkat pertama. Jadi tidak masalah kan kalau Sei-chan bermain."
"Aku hanya mengingatkan saja."
"Aku sudah selesai. Terimakasih atas makanannya." Kata Seijuurou berjalan ke kamarnya.
~Koishikute~
"Hei, Yuuki. Kau pergi kemana hari ini. Kau pergi lama sekali. Semuanya mencarimu." Tanya ibunya.
"Ah... maaf, Kaa-san. Maaf telah membuat kalian khawatir. Aku hanya pergi ke taman kota saja kok."
"Seorang diri?." Tanya ibunya.
"Mei-san menemaniku tadi."
"baiklah... lain kali, jangan terlalu lama keluar dari rumah, apalagi jaraknya jauh. ingat yaa."
"Baiklah, Kaa-san."
~Koishikute~
Setelah seminggu pertemuan Seijuurou dengan Yuuki, Seijuurou berubah menjadi orang yang mudah tersenyum. Akashi Yasashii, Ibunda Seijuurou lah yang lebih merasakan perubahan pada anak tunggal penerus keluarga Akashi itu.
"Kaa-sama, aku ingin pergi dulu." Kata Seijuurou melangkah keluar rumahnya diikuti butler yang akan mengantarnya.
"Kau ingin kemana, Sei-chan?." Tanya ibunya.
"Aku ingin menemui seseorang sebentar."
"Sebentar? Kau selalu pulang hingga sore hari."
"Maaf, Kaa-sama."
"Pergilah, itu bisa membuatmu menjadi anak yang seumuran denganmu." Ucap Yasashii lembut.
Muncul perempatan di dahi Seijuurou. Memangnya selama ini dia seperti apa sampai ibunya berkata seperti itu.
"Hanya bercanda, Sei-chan."
"Ya, Kaa-sama. Ya sudah, aku pergi."
Setelah Seijuurou berangkat dari rumahnya, Yasashii ingin mengikuti anaknya itu.
Yasashii mengikuti mobil yang dinaiki oleh Seijuurou. sesampainya di tujuan Seijuurou, Yasashii bingung 'sejak kapan Sei-chan suka pergi ke tempat seperti ini?' Pikirnya dalam hati.
"Ku kira kau tidak akan datang." Kata seorang anak kecil yang sedang memasang wajah cemberutnya di hadapan seorang Akashi Seijuurou.
"Maaf."
"Tidak apa-apa kok. Lagipula yang terpenting adalah Sei-kun bisa datang menemuiku. Itu sudah bisa menghilangkan kesalahan yang Sei-kun lakukan."
"Memangnya aku melakukan kesalahan yang besar, sampai kau berkata seperti itu?."
"Tidak. Hehehe... aku bercanda, Sei-kun" kata Yuuki sambil tertawa kecil.
Seijuurou tersenyum manis dan mengelus pucuk rambut Yuuki dengan lembut, bahkan Yasashii sempat tidak percaya. Walaupun ia ibunya, jarang sekali dia melihat senyum Seijuurou itu.
"Um, Sei-kun. Apa kau seumur denganku?."
"Aku berumur 12 tahun sekarang."
"Berarti sebentar lagi kau akan masuk smp??."
"Ya."
"Sudah menentukan ingin masuk kemana?."
"Ya."
"Aku bingung, aku bahkan belum menentukan akan masuk mana."
"Kau harus masuk ke sekolah yang sama denganku, dan aku tidak menerima penolakan." Kata-kata perintah keluar dari mulut Seijuurou .
"Eh? Kok bisa?." Kata Yuuki agak kesal mendengar kata-kata Seijuurou.
"Aku sudah katakan aku tidak menerima penolakan dan segala bentuk protes darimu."
"Dasar, kau tidak bisa begitu. Lagipula kenapa aku harus bersamamu?."
"kau tidak ingin satu sekolah denganku?."
"Bukan begitu! Hanya aneh saja. Apa alasanmu?." Tanya Yuuki.
"Karena kau harus selalu berada disisiku."
Akashi Seijuurou, anak yang memiliki kemutlakan sempurna yang bisa membuat siapa saja harus mengikuti perintahnya dan tidak boleh ada penolakan dari mereka.
Yuuki yang mendengar kata-kata Seijuurou barusan merasa ada yang salah pada tubuhnya.
Tiba-tiba saja Yuuki merasa wajahnya terasa panas. Dengan langsung dia membuang muka ke sembarang arah agar Seijuurou tidak melihat wajahnya yang memerah.
"Kenapa? Tersanjung?." Ejek Seijuurou.
"Tidak. Kenapa aku harus tersanjung?." Kata Yuuki mulai salah tingkah.
"Benarkah?." Kata Seijuurou mulai tertawa kecil.
"Kau kenapa?." Yuuki memasang wajah kesal.
"Wajahmu... memerah."
"Sei-kun!!!." Kata-Kata Seijuurou membuat Yuuki kesal. dengan segera Yuuki mencoba memukul Akashi. Mereka malah bermain kejar-kejaran.
Yasashii, ibu Seijuurou yang melihat anaknya tersenyum bahagia.
"Ini sudah lebih dari cukup. Aku berterimakasih padamu, Anak manis." Kata Yasashii tersenyum melihat Yuuki yang sedang memasang wajah bahagianya dan menancapkan gas untuk pulang ke rumahnya.
~Koishikute~
"Kau tidak pulang, Sei-kun?."
"Kau mengusirku?."
"Bukan begitu. Dasar. Aku hanya bertanya." Kata Yuuki memasang wajah cemberut.
Seijuurou hanya tersenyum melihatnya.
"Kasihan paman itu. Menunggumu dari tadi siang. Dia pasti lelah." Kata Yuuki sambil melihat ke arah butler Seijuurou.
"Biarkan saja. Itu memang tugasnya." Kata Seijuurou.
"Kau itu tidak boleh merepotkan orang seperti itu, Sei-kun."
"Huh.. kau ini. Baik, baik, aku akan pulang. Tapi setelah kau pulang juga tentunya."
"Eh? Kok gitu?."
"Tidak mungkin kan aku meninggalkan cewek bodoh sepertimu disini sendirian."
"Aku bukan cewek bodoh. Aku bisa menjaga diriku sendiri kok."
"Iya iya."
Tak lama kemudian, maid Yuuki datang menjemput.
"Nah sekarang kau bisa pulang. Aku sudah dijemput. Dah Sei-kun." Kata Yuuki sambil berlari kecil ke arah maidnya.
Seijuurou hanya tersenyum melihat ke arah Yuuki yang sudah menjauh dan berjalan ke arah mobilnya.
~Koishikute~
"Aku pulang." Kata Seijuurou.
Ibunya langsung menghampirinya.
"Senang sekali ya, hari ini." Kata Ibunya menggoda Seijuurou.
"Maksud Kaa-sama?." Kata Seijuurou heran dengan perkataan ibunya.
"Tidak apa-apa, Sei-kun."
Seijuurou langsung terkejut dengan panggilan ibunya.
"Kaa-sama mengikutiku ya?."
"Memangnya kenapa kalau Kaa-san mengikutimu? Kaa-san kan hanya ingin melihat anak Kaa-san bermain dimana dan dengan siapa."
Seijuurou hanya diam mendengar perkataan ibunya.
"Tidak apa-apa kok, Sei-chan. Kaa-san malah senang melihatmu bermain dengan anak perempuan itu. Siapa namanya?."
"Morikawa Yuuki, Kaa-sama." Seijuurou tersenyum menyebut nama Yuuki.
"Oh oh.. dia menarik ya." Usil ibunya.
"Ya, sangat." Akashi tanpa sadar menyebutkan kata itu.
"Berarti dia orang yang menarik untukmu dong."
"Aku ke kamar dulu Kaa-sama." Kata Seijuurou melangkah menuju kamarnya. Kalau dia tetap bersama ibunya, dia yakin pasti ibunya akan terus melemparkan pertanyaan-pertanyaan konyol, yang anehnya, Seijuurou akan menjawabnya seakan setuju dengan perkataan ibunya itu.
Sementara ibunya terkekeh geli melihat perilaku anak tunggalnya itu.
~Koishikute~
Makan malam di rumah keluarga Morikawa berlangsung hangat dan cukup ramai. Di meja makan itu ada ayah dan ibunya serta kedua adik kembarnya. Terutama Hidari yang sangat cerewet menceritakan apa saja yang ia alami. Dan itu cukup membawa keceriaan di rumah itu.
"Kaa-san.. nanti setelah aku lulus, boleh kan kalau aku yang menentukan sekolah ku yang selanjutnya?." Kata Yuuki.
"Tentu saja, sayang. Kau boleh menentukan sekolahmu sendiri. Memangnya kau ingin masuk sekolah mana?." Tanya ibunya dengan lemah lembut.
"Aku juga belum tahu sih."
"Pilihlah yang terbaik untukmu, sayang."
"Tentu, Kaa-san." Kata Yuuki dengan senyumannya.
~Koishikute~
Hari ini seperti biasa, Yuuki berangkat ke sekolah. Entah kenapa sepertinya hari ini dia merasa bosan berada di sekolahnya.
'Aah, kenapa hari ini aku merasa sangat bosan ya? Hah,, andai saja ada Sei-kun' pikir Yuuki.
'Eh? Apa-apaan ini? Kenapa tiba-tiba aku memikirkannya. Kurasa benar, ada yang tidak beres di dalam diriku'
Yuuki melanjutkan perjalanannya menuju kelasnya. Dia melewati ruangan atau gym yang biasanya digunakan untuk latihan para anggota tim basket sekolahnya.
'Uwah.. tumben ramai. Ada apa ya?' Pikirnya sambil melangkah masuk ke dalam gym.
Di sana ada Kitayama Kira, manager tim basket di sekolahnya. Dia sedang serius mengamati para anggota basket yang sedang latihan.
"Ano,, maaf Kira-chan."
"Ah, Yuuki-chan. Ada apa?" Tanya Kira.
"Ano. Tumben sekali ada latihan saat masih pagi. Ini ada apa ya?" Tanya Yuuki lagi.
"Oh, kau tidak tahu? Hari ini kan ada festival. Maka dari itu sekolah kita mengadakan pertandingan-pertandingan olahraga dengan sekolah lain" jelas Kira.
'Jika Tau begini lebih baik aku tidak datang ke sekolah saja huh' pikir Yuuki.
"Pertandingannya dimulai jam 8 nanti. Dukung kami ya."
"Tentu saja aku akan mendukung kalian. Nanti aku akan menyaksikan pertandingan kalian. Sampai jumpa nanti." Kata Yuuki melangkah keluar dari gym menuju ke kelasnya.
~Koishikute~
Yuuki terbangun dari tidurnya. Sejak tadi yang ia lakukan hanyalah membaca novel lalu tertidur di mejanya. Ia mengerjapkan matanya melihat ke arah jam dinding yang terpajang di samping papan tulis.
"Jam setengah 8 ya?."
Ia mengedarkan matanya melihat ke segala penjuru kelasnya. Cukup ramai dengan adanya teman-teman sekelasnya.
"Ini benar-benar membosankan. Sekarang aku harus apa?." Katanya sambil melihat keluar jendela menatap langit biru yang sekarang ini sangat cerah.
'Kau harus masuk ke sekolah yang sama denganku, dan aku tidak menerima penolakan' tiba-tiba saja kata-kata Seijuurou berputar di kepalanya.
Yuuki menggelengkan kepalanya mencoba menghapus Seijuurou sesaat.
"Memikirkan dan mengingat kata-katanya itu hanya membuatku semakin tidak semangat." Katanya sambil meletakkan kepalanya di atas meja.
"Apa aku harus satu sekolah dengannya? Dengan begitu mungkin aku tidak merasa bosan seperti sekarang."
Memang jujur saja, harus Yuuki akui, dia merasa nyaman dan merasa sangat senang bila bersama Seijuurou. Bila saatnya berpisah itu memang membuatnya sedih tapi bertemu Seijuurou benar-benar membuat moodnya naik.
'Apa-apaan ini? Mengapa aku tersenyum? Huh, memang sudah aku sadari ada hal aneh dalam diriku saat aku memikirkan Sei-kun. Mungkinkah? Mungkinkah aku menyukai Sei-kun?'
~Koishikute~
Jam pada dinding telah menunjukkan pukul 08.00. Yuuki segera menuju gedung basket untuk mendukung teman-temannya bertanding.
Ia memasuki gedung basket terlihat sangat ramai di sekitar sini. Banyak murid-murid dari sekolah lain yang akan bertanding melawan sekolahnya.
"Wah ramai sekali!! Aku akan mencari bangku yang pas untuk menikmati pertandingan ini."
Yuuki memang tidak terlalu mengerti tentang olahraga. Tapi walaupun tidak mengerti setidaknya cukup menikmati saja bukan? Itu sudah cukup untuk Yuuki.
Banyak jenis olahraga yang di pertandingkan hari ini. Ada basket, badminton, sepak bola, volley dan banyak lagi.
Pertandingan akan segera dimulai. Saat ini sekolahnya belum bertanding. Dia menunggu dengan sabar sambil memakan makanan yang dia beli di kantin.
Pertandingan pertama adalah pertandingan pertama antara SD terbaik Akita vs SD terbaik Hokkaido. Selama pertandingan berlangsung, Yuuki dengan serius memperhatikan jalannya pertandingan. Sampai akhirnya dimenangkan oleh SD terbaik Hokkaido.
"Seru sih. Tapi apa tidak lebih baik melihat pertandingan yang lainnya?." Kata Yuuki bangkit dari tempat duduknya dan berjalan keluar dari gedung basket itu.
"Setelah ini pertandingan antara SD Meikou melawan SD Teikou." Kata seseorang dari speaker.
Sebelum benar-benar keluar dari gedung basket itu, Yuuki mengalihkan perhatiannya pada para pemain dari masing-masing sekolah yang sedang memasuki lapangan.
Sekarang giliran sekolahnya yang bertanding melawan SD Teikou. Saat melihat satu per satu pemain yang ada di lapangan, matanya membelalak sempurna melihat ada pemain yang sangat dia kenal.
"SEI-KUN!?."
Yuuki terus mengarahkan matanya untuk melihat ke arah Seijuurou. Dia langsung berlari ke arah tempat dia duduk tadi. Dia tidak henti-hentinya memandang Seijuurou yang menggunakan jersey basketnya bernomor punggung 4 itu.
"AKASHI-KUN!!! BERJUANGLAH!!." Sorak para pendukung dari sekolah Seijuurou yang kebanyakan adalah siswi.
"Wah!!! Ternyata aku duduk di dekat para pendukung Sei-kun. Pasti Sei-kun sangat terkenal di sekolahnya." Kata Yuuki dan kembali memperhatikan Seijuurou yang sudah siap-siap untuk menunjukkan permainan terbaiknya.
'Ganbatte! Sei-kun!.'
Pertandingan akan dimulai. Seorang wasit melambungkan tinggi bola basket itu dan dua pemain dari masing-masing tim mencoba merebutnya. Bola tersebut berhasil direbut oleh tim Seijuurou.
Seijuurou memberi aba-aba pada teman-temannya untuk berlari ke depan. Dengan dihadang 1 pemain Seijuurou menghela nafas terlebih dahulu sebelum akhirnya berhasil menerobos pertahanan dari lawannya yang menjaganya itu.
Dengan cepat Seijuurou mem-pass bola itu pada satu rekan teamnya yang menjadi Shooting guard. Satu rekan tim Seijuurou itu melambungkan bola ke arah ring dan berhasil masuk. Tim Seijuurou berhasil mendapatkan 3 poin.
Sorak sorai para penonton dan pendukung menggema setelah tim Seijuurou berhasil memasukkan bolanya ke ring.
Tim Seijuurou dengan cepat sudah kembali ke tempat semula untuk menghentikan serangan balasan dari lawan timnya.
Lawan Seijuurou sedang memikirkan cara untuk bisa lolos dari Seijuurou. Lalu dia mengoper ke arah temannya tapi berhasil digagalkan Seijuurou. Setelah mendapatkan bola, rekan-rekan setim Seijuurou segera berlari ke ring lawan mereka.
Dengan gerakan dribble yang sangat cepat, Seijuurou berhasil menghilangkan keseimbangan lawannya lalu mundur ke belakang garis three point lalu melambungkan bola itu dan masuk.
"MASUK!!!."
"Hei bukankah dia Point Guard? Tapi dia bisa menembakkan shoot three point. Dia Hebat sekali."
Sorak para penonton kembali menggema di gedung basket itu.
"Sugoi, Sei-kun." Kata Yuuki tersenyum sambil tetap melihat ke wajah Seijuurou yang tenang itu seakan tidak merasa kelelahan sama sekali.
"Akashi, kau ingin diganti?." Tanya teman setimnya.
"Tidak, aku masih ingin bermain." Kata Seijuurou.
Tampak rekan-rekan setim Seijuurou merasa tenang saat Seijuurou bermain seakan-akan mereka merasa tidak akan pernah kalah.
Akhirnya permainan selesai.
"80-55, pemenangnya SD Teikou. Beri hormat."
"Terimakasih banyak."
"Kau mengagumkan, Sei-kun."
Seijuurou mengambil tasnya dari bangku cadangan dan langsung berjalan keluar bersama teman-temannya dari gedung basket. Melihat Seijuurou melangkah keluar, Yuuki langsung keluar berniat menemui Seijuurou.
~Koishikute~
Yuuki berlari mencari Seijuurou. Sesaat setelah mengedarkan pandangan ke seluruh penjuru, akhirnya dia menemukan Seijuurou yang sedang berjalan dengan santainya bersama teman-temannya.
"Sei-kun!!! Hosh hosh." Panggil Yuuki sambil terengah-engah.
Seijuurou membalikkan badannya karena ada yang memanggil namanya.
"Ah Yuuki ya?."
"Senang bertemu denganmu disini."
"Aku juga."
"Ano.. mau ngobrol di kantin? Aku yang traktir deh, gimana Sei-kun?."
"Terserah kau saja. aku pergi dulu, Senpai duluan saja, aku akan menyusul."
"Pastikan dirimu akan ada di pertandingan selanjutnya, Akashi. Kita masih ada satu pertandingan lagi."
"Ya." Kata Seijuurou sambil pergi bersama Yuuki dan meninggalkan pertanyaan pada tim Seijuurou.
~Koishikute~
Setelah memesan makanan dan minuman mereka duduk di salah satu meja di kantin SD Meikou.
"Hei Sei-kun, Kau mengagumkan saat bermain tadi."
"Terimakasih."
"Tadinya aku sangat bosan saat tau hari ini hanya ada festival olahraga. Tapi saat tau Sei-kun ada disini aku jadi tidak bosan lagi."
"Dasar kau ini. Memangnya apa bedanya saat ada aku dan saat tidak ada aku?."
"Entah. Aku juga tidak tau. Yang terpenting sekarang aku ada teman ngobrol."
Seijuurou hanya tersenyum sambil menyuapkan makanan pesanannya ke mulutnya.
"Ano, Sei-kun."
"Ada apa?."
"Tentang sekolah lanjutanmu, kau ingin masuk mana?."
"Aku akan meneruskannya ke SMP Teikou."
"Oh begitu ya." Kata Yuuki.
"Kau akan ikut denganku, kan?."
"Emm.. tentang itu, aku tidak tau."
"Kenapa?."
"Hanya sedikit bingung saja.."
"Kenapa harus bingung? Kau sudah lupa apa kataku saat di taman? Aku tidak menerima segala jenis penolakan. Kau harus ikut denganku, satu sekolah denganku, dan ini adalah perintah." Kata Seijuurou mutlak.
"Tapi.."
"Dasar kau ini. Kau tidak bodoh dan tidak tuli kan? Berapa sih IQ mu ini? Kau mengerti bahasa ku kan, Yuuki?."
Mendengar perkataan Seijuurou yang beberapa kali mengatainya bodoh, Yuuki merasa kesal.
"Baik baiklah, Tuan Mutlak. Aku akan masuk ke sekolah yang sama denganmu, puas? Dasar, kau ini kan tidak terlalu tau tentangku..."
"Aku tau." Dengan senyuman puasnya
"Apa yang kau tau, Tuan sok tau!?." Kata Yuuki sedikit kesal.
"Kau adalah orang ter-baka yang pernah aku tau dan..."
"Cukup cukup... sudah berapa kali kau mengataiku baka, Seijuurou-san? Aku kesal mendengarnya."
"Itulah kenapa kau baka. Jangan pernah memotong kalimatku, baka. Dengarkan aku dulu."
Dengan wajah kesal, Yuuki terdiam sambil membuang muka ke sembarang arah.
"Dan peraturan kedua, saat aku bicara denganmu, dilarang membuang wajahmu dari hadapanku."
"Apa?."
"Ketiga, kau harus mendengarkan apa yang aku katakan dan harus menjalankan perintah yang aku katakan."
"Apa-apaan dengan semua peraturan itu?." Seijuurou benar-benar membuat Yuuki kesal.
"Dan aku tidak menerima penolakan."
Yuuki tetap diam saja. Dia sudah terlalu kesal dengan semua perilaku Seijuurou.
"Dengarkan penjelasanku. Kau adalah orang terbaka yang pernah aku tau dan kau adalah orang yang berhasil membuatku tertarik."
Yuuki kaget dengan pernyataan Seijuurou.
"Hei, Sei-kun. Kita itu masih SD..."
"Sudah akan masuk SMP."
Yuuki memutarkan bola matanya malas.
"Ya ya. Terserah kau saja. Kita itu masih kecil. Tidak mungkin kita...."
"Aku tidak pernah main-main dengan apa yang aku ucapkan. Yang aku ucapkan selalu menjadi kenyataan."
Sebenarnya hati Yuuki sudah berdegup terlalu kencang sejak tadi dan mungkin juga wajahnya sudah memanas.
"Bagaimana?." Tanya Seijuurou.
"Bagaimana apanya?." Kata Yuuki.
"Dasar kau ini. Tidak mau dikatai baka tapi memang baka."
"Bukan begitu Sei-kun. Apa ini tidak terlalu cepat? Kita bahkan baru bertemu."
"Baiklah aku akan memberimu waktu untuk berpikir ulang. Huh.. dasar kau ini padahal banyak yang mengincarku tapi aku tolak mereka semua. Sekarang, aku yang meminta malah kau menolakku."
Yuuki sweatdrop sendiri. 'Seorang Akashi berbicara seperti itu?'
"Itu bukan berarti aku menolakmu, Sei-kun."
Wajah Seijuurou agak bersemangat.
"Ternyata memang benar. Aku ini selalu benar dan akan selalu menang."
"Dasar Tuan Narsis."
Mereka berdua tersenyum dan melanjutkan acara makan siang mereka.
~Koishikute~
Setelah selesai dengan makan siang mereka, mereka duduk sebentar membiarkan makanan yang ada dalam usus mereka turun.
"Oh ya Sei-kun, setelah ini kau masih ada pertandingan kan?."
"Ya, aku akan segera kesana setelah ini."
"Ayo kita kesana, Sei-kun."
~Koishikute~
Sebelum sampai ke dalam gedung basket, Seijuurou dan Yuuki berpapasan dengan para senpai Seijuurou.
"Yo." Panggil salah satu dari mereka
"Aku kembali." Kata Seijuurou.
"Kalian...." kata salah satu senpai Seijuurou tidak melanjutkan kata-katanya karena melihat Seijuurou dan Yuuki sedang bergandengan tangan.
Yuuki yang baru menyadari tangannya digenggam Seijuurou, langsung melepaskan tangannya.
"Doumo." Sapa Yuuki ramah.
"Doumo." Kata para senpai Seijuurou yang tersenyum melihat keramahan Yuuki.
Seijuurou yang tidak suka dengan sikap mereka langsung melemparkan deathglare pada mereka. Melihat kelakuan Seijuurou, Yuuki hanya bisa ber'sweatdrop' ria.
'Bukankah mereka itu senpainya Sei-kun? Tapi kelas Sei-kun kan sudah tertinggi.' Yuuki bingung sendiri dengan pikirannya.
"Ayo cepat kita bersiap." Kata para senpai itu meninggalkan Seijuurou dan Yuuki.
"Aku pergi dulu."
"Un... ganbatte ne Sei-kun. Aku pasti mendukungmu. Aku akan duduk di atas."
Seijuurou mengangguk dan berjalan memasuki ruang ganti untuk timnya bersiap-siap sementara Yuuki mencari tempat yang pas untuk menikmati pertandingan.
~Koishikute~
"Yoroshiku Onegaishimasu!!" Seru para pemain yang akan bertanding.
Pertandingan akan segera dimulai. Semua pemain segera bersiap di posisi masing-masing. Seijuurou terlihat sangat fokus.
"Wah,, Sei-kun serius sekali." Yuuki tersenyum melihat Seijuurou.
Seijuurou juga melihat ke arah Yuuki. Melihat Yuuki tersenyum, Seijuurou tersenyum juga.
Yuuki merasa jika detak jantungnya berdegup dengan kencang. Dengan memberanikan diri menghilangkan kecanggungan yang melanda, ia membalas senyumnya serta mengepalkan tangan ke udara.
"Ganbare!"
Seijuurou hanya membalas dengan senyum dan menganggukkan kepalanya.
Pertandingan segera dimulai. Perebutan bola (Tip Off) berhasil direbut tim Seijuurou.
Kini Seijuurou sedang dihadang lawannya. Dengan tenang Seijuurou mendribble bola itu dan mengoper pada rekannya. Dan dengan cepat timnya dapat memasukkan bola ke ring.
Sorak sorai penonton menggema di dalam gedung. Yuuki juga terus menyemangati Seijuurou.
Pertandingan berlangsung seru hingga quarter ke 4.
Teikou 54 - Hokkaido 30 tinggal 3 menit.
Sekarang tim Seijuurou sedang istirahat di bangku cadangan.
Seijuurou sedang terdiam dengan santainya sambil menikmati minumannya. Dia juga tampak serius memikirkan strategi selanjutnya walaupun timnya sudah unggul 24 poin dari lawannya.
Yuuki yang melihat Seijuurou tampak serius hanya tersenyum. Entah mengapa saat melihat wajah Seijuurou, Yuuki merasa sangat senang.
Pertandingan kembali dimulai. Saat pertandingan terakhir, tim Seijuurou mendominasi pertandingan. Bahkan setelah time out tadi, lawan tim Seijuurou tidak lama memegang bola. Bola tersebut selalu direbut tim Seijuurou. Hingga akhir permainan, Tim Seijuurou lah yang menang.
"Teikou lawan Hokkaido 80 - 30. Pemenangnya Teikou. Beri hormat!"
"Terimakasih banyak!!"
~Koishikute~
Setelah acara pembagian piagam dan piala serta medali, tim Seijuurou segera keluar dari gedung.
"Sei-kun!!"
Seijuurou mengalihkan wajahnya pada seseorang yang sedang mengatur nafasnya dan tersenyum pada Yuuki.
"Mou, Sei-kun. Kau ingin segera pulang sebelum berpamitan denganku?." Kata Yuuki kesal.
"Tidak juga. Maafkan aku."
"Daripada itu, aku ingin mengucapkan selamat pada kalian, walaupun aku agak kecewa yang menjadi pemenangnya bukan sekolahku."
Seijuurou hanya tersenyum.
"Oh ya, Sei-kun."
"Apa?."
"Aku boleh berfoto bersamamu tidak?."
"Tentu saja."
"Senpai, bolehkah aku meminta tolong padamu? Tolong ambil gambar kami berdua." Kata Yuuki sambil memberikan handphonenya pada Senpai nya Seijuurou.
"Tentu saja."
"Ayolah tersenyum, Sei-kun." Kata Yuuki sambil merangkul Seijuurou. Sedangkan yang dirangkul tersenyum lembut.
"Terimakasih, Senpai." Kata Yuuki sambil membungkuk dan tersenyum pada Senpai Seijuurou.
"Ya. Akashi! Kami tunggu di bis." Kata Senpai Seijuurou sambil berjalan pergi meninggalkan Seijuurou dan Yuuki.
Yuuki membuka handphonenya dan melihat hasil fotonya tadi. Dia tersenyum melihat foto itu.
"Aku pinjam handphone mu."
"Untuk apa?."
"Sudah aku pinjam saja."
Seijuurou mengetik beberapa angka dan memanggilnya. Tak lama kemudian, handphone Seijuurou berdering.
"Selesai. Ini handphone mu." Seijuurou mengembalikan handphone Yuuki.
"Hei kau mengambil nomorku ya? Tidak sopan." Kata Yuuki kesal.
"Aku tidak mengambil."
"Huh dasar." Kata Yuuki kesal.
"Dengan begini aku akan jadi lebih mudah menghubungimu."
"Ya baiklah. Cepat kembali. Senpaimu pasti sudah menunggu terlalu lama."
"Baiklah. Jaga dirimu."
"Tentu saja. Sampai jumpa Sei-kun."
Seijuurou berjalan menuju bis yang membawa rombongannya.
Yuuki membuka handphonenya dan melihat foto dirinya dengan Seijuurou
"Sei-kun... arigatou." Kata Yuuki sambil mengatur foto itu menjadi wallpaper handphone nya.
~Koishikute~
Yuuki selalu berjalan kaki dari sekolah ke rumahnya, tetapi selalu diantar saat berangkat bersama adik-adiknya. Sebenarnya dia menolak untuk diantar saat sekolah, tapi sikap ibunya yang overprotektif itu membuat Yuuki menuruti keinginan ibunya.
Sebelum pulang Yuuki menyinggahi tempat percetakan foto.
"Selamat datang."
"Maaf, aku ingin mencetak foto ini."
"Baiklah, saya akan mencetakkannya. Berapa yang anda inginkan?."
"4 buah. 2 untuk seukuran foto dompet. 1 untuk ukuran biasa dan satu lagi... um... seukuran frame ini." Kata Yuuki sambil menunjukkan frame yang dia inginkan.
"Baiklah, silahkan tunggu di sana."
Yuuki berjalan ke arah bangku tunggu. Dia memeriksa handphone nya. Ternyata ada pesan yang masuk.
From : Okaa-san
To : Morikawa Yuuki
"Kau ada dimana sayang? Kok belum pulang?."
Yuuki tersenyum saat membaca pesan dari Okaa-san nya. Okaa-san nya itu memang memiliki sifat yang overprotektif terhadap keluarga nya. Bukankah itu artinya ibunya sangat perhatian terhadapnya?.
From : Morikawa Yuuki
To : Okaa-san
"Maaf lupa memberi kabar, Kaa-san. Aku sudah pulang sekolah tapi aku ingin membeli sesuatu dulu jadi aku akan pulang sedikit terlambat. Tenang saja aku akan segera pulang."
Drrt.. Drrt
From : Okaa-san
To : Morikawa Yuuki
"Baiklah cepat pulang ya sayang. Hati-hati di jalan."
From : Morikawa Yuuki
To : Okaa-san
"Baiklah, Kaa-san. Terimakasih."
Daripada duduk saja menunggu selesai, Yuuki lebih memilih melihat-lihat koleksi album dan frame yang dipajang di toko tersebut.
Banyak frame dan album foto yang ada di toko ini. Berbagai bentuk, ukuran serta warna juga tersedia di toko ini. Pengunjung yang datang juga banyak.
Yuuki melihat album berwarna pink dengan motif love berwarna merah dan frame dengan 2 bagian foto terpisahkan oleh gambar love pada tengahnya. Yuuki tertarik pada 2 benda itu dan membawanya ke kasir.
"Ini foto anda sudah selesai."
"Arigatou gozaimasu. Aku ingin membeli ini sekalian."
Setelah membayar semuanya, Yuuki segera melangkahkan kakinya pulang.
~Koishikute~
"Tadaima."
"Okaeri, Nee-san. Itu.. bawa apa?."
"Oh ini. Ini untuk tugas sekolah."
"Memangnya itu apa?."
"Ini frame foto, Hidari-chan."
"Sudahlah Hidari. Nee-san ingin istirahat dulu. Nee-san kan baru pulang." Kata Migi yang sejak tadi duduk di sofa ruang tamu yang memerhatikan kakaknya dan saudara kembarnya.
Yuuki ber'sweatdrop' sendiri. Terkadang adiknya jauh lebih dewasa dari umurnya.
"Oh ya benar juga. Maaf ya Nee-san."
"Iya. Tidak apa-apa. Nee-san masuk kamar dulu ya." Kata Yuuki menaiki tangga melangkahkan kaki ke kamarnya yang berada di lantai 2.
"Kalau sudah selesai, cepat turun Nee-san. Kita makan malam bersama."
"Ya baiklah."
~Koishikute~
"Hah." Yuuki menghempaskan tubuhnya ke tempat tidurnya yang nyaman itu.
"Lelah sekali."
Yuuki melihat bungkusan yang baru saja dia beli. Ia beranjak dari tempat tidurnya, mengambil foto yang sudah dicetak dan memasangkannya pada frame lalu meletakkannya di meja kecil yang ada di samping tempat tidurnya.
dia terus tersenyum memerhatikan foto dirinya bersama Seijuurou. setelah memasang di frame kecil, dia juga memasangnya di album dan di dompetnya.
"Kenapa aku beli frame yang panjang ini ya? Hah... ya sudahlah pasti nanti berguna." Kata Yuuki memasukkan frame itu pada lemari.
"Dan 1 foto ini, akan kuberikan pada Sei-kun."
Setelah itu, Yuuki bergegas mandi.
~Koishikute~
"Tadaima"
"Okaeri nasai, Yasashii-sama."
"Oh ya Sei-chan dimana?."
"Seijuurou-sama ada di kamarnya, Yasashii-sama. Saya permisi untuk memanggilnya."
"Tidak perlu. Aku yang akan memanggilnya."
Yasashii berjalan ke kamar anaknya.
"Sei-chan!! Sei-chan." Panggil Yasashii yang tak dijawab oleh Seijuurou.
Yasashii masuk ke dalam kamar Seijuurou. Ternyata Seijuurou sedang terlelap.
"Sei-chan sayang, ayo bangun. Kita makan malam dulu."
"Iya Kaa-sama."
Wajah Seijuurou yang baru bangun tidur itu membuat Yasashii senang mengacak-acak rambut anaknya.
"Mou, Kaa-sama. Aku sudah bukan anak kecil lagi."
"Kau tetap anak kecil untuk Kaa-san. Ya sudah cepat turun."
Seijuurou menghela nafas. Entah mengapa dia sangat lelah hari ini. Sebelum turun, dia memeriksa handphonenya. Ternyata ada 3 panggilan tak terjawab dan 1 e-mail masuk.
"Ternyata kau duluan yang menghubungiku, Yuuki." Seijuurou terkekeh melihatnya.
From : Morikawa Yuuki
To : Akashi Seijuurou
"Mou, Sei-kun. Kau sedang apa sih sampai tidak mengangkat teleponku? Ya sudahlah lupakan saja. Bisakah besok kita bertemu? Aku akan menunggumu di tempat biasa. Kalau kau bersedia hubungi aku besok siang ya Sei-kun. Jaa mata."
Seijuurou hanya tersenyum membacanya.
From : Akashi Seijuurou
To : Morikawa Yuuki
"Baiklah besok aku akan menemuimu."
Setelah itu, Seijuurou bersiap makan malam.
~Koishikute~
Setelah selesai makan malam, Yuuki duduk di ruang keluarga sambil menonton tv. Entah sudah beberapa kali dia mengganti channel tvnya.
"Tidak ada yang menarik."
Drrt drrt.. drrt drrt
Yuuki membuka e-mail dari Seijuurou. Dia tersenyum membacanya. Lalu melangkahkan kakinya ke tempat favorit pribadinya.
Ya inilah tempat favorit pribadinya. Ruangan yang hanya dia yang diizinkan masuk. Tidak ada rahasia maupun hal yang dia sembunyikan disini, hanya saja di tempat ini dia suka sendirian.
Ruangan ini hanyalah ruangan musik milik Yuuki. Banyak alat musik di sini. Ada juga alat perekam. Dia suka membuat lagu maka dari itu dibutuhkan alat perekam. Semua alat musik + alat perekam di ruangan ini merupakan hadiah ulangtahun yang diminta Yuuki.
Dia menuju ke alat perekamnya. Memasukkan password agar tidak ada yang mengetahui apa yang ia rekam di dalamnya.
"Hari ini aku senang. Aku bertemu dengan Sei-kun di sekolahku. Dia memenangkan pertandingan yang diadakan oleh sekolahku. Aku agak kesal karena sekolahku kalah dengan sekolahnya. Tapi Sei-kun itu benar-benar keren saat bermain." Kata Yuuki mulai curhat dengan alat perekamnya.
"Aku ingin satu sekolah dengannya, aku ingin selalu bersamanya. Bersamanya bisa menghilangkan rasa bosanku. Mungkinkah aku menyukai Sei-kun? Mungkin saja." Kata Yuuki malu sendiri oleh kata-katanya.
"Hah mungkin aku sudah terlalu lelah hari ini sampai-sampai aku merekam kata-kata anehku. Ya sudahlah biarkan saja."
Setelah mematikan alat perekam dan mematikan lampu ruangan, Yuuki berjalan keluar menuju kamarnya
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro