Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

Chapter 05

Title: Knight Blue
Author:  Ika Rahmawati
Pair: KaitoMiku
Genre: Romance and Fantasy
Disclamir: Vocaloid (c)  Cyprton future media, Yamaha Corportion

.

.

Chapter 05.

Aku terbangun saat sinar matahari memasuki kamarku, membuat diriku membuka kedua mataku perlahan. "Sudah pagi rupanya."gumamku sambil duduk diranjangku menguap pelan.

"Haah.. harus sekolah lagi.."ucapku dengan langkah gontai, menuju kamar mandi yang berada dibawah.

"Pagi, Onii-chan.."sapa Rin tersenyum cerah padaku, saat aku menuruni tangga aku membalasnya sambil tersenyum padanya. "Pagi.."sapaku balik.

"Onii-chan mau sarapan apa.."tanya Rin padaku. "Terserah padamu.."jawabku lembut

"Baiklah akan siapkan."balasnya mulai acara memasaknya, semantara aku memasuki kamar mandi.

Currrrr...!! (Anggap aja suara shower yang dinyalangkan.)

Air dingin menguyur tubuhku, aku menutup mataku pelan sambil menghembus nafas pelan ku letakan tanganku ditembok.

"Sekarang saatnya membalas perbuatan mereka.."gumamku pelan sehingga suraiku menutupi mataku dengan seringaian mengerikan di bibirku

"Sepertinya bagus jika aku menorror mereka satu persatu.."lanjutku dengan senyuman keji. "Aku akan membalas perbuatan kalian padannya selama ini.."ucapku lagi sambil mematikan keran air itu dan mengambil handuk putih untuk mengerikan tubuhku.

Skip Time.

Aku mencoba mengerikan rambutku yang basah, sambil menguap kecil sampai tangan mungil adikku menghentikan kegiatanku.

"Biarkan aku yang mengerikannya, Onii-chan makan saja.."ucapnya padaku, aku menoleh lalu mengangguk pelan sambil mulai acara makan. "Imou.. sudah makan.."tanyaku padanya.

"Sudah.."jawabnya sambil sibuk mengerikan rambutku yang belum kering.

Adik dari Kaito Kagami itu menatap kakaknya ragu, dan membuatku menegoknya pelan. "Ada apa?"tanyaku padanya membuat dirinya tersentak kecil lalu mengeleng. "Tidak ada.."jawabnya

Aku menarik tangannya dan menyuruhnya, duduk dia menurut dan menuduk kepalanya.. "Baiklah apa yang kamu tanyakan, adikku.."tanyaku lembut

"Tidak ada, Onii-chan."jawabnya

Aku menghelang nafas.

Desirrr..

"Akh!! Onii-chan itu sakit.."ringgisnya menatapku kesal, aku menatapnya cemberut padanya. "Onii-chan.. tidak suka, jika adikku yang manis ini..!! Mengatakan 'Tidak ada..' walau dia ingin mengatakan sesuatu"ucapku padannya, dia menuduk sedih lalu menghelang nafas pelan lalu menatapku. "Onii-chan ini tentang mereka.."katannya

"Onii-chan tau, lalu apa yang kamu tanyakan apa?"tanyaku

"Apa mereka menanyakan, sesuatu tentang kita..."ucapnya

Aku mengangguk pelan. "Begitu ya.."jawabnya

"Mereka meminta kita kembali."kataku

"Apa, Onii-chan mengiyakannya..."tanyanya

Aku mengeleng pelan. "Onii-chan tidak bilang begitu.."balasku

"Lalu apa yang Onii-chan katakan.."ucapnya

"Jujur saja, Onii-chan juga tidak suka kembali pada mereka!! Setelah apa yang mereka lakukan selama ini.."ujarku

"Onii-chan masih marah pada mereka.."katanya membuatku terdiam.

'Bukan hanya marah tapi, aku benci mereka setelah apa yang mereka katakan pada kakakmu itu'batinku

Aku mengangguk pelan lalu mengelus pelan surai pirang panjangnya.

"Onii-chan memang masih marah pada mereka, setelah apa mereka lakukan padamu dulu.."ucapku pelan.

"Onii-chan marah karena masalah itu.."katannya ragu

"Bukan, Onii-chan hampir kehilanganmu saat itu.."jelasku

"Memangnya aku kenapa saat itu.."tanyanya.

"Imou-chan hampir kehilangan nyawa saat itu, lalu saat Onii mau meminta bantuan dan mereka bilang.. 'Ah itu cuman hanya alasan, untuk bertemu kami bukan..' "jawabku sambil menuduk kebelakang mengingat wajah sedih Kaito-sama saat itu.

Rin terdiam mendengar ucapan kakaknya ini. "Onii-chan.. karenaku? Onii-chan membenci mereka.."sesalnya dengan sedih

'Kamu salah.. Rin-chan, aku memang membenci kedua orang tuamu.. tapi aku sayang padamu karena kau mengingatkanku pada Rei-kun'

"Onii-chan melakukan ini, demi melindungi dirimu dari mereka.. jadi jangan khawatir, Onii-chan tidak akan meninggalkan Rin-chan sendiri.."janjiku padannya sambil mengenggam tangannya dengan serius

"Onii-chan janji tidak akan meninggalkan, Rin sendiri atau kembali pada mereka kan."ucapnya menyondrokan jari kelingkingnya dan aku mengaitkan jariku padanya. "Aku berjanji."balasku

"Ayoo.. waktunya berkemas!!"lanjutku

"Hai.."ucapnya.

.

.

"Imou-chan.., sudah siap"tanyaku padanya, dia mengangguk pelan sambil merapikan rambutnya lalu tersenyum hangat, membuatku ikut tersenyum. "Sudah!! Ayoo, Onii-chan."jawabnya sambil mengandeng tanganku.

Aku mengangguk pelan sambil tersenyum kecil melihat gadis remaja merupakan adiknya itu tersenyum melihatnya.

"Kaito-san..."ucap suara amat yang ku kenal membuatku menengok kearah suara itu, begitu juga Rin yang ikut menengok menatap heran kedua gadis yang seumuran dengan kakaknya. "Siapa mereka, Onii-chan.."tanya Rin heran ya sepertinya bingung, mengapa kakaknya ini mengenal kedua gadis itu. "Ohayou.."sapa mereka yang ternyata, Miku-hime dan Luka-san menghampiri kami. "Ohayou.."sapaku balik

Rin mengangguk pelan sebagai balasannya.

"Kebetulan kita bertemu ya.."ucap Miku padaku, Rin menatap Miku polos membuatku terkekeh pelan. "Ne.. ne.. Nee-chan siapa?"tanya Rin polos membuat Miku menatap gadis yang mirip dengan adiknya, menghilang membuatnya merindukan adik shota nya entah dimana.

"Ah, perkenalkan namaku Miku Hatsune.."ucap Miku memperkenalkan dirinya lalu menatap Luka-penjaganya. "Dan ini sahabatku, Luka Megurine.."lanjut Miku

Membuat Luka mengangguk pelan sambil berkata. "Salam kenal, nona manis.."sapa Luka ramah membuat Rin memerah dikatai Nona manis, membuatku tak henti tersenyum. "Apa, Luka-nee dan Miku-nee!! Teman-teman.. Onii-chan.."tanya Rin pada mereka. "Ya, kami teman-temannya."jawab Luka sambil menyeringai jail padaku, aku memutarkan mataku pelan dan bergumam. 'Dasar..'batinku menghelang nafas.

"Lalu.. apa diantarkan kalian.. kekasih Onii-chan.."tanya Rin tiba-tiba membuatku tersentak, lalu menatap Rin kaget.

"T-tunggu dulu, Imou-chan..!! Kenapa kamu mengatakan itu.."kataku padanya.

"Hanya memastikan, dari Luka-nee maupun Miku-nee siapa pacarmu.."tebaknya.

"Maa.. maa.. aku sudah memiliki pacar, sayangku.."jawab Luka mencubit pipi Rin gemas lalu mengatakan. "Dan mungkin temanku yang satu ini, adalah kekasihnya.."lanjut Luka sambil menyingkut gadis berambut tosca kini membeku. "Luka-chan.. apa maksudmu.."tanya Miku memerah karena dikatain begitu.

"Hei, apa maksudmu itu..."kataku datar

"Eh, jadi Miku-nee kekasih Onii-chan gitu.."ucap Rin

Rinny kenapa menarik kesimpulan seperti itu sih..-- ditambah Miku memerah saat mendengarnya, aku menghelang nafas.

"Mereka belum berpacaran tapi akan.."lanjut Luka

"Luka-chan, s-sudahlah.."balas Miku menarik-narik lengan penjagannya itu, aku menghelang nafas. "Ya, sayang sekali kalau gitu.."balas Rin

"Apa maksudmu, dengan sayang sekali.. Imou-tou.."tanyaku kesal

Dia menatapku pelan lalu mengeleng pelan.

"Sayang sekali jika Miku-nee bukan pacarmu, Onii.. padahal Rin mau Miku-nee jadi kekasihmu.."jawabnya polos

Hadehhh anak ini benar-benar.., tapi benar juga apa yang dikatakannya '-'

(Ikanee: Shion-san plin plan.. -.-")
(Shion: diaam kau -__-#)

"Nah.. nah.. yang dikatakan adikmu benar tuh.."celetuk Luka sambil mengangguk-angguk pelan, aku menghelang nafas pelan lalu mengatakan. "Terserah.."balasku lalu menatap Rin pelan. "Bukannya, untuk pergi sekarang imou."kataku padannya.

Dia membulatkan mata lalu menepuk keningnya, lalu terkekeh pelan. "Aku lupa.."balasnya lalu menatap kami.

"Aku berangkat dulu ya, Minna!!"ucapnya dengan nada ceria lalu mengecup pipiku sambil berjijit.. "Ya, hati-hati jalan.."balasku

.

.

"Maafkan ucapan adikku itu ya, Miku.."ucapku padannya

Dia mengeleng pelan sambil tertawa pelan lalu mengibaskan tangannya. "Tidak, apa-apa kok.."balasnya.

"Tapi kelihatannya Miku-chan senang tuh.."tambah Luka padannya. .

"Eh!! aku ngk senang.."sanggah Miku sambil memerah.. "kalau ngk senang mengapa wajahmu memerah.."tanya Luka dengan meledek itu.

Aku terdiam mendengar mereka berdua yang sedang berdebat, sampai mataku berkilau melihat berapa korbanku tak jauh dariku entah pergi kemana.

"Baiklah, kalian pergilah duluan saja.."kataku pada mereka.

"Memangnya mau kemana.."tanya Miku padaku

"Aku mau kesuatu tempat.."jawabku padannya.

"Ketemu mereka toh.."celetuk Luka padaku yang sepertinya tau apa yang ku maksud, aku mengangguk sekilas lalu berkata. "Tolong, jaga Miku-chan ya.."kataku padannya

Luka mengangguk pelan. "Tampak kau suruh, aku akan melindunginya.."ucap Luka ketus sambil menarik tangan Miku.

"Kagami-san.."ucap Miku padaku, aku tersenyum lembut lalu berkata. "Aku akan menyusul ok, lebih baik kamu masuk lebih dulu.."bujukku padanya dia mengangguk pelan dan mengikuti langkah penjaganya itu.

Setelah mereka pergi, senyumanku berubah menjadi serangai sadis.. Hahaha!!! Ini pasti akan menyenakan.. iyakan!!

.

Aku tidak bisa menahan serangaiku, karena berapa orang yang dulu menyakiti ' Kaito-sama', mereka menatapku heran plus jijik saat aku menghampiri mereka.

"Lihat, siapa yang datang kemari.."hina ketua mereka padaku, berapa anak buahnya ikut mengejekku. "Waa.. waa... si anak culun datang ketempat kita.."kata Temannya, kita sebut saja dia A

"Mau apa kau kemari, anak culun.."tanya si B padaku menatapku dengan kesal

"Hanya menyapa.."jawabku

"Hahahaha tumben sekali, kau mau menyapa kami biasannya kan kau menghindar."balas si C padaku sambil berjalan menuju kearahku. "Ouh benarkah, aku tidak ingat.."ucapku pura-pura memasang wajah bodoh.

"Benarkah, akan ku ingatkan tentang hal itu.."ucap si A menyirangai ke arahku lalu menatap kedua teman-temannya, untuk menyerangku. "Tentu aku tidak keberatan.."jawabku pelan menyembuyikan senyumanku yang ingin terpasang dibibirku.
"Baiklah.. ayo kita beri dia pelajaran, agar dia mengingat ini.."ajak si A lagi.

"Hai.."jawab si B dan C

Kedua orang itu mulai memengangiku sementara bos mereka, mengempalkan tinjuannya..

Aku menuduk menyembuyikan serangaiku yang tertutup rambutku. 'Kena kalian..'

Desirr!

Si A ingin memukulku dengan cepat aku menghindar dan mengerkan kepalaku kearah lain lalu menatapnya heran. "Kenapa, bukannya kau mau memukulku.."tanyaku polos

Dia mengumpat padaku. "Ck! Itu hanya kebetulan kau menghindarinya.."balasnya padaku

Hantam!!

Aku menedang dada si A dengan kuat, membuat si B dan C tersentak melihatku.

"Bagimana bisa.."ucap si C terkejut

Aku tersenyum menyeringai mendengarnya. "Tentu saja..."jawabku pelan lalu menarik tangan si B lalu menghantamnya ke tanah dan dia berteriak
"Arrrgg.."teriakannya

Seringaiku semakin lebar, lalu menoleh ke arah si C dengan takut kearahku.

"Mau coba merasakannya.."tanyaku kekanak-kanakan.. "t-tidak.."tolak si C takut

"Baiklah aku yang akan meninjumu bagimana.."balasku polos sambil memeringkan kepalaku dengan senyuman lebar. "Ja-jangan.."ucap si C

"Hahahaha... kau pasti mengingatkannya kan.."jawabku sambil tertawa mengerikan.

Tarik!! Dan cengkram

Banting..!!

Aku menarik lengannya dan mencengkramnya membuatnya berteriak kesakitan, membuatku gencar membantingnya ke arah si B yang pingsan berapa waktu lalu karena ulahku.

Bruuuk!!

"Ah.. kalian tidak seru."ejekku pada mereka yang babak belur

"Padahal aku sudah semangat loh.."lanjutku dengan mimik muka sedih.

"Tapi kalian membuat moodku membaik, terima kasih.."kataku memasang wajah datar. "Semangat menghabisi kalian.."sambungku

"Ne.."ucapku sambil berjongkok pada mereka yang kini menatap ku dengan takut dan bergetar, cukup untuk membuatku senang. "Aku bukan Kaito Kagami, yang kalian kenal 'dulu' "kataku sambil menekan kata 'dulu'.

"Jadi jika kalian macam-macam lagi denganku, kalian akan menerima akibatnya dari ini.."peringatku pada mereka.

Mereka mengangguk kepala, aku tersenyum puas. "Anak pintar.."

Setelah mengatakan itu, aku berbalik menuju kelasku tanpa perdulikan mereka yang ku hajar baru saja. Tapi tenang saja aku sudah menghapus apa tentang ku lakukan ini.

Dan ku yakin tidak ada saksi..

.

/Kelas Kaito/

Aku mengeser pelan pintu kelas itu, lalu menarik sesuatu disana dan terlihat sebuah tepung putih terjatuh dari sana.

Braak!!!

Tepung itu terjatuh saat aku melihatnya, lalu menatap dingin mereka para pelakunnya. Dan beruntung sekali kedua gadis tadi tidak ada di tempat.

"Khe.. khe.. khe.. peringatanku pada kalian tidak digubris rupannya.."ucapku pelan tapi terdengar menusuk, melangkah kakiku masuk ke dalam kelas. Mereka mendengarku hanya terdiam ucapanku.

"Ouh!! Rupannnya kalian tuli, sehingga aku bicara kalian tidak dengarkan.."lanjutku

Tersenyum!!

"Baiklah.. akan ku ulangi saat itu.."sambungku

Hari cerah saat aku membuat mengsiksan buat mereka, untung sekali kedua gadis bersamaku itu tidak ada di tempatnya.

"Huaah! Kenapa kamu menyeretku ketempat itu sih?"pekik Miku pada penjaga nya membuat menatap mereka dengan tanya. "Maaf.. maaf..."balas Luka sambil cengegesan.

"Pffhh.."ucap Miku sambil mengembukan pipi pelan, dan menghentakan kakinya masuk kedalam kelas. "Tunggu.. Miku-chan.."seru Luka sambil ikut masuk kedalam kelas.

Aku menghelang nafas pelan, dan menatap para siswa dikelas ini yang berapa saat lalu ku siksa dan untungnya mereka tidak ada apa-apa.

"Kaito-san sudah dari kapan datang.."tanya Miku yang mengabaikan penjaganya, aku mengangguk pelan sambil menatap Luka-san dengan kasihan.

"Sepertinya kau membuatnya marah."seruku

"Aku hanya menyuruhnya masuk tapi, dia bilang ya.."balas Luka

"Ya, ku lihat bukan orang.."jawab Miku kesal.

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro