Chapter 03
Title: Knight Blue
Author: Ika Rahmawati
Pair: KaitoMiku
Genre: Romance and Fantasy
Disclamir: Vocaloid (c) Cyprton future media, Yamaha Corportion
.
.
.
Chapter 03
Kaito menatap datar para pembully itu dengan raut dinginnya, membuat para pembully itu gencar ingin menyakitinya.
"Lihatlah.. siapa yang datang?"cembooh salah satu pembully, ok kita panggil sang dia si A.
"Ya, kami merindukanmu.. samsak hidup kami?"ucap si B dengan senyuman menjijikannya
"Mau apa kalian.."tanya Kaito ketus.
"Ya, tentu saja kembali membullymu.."jawab Si C
"Uhh!! Aku tidak tertarik itu.."balas Kaito ketus kembali berjalan sampai tangan si A memengang bahunya dengan kasar.
"Sombong sekali.."ucap si A menarik bahu Kaito dengan kasar. "Ayo beri pelajaran dia.."perintah si A kepada dua anak buahnya itu.
"Hai.."jawab si B dan si C
Kaito memeringkan kepalanya saat kedua orang pembully itu memengangi kedua tangannya, dan si ketua pembully itu mencoba untuk memukulnya. Kaito tersenyum miring.
Tendang!!
Kaito menedang si A mengunakan kakinya yang bebas, dan menuduk saat si A kembali bangkit untuk memukul kepalannya.
Kena!!
Senyuman serangai terpasang di bibirnya saat si A malah memukul si C cukup kuat untuk menumbangkannya, tangan Kaito yang bebas meraih tengkuk si B dan mengarahkan siku miliknya kesana.
Si B ikut tumbang oleh Kaito, si A menatap tidak percaya apa yang ia lihat. Korbannya yang dulu tidak berdaya kini mengalahkannya. "Sialan kau beraninya.."teriak si A berlari sambil mengarahkan pisau lipatnya ke arah Kaito yang kini menatapnya datar.
Set..
Kaito menghindarinya dengan mudah, dan menedang pisau itu jauh dari si A mengunakan kakinya. Ia berputar dan mengayukan kakinya untuk menghantam kepala si A dengan kuat. Membuat si A tumbang begitu saja.
"Cih!! Dasar tidak berguna.."umpat Kaito sambil membersihkan debu saat dia bertarung tadi, menatap datar ketiga pembully itu dengan dingin. "Berani sekali kalian, menyakiti tubuh Tuanku, manusia br******"maki Kaito kasar menatap mereka dengan hawa pembunuh
"Maa.. kita lihat apa yang harus aku lakukan kepada kalian bertiga.."ucap Kaito dengan senyuman iblisnya.
.
.
.
"Aku pulang.."ucap Kaito saat dia membuka pintu rumah'nya', dan menemukan sepatu milik adiknya tertata rapi dan mata biru gelapnya menatap bingung sepasang sepatu lain. Mengangkat bahu acuh memutuskan untuk masuk kedalam, siapa tamu yang di undang oleh adiknya itu.
"Imou.. kamu membawa siapa?"tanya Kaito terputus saat melihat seorang pemuda yang mirip dengan adiknya kini menatapnya. "Kau?"ucap anak remaja itu.
"Hi..."balas Kaito datar.
"Kaito-sama.. Ahh.. bukan.."kata Remaja itu menatap datar ke arah Kaito.
"Begitu juga denganmu.. bukan.."balas Kaito dingin, Remaja itu memutarkan matannya. "Di mana Shion-nii."tanya Remaja itu, membuat Kaito menaiki alisnya.
"Buat apa kau menanyakan Shion."tanya Kaito balik sambil memencingkan mata dengan tajam. "Bukan urusanmu."balas Remaja itu dengan ketus.
"Tidak ku izinkan kau menyakiti, seseorang di rumah ini.."ancam Kaito sambil mengeluarkan percikan api birunya.
"Ouh benarkah.."balas Remaja itu dengan sinis, bahkan Remaja itu mengeluarkan api miliknya. "Onii-chaan.. sudah pulang.."seru gadis berpita putih itu, keluar dari daerah dapur sambil membawa nampannya.
Kaito maupun Remaja itu mereka sama-sama menghilangkan kekuataan mereka.
"Eh.. Kagami-san.."ucap Remaja itu pada adik'nya' Kaito
"Aku pulang.."balas Kaito pada adiknya, Gadis itu membalasnya sambil mengangguk pelan. "Selamat datang.."seru Gadis itu.
"Dia temanmu, Imou.."tanya Kaito padannya.
"Haik, dia murid baru.. Oniii-chan.."jawab Rin padannya.
"Hn, perkenalkan namaku Len Kagamine.."jawab Remaja itu yang ternyata Len itu memperkenalkan diri.
"Salam kenal, Kagamine-san.."ucap Kaito yang diiringi oleh anggukan oleh Len.
"Hn.."balas Len.
"Anoo.. kenapa Onii-chan dan Len saling kenal!"tanya Rin polos.
"Tentu tidak, kan baru kenal.."jawab Len lalu menatap dingin ke arah Kaito
'Kita harus bicara.'
"Onii-chan baru kenal.."balas Kaito kalem.
'Terserah..'
"Tapi, Rin melihat hawa permusuhan dari kalian berdua."saut Rin polos.
"Uhh!! Benarkah.."tanya keduannya.
"Uhmm.."jawab Rin mengangguk pelan.
Kaito menghelang nafas. "Baiklah, Onii-chan lelah.. jangan bermain-main.. saat Onii tidak ada ok.."saran Kaito pada mereka berdua.
"Memangnya kita mau main apa?"tanya Rin polos.
"Lebih baik, Kaito-san jangan berbicara begitu."balas Len padannya.
"Baiklah.. terserah."jawab Kaito.
.
.
Kaito menjatuhkan dirinya di ranjang miliknya, memikirkan Remaja yang bersama dengan Rin itu mengingkatkannya pada perkataan gadis bersurai tosca itu.
"Adikmu seeumuran dengan adik laki-lakiku.."
"Adikku masih hilang sampai sekarang, kalau ngk salah dia mirip dengan adik perempuanmu. Ya, walau marga kami berbeda"
"Len Kagamine.. siapa dirimu sebenarnya.."gumam Kaito pelan sambil menatap langit-langit kamarnya.
Namun.
Bam!!
Sebuah ledakan kecil mengarah pada Kaito, membuat Kaito melompat langsung dari kasurnya menatap nyalang ke arah orang yang berani melukainya. "Berani sekali kau, melakukan ini padaku."desis Kaito marah.
"Waa.. waa.. rupannya kau berhasil menghindari seranganku rupaanya."sindir orang itu. "Kagamine-san.."desis Kaito siapa pelakunya.
"Aku hanya ingin tau kenapa, kau berada di tubuh Tuan dari Shion-nii."ucap Len dengan ketus. "Memangnya mengapa? Jika aku berada di tubuhnya.. itu bukan urusanmu."jawab Kaito dingin.
"Ini urusanku..!!"maki Len marah.
"Aku kehilangan Tuanku, seperti Shion-nii."decak Len tidak suka mengingat kejadiaan pemuda pirang itu telah tiada.
"Apa maksudmu, Len kagamine yang asli.. telah tiada.."ucap Kaito sepertinya mengerti. "Yah..!! Aku diminta olehnya mengantikan posisinya menjaga kakak perempuannya."balas Len datar lalu melipatkan tangannya.
"Rupannya kita sama.."ucap Kaito padannya.
"Apa maksudmu.."tanya Len tidak mengerti.
"Aku kehilangan tuanku, karena dibunuh.."jawab Kaito
"Jangan bilang kau.."ujar Len dengan terkejut bahkan mata biru milik Len, terbelalak kaget. "Aku Shion, penjaga Kaito."jawab Kaito memperlihatkan wujud aslinya. "Tidak mungkin.."balas Len
"Nii-san..."ucap Len tanpa sadar, membuat Kaito menaiki alisnya. "Kau kenal aku?"tanya Kaito heran karena Remaja itu menatapnya dengan kaget plus Rindu.
"Tentu saja, aku mengenalimu Baka Aniki.."cibir Len ketus
Kaito terdiam mendengar cibiran itu, sepertinya ia mengenali ucapan sering diucapan adik shotannya itu (ikanee ditabok yang punya nama) lalu menatap Len tidak percaya. "Rei..."kata Kaito terkejut.
"Bagimana bisa.."tanya Kaito
"Mungkin aku sama sepertimu, Tuan yang ku jaga dibunuh si Hiu itu.."cibir Len kesal bahkan mata milik Len berubah gold, bahkan ia mengempalkan tangannya.
"Ckk!! Apa ulah Hio.."tebak Kaito sepertinya tau apa yang dimaksud oleh Len itu. "Ah, Nii-san juga kenal dia?"kata Len padannya. "Aku mengenalinya dulu, tapi sekarang dia musuh.."jawab Kaito.
"Lebih baik.. kau kembali kediaman Hatsune-san, dia merindukan adiknya itu."saran Kaito padannya, namun remaja pirang itu mengeleng pelan. "Belum saatnya.."balas Len
"Kau punya rencana lain.."tanya Kaito
"Ya, aku ditugaskan menjaga adiknya 'Tuan Kaito' atas permintaan dari 'dia' yang 'asli' "jawab Len pada Kaito.
"Baiklah kau boleh menjagannya, ku pikir kau tidak tertarik dengan manusia bukan.."cibir Kaito
Len mendelik ke arahnya. "Itu dulu, tidak seperti kau saja Nii-san"ledek Len
"Ngomong-ngomong, adik dari 'Tuan Kaito' lumayan manis juga."kata Len berjalan kearah jendela. "Uh!! apa katamu.."ucap Kaito tidak mengerti.
"Lupahkan.. aku pulang dulu, bersenang-senanglah kepada orang-orang yang dulu menyakitinya."ucap Len pada sekaligus pamit itu, membuat Kaito menyerangai iblis. "Rupannya kau tau rencanaku.."ujar Kaito.
.
.
Miku menatap sedu kearah bingkai photo yang terpajang disaat, photo dirinya dan adik kesayangnya entah berada dimana.
"Len.."lirih Miku menatap sedu kearah bingkai photo yang menampilkan dirinya dan juga adiknya itu, Putri pertama dari Hatsune Mikuo dan Kagamine Lenka itu menatap miris melihat photo itu. Dia merindukan adiknya itu. "Kamu berada dimana, adikku.."bisiknya sedih
Teringat percakapan terakhir antara dia dan juga adik pirangnya, sebelum remaja itu menghilang tanpa kabar.
"Nee-chan, aku pamit dulu ya.."
"Eh, kamu mau kemana Len.."
"Hehehe!! Rahasia, tapi nanti Len kembali lagi kok membawakan sesuatu untukmu Nee-chan.."
"Untuk Nee-chan apa itu?"
"Kalau Len bilang bukan rahasia lagi dong."
"Baiklah, tapi berhati-hatilah.."
"Uhm.., aku pamit"
"Berhati-hatilah, Len pulanglah dengan selamat."
Percakapan dia dan juga adiknya itu berakhir setelah adiknya pergi, namun berapa minggu kemudiaan sang adik tak kunjung kembali.
"Nee-chan mohon pulanglah.."bisik Miku dengan lirih, dia tidak menyandari sepasang mata gold menatapnya dari luar jendela.
"Maaf, aku belum bisa kembali.."ucap seorang remaja berusia 14 tahun itu tersenyum sedih, kepada kakak dari tuannnya itu. "Maafkan aku tidak bisa menjaga adikmu, karena kelemahanku"bisik remaja itu. "Tapi aku akan melindungimu, sama seperti melindungi orang dicintainya."lanjut remaja itu pelan lalu menatap langit tanpa awan lalu tersenyum sangat tipis.
"Akan ku lindungi dirimu, dan gadis musim panas itu.."sambungnya lalu menghilang dari sana.
Miku merasakan seseorang dibalkon kamarnya membuatnya menegok kepalannya. "Len.."ucap Miku berharap kalau sosok yang ada disana adalah adiknya. "Hahaha.. ternyata hanya ilusiku, tidak mungkin kan otou-tou kembali.."isak Miku dengan lirih menahan tangisnya dari mata tosca nya itu.
.
.
Len menatap langit cerah tapi tidak dengan hatinya kini terkecamuk, teringat permintaan tuannya itu membuatnya menghelang nafas pelan. "Len-sama.. apa yang harusku lakukan.."bisiknya sedu
Mata awalnya biru saffhire kini berubah menjadi gold agak menedung itu, karena teringat masa bersamannya tuannya itu.
[Flasck back]
Aku melihat tuanku yang masih remaja tengah berlatih mengunakan pedangnya itu, sedangkan aku hanya menatapnya berlatih dengan wajah datarku.
"Rei.."ucapnya
Remaja berusia 14 tahun memanggil namaku, remaja bernama Len Kagamine kini berjalan menuju kearahku sambil menyelipkan pedangnya ke sarungnya.
"Ya, ada apa Len-sama.."tanyaku padannya.
"Bisakah aku minta tolong padamu, aku ingin memberikan sesuatu pada kakak perempuanku.."jawabnya sambil meminta bantuanku. "Bisa bantu aku kan."tanyanya lagi sambil mengaruk kepalanya tak gatal.
Aku mengangguk pelan lalu berkata.
"Buat Miku-hime.. atau gadis yang anda taksir.."jawabku padannya, ku lihat wajahnya mulai memerah membuatku tersenyum kecil. Ah!! Menyenakan sekali mengoda tuanku ini walau umurnya masih 14 tahun tapi Len-sama sudah bisa mengunakan kekuatannya.
Anak kedua dari dua bersaudar itu menatapku kesal, yang entah mengapa membuatku ingin tersenyum melihatnya.
"Tentu saja.. buat Nee-chan memangnya yang ku taksir siapa?"renggutnya pelan
Aku menaiki alis sebalah lalu berkata. "Maa.. anda tak bisa menyembuyikan sesuatu dariku, Len-sama...."godaku padannya
"Hei apa maksudmu, aku tidak menyembuyikan apa pun padamu.."ucapnya kesal
"Oh!! Benarkah.. lalu siapa yang sedang anda kejar gadis berpita kelinci itu ya."tebakku sambil melipatkan tanganku menatapnya mengejek.
"Kauuu!! Bagimana kau tau Rei.!!"teriaknnya kaget.
Aku menutup kupingku saat dirinya berteriak padaku, duuh!! Sifatnya tsunderenya kembali -.-
"Tentu saja aku kan penjagamu, Len-sama.."jawabku dongkol
"Ah benar juga.."jawabnya memasang wajah bodoh (Authornya dilindas Len)
"Lalu apa yang harus ku lakukan.."tanyaku padannya, dia melirikku lalu tersenyum lembut. "Bisa tolong carikan liotin berbentuk hati.."ucapnya
"Etto berbentuk dua melody bukan.."koresiku dia mengangguk.
"Ya, kuharap dia suka.. dan aku harap dia segera mengingatku.."lanjutnya dengan lirih
Aku terdiam mendengarnya, ya aku tau hubungan Len-sama dengan adik dari penjaga kakak laki-lakiku itu berapa tahun lalu mengalami kecelakaan. Menyebabkan hilangnya ingat sang gadis yang disayangi oleh Len-sama. "Ya, aku harap dia mengingat anda.."hiburku padannya.
"Ku harap begitu.."balasnya.
"Lalu, tentang hadiah untuk kakak anda.."tanyaku padanya
Dia berpikir sebentar lalu menjertikan jarinya. "Bagimana selusi negi.."jawabnya polos membuatku spleass seketika.
"Itu bukan hadiah, Len-sama.."ucapku
"Ah benar juga, Nee-chan pasti bisa membelinya sendiri."serunya.
Aku menghelang nafas mendengarnya, sabar Rei sabar.
"Bagimana kalau sebuah gitar.."ucapnya tiba-tiba membuatku tertarik.
"Gitar.."beoku
"Hai, ku lihat Nee-chan ingin memilikinya namun belum sempat dia beli.."jawabnya.
"Memangnya gitar seperti apa?"tanyaku padannya. "Sepertiya aku punya majalah yang dilihat Nee-chan."kata nya sambil memperlihatian sebuah gitar yang menarik.
"Yang ini.."tanyaku padanya, dia mengangguk pelan. "Ya.. kuharap aku bisa membelinya."jawabnya.
.
.
"Rei.. apa kamu yakin bisa memberikannya padanya.."tanyanya ragu
Aku mengangguk pelan lalu menepuk pundak tuanku. "Hai.. karena aku bisa memberikan hadiah anda pada, kakak laki-lakiku.."jawabku padannya.
"Aku lupa kalau kakakmu seorang penjaga, dan kakak laki-lakinya sama sepertiku.."ucapnya sambil tertawa kikuk
"Tenang saja, aku yakin Nii-san bisa memberikan pada gadis pujaanmu.."godaku padanya. "Hentikan Rei..."seru nya.
"Baiklah tinggal mencari hadiah buat Miku-hime."ucapku mengabaikan raut wajah memerahnya. "Sialan kau.."makinya membuatku terkekeh pelan.
Perasaanku mulai tak enak saat, tuanku Len-sama tidak kunjung kembali membuatku ingin mencarinya.
"Lebih baik aku menyusulnya."gumamku mencari sosok remaja berambut pirang yang diikat pony tail.
Deg!!
Mataku membola saat jantungku berdetak jauh lebih cepat dari biasannya, membuatku merintih pelan. "Perasaan apa ini!!"gumamku merasakan hal buruk yang akan terjadi
'...Rei!' Suara itu adalah suara milik Len-sama, kenapa suara agak berbeda
"Len-sama.."kataku pada tuanku itu.
'Tolong.. aku!!'pinta suara itu membuatku membelalak mata. "Anda kenapa?"tanyaku yang khawatir
'Aku tidak tau.. tapi seseorang pria ingin mencoba membunuhku Ukh!!'jawabnya di iringi ringgisan sakit, membuatku semakin cemas. "Len-sama!! Anda baik-baik saja kan."ucapku khawatir.
'Tidak apa-apa'balasnya
'Aku sempat terluka..'lanjutnya
"Len-sama.. tolong dimana posisi anda?"tanyaku
'Di sebuah tempat gedung tidak terpakai, aku berada disana..'jawabnya sambil terputus-putus
"Len-sama, bertahanlah aku akan segera datang.."sambungku
'Aku akan menunggumu Rei!'ucapnya.
.
.
Terlihat sosok remaja bersurai pirang membawa sebuah gitar itu, tengah bersembuyi dari orang ingin membunuhnya tangan satunya menopang kearah tembok untuk menyangga tubuhnya terluka.
"Sial.."maki remaja itu bersandar disebuah tempat tak terpakai untuk tempat bersembuyi. "Bagimana bisa aku tidak menyandarinya, sialan.."runtuknya kesal mencoba menutupi lukanya itu lalu terbatuk pelan. "Ukhu!" Remaja itu terbatuk dan meludahkannya kesamping, dan menempukan bercak darah disana.
"Hehehe!! Aku akan dimarahi oleh Rei, jika aku tidak bisa menjaga diriku yang payah ini.."cibirnya memaki dirinya sendiri
"Tapi, pria itu benar-benar sangat kuat.."ucapnya pelan melihat sekitarnya dengan waspada.
"Ukhu!! lebih baik aku menghubunginya sebelum terlambat.."kata Len
"Rei..."ucap Len saat membuka suarannya namun dia terbatuk kembali, berharap penjaganya tidak menanyakan hal ini.
'Len-sama..' Len tersenyum lega saat penjaganya menjawab panggilannya.
"Tolong... aku!!!"pinta Len diiringi ringgisan kesakitannya, dia yakin Rei pasti mendengarnya.
'Anda kenapa?'tanya Rei sempat khawatir dengan keadaannya, membuat Len bersyukur karena ada mencemaskannya.
" Aku tidak tau.. tapi seseorang pria ingin mencoba membunuhku Ukh!!"jawabnya pelan mencoba menekan lukannya melebar, dirinya yakin sekali suarannya membuat penjaga membelalak matanya.
.'Len-sama!! Anda baik-baik saja kan.'tanya penjaganya khawatir keadaaannya sekarang.
Len melirik lukanya, lalu menghelang nafas pelan. " Tidak apa-apa "balas Len tidak ingin membuat penjaganya semakin cemas keadaanya yang mungkin membuat penjaga bersurai hitam akan marah. " Aku sempat terluka.."lanjut Len
Dia bisa merasakan hela nafas dari penjaganya itu. ' Len-sama.. tolong dimana posisi anda?'tanya Rei padannya
Len melihat sekitarnya pelan lalu berkata
"Di sebuah tempat gedung tidak terpakai, aku berada disana.."jawabnya sambil terengah-engah karena ia merasakan hawa mengerikan menuju kearahnya.
'Gawat sesuatu mengatakan padaku, bahwa sosok itu akan menuju kearahku'batin Len
'Len-sama, bertahanlah aku akan segera datang..'sambungnya menyakini Len bahwa, penjaganya akan segera datang.
"Aku akan menunggumu Rei"ucap Len memutuskan koneski mereka.
Len memutuskan tetap berada disana, namun entah mengapa hawa disekitarnya terasa dingin dan mengerikan. Membuat dirinya berkeringat. "Ada apa ini!"tanya Len melihat sekitarnya merasakan kekuatan mengerikan muncul entah darimana.
"!?" Len terkejut saat sosok didepanya menyerangai senang kearahnya, seolah dia adalah penjahat yang ketauaan. "Kau!!"ucap Len terkejut melihat sosok didepannya. Sosok itu tersenyum lebar menemukan seseorang ia cari dari tadi.
"Kau ketemukan, Len Kagamine.."kata sosok itu yang mendekat kearahnya.
Srack!!
Len memunculkan katana miliknya, posisinya tidak menguntungkan karena dia terluka sekarang dan dia menunggu penjagannya.
"Percuma jika kau mengkalahkanku bukan!"sindir sosok itu dalam bayangan.
"Ck!!"umpat Len pelan
"Apa yang kau inginkan.."tanya Len dengan geram.
"Mauku.."ucap sosok itu lalu tersenyum keji bahkan dia mengsummon berapa senjata miliknya. "Membunuhmu.. seperti aku membunuh Pemuda berambut biru itu."sambungnya lagi lalu menghujani Len dengan berapa senjata miliknya.
"A-apa?"ucap Len dengan kaget saat tau apa yang dikatakan oleh sosok itu.
Sret Braak!!
Len mengayukan katannya menebas satu kali dengan kuat, agar berapa senjata itu tidak mengenainya. "Ya, akulah yang membunuh Kaito Kagami."jawab sosok itu dengan nada mencembooh.
"Tidak mungkin?"ucap Len terkejut karena orang dibicarkan sosok itu, adalah tuan dari kakak penjaganya.
"Itu mungkin bagiku, Hahaha!!! Dan kau selanjutnya.."balas sosok itu kini menerjangnya.
'Gawat!!'batin Len
Sebuah panah beracun dalam kecepatan tinggi, ingin menebus tubuh Len yang kini mematung tak bergerak.
Tangkap!!
Sebuah tangan lain menangkap busur beracun, menatap nyalang ke arah sosok itu kini tersenyum dingin. "Waah!! Lihat siapa yang baru saja datang.."sindir sosok itu kepada orang baru saja datang.
Len menemukan penjaganya, yang menangkap busur beracun yang hampir mengenainya. "..Rei"ucap Len pelan hampir terjatuh namun beruntung remaja bersurai hitam itu menyangganya.
"Anda baik-baik saja? Len-sama.."tanya remaja bersurai hitam bermata gold itu padannya."Ya, terima kasih telah menolongku.."jawab Len padannya
Rei mengangguk pelan lalu berjalan kedepan melindungi, tuannya dari sosok di depannya menaiki alisnya heran.
"Tak kusangka seseorang sepertimu akan melakukan hal seperti ini, menjijikan."ucap Rei datar menatap dingin sosok di depannya itu. "Waa.. rupannya kau kenal aku rupannya, biar ku tebak kau adik dari Shion bukan."tebak sosok itu
Alis Rei mengerut pelan saat sosok itu berbicarakan sang kakak juga seorang penjaga. "Cih!! Siapa kau?"tanya Rei ketus
"Ah, maafkan aku perkenalkan namaku Yohioloid.."jawab sosok itu sambil memperkenalkan dirinya.
"Dan akulah yang membunuh tuan dari kakakmu itu, Kagane Rei.."lanjutnya membuat Rei melebarkan mata goldnya itu.
"Apa?"ucap Rei
"D-dia berniat membunuhku, setelah apa yang dia lakukan kepada kakak dari tuanmu.."jawab Len terputus-putus tubuhnya merosot membuat Rei membelalak matanya. "Len-sama.."seru Rei panik melihat wajah pucat tuannya itu.
"Apa yang kau lakukan padannya!?"bentak Rei pada Yohioloid yang tersenyum bengis.
"Memberinnya luka, bukan semacam luka biasa dia akan mati sebentar lagi."ucap Yohioloid dengan senyumam kejamnya.
"Kurang ajar."maki Rei membantu Len untuk duduk.
"Hahaha.. menyenakan melihat keadaan tuanmu seperti ini, lihat dari reaksimu sama seperti kakakmu yang kehilangan tuannya.."tawa Yohio membuat Rei mengepalkan tangannya.
"Brengsek!"umpat Rei
"..Rei"ucap Len melihat amarah penjaganya. "Kenapa kau ingin... membunuh tuan dari para penjaga.."tanya Len dengan putus asa.
"Karena aku tidak suka melihat kalian hidup berdampingan."kata Yohio dengan nada kebenciaan.
.
.
"Kau menghalangiku Rei."umpat Yohio padaku yang ingin melindungi tuanku Len.
Namun bukan aku yang terkena tembakan itu, melainkan Len-samalah yang terkena yang ingin melindungiku di depan mataku.
Oh, Tidak!!
"LEN-SAAMAAA"teriakku sambil mencoba menangkap tubuhnya kaku, kucek dia masih bernafas walau pelan. "Len-sama, kumohon bangunlah"lirihku karena aku takut kehilangannya.
"Hahaha.. lihatlah, ini balasannya jika kau tidak menyerah Rei."ucap Yohio tertawa padaku. "Kubunuh kau!!"teriakku menatap nyalang kearah Yohio.
"Kau tidak bisa membunuhku dengan kemampuanmu, Rei Kagane.."sindir Yohio padaku, aku mengepal tanganku.
"Bersenang-senanglah.. waktumu dan tuanmu hanya tinggal sedikit.."cembooh Yohio berlalu meninggalkan kami berdua.
[Flasck back Off]
Rei mengambil liotin berbentuk kuciran rambut itu, lalu tersenyum sedu berbisik pelan. "Aku sudah memberikanya padanya, Len-sama tidak perlu khawatir.."lirih Rei
'Rei.. tolong jaga Nee-chan untukku ya.'
"Aku berjanji akan menjaga Miku-hime.."ucap Rei dengan tulus.
'Tolong gantikan posisiku.. '
"Aku sudah menjalankan tugasmu.."jawab Rei menuduk melihat bayanganya kini, berambut pirang diikat pony tail. Berbeda penampilan dirinya yang berambut hitam pekat sebahu. Dan mata miliknya sekarang berwarna biru shappire yang teduh bukan berwarna gold.
'Rei.. tolong lindungi Rin-chan, aku sangat menyanyanginya.'
"Aku akan mencarinya untukmu, aku berjanji untuk melindunginya.."bisikku penuh tekat.
'Aku percaya padamu.. sepenuhnya..'
"..." Rei terdiam mendengarnya kata-kata terakhir di ucapkan oleh remaja pirang itu.
'Kau boleh jatuh cinta padanya.. seperti diriku juga yang mencintainya'
Aku membisu mendengarkan perkataan itu.
Apa boleh!!
Aku mencintai gadis yang dicintai olehnya.
'Rin-chan bisa mencari.. lebih baik dariku... ya-itu dirimu!! Rei-kunn!!'
TBC
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
Chapter 03 akhirnya selasai 😧 *helang nafas lega* bagimana chapter ini minna ( '^' ) gomen kalau kurang memuaskan ( -___-#)
Chapter ini adalah chapter terpanjang yang ku buat OwO
Chapter ini menceritakan flasck backnya Rei yang bisa di kenal Len ヾ(*´∀`*)ノ
Semoga kalian suka ya ^-^
Tekan ☆ jangan lupa kalau tidak!! (๑•́₋•̩̥̀๑)
Aku akan menangis kali ini 😭😭
Ok, sampai jumpa lagi di chapter depan.
Ika-nee
24-oktober-2018
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro