16 ☂️
Sebuah Alasan
Besoknya aku melihat Si Alan kembali di sekolah. Kemarin aku tidak sempat menunggu dia hingga sadar karena Nyonya Erina menyuruhku untuk pulang. Karena saat itu sudah jam 8 malam dan Nyonya Erina bilang nanti orang tuaku mencariku. Jadi aku menuruti saja permintaan Nyonya Erina untuk menyuruhku pulang diantar oleh Pak Sopir.
"Kamu sudah baikan?" tanyaku ketika sudah di dekat Si Alan. Dia hanya menganggukan kepalanya pelan.
"Baguslah kalau begitu." Aku tersenyum padanya. Tapi Si Alan hanya memasang wajah datar. Apa dia marah karena aku pulang duluan kemarin?
Si Alan menarik tali tas miliknya sedikit ke atas. "Jadi... kamu benar-benar tidak ingin membantuku untuk mati?"
"Kamu kenapa sih," kesalku karena Si Alan yang masih saja membahas tentang hal itu. "Apa sebenarnya yang membuatmu sangat ingin mati. Aku sudah bilang 'kan... kalau kamu mati semuanya benar-benar akan berakhir."
"Itu dia yang aku inginkan." Si Alan menoleh dan menatap padaku. "Aku ingin semuanya benar-benar berakhir."
Aku tidak menjawab ucapan Si Alan. Hanya menatapnya tidak percaya. Entah apa yang di dalam isi kepalanya. Hingga sangat ingin mati. Si Alan melanjutkan langkah kakinya meninggalku. "Kalau ini semua karena Bapak Fuza. Aku akan membantumu untuk bebas darinya. Kita bisa melaporkan pria itu pada polisi."
Si Alan berhenti, sepertinya ucapanku berhasil membuatnya kembali berpikir ulang. "Meski pria itu sering memukulku. Aku tidak akan punya keinginan untuk mati karena alasan itu. Ada hal lain yang membuatku seperti ini," ucap Si Alan masih dalam posisi membelakangiku.
"Lalu apa?" tanyaku cepat."Jika bukan karena Bapak Fuza. Apa yang membuatmu sangat ingin mati. Bukannya kamu pernah memberiku novel tentang anak laki-laki yang di siksa oleh ayahnya yang jahat? Aku pikir kamu ingin memberitahu sesuatu dari novel itu."
Aku dapat mendengar suara dengusan dari Si Alan. "Lagipula kamu tidak mau membantuku untuk mati kan? Jadi untuk apa aku memberitahu alasannya," sahut Si Alan kembali berjalan menjauhiku. Aku hanya bisa menatapnya pergi begitu saja. Kenapa sangat sulit sekali untuk membujuk dia untuk menceritakan semuanya padaku?
Meski aku baru saja mengenalnya. Tetap saja, aku sangat peduli padanya. Aku tidak ingin terjadi hal buruk pada Si Alan.
Bersambung...
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro