Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

💋KMD 💋- Chapter 35


Ketika netra Seojin melihat ke arah Yoo-Nari yang sedang berdiri di seberang jalan, perlahan rengkuhan pada tubuh Suzy melonggar. Wanita paruh baya itu tidak membuat reaksi berlebihan selain tersenyum dan membalikkan tubuh.

"Seojin-ssi," panggil Suzy yang masih mendongakkan wajah dan menatap pribadi Seojin lekat-lekat.

"Ya." Seojin langsung melepaskan pelukan dari Suzy begitu saja. "Apa tadi yang kau bicarakan? Aku mirip pria yang membantumu?"

"Iya, kau pria itu," gumam Suzy dengan nada yang begitu lirih.

"Lalu? Aku tidak begitu mengingat masa sekolah, sebentar." Seojin merotasikan mata dan mencoba mengingat kejadian beberapa tahun silam.

Melihat Seojin yang sepertinya tidak mengingat momen yang dimaksud oleh Suzy, wanita itu menghela napas kecewa. Well, baginya momen pertama bertemu Seojin adalah suatu hal yang tidak akan terlewatkan. Tetapi Seojin tidak berpikiran demikian.

"Mengapa kau menangis?" tanya Seojin sembari menyeka air mata Suzy dengan tangan kosong.

Sentuhan Seojin membuat jantung Suzy berdebar dengan kencang. Ia sontak melemparkan tatapan pada wajah Seojin. Pria itu semakin mengacaukan hatinya.

"A-aku tadi bertemu dengan ibu Yoona," jelas Suzy.

"Oemoni? Apa yang dia bicarakan? Apa dia berbicara yang tidak-tidak dan membuatmu menangis." Seojin menjejalkan serentetan pertanyaan. Wajah pria itu juga menyiratkan keingintahuan yang tinggi.

"Aniii...." Suzy menggelengkan kepala sebagai isyarat tidak setuju. "Dia hanya menceritakan tentang Yoona, itu membuatku sangat buruk."

Seojin memindai rupa Suzy yang seketika menunduk. Pria itu merendahkan tubuh dan memastikan wanita itu tidak menangis. "Apa kau menangis lagi?"

"Aniii." Suzy langsung menegakkan kepala sembari mengusap netranya yang masih basah. Wajah gemas wanita itu membuat Seojin mengulum senyum. "Ngomong-ngomong kenapa kau berada di sini?"

Seojin terdiam sejenak. Hari ini sebenarnya tidak ada niatan untuk berkunjung ke pusara Yoona. Namun, setelah mengetahui jika Yoo-Nari sedang menuju kesana, Seojin segera bergegas. Ia tidak ingin Suzy bertemu dengan Yoo-Nari. Mengingat Suzy sangat membenci wanita itu.

"Aku ingin menemuimu," jawab Seojin.

"Menemuiku? Wae? Ada sesuatu yang ingin kau sampaikan?" tanya Suzy penasaran.

Menelan saliva sebelum mengungkapkan isi hatinya. Seojin menatap kedua netra Suzy lekat-lekat. "Tentang kita."

Entah kenapa satu kalimat itu seakan memberikan efek luar biasa untuk hati Suzy, rasanya ingin melompat dari peraduan. Apakah Seojin ingin menyatakan perasaanya? Melihat sikap pria itu dan momen yang mereka lewati bersama, Suzy cukup percaya diri jika Seojin memiliki rasa yang sama.

"Aku mau min-"

"Suzy-ya!" Suara teriakan Soobong menghentikan ucapan Seojin.

Suzy yang sedari tadi memberikan fokus penuh pada Seojin mengerutkan kening sembari berdecak kesal. Ah ... Soobong selalu datang di waktu yang tidak tepat. Sial sial sial!

"Seojin-ssi."

"Annyeong haseyo," ujar Seojin sembari menundukkan tubuh.

"Annyeong," jawab Soobong. Kemudian ia melemparkan tatap pada Suzy. "Suzy-ya, kau sudah selesai kan? Kita harus segera sampai ke studio, hari ini kau harus rekaman."

Suzy menepuk dahinya. Ia hampir saja lupa sudah mempunyai janji temu bersama Yunki untuk mempelajari lagu baru.

"Changkaman Oppa," pinta Suzy. Ia masih penasaran dengan ucapan yang akan disampaikan dari Seojin.

Membalikkan tubuh menjadi berhadapan dengan Seojin, "Apa tadi yang mau kau bicarakan."

"Suzy-ya, kita sudah tidak ada waktu. Kita akan terlambat," ujar Soobong sambil melirik waktu pada arloji yang melilit tangan. Sementara tangannya yang lain mulai menarik tangan Suzy pelan.

Mengembuskan napas kasar karena kedatangan Soobong yang mengacaukan pernyataan cinta dari Seojin. Suzy menoleh ke arah Soobong dengan tatapan tajam cenderung menyeritkan kekesalan.

"Wae yo? Ada apa lagi? Kita bisa terlambat ini," ucap Soobong polos.

"Pergilah, besok kita bertemu saat kau ada waktu luang." Seojin berusaha menengahi.

Memanyunkan bibir akibat rasa kecewa, kemudian Suzy berceletuk, "Baiklah, kita akan bertemu esok hari."

"Ehm iya, jangan menangis lagi. Aku hanya ingin kau bahagia," ujar Seojin yang menciptakan warna merah di kedua tulang pipi Suzy. Kata-kata sederhana itu seperti menerbangkan Suzy ke langit ketujuh. Sungguh sangat ampuh untuk mengobati rasa buruk yang sempat mampir setelah mendengar kisah dari Yoo-Nari tentang Yoona.

Melangkahkan kaki sembari sesekali menoleh ke arah Seojin. Suzy sebenarnya enggan untuk beranjak, tetapi jadwal yang sudah dibuat harus mengikiskan keinginan wanita itu.

Seojin melambaikan tangan sebagai tanda perpisahan. Senyumnya terulas tipis untuk dihaturkan kepada Suzy. Setelah mobil Suzy melaju dengan kecepatan rata-rata, ponsel yang tersangkut di saku celana Seojin berdering enggan berjeda. Ia buru-buru merogoh sakunya dan mendapati nama Yoo-Nari muncul dari sana.

"Yeoboseyo," ucap Seojin setelah menempelkan ponsel di salah satu telinga.

["Seojin, bisakah kita bertemu sebenarnya."]

Suara dari Yoo-Nari yang terdengar sangat serius membuat Seojin tidak langsung menjawab. Ibu dari mantan kekasihnya itu terlihat cukup serius dengan topik yang akan mereka bicarakan.

"E baiklah Oemoni, kirimkan saja alamatnya."

Tidak berselang lama, Yoo-Nari mengirimkan alamat restoran kepada Seojin melalui pesan singkat. Pria itu memindai isi pesannya dan bergegas menuju ke dalam mobil dengan langkah yang berat. Entah mengapa ia seakan menghindari pertemuan dengan wanita paruh baya itu setelah mengenal Suzy.

Mobil sport Seojin melaju dengan kecepatan rata-rata, membelah jalanan Seoul yang terkesan lengang kala itu. Ia hanya membutuhkan waktu 15 menit untuk tiba di lokasi yang dikirimkan oleh Yoo-Nari.

Melangkahkan kaki turun dari mobil sembari merapikan letak mantel pembungkus tubuh. Seojin melangkah lebar kemudian memanjangkan leher untuk menemukan presensi Yoo-Nari. Setelah cukup lama memindai restoran yang memiliki ruangan luas itu, Seojin lantas menghampiri wanita paruh baya yang duduk di salah satu kursi.

"Oemoni, apa kabar," sapa Seojin sembari merendahkan tubuh sebagai rasa hormat.

Menoleh ke arah sumber suara sambil mengulas senyum tipis. "Kau sudah datang? Duduklah."

Tidak banyak bicara, Seojin menarik kursi dan meletakkan bokong di sana menjadikan posisinya berhadapan dengan Yoo-Nari. Wanita paruh baya itu masih bergeming setelah membiarkan Seojin duduk. Balutan blouse warna krem dengan sentuhan mutiara di kerah menambahkan kesan mewah.

"Kau ingin makan sesuatu?" Yoo-Nari menawarkan.

"Minum saja Oemoni," ucap Seojin. Ia memilih m daechu saenggang cha, minuman jenis teh jahe yang berfungsi untuk menghangatkan tubuh. Selain itu bisa juga menjadi resep sederhana untuk mengobati flu.

"Seojin, apa kau sungguh mencintai wanita itu? Ucapan Yoo-Nari yang tiba-tiba membuat Seojin tersentak.

Hanya mendapatkan ekspresi kaget yang tersirat di wajah Seojin, Yoo-Nari kembali melanjutkan perkataannya. "Kau terlihat mencintainya, saat memeluk wanita itu. Angela Suzy."

Yoo-Nari menyesap minuman hangat yang sudah disajikan terlebih dahulu setelah menyebutkan nama Suzy di akhir kalimatnya.

"Aku belum terlalu yakin dengan perasaanku untuknya, tetapi sejauh ini ...." Seojin menjeda ucapannya, mendongakkan wajah kepada Yoo-Nari dengan bibir terkatup. "Aku ingin terus menjaganya dan melihatnya bahagia."

Mendengar ucapan dari Seojin, Yoo-Nari tersenyum tipis. Entah mengapa ada rasa sedikit tidak terima jika Seojin berpaling dari sang putri. "Yoona memang memintamu untuk menjaga Suzy, tapi apa kau yakin benar-benar tulus mencintai wanita itu? Tidak ada hanya sekedar untuk menyembuhkan patah hatimu karena kehilangan Yoona?"

Seojin diam seribu bahasa. Ia tidak mampu menjawab serentetan pertanyaan itu dari Yoo-Nari. Hatinya masih meragu tentang perasaan yang tiba-tiba muncul untuk Suzy. Apakah benar ini cinta yang sesungguhnya atau benar hanya pelampiasan semata?

"Kau juga sudah berjanji pada Yoona untuk mencari pelaku tabrak lari itu bukan. Jangan bilang kau lupa karena terlena dengan cintamu yang baru, Seojin." Yoo-Nari menambahkan.

"Kasus itu masih diselidiki oleh Namjun. Aku akan segera menemukan pelaku itu, Oemoni. Jangan khawatir," ucap Seojin.

Sekarang hati Seojin kembali diselimuti kegundahan tentang perasaan yang belum pasti ini. Ia tidak ingin hanya menjadikan Suzy sebagai pelampiasan luka di hati. Ia ingin benar-benar mencintai Suzy sepenuh hati. Untuk itu, Seojin membutuhkan waktu lagi untuk memperjelas perasaannya.

TO BE CONTINUED ....

Holaaa terima kasih buat yang sudah sabar menunggu 😘 untuk Chapter 38-41 sudah diupload di Karyakarsa, buat yang gak sabar bisa langsung meluncur. Lusa insyaAllah aku bakal upload 5 bab akhir di Karyakarsa.

Teman-teman bisa download lewat sini ya, ada yg terkendala?

Spoiler Bab 41 🌚 :

Kedua mata Suzy masih tertutup dengan rapat sembari menikmati foreplay dari Seojin yang luar biasa memabukkan. Sungguh, Seojin sangat mahir dalam hal itu. Lidahnya masih bermain di bagian dada, membuat Suzy bergelinjang luar biasa nikmat. Hingga beberapa saat kemudian, sesuatu yang hangat mulai menyentuh titik sensitifnya. 

Sepertinya akan banyak adegan 21+ yang hanya aku upload di Karyakarsa 🙈

Selamat membaca Lovelies, oh ya hadiah giveaway sudah aku kirim, yang belum DM aku tunggu 😘

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro