Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

💋KMD💋 - Chapter 32


Kedua mata Suzy kembali basah ketika membaca kalimat terakhir pada lembaran buku pemberian dari Seojin. Ia buru-buru menyeka air mata yang membasahi kedua pipi dengan tangan kosong. 

Aku meminta Eomma untuk membelikannya dua pasang. Berharap suatu saat aku bisa bertemu denganmu dan kita bisa mengenakan barang yang sama. Bukankah itu akan terlihat sangat menggemaskan? Adik

Setelah menghapus air matanya, Suzy kembali membuka lembaran berikutnya. 

Hari ini pertama aku melihatmu di pemakaman ayah kita. Tapi aku tidak tahu siapa namamu. Kau terlihat sangat sedih, sama aku juga merasa sangat kehilangan. Semoga kita bisa bertemu lagi, adik. 

Setelah membaca beberapa halaman dan membuat kedua matanya tidak berhenti menjatuhkan air mata, Suzy menutup buku tersebut secara kasar. 

"Ash! Sial!" umpat Suzy kepada diri sendiri karena tidak bisa menahan air mata akibat tulisan tangan Yoona. "Kenapa wanita ini membuatku tidak berhenti menangis. Hash! Jinjja!"

Menarik tisu dan mengusap ingus dari hidungnya. Kemudian ketukan pintu kamar hotel mengalihkan perhatian Suzy. Ia menduga itu adalah Soobong. Beberapa waktu yang lalu Suzy meminta Soobong untuk membelikan beberapa kudapan sehat. 

Bangkit dari duduknya dan berjalan ke arah pintu. 

"Hei! Kenapa kau menangis?" Soobong langsung mendorong tubuh Suzy masuk ke dalam setelah melihat kedua matanya bengkak. "Astaga! Kau besok masih ada pemotretan, apa yang harus kita lakukan jika matamu bengkak! Hash!" 

Meletakkan tas belanjaan di atas meja dan menyiapkan baskom yang kemudian diisi air dingin untuk mengompres kedua mata Suzy. 

Menjatuhkan tubuh di sofa sambil berkaca. Well, kedua matanya benar-benar bengkak hampir tidak bisa terbuka. 

"Apa yang membuatmu menangis? Sini biarkan aku kompres." Soobong lantas duduk di samping Suzy dan mengopres kedua mata wanita tersebut. 

"Oppa," panggil Suzy dengan posisi wajah yang pasrah. Ia membiarkan Soobong megompres salah satu matanya. 

"Ehm." 

"Apakah salah jika menyukai kekasih dari kakak sendiri?" Pertanyaan Suzy membuat gerakan mengompres Soobong terhenti. Ia memberikan tatapan menyelidik kepada Suzy. 

"Jangan katakan kau sedang membuat masalah." 

"Aniyaaa. Aku hanya bertanya, salah satu temanku tadi bercerita seperti itu." Suzy membuat alibi. 

"Yak! Jangan berbohong, kau tidak memiliki teman selain Lily dan Taeyeon," ujar Soobong sekenanya. "Tunggu! Apa yang kau maksud salah satu dari merek?" 

"Aniyaaa! Aku punya banyak teman yang tidak semuanya kau kenal, Oppa! Sudahlah katakan apa pendapatmu," desak Suzy. 

"Sangat gila! Apa pria itu sangat tampan, sampai kakak adik menyukai pria yang sama." 

"Hm...sangat tampan." Suzy menengadahkan kepala dan wajah Seojin terlintas di benak.

"Sebenarnya cinta itu tidak salah. Siapa yang bisa mengontrol datangnya cinta? Tapi berebut satu pria dengan saudara sendiri itu sangat tidak elegan," celetuk Soobong.

"Kakaknya sudah meninggal," jawab Suzy spontan. 

"Kalau begitu case close. Suruh mereka berpacaran saja kalau begitu. Jangan terlalu memperumit hidup. Jika cinta maka akui, jika itu membuat bahagia maka lakukan." Soobong menjelaskan panjang lebar. Tangannya masih sibuk memastikan kompresan pada mata Suzy. 

Suzy terdiam. Benar apa kata Soobong, tidak seharusnya membenci Yoona terlalu dalam. Lagipula wanita itu juga sama menderitanya dengan Suzy. Oh...kedua mata Suzy kembali berselimut air mata ketika teringat tulisan tangan Yoona. 

💋💋💋

Deru musik yang memenuhi klub malam tempat perayaan Carties Jewelry menjadi penutup kegiatan mereka di Pulau Jeju. Beberapa orang mengitari lantai  yang terletak di tengah ruangan dengan lampu sorot yang tertuju pada pribadi yang sedang meliukkan tubuh di sana. 

Balutan atasan hitam bertali spagethi melekuk tubuh ramping Suzy, dihiasi dengan chocker warna senada. Riuh tepuk tangan semakin meriah ketika beberapa staf ikut serta meliukkan tubuhnya di lantai dansa. 

Rambut Suzy yang tergerai menyibak ke kanan dan ke kiri mengikuti liukan tubuh. Wanita itu sangat tahu bagaimana cara menikmati pesta. 

Sementara dari kejauhan sepasang mata tengah memperhatikannya sambil sesekali meneguk vodka dari sloki. Seojin menyapukan pandangan ke sekeliling dan menangkap beberapa pasang mata tengah menikmati pemandangan indah yang disajikan oleh Suzy. Entah mengapa Seojin tidak menyukainya. Apalagi wanita itu mengenakan pakaian minim. 

Setelah meneguk sloki keduanya, Seojin berjalan menghampiri Suzy sambil memperhatikan sekeliling. Ia harus bersiaga. Well, jangan lupakan jika Suzy adalah penyanyi dan model yang selalu diawasi oleh paparazi. 

Ketika kilat cahaya lampu menyorot ke arah yang berbeda, Seojin mengambil kesempatan untuk menarik tangan Suzy dan berlari ke lorong kecil arah pintu keluar samping klub malam itu. 

"Yak! Apa yang kau lakukan!" Suzy memutar tubuh dan mendorong Seojin ke tembok. Cahaya remang-remang dalam klub menampilkan wajah Seojin yang masih tetap rupawan. 

Suzy tersenyum tipis sambil menggigit bibir bawah. "Ternyata kau. Kenapa kau menarikku seperti itu?" 

Tanpa menjawab Seojin melepaskan leather jacket dan menyisakan kaus hitam yang melekat pas di tubuh gagahnya. 

"Yak! Apa yang kau lakukan? Bukankah kita harus mencari tempat yang lebih sepi," ujar Suzy sekenanya sambil melihat sekeliling. Tindakan Seojin yang tiba-tiba membuka jaket membuat pikiran Suzy melalang buana. 

Seojin terkekeh, kemudian memasangkan jaket di tubuh Suzy. Menarik Zipper agar gumpalan padat yang sedari tadi membuat Seojin menelan saliva berkali-kali tidak terekspos. 

"Apa kau tidak punya baju lain yang lebih tertutup?" ujar Seojin yang membuat Suzy mengulum senyum. 

Alih-alih memberikan jawaban sesuai pertanyaan, Suzy langsung mengalungkan tangannya di leher Seojin. Ia memajukan langkah, membuat tubuh Seojin menyentuh tembok.

"Hey! Apa kau sedang menantangku?" ucap Seojin masih dengan tatapan waspada ke sekeliling. 

"Anggaplah begitu," ucap Suzy yang langsung mendapatkan kecupan singkat dari Seojin. 

Kemudian pria itu menarik tangan Suzy menuju ke luar klub malam. Keduanya berlari menuju ke dalam mobil. 

Tanpa banyak bicara, Seojin langsung melajukan mobilnya dengan kecepatan rata-rata. 

Seojin berniat membawa Suzy ke tepi pantai dan menikmati malam bersama sebelum kebersamaan mereka di Pulau Jeju berakhir. Selama bersama Suzy, Seojin hampir melupakan misinya untuk menemukan siapa dalang kecelakaan Yoona. Mungkin benar, jika Seojin tengah jatuh cinta kepada Suzy. Tetapi Seojin belum berani menyatakan perasaan itu. Apakah ini adalah rasa sesaat atau memang sungguh cinta yang sebenarnya? 

Suzy bersandar di bahu Seojin sambil melihat taburan bintang di langit. 

"Aku akan membuat pameran fotografi," cicit Seojin yang membuat Suzy menoleh ke arahnya.

"Sungguh?" 

"Ehm, terima kasih." 

"Untuk?" 

"Karena kau yang membuatku kembali ingin mewujudkan mimpiku." 

Meraih tangan Seojin dan menggenggamnya. Suzy kembali menyandarkan kepalanya di bahu Seojin. 

"Terima kasih juga." 

"Untuk?" 

"Karena kau sudah mengisi hatiku dengan hal-hal yang membahagiakan. Aku seperti kembali memiliki tempat untuk bersandar setelah semua hal buruk yang menimpaku." Suzy berucap panjang lebar. 

"Aku hanya ingin melihatmu bahagia, awalnya memang karena janjiku kepada Yoona. Tapi seiring berjalannya waktu, aku hanya ingin melihatmu bahagia tanpa alasan. Aku ingin membuatmu selalu bahagia," ucap Seojin yang membuat Suzy semakin mengeratkan genggamannya. 

💋💋💋

Tujuh hari berada di Pulau Jeju bersama Seojin membuat Suzy tidak henti mengukir senyuman kala mengingat momen indah yang mereka ciptakan. 

"Ah," desah Suzy ketika buliran dingin melewati kerongkongannya. Ia membuka ponsel dan memeriksa pesan terakhir yang dikirimkan kepada Seojin. Masih dalam keadaan terbaca dan belum dibalas oleh pria itu. "Kemana perginya pria itu?" 

Bunyi bel apartemen mengalihkan perhatian Suzy. Ia lantas berjalan ke pintu apartemen tanpa memeriksa tamu yang tidak diundang melalui layar doorbel. 

Suzy mengerutkan kening ketika melihat boneka beruang besar di depan pintu. 

"Surprise!" 

"Seojin! Apa yang kau lakukan disini?" pekik Suzy terkejut. Well, rasa kaget Suzy hanya 30 sekitar persen saja, sisanya adalah bahagia karena kembali melihat wajah Seojin setelah 24 jam tidak bersua. 

"Aku tinggal di apartemen ini. Tepatnya di kamar sebelah." Dagu Seojin mengarah ke pintu unit samping apartemen Suzy. 

"What? Serius?" Kedua mata Suzy membulat nyaris sempurna. Apa mungkin pria itu sengaja menyewa apartemen di dekatnya? Ah...Seojin sangat romantis. 

"Jangan berpikir aneh-aneh, aku sudah tinggal di sini sebelum kau. Jadi aku tidak menguntitmu." Seojin buru-buru menjelaskan. 

"Aish! Tidak bisakah kau membiarkanku bahagia sebentar saja?" Suzy mendengus. "Boneka ini untukku?" 

"Yah, untuk menemani tidurmu," ujar Seojin. "Selamat malam." 

"Ehm, gumawo." 

"Masuklah." 

Suzy memundurkan langkah sambil memeluk boneka yang memiliki besar hampir sama dengan tubuhnya. 

Ia menghentakkan kaki karena kegirangan. Baru mau membuat langkah, bel apartemennya kembali berbunyi. Membalikkan tubuh dan mendapati pribadi Seojin sedang berdiri di sana. 

"Apa lagi?" tanya Suzy sambil malu-malu kucing. 

Seojin menjatuhkan kecupan di kening Suzy, hingga membuat wajah wanita itu memerah seperti tomat. "Selamat tidur."

Suzy buru-buru menutup pintu untuk menyembunyikan rasa malunya. Oh...astaga pria itu sungguh membuat jantung Suzy ingin melompat-lompat. 

Beberapa menit kemudian, bel kembali berbunyi. Dengan tidak sabar Suzy membuka pintu itu. 

"Apa lagi?" 

Seojin menarik kedua sudut bibirnya ke atas. "Tidak, hanya ingin melihat wajahmu saja. Baiklah selamat tidur Tuan Putri." 

Suzy menarik baju Seojin dan menjatuhkan kecupan tipis di bibir penuh pria itu. "Selamat malam." 

Ciuman dari Suzy membuat Seojin sedikit salah tingkah. Begitu pula dengan Suzy. Ia lantas menutup pintu dan kembali menghentakkan kakinya di lantai. 

"Astaga pria itu!" ujar Suzy kegirangan. Ia benar-benar seperti remaja yang sedang kasmaran. 

Baru saja Suzy melangkah, bel apartemen kembali berbunyi. "Ah, pria itu apa mau ditawarkan untuk menginap di sini?" 

Membalikkan tubuh dan membuka pintu apartemen. "Yak! Han Seojin, apa kau—"

"Lee Yunki...Lee Yunki, Suzy-ssi bukan Han Seojin," ucap pria berkulit pucat dengan tatapan lurus ke arah Suzy. 

TO BE CONTINUED.....

Malam, maaf ya aku telat update hihihi

Gimana kabar kalian? Semoga sehat selalu ya ❤

Oh ya teman-teman aku mau bikin GA nih, hadiahnya saldo aja ya biar bisa dipakai buat jajan cilok 🤭 Nanti aku mau bikin kuis seru-seruan di Instagram coretanvelly. InsyaAllah minggu depan ya ❤

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro