Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

💋KMD💋 - Chapter 31 (18+)

Apakah itu sebuah pernyataan cinta? Entahlah, Suzy tidak mampu menerjemahkannya.

Pandangan Seojin dan Suzy saling terkunci satu sama lain. Perlahan tangan Seojin menyelipkan anakan rambut ke belakang telinga Suzy. Setelah itu membelai salah satu sisi pipi Suzy dengan lembut. Kali ini Seojin hanya melihat Suzy di hadapannya, tidak ada lagi bayangan Yoona yang terlintas.

Tubuh Seojin bergerak mendekat kepada Suzy. Sementara wanita itu masih mempertahankan posisinya. Detak jantung Suzy yang semula normal kini bergemuruh dengan hebat. Rasa panas kian mendesir memenuhi setiap jengkal aliran darahnya.

Saat tangan Seojin berpindah ke tengkuk Suzy, wanita itu dengan senang hati menengadahkan wajah. Ia membuat posisi pas dengan bibir Seojin yang siap untuk memberikan kecupan.

Waktu berjalan begitu cepat. Hingga tanpa disadari keduanya saling memberikan ciuman yang dalam dan intens. Bahkan kedua tangan Seojin meraup seluruh wajah Suzy agar bisa memberikan hisapan yang lebih panas.

Ini memang gila, tetapi Suzy tidak ingin membohongi isi dalam hati. Ia menginginkan Seojin detik ini dan seterusnya. Bahkan dalam hati Suzy berteriak, persetan dengan masa lalu antara Seojin dan Yoona. Sungguh gelora cinta itu tidak bisa dibendung lagi.

Jemari lentik Suzy dengan usapan kutek warna merah terang di kuku, menapaki setiap jengkal tubuh gagah Seojin yang terbungkus kemeja putih.

Seperti sudah hilang akal, Seojin tidak ingin membuang waktu. Lingganya mulai berdenyut dengan hebat diikuti detak jantung yang memburu. Tangan Seojin menyelinap ke dalam gaun tidur Suzy dan berusaha melepaskan pengait bra, pembungkus gumpalan padat pemicu gairah itu.

Suzy mengatur napas setelah melepaskan ciuman panas yang tercipta. Bibir penuh Seojin melumat bibir ranum Suzy dengan rakus. Filtrum yang tercetak tegas itu sungguh menggoda. Ah...setiap jengkal tubuh Seojin memang merupakan sebuah godaan.

Dering ponsel di atas nakas, membuat Seojin menghentikan lumatannya. Ia melemparkan tatapan ke arah nakas, tetapi tidak bisa melihat siapa yang melakukan panggilan tersebut. Tanpa mengindahkan dering tanpa jeda itu, Suzy berniat mengulang pagutan itu sekali lagi.

"Apakah kau yakin? Aku tidak akan bisa berhenti apabila sudah memulainya," ucap Seojin.

Menelan saliva berulang akibat pertanyaan Seojin. Suzy berucap, "Aku menginginkanmu."

Seojin menjatuhkan tubuh Suzy hingga menempel pada ranjang. Ia sudah kehilangan kewarasan, katakan ini adalah pengaruh dari alkohol yang sempat diteguknya, tetapi hanya 30%. Yah, Seojin tidak mabuk.

Kening keduanya saling menempel, diikuti hidung lancip yang bersentuhan. Suzy masih mencoba mengatur napas. Sungguh, menatap pria yang teramat dicintai membuat jantung meletup-letup. Seperti mendapatkan semburan kupu-kupu dalam perut.

Seojin memberikan kecupan singkat di bibir tipis Suzy. Kemudian mencecap setiap jengkal leher jenjang wanita itu, membuat Suzy menggigit bibir secara sensual. Tangan Suzy mencengkeram punggung kukuh Seojin dengan tubuh yang menggelinjang nikmat.

Tanpa aba-aba Suzy meloloskan satu persatu tautan kancing pada kemeja Seojin, menampilkan perut datar dengan cetakan otot di sana.

"Ah," desah Suzy ketika lidah Seojin mulai bermain di puncak dadanya. Spontan tangan Suzy menarik lembut rambut Seojin.

Ini salah, tidak seharusnya Suzy melakukan hal itu saat sedang menjalin hubungan palsu dengan Yunki. Ah...bahkan wanita itu sama sekali tidak mengingat nama Yunki saat bercinta dengan Seojin. Dalam benaknya saat ini hanya ada Angela Suzy dan Han Seojin. Tidak ada Lee Yunki maupun Park Yoona. Yah...hanya mereka berdua.

Punggung Suzy melengkung ketika perlahan Seojin memberikan hisapan kuat di sana, seakan meninggalkan jejak. Suzy masih menikmati setiap sentuhan itu seperti wanita yang tengah dimabuk cinta.

Hingga tanpa disadari keduanya sudah tanpa busana, melakukan penyatuan dengan penuh gairah.

Bisakah malam ini waktu berjalan lambat?

Suzy berharap seperti itu, agar bisa menghabiskan waktu lebih lama bersama Seojin.

Cengkeraman Suzy pada punggung Seojin semakin menguat ketika penyatuan mereka terbentuk.

"Ahhh, aw!" pekik Suzy di sela-sela kegiatan bercinta mereka.

"Apakah aku menyakitimu?" tanya Seojin sambil memperhatikan bibir bengkak Suzy.

Wanita itu hanya mampu menggelengkan kepala. Ia kembali menggigit bibir bawah sambil memainkan jemarinya di dada Seojin, seakan menuntut lebih dari penyatuan mereka.

Sekali saja, hanya sekali...setelah itu mungkin kita....

Seojin mengatur napas sambil sesekali tersenyum setelah pelepasan itu. Begitu pula dengan Suzy yang masih terengah, keringat berkucur membasahi tubuh. Ia menjatuhkan kecupan singkat pada bibir penuh Seojin sebagai penutupan permainan panas malam ini. Hingga keduanya merasa lelah dan terlelap.

Setelah beberapa jam tertidur, Suzy membuka matanya perlahan. Wajah tampan Seojin yang masih terlelap menjadi pemandangan pertama. Seperti mimpi, bisa melihat pria itu kala membuka mata setelah tertidur. Suzy tersenyum. Lantas dengan jahil, ia memainkan jemari di wajah Seokjin.

"Aahh, kau sudah bangun?" tanya Seojin sambil mengerjapkan kedua matanya.

Suzy mengangguk cepat. Ia tidak menyangka akan meredakan genderang perang dengan cara bercinta. Sungguh konyol. But well, siapa yang bisa menahan gejolak yang berdesir di dada?

"Apakah dia bahagia?" tanya Suzy tiba-tiba.

"Siapa?" tanya Seojin.

"Dia, wanita itu. Park Yoona." Nama Yoona membuat Seojin melepaskan pelukan dari tubuh Suzy. Ada rasa canggung ketika mendengar nama itu setelah melakukan penyatuan dengan Suzy. Hal itu membuat Seojin seperti pria brengsek, meniduri adik dari kekasihnya yang sudah tiada. Tapi, ia juga tidak bisa menahan gejolak yang meluap itu.

"Apakah hidupnya bahagia? Aku dan dia sama-sama kehilangan seorang ayah," tambah Suzy.

"Dia merasa bersalah kepadamu. Kadang dia juga merasa tidak seharusnya terlahir ke dunia ini." Seojin menghentikan ucapannya dengan helaan napas. "Kalian sekilas sama, wanita kesepian yang berlagak kuat."

Suzy tersenyum ketika jemari Seojin menyapu lembut puncak hidungnya.

"Bisakah kau mengantarku menemuinya saat tiba di Seoul?" Ucapan Suzy sesaat menyentak hati Seojin. Apakah ini tanda perdamaian dari Suzy?

"Tentu, terima kasih," ucap Seojin.

"Untuk?"

"Untukmu, karena sudah mau memaafkannya. Dia sangat menyayangimu, Suzy-ya."

"Benarkah?"

"Ah, ada barang dari Yoona yang dititipkan untukmu sebelum dia tiada. Aku akan memberikannya setelah dari sini." Suzy mengangguk paham.

💋💋💋

Suzy bisa tersenyum sendiri ketika mengingat malam yang indah bersama Seojin. Bahkan kejadian itu tiba-tiba bisa terputar secara otomatis. Saat itu pula ia akan tersenyum seperti orang gila.

"Ck, akhir-akhir ini sikapmu agak aneh. Suasana hatimu sulit untuk ditebak. Terkadang bahagia, tetapi setelah itu uring-uringan tidak jelas." Soobong bersedekap sambil bersandar pada kusen pintu, memandang Suzy yang tengah menyempurnakan riasannya.

Mendengar suara Soobong, Suzy menoleh. "Aniyaaa...aku hanya sedang bahagia saja."

"Correct, berbahagialah. Itu memang yang seharusnya kau lakukan, nikmati semua pencapaian ini." Soobong berjalan mendekat dan mengusap pundak wanita yang sudah dianggap seperti adiknya itu.

"Oppa, apakah kemarin sempat heboh? Saat aku terjatuh di kolam renang?" tanya Suzy penasaran.

"Tentu saja, mereka khawatir terjadi sesuatu kepadamu. Untung saja Seojin cepat menolong. Kau tenang saja semua sudah kuatasi." Soobong menjeda ucapannya sebentar, kemudian memberikan tatapan menyelidik kepada Suzy. "Malam itu, apa Seojin berada cukup lama di kamarmu?"

"Aniyaaa, dia langsung pergi setelah melihatku lebih tenang," ujar Suzy berdusta. "Setelah itu aku tertidur, sampai tidak sempat membalas pesanmu." Well, Suzy tidak sepenuhnya berdusta. Memang ia tertidur bukan?

"Setelah pemotretan, tidak ada jadwal lagi. Kau mau berkeliling pulau Jeju?" Soobong menawarkan.

Suzy mencetak senyuman merekah di wajah. Tetapi langsung sirna ketika melihat Soobong. Ia merotasikan mata dan mulai mencari sejuta alasan. "Ah Oppa, sepertinya aku ingin beristirahat saja di kamar, tubuhku sangat lelah.

"Baiklah, kau memang harus banyak menyimpan tenaga. Banyak jadwal yang menunggumu di Seoul."

"Suzy-ssi apakah kau sudah siap?" Suara staf membuat Suzy dan Soobong menoleh secara bersamaan.

"Ne, aku akan segera kesana," ujar Suzy semringah. Ia lantas bangkit dari duduknya dan melenggang.

Senyum tipis kembali tercetak ketika melihat presensi Seojin. Pria itu sedang mengepaskan posisi kamera. Raut wajah Suzy semakin merona ketika pandangannya bertemu dengan Seojin. Satu hal yang lebih gila, Seojin mengedipkan salah satu mata kepada Suzy. Ah! Sungguh pria itu membuat jantung Suzy meletup-letup tidak karuan.

Pemotretan kali ini tidak berlangsung cukup lama. Suzy hanya tinggal melakukan pemotretan dengan set perhiasan yang simpel tetapi tidak meninggalkan kesan elegan.

Aku ingin jalan-jalan.

Suzy mencuri lihat ke arah Seojin setelah mengirim pesan kepadanya. Tidak lama kemudian Seojin melemparkan tatapan kepada Suzy setelah membaca pesan tersebut.

Aku tunggu di depan lobi.

Mengerutkan dahi ketika membaca balasan dari Seojin. Ah, terlalu beresiko.

Tunggu aku di depan hotel, jangan terlihat mencolok.

Seojin terkekeh dan segera memberikan balasan.

Baiklah Tuan Putri.

Pilihan busana kali ini jatuh pada celana panjang dipadukan dengan boots selutut dan blouse warna krem. Wajah Suzy nyaris tidak terlihat, ketika kacamata hitam dan syal yang melilit kepala menutup sebagian wajah. Ia berjalan sambil menyapukan pandangan ke sekeliling, memastikan tidak ada pencari warta yang menyadari keberadaannya.

Berlari menuju Mercedes merah dua pintu yang sudah terparkir di seberang hotel. Setelah memastikan nomor platnya, Suzy segera mengetuk kaca mobil. Ia meletakkan bokong di kursi kemudi ketika pintu terbuka.

"Kau memang ahli dalam menyamar," goda Seojin. Sementara Suzy masih memperhatikan sekitar.

Menghela napas sembari melepaskan kacamata dan syal yang melilit leher. "Itu adalah salah satu tugasku."

Seojin terkekeh, "baiklah, kali ini aku akan membawa Tuan Putri berkeliling pulau Jeju."

"Yeay!" Pekik Suzy riang.

Melajukan mobilnya dengan kecepatan rata-rata. Saat dirasa sudah berada di jalan yang tidak banyak orang berlalu lalang, Seojin membuka atap mobil. Ia membiarkan rambut terurai Suzy terbang akibat tiupan angin. Percayalah, wanita itu sangat mempesona saat embusan angin datang menerpa wajah dan menerbangkan helaian rambutnya.

"Woo!" Suzy mengangkat kedua tangannya, merasakan sentuhan angin Jeju yang terasa dingin tetapi cukup menyejukkan.

Ia menoleh pada Seojin yang masih fokus pada kemudi. Pria itu terlihat tampan dengan kaus putih yang membungkus bahu lebarnya. Jangan lupakan kacamata hitam yang bertengger pada hidung mancung itu.

Tidak bisa mengendalikan diri, Suzy menjatuhkan kecupan di pipi Seojin. Pria itu tidak menunjukkan rasa keberatan. Ia justru mengulas senyum sambil menggenggam tangan Suzy, erat. Well, mereka tidak mengikrarkan suatu hubungan. Hanya menghabiskan waktu bersama dengan cinta yang bergejolak di dalam dada. Yah, percayalah hanya itu saja.

Setelah melaju beberapa menit, Seojin memberhentikan mobilnya di pinggir jalan dengan panorama Jeju yang sangat indah. Suzy tidak ingin menyia-nyiakan pemandangan indah itu. Ia mengabadikannya dalam layar ponsel.

"Wah, ini sungguh sangat indah. Lihat," ujar Suzy menunjukkan hasil jepretannya.

"Hmmm, sangat cantik," jawab Seojin dengan tatapan yang tertuju pada rupa Suzy.

"Hah, aku ternyata cukup berbakat menjadi seorang fotografer. Jangan merasa tersaingi." Suzy mendongak kepada Seojin dan menyadari jika pria itu tengah menatapnya lurus-lurus. "Yak! Kau tidak memperhatikan hasil fotoku?"

"Aku sedang memperhatikan hal yang lebih indah dari itu," goda Seojin.

"Ish," cicit Suzy dengan wajah merona merah.

Melingkarkan tangan pada lengan Seojin. Suzy menyandarkan kepala di bahu kukuh pria tersebut. "Gumawo."

"Untuk?"

"Untuk semuanya."

Seojin mengusap puncak kepala Suzy dan menjatuhkan kecupan di sana. Ia merogoh dalam saku di mantelnya dan memberikan sebuah buku kecil kepada Suzy.

"Apa ini?" tanya Suzy.

"Dari Yoona," jawab Seojin mengulurkan buku Dengan sampul merah jambu tersebut.

Suzy menerimanya. Ia membuka sampul itu dan hendak membaca lembar demi lembar, tetapi Seojin mencegahnya.

"Bacalah saat kau sedang sendiri. Agar kau bisa lebih mengenal saudarimu," pinta Seojin. Tanpa membantah Suzy pun menurutinya.

Tangan Seojin menarik tubuh Suzy pelan. Ia mengangkat tubuh Suzy agar berada di pangkuannya. Setelah itu membungkus tubuh wanita itu dengan mantel besar yang dikenakan. Pria itu merengkuh tubuh Suzy erat-erat.

"Bisakah kita di sini lebih lama?" celetuk Suzy. Tangannya masih dalam posisi saling menggenggam tangan Seojin.

"Kita bisa di sini sampai matahari terbenam," jawab Seojin lirih.

"Masih kurang lama."

"Kita bisa tinggal lebih lama lagi."

"Sebanyak yang aku mau?" Suzy mendongakkan wajah, membuat Seojin terkekeh.

Pria itu menyentil pelan hidung Suzy sambil berkata, "jika kau sudah siap untuk membatalkan semua kontrakmu, Tuan Putri."

"Huft, aku harus bekerja keras untuk mendapatkan rumahku kembali. Kau ingat, aku akan mengumpulkan uang dan membeli rumah itu, jaga baik-baik."

Seojin mengeratkan pelukannya dan mengulas senyum merekah. Rumah itu masih tetap milik Suzy, selamanya. Ia akan memberikan rumah keluarga penuh kenangan itu secara cuma-cuma. Well, meskipun ia sudah membayar cukup mahal kepada Paman Suzy. "Baiklah, anything for you."

Sore itu, keduanya menikmati pemandangan pulau Jeju dengan duduk di kap mobil sambil memeluk erat satu sama lain. Sederhana, tetapi itu adalah momen yang tidak akan terlupakan.

Seojin sedang mengkaji perasaan untuk Suzy. Rasa yang tercipta untuk Suzy jauh lebih membara dibandingkan saat bersama Yoona. Suzy berbeda. Ia memberikan semangat baru kepada Seojin dan membuatnya kembali ingin menggelar pameran fotografi dengan potret seorang Angela Suzy.

💋💋💋

"What? Ternyata Suzy pernah satu rumah dengan Seojin?" Eunbi mendengus kesal ketika mendapatkan informasi tersebut. "Beri aku bukti yang lebih banyak, dengan ini aku bisa kembali menjatuhkan karirnya! Dasar wanita murahan!" perintah Eunbi kepada pria bertopi yang sedang duduk di hadapannya.

Well, Eunbi tidak akan tinggal diam. Ia tidak akan membiarkan seekor nyamuk pun mengganggu kehidupannya. Seojin hanya akan menjadi milik Eunbi. Begitu pula dengan ketenaran di dunia hiburan. Ia harus menjadi yang pertama, bukan kedua atau hanya menjadi pilihan setelah Angela Suzy. Tidak! Itu tidak akan terulanglagi.

Sementara itu di tempat yang berbeda, Yunki mengepalkan tangan ketika melihat potret sang kekasih terpampang nyata di laman depan berita digital. Wanita itu tengah berada dalam gendongan pria yang dikenalinya. Yunki tidak terlalu peduli dengan headline news yang tertulis dengan huruf balok dan dicetak tebal. Ia lebih fokus pada potret yang cukup membakar hati.

"Seojin, haruskah kau bertindak sejauh ini?" geram Yunki dengan tatapan penuh kekesalan.

TO BE CONTINUED....

Ya udah deh aku upload lagi ....

Terima kasih Lovelies masih mengikuti cerita ini. Buat jinzy lovers bentar ya, pasangan kalian tidak akan berlayar semudah itu 🤪🙈🤣🤣🤣

Selamat membaca ❤

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro