💋KMD💋 - Chapter 24
Suzy mengembuskan napas pelan, kemudian menyandarkan punggung di sandaran kursi. Semenatara Soobong sesekali masih melihat presensi Seojin yang tertangkap oleh kaca spion. Ia sama sekali tidak mengerti dengan sikap Suzy. Apa yang sebenarnya terjadi dengan mereka?
"Suzy-ya, apa yang sebenarnya terjadi? Bukankah Seojin sudah memberimu tumpangan rumah, harusnya kau bersikap baik bukan malah seperti ini," ujar Soobong yang tidak mendapatkan respon apapun dari Suzy.
Dada Suzy bercokol dengan hebat, yang terlintas di benaknya hanya kebencian. Ia sangat membenci semua hal yang berhubungan dengan wanita yang merebut kebahagiaan keluarganya dulu.
Menyilangkan tangan di depan dada dengan tatapan yang tertuju ke luar jendela mobil. Soobong pun ikut bergeming. Sementara Chansung tetap melajukan mobilnya dengan kecepatan rata-rata.
Embusan napas lolos dari bibir Suzy, kedua matanya mendadak terasa panas ketika masa lalu bersama sang ayah perlahan terlintas dibenak. Hingga butiran bening lolos dari peraduan. Memori beberapa tahun yang lalu kembali mampir dalam benak Suzy.
Saat sang ibu hanya bergeming dengan serentetan pertanyaan tentang siapa wanita yang menangis di depan foto mendiang sang suami, Suzy tidak tinggal diam. Ia berniat mencari tahu sendiri tetapi langkahnya tertahan oleh ibunya.
Kedua wanita itu memberikan hormat kepada ibu Suzy. Sementara Suzy tidak sudi menerima salam dari wanita asing itu. Hingga saat wanita tersebut keluar, Suzy mengikuti langkahnya sampai ke depan gedung bela sungkawa.
"Siapa anda?" tanya Suzy yang memiliki tinggi sepundak wanita itu.
Dengan kedua mata yang masih basah, wanita tersebut menoleh dan ingin meraih tangan Suzy. Namun dengan cepat Suzy menghindar.
"Siapa anda? Kenapa memanggil ayahku dengan sebutan sayang?" Kedua mata Suzy beralih kepada seorang wanita yang memiliki tinggi sama dengannya. Gadis itu hanya terdiam dengan tangan yang senantiasa mengait pada genggaman sang ibu. "Lalu siapa kau? Apa maksudmu memanggil ayahku dengan sebutan Appa? Katakan!"
Pekikan Suzy semakin menggema ketika tidak mendapatkan jawaban. Langkah kaki sang ibu berlari mendekati Suzy dan kedua wanita yang tidak tampak asing baginya.
"Suzy-ya, apa yang kau lakukan?" ujar Min Ah, ibu Suzy. Ia menatap wanita tersebut sembari membungkukkan tubuhnya, "maafkan sikap tidak sopan Suzy. Kalian sebaiknya pergi dari sini."
"Eomma! Untuk apa Eomma meminta maaf? Eomma tidak bersalah! Justru mereka yang harus meminta maaf!" seru Suzy tidak terima.
Min ah masih membungkukkan tubuhnya hingga wanita yang seumuran dengan Min Ah itu membalikkan tubuh dan melenggang pergi.
"Eomma! Apa yang kau lakukan! Ada apa ini sebenarnya? Jelaskan kepadaku Eomma! Siapa mereka? Mengapa memanggil Appa dengan sebutan seperti itu!" Suzy terus merengek. Suaranya semakin mengeras ketika sang ibu hanya terdiam sembari meneteskan air mata.
"Eomma! Tolong jawab aku! Beri aku penjelasan!"
Min Ah merendahkan tubuh dan membuat tingginya sejajar dengan Suzy. Kedua tangan renta itu mengusap wajah Suzy dengan lembut sembari menyeka air mata yang membasahi pipi.
"Suzy-ya, mereka tidak bersalah. Eomma yang salah." Penjelasan dari Min Ah semakin membuat Suzy meradang.
"Apa maksud Eomma?" tanya Suzy dengan tatapan tajam.
"Eomma yang datang saat cinta mereka sedang mekar. Eomma yang salah Suzy-ya, Eomma yang salah," tutur Min Ah.
"Maksud Eomma? Eomma merebut Appa dari wanita itu? Tetapi menantu yang diakui oleh keluarga besar Appa adalah Eomma? Apakah sebelum menikah dengan Eomma, Appa menikah dengan wanita itu?" tanya Suzy.
"Tidak, Eomma adalah istri pertama Appa mu?"
"Lalu? Dia berarti yang merebut Appa dariku!" ujar Suzy masih tidak terima.
Berusaha menenangkan sang putri dengan usapan lembut di kedua pipinya. "Suzy-ya dengarkan Eomma. Cinta itu tidak bisa padam begitu saja hanya dengan pernikahan bersama orang lain. Eomma mungkin memiliki raga Appa-mu, tetapi tidak untuk hatinya."
Isakan disertai embusan napas kasar yang lolos dari bibir Suzy, mengakhiri putaran memori yang tidak akan pernah terlupakan. Entah rasa apa yang masih tersisa di hati Suzy tentang wanita yang dicintai oleh Ayahnya. Ia memang tidak bisa menerima kenyataan pahit itu. Kenyataan jika sang Ayah membagi cintanya kepada putri yang lain. Kenyataan jika sang Ayah yang sempurna di mata Suzy tidak berbeda dengan pria lain. Kenyataan jika sang Ayah tidak mampu membagi hati untuk sang ibu. Menyedihkan, sangat menyedihkan, hidup berpuluh tahun bersama tetapi tidak mendapatkan cinta dari seorang suami.
Min Ah selalu berkata jika Tuan Park berhasil menjadi ayah yang baik untuk Suzy, tetapi gagal menjadi suami yang baik untuknya. Bagi Suzy, pria itu gagal menjadi seorang ayah maupun seorang suami yang baik.
"Suzy-ya, sudah sampai," ucap Soobong yang membuat Suzy buru-buru mengusap air matanya dengan tangan kosong. "Suzy-ya, kau baik-baik saja?" tanya Soobong kembali.
Menganggukkan kepala sembari bertutur, "Aku tidak apa-apa Oppa."
"Baiklah, kalau begitu kau masuk dulu ke ruangan Yunki-nim. Aku mau ke kamar mandi sebentar." Soobong menjelaskan. Hari ini ada beberapa kontrak yang akan dibicarakan oleh Yunki kepada Suzy.
Kaki jenjang Suzy tersibak ketika angin siang menerpa tubuh. Gaun selutut yang ia kenakan berkibar memperlihatkan kulit mulus pada kakinya. Ia masih mengenakan kacamata hitam untuk menutupi matanya yang bengkak akibat menangis beberapa waktu yang lalu. Beberapa staf di YK entertainment menganggukkan kepala santun ketika berpapasan dengan Suzy. Well, ia sekarang merupakan artis yang berpengaruh di label tersebut. Belum lagi rumor berpacaran yang sedang menjadi topik pembicaraan para staf kantor. Ketahuilah ciuman yang tiba-tiba mendarat tersebut disaksikan oleh beberapa pasang mata, di mana tidak ada yang bisa menutup mulut mereka.
Derit pintu yang digeser membuat Yunki menatap ke sumber suara. Ia menelan saliva berulang ketika melihat presensi Suzy muncul dari sana. Jantungnya tiba-tiba berdebar tidak normal. Well, meskipun itu adalah debaran normal bagi orang yang sedang jatuh cinta.
Menundukkan tubuh ke arah Yunki, sesaat Suzy melupakan kelakuan gilanya semalam. "Selamat siang Yunki-nim."
"Se-selamat siang," jawab Yunki merasa bingung. "Su-suzy-ya, kau baik-baik saja?"
Melepaskan kacamata hitamnya dan menatap ke arah Yunki, "ya aku baik-baik sa-" Ucapan Suzy terpotong ketika melihat wajah Yunki. Secepat kilat Suzy menundukkan wajahnya karena teringat kejadian semalam.
Wajahnya seperti disiram tomat karena malu. Entah apa yang harus dilakukan Suzy kali ini, meminta maaf atau menyatakan cinta.
Menyatakan cinta? Itu sama Suzy memasukkan diri dalam masalah. Meminta maaf membuatnya seperti orang yang tidak tahu malu.
"Aku tidak akan membahas kejadian semalam," ujar Yunki dengan langkah mendekat kepada Suzy. Pria berkulit pucat itu duduk di samping Suzy dan membuatnya semakin canggung. "Yang jelas aku tidak berbohong tentang perasaanku. Terlihat memalukan memang, tapi aku cukup lama memendam rasa ini untukmu. Bagaimana jika kita menjalaninya dengan perlahan," jelas Yunki.
Ingin rasanya Suzy merutuki Yunki. Pria itu berkata tidak akan membahas kejadian semalam, tetapi sedari tadi mulutnya berucap tanpa henti tentang kejadian itu.
Menatap Yunki dengan wajah yang masih bersemu merah. "Perlahan?"
"Yah, pelan-pelan saja. Aku masih terkejut ketika mengetahui jika kamu memiliki rasa yang sangat. Sulit dipercaya," ucap Yunki yang sesekali mengulas senyum bahagia.
Suzy menelan saliva berulang. Otaknya mendadak tidak mau diajak berpikir untuk mencari solusi. Well, benar jika sang ibu selalu memperingatkan Suzy untuk tidak banyak bicara saat mabuk.
"Suzy-ya." Suara Soobong terdengar bersamaan pintu ruangan Yunki yang terbuka secara tiba-tiba. "Ah, ma-maafkan saya Yunki-nim, tetapi ini berita yang besar," ucapnya dengan tatapan yang masih tertuju pada layar ponsel.
"Berita apa?" tanya Yunki ikut penasaran.
"Berita burukkah?" tanya Suzy yang cukup trauma dengan berita buruk dari media sosial.
Menerima uluran ponsel dari Soobong dan memeta kalimat yang menjadi headline di sebuah artikel.
Model terkenal Angela Suzy yang kini merambah ke dunia tarik suara, dikabarkan menjalin hubungan dengan pemilik YK Entertainment. Para penggemar memberikan dukungan dan turut berbahagia.
Sepasang mata Suzy yang membulat karena terkejut terlempar ke arah Soobong. "Itu berita yang bagus Suzy. Ini bisa jadi awal yang baik untuk karirmu."
"Bagus? Apa maksud Oppa?" tanya Suzy tidak paham.
"Yah, kalau media sudah mengabarkan kau menjalin hubungan dengan pria lain, maka mereka tidak akan seenaknya sendiri membuat artikel tentang romansamu," tutur Soobong.
TO BE CONTINUED....
Hai hai, ada yang masih setia menunggu hihihihi
Maaf ya lama banget aku nggak update, karena cerita ini masih ada yang setia menunggu insyaALLAH aku bakal update setiap SENIN dan KAMIS...
Terima kasih buat teman-teman yang masih nungguin cerita ini, muach...
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro